Anda di halaman 1dari 24

Naura Thifal Baihaqi

6130019075
Nanda Witris Salamy, dr., M.Si
Skenario dan Kata kunci

Seorang wanita berusia 85 tahun datang dengan keluhan kelemahan pada anggota
gerak kanan dan kesulitan wicara sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit.
Kata Sulit:
· wanita berusia 85 tahun
· kelemahan pada anggota gerak kanan
· kesulitan wicara sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit
POMR
Mind Mapping
Learning Objective

1. MMM Klasifikasi stroke & gangguan irama jantung

2. MMM definisi, etiologi, epidemiologi Stroke

3. MMM patofisiologi Stroke dan AF

4. MMM pathogenesis stroke dan AF

5. MMM Manifestasi klinis dan diagnosis banding stroke

6. MMM tata laksana stroke

7. MMM komplikasi, faktor resiko dan prognosis stroke

8. MMM Edukasi stroke

9. MMM definisi, etiologi, epidemiologi AF

10. MMM Manifestasi klinis dan diagnosis banding AF

11. MMM tata laksana AF

12. MMM komplikasi, faktor resiko dan prognosis AF


Jawaban Learning Objective

1. MMM Klasifikasi stroke & gangguan irama jantung

Klasifikasi
Stroke Iskemik disebut juga infark atau nonhemorrhagic disebabkan oleh gumpalan
atau penyumbatan dalam arteri yang menuju ke otak yang sebelumnya sudah
mengalami prosesaterosklerosis
stroke hemorrhagic merupakan kerusakan atau "ledakan" dari pembuluh darah di otak,
perdarahan dapat disebabkan lamanya tekanan darah tinggi dan aneurisma otak
2. MMM definisi, etiologi, epidemiologi Stroke

definisi

suatu sindrom yang ditandai dengan gejala dan atau tanda klinis yang berkembang dengan cepat yang berupa gangguan

fungsional otak fokal maupun global secara mendadak dan akut yang berlangsung lebih dari 24 jam yang tidak disebabkan oleh

sebab lain selain penyebab vaskuler

etiologi

● Infark otak
● Perdarahan serebral
● Perdarahan Subarakhnoid
● Penyebab lain

Epidemiologi

Di Indonesia Tercatat 28,5% pasien stroke meninggal dunia dan

sisanya mengalami kelumpuhan sebagian atau bahkan total.

