Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

PRAKTIKUM FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI


PERCOBAAN 3
ANTIPIRETIK

Nama : Rafika Primadona


NIM : 1041911117
Kelompok :K
Sub. Kelompok : Kelompok 2
Tanggal Praktikum : 10 Maret 2021

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIFAR “YAYASAN PHARMASI SEMARANG”
SEMARANG
2021
A). TUJUAN

1. Mengenal satu cara untuk mengevaluasi secara eksperimental efek antipiretik suatu obat.

2. Mampu membedakan potensi antipiretik dari beberapa golongan kimia obat-obatan


antipiretik.

3. Mampu merumuskan beberapa kriteria antipiretik untuk senyawa-senyawa yang diduga


potensial untuk maksud ini.

4. Menyadari pendekatan sebaik-baiknya untuk mengatasi panas.

B). DASAR TEORI


Demam adalah suatu mekanisme pertahanan tubuh melawan infeksi. Bakteri dan virus
yang menyebabkan infeksi pada manusia yang menyebabkan suhu tubuh naik menjadi 37 oC.
Meningkatnya suhu tubuh beberapa derajat dapat membantu tubuh melawan infeksi. Demam
akan mengaktifkan system kekebalan tubuh untuk membuat lebih banyak sel darah putih,
membuat lebih banyak antibodi untuk melawan infeksi. (Wibowo,2006)
Pada umumnya demam adalah juga suatu gejala dan bukan merupakan penyakit
tersendiri. Kini para ahli sependapat bahwa demam adalah suatu reaksi tangkis yang berguna
dari tubuh terhadap infeksi. Pada suhu diatas 37 oC limfosit dan makrofag menjadi lebih aktif.
Bila suhu melampaui 40oC-41oC barulah terjadi situasi kritis yang bisa menjadi fatal, karena
tidak terkendalikan lagi oleh tubuh. (Tjay, T.H,2006)
Yang mengatur suhu tubuh kita adalah hipotalamus yang terletak diotak. Hipotalamus
ini berperan sebagai thermostat. Hipotalamus, kita mengetahui berapa suhu tubuh kita yang
seharusnya dan akan mengirimkan pesan ke tubuh kita untuk menjaga suhu tersebut agar
tetap stabil. Pada saat kuman masuk ketubuh dan membuat kita sakit, mereka seringkali
menyebabkan beberapa zat kimia tertentu beredar dalam darah kita dan mencapai
hipotalamus. Pada saat hipotalamus tau bahwa ada kuman, maka secara otomatis akan
mengeset thermostat tubuh kita lebih tinggi. Misalnya suhu tubuh kita seharusnya 37 oC,
thermostat akan berkata bahwa karena ada kuman maka suhu tubuh kita harusnya 38,9 oC.
Ternyata dengan suhu tubuh yang lebih tinggi adalah cara tubuh kita berperan dalam
melawan kuman dan membuat tubuh kita menjadi tempat yang tidak nyaman bagi kuman.
(Wibowo. S,2006)
Demam merupakan mekanisme alamiah tubuh dalam menetraliasi virus yang masuk.
Masyarakat sering kali menganggapnya sebagai sesuatu hal yang umum. Akibatnya, sikap
mengobati sendiri menjadi kecenderungan mayoritas masyarakat Indonesia (swamedikasi).
Obat antidemam (Antipiretik) biasanya memang dijual bebas. Beberapa golongan yang
beredar di pasaran meliputi parasetamol, asam salisilat, dan ibuprofen. Perbedaan terletak
pada derajat antidemam dan antinyeri, selain efek sampingnya.
Kendati sama-sama obat pereda panas, tidak semua jenis obat ini sama berfungsi
sama untuk semua kasus demam, jadi indikasi pemakaian juga harus tepat. Berdasarka
rekomendasi WHO pada 1997, pemakaian obat antidemam golongan parasetamol lebih tepat
untuk meredakan demam DBD. “Obat pilihan pertama untuk menurunkan demam pada
dengue adalah parasetamol. Hal ini harus diikuti dengan asupan cairan yang cukup seperti
oralit, jus buah dan susu,” kata dokter spesialis anak. (Anonim 2, 2009).

