Anda di halaman 1dari 18

DOSIS OBAT HEWAN

Apt. Yesi Gusnelti, S.Farm.,M.S.Farm


Pendahuluan
 Dosis adalah sejumlah obat yg diberikan kepada penderita, dalam harga rentang tertentu
untuk satu kali pemberian per oral, atau untuk jangka waktu tertentu, dan menghasilkan
pengaruh terapi yg dikehendaki
 Misal : sejumlah obat dalam satuan berat (µg, mg, g, dsb) atau volume (µL, mL, L, dsb)
dan atau satuan Internasional lain seperti IU, %, Rad (utk radiasi), Psi atau Bar (utk
tekanan), dsb
 Penderita pd kelompok hewan tertentu, seperti hewan besar, hewan kecil unggas, hewan
liar. Hewan tsb dapat pula berupa spesies spesifik dari suatu kelompok hewan seperti
anjing, kucing, ayam, dsb
 Harga rentang tertentu atau tidak berentang berarti mengandung nilai antara atau sampai
dengan atau bahkan hanya memiliki nilai tunggal
 Satu kali pemberian maksudnya dengan satu kali pemberian capaian yg diharapkan sudah
terwujud, menghasilkan efek terapi seperti tujuan pengobatan
 Jangka waktu dapat berupa menit, jam atau pun hari dengan pertimbangan sesuai batas
akhir capaian kecukupan kadar terapi
 Pemberian yg dimaksudkan hanya via oral yg langsung masuk ke rongga mulut menuju
bagian lambung. Apabila pemberian melalui rute lain maka harus dituliskan rute
pemberian yg dimaksudkan seperti melalui anus atau intra muskular ataupun intravena dsb
 Memberikan daya terapi berarti harus menghasilkan kecukupan kadar sesuai bentuk
sediaan, rute pemberian, jumlah yg diberikan dan kesiapan, fisiologis kondisi penderita
untuk menerima sejumlah obat dengan kadar kecukupan ttu
Contoh pengaplikasian suatu dosis beserta pengertiannya :

1. Dosis Papaverin HCl untuk anjing = 40 mg, artinya :


 Obat yg diberikan bersatuan berat (mg)
 Penderita adalah hewan spesifik (anjing)
 Subjek tersebut dewasa
 Jumlah yg diberikan tak berentang 40 mg
 Satu kali pemberian
 Diberikan melalui oral masuk ke lambung
 Memberikan daya terapi
2. Dosis Tetracycline untuk anjing 50 mg/kgBB/intravena
Artinya :
 Obat yg diberikan bersatuan berat (mg)
 Penderita adalah hewan spesifik (anjing)
 Subjek tersebut tidak harus dewasa
 Jumlah yg diberikan tak berentang 50 mg
 Satu kali pemberian
 Diberikan melalui intra vena
3. Dosis Ampicilin untuk anjing 50-75 mg/kgBB/hari p.o (dosis terbagi)
Artinya :
 Obat yg diberikan bersatuan berat (mg)
 Penderita adalah hewan spesifik (anjing)
 Subjek tsb tidak harus dewasa (boleh masih disapih hingga sudah tua)
 Jumlah yg diberikan berentang 50-70 mg
 Satu hari pemberian (dalam satu hari dapat 2 kali atau 3 kali, terserah dokternya asal
terbagi)
 Diberikan melalui peroral
 Memberikan daya terapi
4. Dosis Ampicilin untuk anjing 50-70 mg/kgBB p.o (dua kali dalam sehari)
Artinya :
 Obat yg diberikan bersatuan berat (mg)
 Penderita adl hewan spesifik (anjing)
 Subjek tsb tidak harus dewasa
 Jumlah yg diberikan berentang 50-70 mg
 Satu kali pemberian (dalam satu hari hanya diberikan 2x)
 Diberikan melalui per oral
 Memberika daya terapi
Dosis Teramycin 1-3% dicampur makanan
Artinya :
 Obat yg diberikan bersatuan berat (%)
 Penderita adl hewan tak spesifik
 Subjek tsb tidak harus dewasa
 Jumlah yg diberikan berentang 1-3%
 Satu kali pemberian
 Diberikan melalui per oral
 Memberikan daya terapi
Dosis Teramycin 1-3% untuk salep mata
Artinya :
 Obat yg diberikan bersatuan berat (%)
 Penderita adl hewan tak spesifik
 Subjek tsb tidak harus dewasa
 Jumlah yg diberikan berentang 1-3%
 Satu kali pemberian
 Diberikan melalui topikal
 Memberikan efek terapi
Macam-macam Dosis