Tercatat hanya 15% yang bisa sembuh total dari stroke dan

kecacatan ini.
3. MMM patofisiologi Stroke dan AF
Stroke
terjadi hipoksia
maka otak akan mengalami perubahan metabolik
kematian sel dan kerusakan permanen
AF
Selama fibrilasi atrium/atrial fibrillation (AF) terjadi, aktivitas sel-sel otot jantung di atrium/miosit atrium
(atrial cardiac myocytes) meningkat. Fenomena remodeling listrik dalam konteks ini dijelaskan untuk
pertama kalinya pada tahun 1995. Konsep patofisiologi ini menjelaskan bahwa AF akan berakhir menjadi
AF tahap lebih lanjut dan periode refrakter atrium selama terjadinya AF memendek secara nyata. Sebagai
akibat dari pemendekan progresif periode refrakter atrium yang tidak disertai oleh penyesuaian frekuensi
jantung, maka miosit atrium akan sangat rentan dan oleh karena itu rekurensi dan persistensi kejadian AF
juga meningkat. Pada sejumlah percobaan, bahkan pada atrium yang sehat, bila atrium diberi stimulasi
listrik frekuensi tinggi hanya untuk periode kritis, ternyata proses ini dapat menyebabkan atrium mengalami
AF yang menetap (persistent).
Atrial fibrilasi diduga melibatkan adanya proses remodeling struktural, elektrikal, dan
kontraktilitas. Remodelling struktural merupakan mekanisme yang dianggap paling utama berperan dalam
terjadinya atrial fibrilasi
4. MMM pathogenesis stroke dan AF
Stroke
terganggunya suplai darah menuju otak terganggunya suplai darah menuju otak, dikarenakan terhambatnya
pembuluh darah arteri atau sumbatan pada pembuluh vena sehingga menyebabkan aliran darah berhenti
keadaan yang menyebabkan terhambatnya pembuluh darah pada kasus stroke iskemik yakni emboli pada pembuluh
darah yang berasal dari gumpalan darah atau serpihan plak atheroma yang terbawa aliran darah dan menyebabkan
penyumbatan pada pembuluh darah otak.
AF
Patogenesis Atrial Fibrilasi
Atrial Fibrilasi terjadi akibat dari aktivitas sel-sel otot jantung di atrium/miosit atrium (atrial cardiac myocytes)
meningkat oleh karena remodeling listrik yang terjadi akibat cellular calcium overload atau beban kalsium yang
berlebihan di dalam sel. Penutupan jalan atau blok pada kanal kalsium tipe L akan menyebabkan pemendekan periode
refrakter efektif yang diinduksi oleh AF menjadi terhambat/terinhibisi, maka dari itu pada pasien AF aktivitas sitolik
pada atrium kiri tidak teratur hal ini dikarenakan terdapatnya rangsangan berlebihan yang bersifat multifocal dan
memiliki frekuensi tinggi yang menyebabkan gangguan fungsi kontraktilitas, terjadi penurunan atrial flow velocities
yang menyebabkan statis pada atrium kiri, stasis berkaitan dengan peningkatan risiko kejadian tromboemboli, dan
memudahkan terbentuknya thrombus, Kelainan-kelainan tersebut adalah peningkatan faktor von Willebrand ( faktor VII
), fibrinogen, D-dimer, dan fragmen prothrombin (Rampengan, 2015).
5. MMM Manifestasi klinis dan diagnosis banding stroke
● Manifestasi klinis stroke sebagai berikut (Yonata & Pratama, 2016):
a) Stroke iskemik
● Tanda dan gejala yang sering muncul yaitu:
1. Transient ischemic attack (TIA)
● Timbul hanya sebentar selama beberapa menit sampai beberapa jam dan hilang
sendiri dengan atau tanpa pengobatan. Serangan bisa muncul lagi dalam wujud
sama, memperberat atau malah menetap.
1. Reversible Ischemic Neurogic Difisit (RIND)
● Gejala timbul lebih dari 24 jam.
1. Progressing stroke atau stroke inevolution
● Gejala makin lama makin berat (progresif) disebabkan gangguan aliran darah
makin lama makin berat
● Sudah menetap atau permanen
a) Stroke hemoragik
● Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung dengan daerah otak yang terkena.
1) Lobus parietal, fungsinya yaitu untuk sensasi somatik, kesadaran menempatkan posisi.
2) Lobus temporal, fungsinya yaitu untuk mempengaruhi indra dan memori
3) Lobus oksipital, fungsinya yaitu untuk penglihatan
4) Lobus frontal, fungsinya untuk mempengaruhi mental, emosi, fungsi fisik, intelektual

● Stroke dapat mempengaruhi fungsi tubuh. Adapun beberapa gangguanyang dialami
pasien yaitu (Yonata & Pratama, 2016) :
a. Pengaruh teradap status mental: tidak sadar, confuse
b. Pengaruh secara fisik: paralise, disfagia, gangguansentuhan dan sensasi, gangguan
penglihatan, hemiplegi (lumpuh tubuh sebelah).
c. Pengaruh terhadap komunikasi: afasia (kehilangan bahasa), disartria (bicara tidak
jelas)