Antipiretik adalah zat-zat yang dapat mengurangi suhu tubuh. Obat analgesik,
antipiretik serta obat antiinflamasi non steroid (OAINS) merupakan suatu kelompok obat
yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda secara kimia. Walaupun demikian
obat-obat ini ternyata memiliki banyak persamaan dalam efek terapi maupun efek samping.
Prototipe obat golongan ini adalah aspirin, karena itu banyak golongan dalam obat ini sering
disebut obat mirip aspirin (Aspirin-like drugs).

Klasifikasi kimiawi OAINS sebenarnya tidak banyak manfaat kimianya karena ada
OAINS dari subgolongan yang sama memiliki sifat yang berbeda. Sebaliknya ada OAINS
yang berbeda subgolongan tapi memiliki sifat yang serupa.

Sebagian besar efek terapi dan efek sampingnya berdasarkan atas penghambatan
biosintesi prostaaglandin (PG). Mekanisme kerja dan yang berhubungan dengan sistem
biosintesis prostaglandin ini mulai diperlihatkan secara invitro bahwa dosis rendah Aspirin
dan Indometasin menghambat produksi enzimatik prostaglandin. Prostaglandin akan
dilepaskan bilamana sel akan mengalami kerusakan. (Anonim 1, 2009)

Mekanisme kerja antipiretik yaitu demam terjadi bila titik pengaturan (set-point) pusat
termoregulasi dalam hipotlamus anterior meningkat. Hal ini dapat disebabkan oleh sintesi
PGE2, yang dirangsang ketika suatu agen penghasil demam endogen (pirogen), seperti
sitokin, dilepaskan dari sel darah putih yang diaktifkan oleh infeksi, hipersensitivitas,
keganasan, atau inflamasi. Salicylate menurunkan suhu tubuh pada pasien demam melalui
penggangguan sintesis dan pelepasan PGE2. Aspirin mengatur ulang “termostat” menjadi
normal dan menurunkan secara cepat suhu tubuh pasien demam dengan meningkatkan
penghilang panas sebagai akibat dari vasodilatasi perifer dan berkeringat. Aspirin tidak
memiliki efek terhadap suhu tubuh normal. Diflunisal tidak menurunkan demam karena tidak
melewati sawar darah-otak. (Richard A. Harvey, 2018)

C). ALAT DAN BAHAN

o Alat
1. Jarum suntik oral
2. Termometer rektal
3. Spuit 2 ml
o Bahan
1. Vaksin pepton
2. Suspensi CMC Na
3. Bahan obat : Ibuprofen, Na diklofenak, Asam mefenamat, Metilprednisolon,
dan Deksamethasone
4. Hewan uji : tikus putih jantan

D). SKEMA KERJA

Tiap kelompok mendapatkan 4 tikus

Diukur suhu normal setiap tikus dan dicatat

3 tikus diberikan vaksin pepton dan 1 tikus sebagai kontrol

Setiap 30 menit diukur suhu tubuhnya selama 1 jam

Diberikan obat secara oral dan tikus kontrol diberikan suspensi CMC Na

Diukur suhu tubuh selang 20 menit sampai menit ke 150

Keterangan :
Kelompok G = Ibuprofen Kelompok J = Asam mefenamat
Kelompok H = Na diklofenak Kelompok K = Parasetamol
Kelompok I = Metilprednisolon Kelompok L = Deksamethasone
E). DATA PENGAMATAN
F). PERHITUNGAN
1). Ibuprofen

 Perhitungan Dosis Peroral


-Dosis = 200 mg/ 50 kgBB manusia
70 kg
-Dosis manusia 70 kg = x 200 mg = 280 mg/70 kgBB manusia
50 kg
-Konversi dosis dari manusia ke tikus = 280 mg x 0,018 = 5,04 mg/200g tikus
BB tikus terbesar
-Dosis tikus terbesar ¿ × dosis
200 gram
230 g
¿ ×5,04 mg=5,7960mg /230 gramtikus
200 g

