1. Definisi
Stroke adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan hilangnya fungsi otak
secara akut dan dapat menimbulkan kematian. Stroke terjadi akibat pembuluh
darah yang membawa oksigen dan darah ke otak mengalami penyumbatan dan
rupture, kekurangan oksigen menyebabkan fungsi kontrol gerakan tubuh yang
dikendalikan otak tidak berfungsi (Dipiro 11th, 2009).
2. Etilogi
a) Stroke hemoragik
b) Stroke iskemik
Disebabkan oleh oklusi dalam arteri serebral atau dan mengakibatkan oklusi
arteri serebral. Aterosklerosis arteri, intrakranial atau ekstrakranial, serta
kerusakan arteri, dapat menimbulkan stroke iskemik. Emboli juga bisa timbul
terpusat dari jantung pada pasien dengan fibrilasi atrium, penyakit katup jantung,
atau masalah jantung protrombogenik lainnya (Dipiro 11th, 2009)
3. Patofisiologi
Stroke iskemik adalah manifestasi dari defisit neurologis karena oklusi arteri
serebral, yang menyebabkan penurunan aliran darah serebral. Oklusi arteri ini
paling sering disebabkan oleh emboli arteri-ke-arteri, emboli jantung, atau oleh
perubahan vaskular yang menyebabkan oklusi serebral arteri itu sendiri. Aliran
darah otak dipertahankan pada tingkat rata-rata 50 mL / 100 g per menit pada
berbagai tekanan darah (tekanan arteri rata-rata 50-150 mm Hg) dengan proses
yang disebut autoregulasi otak. Pembuluh darah otak melebarkan dan menyempit
sebagai respons terhadap perubahan tekanan darah, tetapi proses ini dapat
terganggu oleh aterosklerosis, hipertensi kronis, dan cedera akut, seperti Stroke.
Penurunan aliran darah otak karena oklusi arteri dapat menyebabkan infark
jaringan otak. Sekitar area inti infark adalah jaringan yang iskemik tetapi dapat
mempertahankan integritas membran dan disebut sebagai iskemik Penumbra.
Penumbra ini adalah area jaringan otak yang berpotensi diselamatkan dengan
intervensi farmakologis dan endovaskular yang mendesak pada stroke iskemik
akut. Pasokan oksigen yang tidak mencukupi dalam jaringan iskemik
menyebabkan penipisan adenosin trifosfat (ATP) dengan akumulasi laktat
berikutnya karena metabolisme anaerobik dan akumulasi natrium dan air
intraseluler, yang menyebabkan edema sitotoksik dan sel lisis.
4. Epidemiologi
Saat ini ada 7,2 juta penderita stroke di Amerika Serikat dan stroke adalah
penyebab utama kecacatan orang dewasa, dengan wanita memiliki hasil yang
lebih buruk daripada Pria. Sebagian karena kebutuhan rehabilitasi pascarawat inap
yang mahal dan perawatan di panti jompo, biaya tahunan stroke di Amerika
Serikat diperkirakan menjadi $ 40,1 miliar. Tidak semua kelompok mendapat
manfaat yang sama dari kemajuan dalam perawatan dan pencegahan stroke. Orang
Afrika-Amerika memiliki tingkat stroke 1,5 kali lipat dari orang kulit putih. Dan
perbedaannya hingga empat kali lipat pada usia yang lebih muda. Selain itu,
banyak negara bagian di Tenggara Amerika Serikat memiliki tingkat kematian
stroke 30% hingga 40% lebih tinggi (Dipiro 11th, 2009)
a) Terapi Non-Farmakologi
Pembedahan (Surgical Intervention)
Intervensi Endovaskuler
b) Terapi Farmakologi
Terapi pada stroke akut adalah menghilangkan sumbatan pada aliran darah
dengan menggunakan obat. Terapi yang dilakukan antara lain :
Terapi Trombolitik
1. Trombolitik Intravena
2. Trombolitik Intraarteri
3. Terapi Antiplatelet
4. Terapi Antikoagulan
1. Definisi
Penyakit tukak lambung (PUD) berbeda dari gastritis dan erosi karena ulkus
lebih besar (lebih besar dari atau sama dengan 5 mm) dan meluas lebih dalam ke
mukosa muskularis (Dipiro 11th, 2009)
2. Epidemiologi
b) Terapi Farmakologi
Terapi lini pertama dengan Pompa Proton Inhibitor (PPI) dengan berbasis,
regimen tiga obat selama 10 sampai 14 hari. Jika pengobatan kedua
diperlukan, regimen harus mengandung antibiotik yang berbeda, atau
regimen empat obat dengan bismuth, metronidazol, tetrasiklin, dan PPI
harus digunakan.
Bismuth-based quadruple direkomendasikan sebagai alternatif bagi pasien
alergi terhadap penisilin. Semua obat kecuali PPI harus diminum dengan
makanan dan sebelum tidur.
Dalam sequential therapy, antibiotik diberikan secara berurutan daripada
bersama-sama. Alasannya adalah untuk pengobatan antibiotik yang
resisten (misalnya, amoksisilin) kemudian dilanjutkan dengan antibiotik
yang berbeda (misalnya, klaritromisin dan metronidazol).
Jika pengobatan awal gagal untuk memberantas H.Pylori, pengobatan lini
kedua harus:
1. Menggunakan antibiotik yang tidak termasuk dalam regimen awal,
2. Menggunakan antibiotic yang tidak terkait dengan resistensi
3. Menggunakan obat yang memiliki efek topikal (misalnya, bismut).
4. Memperpanjang durasi pengobatan hingga 14 hari.
5. PPI-based quadruple adalah terapi lini kedua yang paling umum
digunakan setelahnya yaitu regimen ppi-amoksisilin-klaritromisin.
Pasien dengan ulkus karena mengkonsumi obat-obatan NSAID harus diuji
untuk menentukan status H.Pylori. Jika H.Pylori positif, mulailah
pengobatan dengan regimen tiga obat berbasis PPI. Jika H.Pylori negatif,
hentikan obat NSAID dan obati dengan PPI, H2RA, atau sukralfat
Jika NSAID harus dilanjutkan meskipun mengalami ulserasi, mulailah
pengobatan dengan PPI (jika H.Pylori negatif) atau regimen tiga obat
berbasis PPI (jika H.Pylori positif). Terapi dengan PPI atau misoprostol
atau beralih ke (COX-2) direkomendasikan untuk pasien yang berisiko
mengalami komplikasi ulkus (Pharmacotherapy Handbook 9th, 2014)
Batasi terapi pemeliharaan dengan PPI atau H2RA untuk pasien berisiko
tinggi dengan komplikasi ulkus, pasien yang gagal terapi H.Pylori.
Referensi :
Fagan, SC and Hess D. Stroke In: Dipiro JT, Talbert RL, Yee GC, Matzke G,
Wells BC and Posy LM. Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach 9th
edition. United State of America: The McGraw-Hill Companies; 2014.