● Diagnosis Banding
○ Stroke Mimic
○ Transient Ischemic Attack (TIA)
6. MMM tata laksana stroke
Umum
memperbaiki jalan napas dan mempertahankan ventilasi
menenangkan pasien
menaikkan atau elevasi kepala pasien 30º yang bermanfaat
untuk memperbaiki drainase vena
perfusi serebral dan menurunkan tekanan intrakranial, atasi syok
mengontrol tekanan rerata arterial
pengaturan cairan dan elektroklit, monitor tanda-tanda vital
monitor tekanan tinggi intrakranial
melakukan pemeriksaan pencitraan menggunakan
Computerized Tomography untuk mendapatkan gambaran lesi dan pilihan pengobatan
Farmakologi
Cairan hipertonis
Tissue plasminogen actobator (tPA) secara IV
Aspirin
7. MMM komplikasi, faktor resiko dan prognosis stroke
Komplikasi
Pneumonia aspirasi, infeksi saluran kemih, demam, nyeri, luka tekan, jatuh medis, dan
tromboemboli (emboli paru, thrombosis vena dalam)
Faktor resiko
hipertensi, penyakit arteri koroner atau hiperlipidemia
Prognosis
Berdasarkan jurnal penelitian (Edwardson, et al. 2017) mengemukakan prognosis stroke
bisa berbeda hasilnya bergantung pada beberapa faktor seperti lokasi dan komplikasi,
namun sebagian besar menunjukkan hasil yang kurang baik dan resiko stroke berulang
kemungkinan terjadi
8. MMM Edukasi stroke
● Program Pemerintah yang sedang digalangkan saat ini adalah GERMAS yakni program
CERDIK dan PATUH yang senantiasa disosialisasikan kepada masyarakat. CERDIK merupakan
singkatan dari pemaparan Cek Kesehatan secara berkala, kemudian E adalah Enyahkan asap rokok,
dilanjutkan dengan R yakni Rajin olahraga, kemudian D adalah Diet seimbang, diikuti dengan I yakni
Istirahat cukup, dan terakhir K yang artinya Kelola stress. CERDIK dianggap sebagai Langkah
pencegahan yang dilakukan untuk terhindar dari PTM, pada pengabdian masyarakat ini difokuskan
untuk pencegahan terjadinya stroke.
● Program PATUH yang dikondisikan untuk penyakit tidak menular untuk menghindari kondisi
yang lebih parah sehingga diberikan penanganan secara holistic serta komprehensif dalam proses
pemulihan utamanya pada bidang keperawatan (Kemenkes RI 2019). PATUH adalah singkatan dari
pernyataan P yakni Periksa Kesehatan secara rutin berdasarkan anjuran dokter, kemudian A adalah
Atasi Penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur, selanjutnya T yakni Tetap diet berdasarkan
gizi seimbang, sedangkan U adalah Upayakan aktivitas fisik secara aman dan yang terakhir H yang
artinya Hindari asap rokok, alkohol beserta zat karsionegenik (Dewi, 2022).
9. MMM definisi, etiologi, epidemiologi AF
● Definisi
○ Atrial fibrilasi merupakan suatu keadaan aritmia supraventrikular yang ditandai oleh adanya aktivasi
atrium yang tidak terkoordinasi sehingga atrium mengalami penurunan fungsi mekanik
• Etiologi
• kelainan aktivitas kelistrikan jantung sehingga terjadi aliran kembali impuls
pada miosit jantung.
• Epidemiologi
• Prevalensi FA ditemukan lebih rendah pada penduduk Asia dibandingkan Eropa
dengan estimasi sekitar 0,7–1,1% pada penduduk Asia yang berusia 40 tahun ke
atas. Estimasi prevalensi FA di Korea Selatan adalah 0,7%, Tiongkok 0,77%,
Taiwan 1,1%, dan Jepang 0,86%
10. MMM Manifestasi klinis dan diagnosis banding AF
Manifestasi Klinis
ansietas, palpitasi, dispneu, pusing, nyeri dada, cepat Lelah dan gejala tromboemboli
Diagnosis Banding
Atrial Flutter
Atrial Takikardia
Sindrom Wolff-Parkinson-White (WPW)
11. MMM tata laksana AF
pencegahan kejadian tromboemboli
mengatasi simtom terkait AF
tata laksana optimal terhadap penyakit kardiovaskular yang menyertai
mengontrol laju jantung
memperbaiki gangguan irama.Penting sekali
mengidentifikasi pasien FA yang memiliki risiko tinggi stroke dan tromboemboli
12. MMM komplikasi, faktor resiko dan prognosis AF
Komplikasi
stroke dan gagal jantung
Faktor Risiko
Usia tua, DM, Hipertensi, Gagal jantung
PROGNOSIS
Pada pasien yang memiliki riwayat AF prognosisnya tidak begitu baik. Riwayat AF dapat
meningkatkan resiko stroke, infark miokard, dan kematian. (Ko, et al. 2016)
13. MMM Edukasi AF
Mengonsumsi makanan yang sehat untuk jantung serta
membatasi asupan garam, lemak, dan kolesterol
Menghentikan kebiasaan merokok
Membatasi konsumsi alkohol dan kafein.
Menjaga berat badan yang normal
Mengendalikan tekanan darah dan kadar kolesterol dalam darah (Kemenkes RI 2018)
Kesimpulan
● Seorang wanita berusia 85 tahun datang dengan Keluhan kelemahan pada anggota gerak
kanan Kesulitan wicara sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit Keluhan tersebut terjadi
mendadak terdapat riwayat Atrial Fibrilasi persisten sejak 5 tahun lalu tanpa mengonsumsi
terapi OAC rutin pada Pemeriksaan nervus kranialis menunjukkan paresis nervus. XII
dekstra tipe sentral. Pemeriksaan motorik berupa hemiparesis dekstral dengan kekuatan
motorik 1 pada sisi kanan dan kekuatan 5 pada sisi kiri. Didapatkan hasil normotonus,
eutrofi, dengan pergerakkan pasien terbatas. pada ekstremitas dekstra. Pemeriksaan refleks
fisiologis menunjukkan kondisi hiporefleks pada seluruh ekstremitas tetapi belum
ditemukan refleks patologis dengan Sensibilitas pasien baik. Pada pemeriksaan penunjang
dengan CT-Scan Menunjukkan infark serebri multipel di daerah ganglia basalis bilateral
terutama sisi kiri. Dari hasil pemeriksaan diatas dapat disimpulkan bahwa pasien
mengalami stroke iskemik dengan atrial fibrilasi.
Daftar Pustaka
● Affandi, I.G. & Reggy, P. 2016. Pengelolaan Tekanan Tinggi Intrakranial pada Stroke. CDK-238. Volume 43, Nomor 3 (Hlm. 180-184)