Dosis TikusTerbesar 5,7960 mg


-C stok = =¿ =¿ 2,3184 mg/ml
½ × pemberian maksimal 1/2 x 5,0 ml

-Jumlah obat yang dirimbang untuk stok 25 ml

-Konsentrasi larutan stok × volume larutan ¿ 2,3184 mg/ml × 25 ml¿ 57,9600 mg

 Perhitungan Dosis dan Volume Pemberian (Vp) secara Per oral

Tikus Dosis Volume Pemberian


220 g 5,544 mg
Tikus 1 x 280 mg x 0,018 = 5,544 mg = 2,39 ml
200 g 2,3184 mg/ml
230 g 5,796 mg
Tikus 2 x 280 mg x 0,018= 5,796 mg = 2,50 ml
200 g 2,3184 mg/ml
220 g 5,544 mgmg
Tikus 3 x 280 mg x 0,018 = 5,544 mg = 2,39 ml
200 g 2,3184 mg/ml

 Perhitungan Dosis CMC Na 0,5%

0,5 gram g
-Pembuatan CMC Na 0,5% ¿ =0,005
100 ml ml

g
-Vp ¿ 0,005 × 240 g=1,2 ml
ml

 Pembuatan Pepton

-Dosis pemberian Pepton = 300 mg/kg BB tikus


230 g
-Dosis tikus terbesar = x 300 mg/kgBB tikus = 345 mg/kgBB
200 g

345 mg
-C Stok = = 138 mg/ml
½ ×5 ml

 Dosis pepton per hewan uji

Pepton ( 300mg/200g BB Tikus)

Tikus Dosis Volume Pemberian


220 g 330 mg
Tikus 1 x 300 mg = 330 mg Vp = = 2,3913 ml
200 g 138 mg/ml
230 g 345 mg
Tikus 2 x 300 mg = 345 mg Vp = = 2,5 ml
200 g 138 mg/ml
220 g 330 mg
Tikus 3 x 300 mg = 330 mg Vp = = 2,3913 ml
200 g 138 mg/ml

2). Na Diklofenak

 Perhitungan Dosis Peroral


-Dosis = 50 mg/ 50 kgBB manusia
70 kg
-Dosis manusia 70 kg = x 50 mg = 70 mg/ 70 kg BB manusia
50 kg
-Konversi dosis dari manusia ke tikus = 70 mg x 0,018 = 1,26 mg/200g tikus
BB tikus terbesar
-Dosis tikus terbesar ¿ × dosis
200 gram

235 g
¿ ×1,26 mg=1,4805 mg/ gramtikus
200 g

Dosis TikusTerbesar 1,4805mg


-C stok =¿ =¿ =¿ 0,5922 mg/ml
½ × pemberian maksimal 1/2 x 5 ml

-Jumlah obat yang ditimbang untuk stok 25 ml

-Konsentrasi larutan stok × volume larutan ¿ 0,5922 mg/ml × 25 ml¿ 14,8050 mg

 Perhitungan Dosis dan Volume Pemberian (Vp) secara Per oral

Tikus Dosis Volume Pemberian


225 g 1,4175 mg
Tikus 1 x 70 mg x 0,018 = 1,4175 mg = 2,39 ml
200 g 0,5922mg /ml
235 g 1,4805 mg
Tikus 2 x 70 mg x 0,018 = 1,4805 mg = 2,50 ml
200 g 0,5922mg /ml
220 g 1,3860 mg
Tikus 3 x 70 mg x 0,018 = 1,3860 mg = 2,34 ml
200 g 0,5922mg /ml

 Perhitungan Dosis CMC Na 0,5%


0,5 gram g
-Pembuatan CMC Na 0,5% ¿ =0,005
100 ml ml
g
-Vp ¿ 0,005 × 235 g=1,175 ml
ml
 Pembuatan Pepton
-Dosis pemberian Pepton = 300 mg/kg BB tikus
235 g
-Dosis tikus terbesar = x 300 mg/kgBB tikus = 352,5 mg/kgBB
200 g
352,5 mg
-C Stok = = 141 mg/ml
½ ×5 ml
 Dosis pepton hewan uji

