Anda di halaman 1dari 3

4.

MMM komplikasi & prognosis CS


1. Prognosis Cushing Syndrome
Pasien.Pasien-pasien yang lebih dari 5 tahun telah berlalu sejak operasi
pertama dipertimbangkan secara lebih rinci (Gbr. 2). Pada 68 pasien dengan dugaan
penyakit Cushing, pengobatan lini pertama adalah operasi hipofisis transsphenoidal
pada semua kecuali 1, di mana tumor besar yang meluas ke segala arah didekati
melalui kraniotomi. Adenomektomi dilakukan pada 49, hemihypophysectomy pada 2
hipofisektomi pada 10, dan eksplorasi (tidak ada adenoma yang teridentifikasi) pada
6. Pada 4 pasien, operasi ulang dilakukan dalam waktu 90 hari setelah operasi
pertama. Prosedur ini dianggap 1 operasi. Tiga ahli bedah saraf, semuanya dengan
pengalaman khusus dalam operasi hipofisis, melakukan 84% operasi.
Pada 45 (66,2%), semuanya dioperasi secara transsphenoidal, kesembuhan
dicapai setelah operasi pertama. Secara imunohistologis, adenoma kortikotrof terbukti
terdapat pada 32 (71,1%). Pada 9 pasien, jaringan yang diajukan untuk pemeriksaan
histologis akhirnya terbukti normal, pada 2 ahli saraf tidak yakin apakah ada
adenoma, dan pada 2 tidak ada jaringan yang terlihat yang diangkat.
Dua puluh pasien yang menjalani bedah saraf tanpa penyembuhan segera juga
dipertimbangkan. Secara histologis, 9 pasien memiliki adenoma corticotroph di
hipofisis. Sebelas dari 20 pasien akhirnya sembuh, 3 setelah bedah saraf tambahan
dan 8 setelah adrenalektomi bilateral.
Sebagai perbandingan, kami menyertakan 25 pasien dengan adenoma adrenal
unilateral. Adrenalektomi/adenomektomi dilakukan dengan laparotomi.
2. Komplikasi
kulit menipis, rapuh, dan mudah memar; penyembuhan luka terganggu; dan
sering terbentuk strie kulit di daerah perut. Resorpsi tulang menyebabkan terjadinya
osteoporosis, yang menimbulkan nyeri punggung dan meningkatnya kerentanan
fraktur. Pasien sindrom Cushing berisiko besar mengalami berbagai infeksi karena
glukokortikoid menekan respons imun. Manifestasi lain mencakup sejumlah
gangguan mental, termasuk suasana hati yang berubah-ubah, depresi, psikosis, serta
hirsutisme dan kelainan haid (Kumar, 2010).

Gambaran Klinis Persentase


Obesitas sentral (sekitar badan dan punggung atas) 85-90%
Wajah bulan (moon facies) 85%
Kelemahan dan mudah lelah 85%
Hirsutisme 75%
Hipertensi 75%
Pletora 75%
Intoleransi glukosa/diabetes 75/20%
Osteoporosis 75%
Kelainan neuropsikiatrik 75-80%
Kelainan haid 70%
Strie kulit (bagian samping perut bawah) 50%

10. MMM komplikasi & prognosis DS


1. Komplikasi
Dermatitis seboroik jarang menimbulkan komplikasi. Namun, karena terdapat
gangguan sawar kulit, risiko terjadinya infeksi misalnya impetigo, dapat ditemukan
pada beberapa kasus. Perjalanan penyakit yang kronik dan berulang berdampak pada
kehidupan psikososial, sehingga menimbulkan gangguan kualitas hidup yang meliputi
rasa tidak nyaman, stigmatisasi, kehilangan rasa percaya diri, dan keterbatasan dalam
aktivitas sosial. Derajat gangguan kualitas hidup seseorang dapat ditentukan
menggunakan Dermatology Life Quality Index (DLQI) (lihat Tabel 4).

Oleh karena itu, tata laksana secara keseluruhan harus ditujukan selain untuk
memperbaiki gejala klinis serta meningkatkan kualitas hidup. Edukasi mengenai
penyakit perlu diberikan pada pasien karena stres psikologis merupakan salah satu
faktor yang dapat memicu timbulnya kembali dermatitis seboroik sehingga menjadi
saling terkait satu sama lain.
2. Prognosis
1. Pada bayi: (3,B)
Penyakit bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya dalam 6-9
bulan.
a. Quo ad vitam: bonam
b. Quo ad functionam: bonam
c. Quo ad sanationam: bonam
2. Pada dewasa: (1,A)
a. Penyakit bersifat kronik residif.
b. Quo ad vitam: bonam
c. Quo ad functionam: bonam
d. Quo ad sanationam dubia ad bonam (RI, 2019)

DAFTAR PUSTAKA
Kumar, A. F., 2010. Dasar Patologis Penyakit. 7th ed. Jakarta: EGC.
RI, K., 2019. fileunduhan_1610340733_5282... - Kementerian Kesehatan. [Online]
Available at: https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1610340733_528261.pdf
[Accessed 4 Desember 2022].

Anda mungkin juga menyukai