● American Heart association (AHA). 2015. Health Care Research : Coronary Heart Disease.
● Andika, A.G., dkk. 2021. Tatalaksana Aritmia: Fibrilasi Atrial. Medula. Volume 1, Nomor 3

● Andika, G.A., Sukohar, A. and Yonata, A., 2021. Tatalaksana Aritmia: Fibrilasi Atrial. Medical Profession Journal of Lampung, 11(3),
pp.247-252.

● Arifianto, A S. Sarosa M. Setyawati O. 2014. Klasifikasi Stroke Berdasarkan Kelainan Patologis dengan Learning Vector Quantization,
Jurnal EECCIS Vol.8, No.2, 117-122

● Armyati, E. O., & Pravitasari, D. N. (2022). Gambaran Tingkat Kecemasan pada Lansia Terhadap Penyakit Stroke Di Puskesmas Ponorogo
Selatan. Jurnal Health Sains, 3(4), 556-564.

● Azmi, A. B., Yanni, M., & Efrida, E. (2020). Profil Klinis Pasien Fibrilasi Atrium di RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode 1 Januari–31
Desember 2017. Jurnal Kesehatan Andalas, 9(1S), 1.

● Cahya, R A. Dewi C. Rahayudi B. 2018. Klasifikasi Aritmia Dari Hasil Elektrokardiogram Menggunakan Support Vector Machine Dengan
Seleksi Fitur Menggunakan Algoritma Genetika, Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. Vol. 2, No. 3, 1170-1178.
● Chhabra L, Goyal A, Benham MD. Wolff Parkinson White Syndrome. 2022.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554437/
● Dewi, N. L. P. T., 2022. Edukasi Metode CERDIK Dan PATUH Modifikasi Gaya Hidup Sehat Dalam
Upaya Mencegah Kejadian Stroke Berulang. JURNAL EMPATHY Pengabdian Kepada Masyarakat,
III(1), pp. 43-44.
● Edwardson, M.A., Dromerick, A., Kasner, S.K. and Dashe, J., 2017. Ischemic stroke prognosis in
adults. Uptodate [accessed 15 Dec 2016] Available from: https://www. uptodate.
com/contents/ischemic-stroke-prognosis-in-adults.
● Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta : EGC, 1022
● Hald EM, Rinde LB, Løchen ML, et al. (2018) Atrial Fibrillation and Cause-Specific Risks of
Pulmonary Embolism and Ischemic Stroke. J Am Heart Assoc.

Anda mungkin juga menyukai