Pepton ( 300mg/200g BB Tikus)

Tikus Dosis Volume Pemberian


225 g 337,5 mg
Tikus 1 x 300 mg = 337,5 mg Vp = = 2,3936 ml
200 g 141mg/ml
235 g 352,5
Tikus 2 x 300 mg = 352,5 mg Vp = = 2,5 ml
200 g 141mg/ml
220 g 330 mg
Tikus 3 x 300 mg = 330 mg Vp = = 2,3404 ml
200 g 141mg/ml

3). Metilprednisolon

 Perhitungan Dosis Peroral


-Dosis = 8 mg/ 50 kgBB manusia
70 kg
-Dosis manusia 70 kg = x 8 mg = 11,2 mg/ 70 kg BB manusia
50 kg
-Konversi dosis dari manusia ke tikus = 11,2 mg x 0,018 = 0,2016 mg/200g tikus
BB tikus terbesar
-Dosis tikus terbesar ¿ × dosis
200 gram
230 g
¿ ×0,2016 mg=0,2318 mg/230 gramtikus
200 g

Dosis TikusTerbesar 0,2318 mg


-C stok =¿ =¿ =¿ 0,0927 mg/ml
½ × pemberian maksimal 1/2 x 5 ml

-Jumlah obat yang dirimbang untuk stok 25 ml

-Konsentrasi larutan stok × volume larutan ¿ 0,0927 mg/ml × 25 ml¿ 2,3175 mg

 Perhitungan Dosis dan Volume Pemberian (Vp) secara Per oral

Tikus Dosis Volume Pemberian


210 g 0,2117 mg
Tikus 1 x 11,2 mg x 0,018 = 0,2117 mg = 2,28 ml
200 g 0,0927 mg/ml
230 g 0,2318 mg
Tikus 2 x 11,2 mg x 0,018 = 0,2318 mg = 2,50 ml
200 g 0,0927 mg/ml
220 g 0,2218 mg
Tikus 3 x 11,2 mg x 0,018 = 0,2218 mg = 2,39 ml
200 g 0,0927 mg/ml

 Perhitungan Dosis CMC Na 0,5%

0,5 gram
-Pembuatan CMC Na 0,5% ¿ =0,005 g/ml
100 ml

g
-Vp ¿ 0,005 × 230 g=1,15 ml
ml

 Pembuatan Pepton
-Dosis pemberian Pepton = 300 mg/kg BB tikus
230 g
-Dosis tikus terbesar = x 300 mg/kgBB tikus = 345 mg/kgBB
200 g
345 mg
-C Stok = = 138 mg/ml
½ ×5 ml
 Dosis pepton per hewan uji
Pepton ( 300mg/200g BB Tikus)

Tikus Dosis Volume Pemberian


210 g 315 mg
Tikus 1 x 300 mg = 315 mg Vp = = 2,2826ml
200 g 138 mg/ml
230 g 345 mg
Tikus 2 x 300 mg = 345 mg Vp = = 2,5 ml
200 g 138 mg/ml
220 g 330 mg
Tikus 3 x 300 mg = 330 mg Vp = = 2,3913 ml
200 g 138 mg/ml

4). Asam Mefenamat

 Perhitungan Dosis Peroral


-Dosis = 500 mg/ 50 kgBB manusia
70 kg
-Dosis manusia 70 kg = x 500 mg = 700 mg/ 70 kg BB manusia
50 kg
-Konversi dosis dari manusia ke tikus = 700 mg x 0,018 = 12,6 mg/ 200g tikus
BB tikus terbesar
-Dosis tikus terbesar ¿
200 gram
240 g
¿ ×12,6 mg=15,12 mg/240 gram tikus
200 g