 Dosis terapi = dosis medisinalis = dosis lazim


Adalah rentang jumlah obat yg diberikan penderita dewasa, satu kali minum atau jangka waktu
ttu secara oral dgn tujuan mendapatkan efek terapi
 Dosis minimal
Adalah jumlah obat terkecil yg mampu memberikan respon terapi pada penderita dewasa satu
kali pemberian atau utk jangka waktu waktu ttu secara oral. Pada dasarnya dosis ini hanya
mampu menghasilkan daya terapi, namun waktu masa terapi relatif lebih pendek dibanding
dosis lazim
 Dosis maksimal
Adalah jumlah obat terbesar (dalam batas aman & belum memperlihatkan gejala keracunan),
satu kali pemberian & mampu memberikan respons terapi pada penderita dewasa secara oral
 Dosis letal
Adalah jumlah obat terkecil yg mampu memberikan kematian thd penderita dewasa pada satu
kali pemberian (dapat melalui parenteral atau non parenteral). Pada dasarnya merupakan
jumlah bahan aktif diatas jumlah dosis maks
 Dosis muatan (loading dose)
Adalah jumlah obat dua kali dosis lazim yg diberikan dengan tujuan utk mendorong
percepatan pencapaian kadar terapi. Dalam pemberian dosis ini akan diperoleh kadar terapi yg
masih dibawah daerah toksik
gambar
 Dosis berganda
Ditujukan utk mendapatkan kadar terapeutik pada jangka waktu ttu sehingga dapat pula
disebut dgn dosis pemeliharaan (maintenance dose)
Dosis berganda ada 3 hal utama :
1. Jumlah obat setiap kali diberikan
2. Interval waktu pemberian
3. Jumlah ulangan dalam satu kurun waktu ttu

 Dosis tunggal (single dose)


Pola pemberian obat satu kali, dimana pemberian satu kali telah mampu menghasilkan kadar
terapi yg menghasilkan respons dinamai obat memuaskan
 Dosis toksik
Jumlah terkecil dari suatu obat yg diberikan pada objek penderita dimana mampu
menghasilkan gejala keracunan (tingkat keracunan rendah, sedang, tinggi)
Dosis toksik dapat terjadi bila :
1. Jumlah obat yg diberikan diatas dosis maks
2. Ketidakcukupan ketersediaan plasma tubuh (misal akibat pendarahan hebat, diare yg terus
menerus, kehilangan elektrolit akibat dehidrasi berat, dsb), meski diberikan dosis lazim
3. Tubuh objek penderita secara alamiah tak memiliki enzim yg mampu memecah jenis obat
yg diberikan, meski diberikan dosis lazim utk umumnya hewan
Faktor-faktor yg mempengaruhi dosis
 Ukuran tubuh
 Faktor genetik
 Variasi spesies
 Anatomi saluran cerna
 Umur
 Jenis kelamin
 Waktu pemberian
 Patologi
 Toleran
 Intoleran
 Temperatur
 Indikasi
Contoh perhitungan dosis hewan

 Misal dosis jamu untuk orng = 7 g. Berapa perkiraan dosis (g/kg BB) jamu untuk tikus
yang setara dengan dosis orang?
Jawaban

 Lihat tabel faktor konversi dosis manusia yg berat


badannya 70 kg ke tikus dengan BB 200 g (faktor
konversi 0,018)
 Rerata BB manusia Indonesia ± 50 kg
 Dosis jamu = 7 g. Jadi utk manusia 70 kg adalah
(70/50) x 7 g = 9,8 g
 Faktor konversi 0,018. Jadi, dosis jamu utk tikus
200 g = 9,8 g x 0,018 = 0,1764 g (per 200 g tikus)

Anda mungkin juga menyukai