Disusun oleh :
2. TINJAUAN PUSTAKA
Indeks Terapi
Indeks terapi adalah rasio antara dosis yang menimbulkan kematian pada 50%
dari hewan percobaan yang digunakan (LD50) dibagi dosis yang memberikan efek
yang diteliti pada 50% dari hewan percobaan yang digunakan (ED50). Semakin
besar/lebar indeks terapi obat semakin besar efek terapeutiknya.
Dosis respon obat
Jika dosis meningkat maka intensitas efek obat pada makhluk hidup juga
meningkat. Jika dosis berlebih maka akan menyebabkan over dosis bahkan
kematian karena rentang indeks terapinya terlalu rendah sehingga
menimbulkan efek toksik. Jika dosis kurang maka tidak akan menimbulkan
efek teurapeutik
Dosis adalah takaran obat yang diberikan kepada pasien yang dapat memberikan
efek farmakologis (khasiat) yang diinginkan. Secara umum penggunaan dosis dalam
terapi dibagi menjadi : dosis lazim dan dosis maksimum/maksimal. Dosis lazim adalah
dosis yang digunakan sebagai pedoman umum pengobatan (yang direkomendasikan dan
sering digunakan) sifatnya tidak mengikat (biasanya diantara dosis mimimum efek dan
dosis maksimum), sedangkan dosis maksimum adalah dosis yang terbesar yang masih
boleh diberikan kepada pasien baik untuk pemakaian sekali maupun sehari tanpa
membahayakan (berefek toksik ataupun over dosis). Untuk terapi sebaiknya
menggunakan pedoman dosis lazim.
Respons individu terhadap obat sangat bervariasi, yaitu dapat berupa:
1. Hiperaktif (dosis rendah sekali sudah dapat memberikan efek);
2. Hiporeaktif (untuk mendapatkan efek, memerlukan dosis yang tinggi sekali);
3. Hipersensitif (orang alergi terhadap obat tertentu);
4. Toleransi (untuk mendapatkan efek obat yang pernah di konsumsi sebelumnya,
memerlukan dosis yang lebih tinggi);
3. ALAT
Alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
Spuit 1 cc
Jarum 24 G
Timbangan hewan
Beker glass 600 ml.
4. BAHAN
Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
Tiopental natrium
Aqua pro injeksi
Hewan percobaan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah mencit jantan
dengan berat badan 20-25 kg
5. PROSEDUR KERJA
Prosedur Kerja Dosis-Respons Obat dan Indeks Terapi
6. DATA PENGAMATAN
No Dosis Log Dosis % Efek tertidur % Efek Kematian (y2)
(mg/kg) (x) (y)
1. 75 1,88 - -
2. 150 2,88 4 -
3. 300 2,47 4 -
4. 450 2,65 4 -
7. PEMBAHASAN
Setiap kelompok terdiri dari 4 ekor mencit, pada kelompok 1 setelah diberikan obat
injeksi thiopental natrium sebanyak 0,06 cc dari hasil pengamatan setelah dilakukan
selama 15 menit tidak ada satupun mencit yang tertidur, pada kelompok 2 terdapat efek
teraupetik yaitu mencit akan tertidur semua setelah diberikan diinjeksikan obat thiopental
sebanyak 0,12 cc, begitu juga pada kelompok 3 dengan dosis 0,24 cc, pada kelompok 4
didapatkan efek teraupetik obat pada mencit, yaitu tertidur dari empat ekor mencit setelah
diberikan dengan dosis 0,36cc.
8. KESIMPULAN
Semakin besar/lebar indeks terapi obat semakin besar efek terapeutiknya.
Jika dosis meningkat maka intensitas efek obat pada makhluk hidup juga
meningkat. Jika dosis berlebih maka akan menyebabkan over dosis bahkan
kematian karena rentang indeks terapinya terlalu rendah sehingga menimbulkan
efek toksik. Jika dosis kurang maka tidak akan menimbulkan efek teurapeutik
9. DAFTAR PUSTAKA
Bertram G. Katzung, S. B. M. A. J. T., 2012. FARMAKOLOGI DASAR & KLINIK. 12th ed. New
York: Mc Graw Hill LANGE.
Gunawan, S. G., 2012. FARMAKOLOGI dan TERAPI. 5th ed. Jakarta: Badan Penerbtt FKUI,
Jakarta.
Handayani, H. S. H. M. S., 2017. Modul Praktikum Farmakologi. 1st ed. Surabaya: Unusa
Press.