Dosis Tikus Terbesar 15,12 mg


-C stok = =¿ =¿ 6,048 mg/ml
½ × pember ianmaksimal 1/2 x 5 ml

-Jumlah obat yang dirimbang untuk stok 25 ml

-Konsentrasi larutan stok × volume larutan ¿ 6,048 mg/ml × 25 ml¿ 151,2 mg

 Perhitungan Dosis dan Volume Pemberian (Vp) secara Per oral

Tikus Dosis Volume Pemberian


240 g 15,12mg
Tikus 1 x 700 mg x 0,018 = 15,12 mg Vp = = 2,5 ml
200 g 6,048 mg/ml
215 g 13.55 mg
Tikus 2 x 700 mg x 0,018 = 13,55 mg Vp = = 2,24 ml
200 g 6,048 mg/ml
225 g 14,18 mg
Tikus 3 x 700 mg x 0,018 = 14,18 mg Vp = = 2,34 ml
200 g 6,048 mg/ml
 Perhitungan Dosis CMC Na 0,5%
0,5 gram g
-Pembuatan CMC Na 0,5% ¿ =0,005
100 ml ml
g
-Vp ¿ 0,005 × 240 g=1,2 ml
ml
 Pembuatan Pepton
-Dosis pemberian Pepton = 300 mg/ 200 g BB tikus
240 g
-Dosis tikus terbesar = x 300 mg/ 200 g BB tikus = 360 mg
200 g
360 mg
-C Stok = = 144 mg/ml
½ ×5 ml
 Dosis pepton per hewan uji

Pepton ( 300mg/200g BB Tikus)

Tikus Dosis Volume Pemberian


240 g 360 mg
Tikus 1 x 300 mg = 360 mg Vp = = 2,5 ml
200 g 144 mg/ml
215 g 322,5 mg
Tikus 2 x 300 mg = 322,5 mg Vp = = 2,2396 ml
200 g 144 mg/ml
225 g 337,5 mg
Tikus 3 x 300 mg = 337,5 mg Vp = = 2,3438 ml
200 g 144 mg/ml

5). Paracetamol

 Perhitungan Dosis Peroral


-Dosis = 500 mg/ 50 kgBB manusia
70 kg
-Dosis manusia 70 kg = x 500 mg = 700 mg/ 70 kg BB manusia
50 kg
-Konversi dosis dari manusia ke tikus = 700 mg x 0,018 = 12,6 mg/200g tikus
BB tikus terbesar
-Dosis tikus terbesar ¿ × dosis
200 gram

240 g
¿ ×12,6 mg=15,12 mg/240 gram tikus
200 g

Dosis TikusTerbesar 15,12 mg


-C stok =¿ =¿ =¿ 6,048 mg/ml
½ × pemberian maksimal 1/2 x 5 ml
-Jumlah obat yang dirimbang untuk stok 25 ml

-Konsentrasi larutan stok × volume larutan ¿ 6,048 mg/ml × 25 ml¿ 151,2 mg

 Perhitungan Dosis dan Volume Pemberian (Vp) secara Per oral

Tikus Dosis Volume Pemberian


230 g 14,49 mg
Tikus 1 x 700 mg x 0,018 = 14,49 mg Vp = = 2,40 ml
200 g 6,048 mg/ml
230 g 14,49 mg
Tikus 2 x 700 mg x 0,018 = 14,49 mg Vp = = 2,40 ml
200 g 6,048 mg/ml
240 g 15,12mg
Tikus 3 x 700 mg x 0,018 = 15,12 mg Vp = = 2,50 ml
200 g 6,048 mg/ml

 Perhitungan Dosis CMC Na 0,5%


0,5 gram g
-Pembuatan CMC Na 0,5% ¿ =0,005
100 ml ml
g
-Vp ¿ 0,005 × 240 g=1,2 ml
ml
 Pembuatan Pepton
-Dosis pemberian Pepton = 300 mg/kg BB tikus
240 g
-Dosis tikus terbesar = x 300 mg/kgBB tikus = 360 mg/kgBB
200 g
360 mg
-C Stok = = 144 mg/ml
½ ×5 ml
 Dosis pepton per hewan uji

Pepton ( 300mg/200g BB Tikus)

Tikus Dosis Volume Pemberian


230 g 345 mg
Tikus 1 x 300 mg = 345 mg Vp = = 2,4 ml
200 g 144 mg/ml
230 g 345 mg
Tikus 2 x 300 mg = 345 mg Vp = = 2,4 ml
200 g 144 mg/ml
240 g 360 mg
Tikus 3 x 300 mg = 360 mg Vp = = 2,5 ml
200 g 144 mg/ml
6). Deksamethasone

 Perhitungan Dosis Peroral


-Dosis = 1 mg/ 50 kgBB manusia
70 kg
-Dosis manusia 70 kg = x 1 mg = 1,4 mg / 50 kg BB manusia
50 kg
-Konversi dosis dari manusia ke tikus = 1,4 mg x 0,018 = 0,0252 mg/200g tikus
BB tikus terbesar
-Dosis tikus terbesar ¿ × dosis
200 gram
240 g
¿ ×0,0252 mg=0,0302 mg/ gramtikus
200 g

Dosis Tikus Terbe sar 0,0302mg


-C stok =¿ =¿ =¿ 0,0121 mg/ml
½ × pemberian maksimal 1/2 x 5 ml

-Jumlah obat yang dirimbang untuk stok 25 ml

-Konsentrasi larutan stok × volume larutan ¿ 0,0121 mg/ml × 25 ml¿ 0,3025 mg

 Perhitungan Dosis dan Volume Pemberian (Vp) secara Per oral

Tikus Dosis Volume Pemberian


0,0277 mg
220 g Vp = = 2,29
Tikus 1 x 1,4 mg x 0,018 = 0,0277 mg 0,0121mg /ml
200 g
ml
0,0302mg
240 g Vp = = 2,50
Tikus 2 x 1,4 mg x 0,018 = 0,0302 mg 0,0121mg /ml
200 g
ml
0,0277 mg
220 g Vp = = 2,29
Tikus 3 x 1,4 mg x 0,018 = 0,0277 mg 0,0121mg /ml
200 g
ml

 Perhitungan Dosis CMC Na 0,5%


0,5 gram g
-Pembuatan CMC Na 0,5% ¿ =0,005
100 ml ml
g
-Vp ¿ 0,005 × 240 g=0,12 ml
ml
 Pembuatan Pepton
-Dosis pemberian Pepton = 300 mg/kg BB tikus
240 g
-Dosis tikus terbesar = x 300 mg/kgBB tikus = 360 mg/kgBB
200 g
360 mg
-C Stok = = 144 mg/ml
½ ×5 ml
 Dosis pepton per hewan uji

Pepton ( 300mg/200g BB Tikus)

Tikus Dosis Volume Pemberian


220 g 330 mg
Tikus 1 x 300 mg = 330 mg Vp = = 2,2916 ml
200 g 144 mg/ml
240 g 360 mg
Tikus 2 x 300 mg = 360 mg Vp = = 2,5 ml
200 g 144 mg/ml
220 g 330 mg
Tikus 3 x 300 mg = 330 mg Vp = = 2,2916 ml
200 g 144 mg/ml

UJI ANOVA 1 JALAN

Na Asam
Ibuprofe Metilpredn Paraceta Dexametha
T(oC) Kontrol Diklofen Mefenam
n ison mol sone
ak at
0 39,75 39,4033 39,3933 39,4867 40,5433 40,7533 40,0567
20 39,7433 39,36 39,3833 39,47 40.5333 40,7133 40,0333
40 39,7433 39,3267 39,37 39,34 39,3567 39,3233 39,3467
60 39,7433 38,5567 38,9 38,99 39,01 39,3767 39,3133
90 39,7433 38,1733 38,21 38,2867 38,98 38,8733 38,2667
120 39,7433 38,1567 38,1733 38,22 38,2667 38,1767 38,2433
150 39,7433 38,1367 38,15 38,21 382567 37,1467 38,23
180 39,7433 38,0533 38,0533 38,1633 38,1933 38,25 38,15
N 8 8 8 8 8 8 8
-
39,5776 38,6453 38,7042 38,7708 39,1425 38,9675 38,955
X
ΣX 316,6202 309,167 309,6332 310,1667 313,14 311,74 311,64
12531,04 11950,6 11986,76 12028,017 12263,52 12144,8 12144,784
ΣX2
392 342 438 44 151 41 1

ΣXT = 2181,6901

ΣX2T = 85034,03

N total = 56
K =7

Perhitungan Anava 1 Jalan

 Menghitung Jumlah Kuadrat Total


(ΣXT )2
JKT = ΣX2T -
N
(85034,03)2
= 85034,03 - = 38,106920745
56
 Hitung Jumlah Kuadrat Antar Kelompok
JK ak = ¿¿ + ¿¿ + ¿¿ + ¿¿ + ¿¿ + ¿¿ + ¿¿ - ¿¿ +
= 4,932682119
 Hitung Jumlah Kuadrat Dalam Kelompok
JK wg = JKT-JK ak
= 38,106920745 - 4,932682119
= 33,174238631
 Hitung RJK Antar Kelompok
JK ak
RJK ak =
N−k
4,932682119
=
7−1
= 0,8221136865
 Hitung RJK dalam Kelompok
JK wg
RJK wg =
N −k
33,174238631
=
56−7
= 0,67702527818

 F Hitung
RJK ak
F Hitung =
RJK wg
0,8221136865
=
0,67702527818
= 1,2143
 F Tabel
dk pembilang = k-1 =7-1 =6
dk penyebut = N-k = 56-7 = 49

2,2904
3,1948

 Kesimpulan  F hitung (1,2143) < F tabel (2,2904, maka tidak ada perbedaan
signifikan rerata antar kelompok

G). PERTANYAAN

1). Jelaskan mekanisme terjadinya antipiretik, cantumkan skema dan situasi!


Mekanisme kerja antipiretik adalah dengan mengembalikan fungsi thermostat di
hipotalamus ke posisi normal dengan cara pembuangan panas melalui bertambahnya aliran
darah ke perifer disertai dengan keluarnya keringat. Zat antipiretik dapat mengikat enzim
sikooksigenase yang memicu pembentukan prostalandin, sehingga kadar prostagladin
menurun kadarnya di daerah thermostat dan menurunkan suhu tubuh. Penurunan suhu
tersebut adalah hasil kerja obat pada sistem saraf pusat yang melibatkan pusat kontrol suhu di
hipotalamus. (Tjay,2007)
Demam terjadi bila titik pengaturan (set-point) pusat termoregulasi dalam hipotlamus
anterior meningkat. Hal ini dapat disebabkan oleh sintesi PGE2, yang dirangsang ketika suatu
agen penghasil demam endogen (pirogen), seperti sitokin, dilepaskan dari sel darah putih
yang diaktifkan oleh infeksi, hipersensitivitas, keganasan, atau inflamasi. Salicylate
menurunkan suhu tubuh pada pasien demam melalui penggangguan sintesis dan pelepasan
PGE2. Aspirin mengatur ulang “termostat” menjadi normal dan menurunkan secara cepat
suhu tubuh pasien demam dengan meningkatkan penghilang panas sebagai akibat dari
vasodilatasi perifer dan berkeringat. Aspirin tidak memiliki efek terhadap suhu tubuh normal.
Diflunisal tidak menurunkan demam karena tidak melewati sawar darah-otak. (Richard A.
Harvey, 2018)
2). Sebutkan golongan obat-obat antipiretik beserta mekanismenya dan cantumkan sitasi!
-Penggolongan analgetik-antipiretik yang biasanya digunakan terdapat empat golongan yaitu:
a) Golongan para aminofenol
Derivate dari para aminofenol yaitu acetaminophen (Paracetamol) dan fenasetin yang
digunakan sebagai obat analgetik, antipiretik. Golongan imi memiliki efek samping
dapat menyebabkan iritasi lambung.
b) Golongan asam salisilat
Contohnya aspirin atau asetosal, dapat digunakan untuk analgetik antipiretik.
c) Golongan pirazolon
Contohnya antipirin, aminopirin, dan fenilbutazon beserta turunannya.
d) Golongan AINS lainnya
Contohnya Ibuprofen dan Ketoprofen. Ibuprofen memiliki khasiat sebagai analgetik-
antipiretik. Efek sampingnya terhadap saluran cerna lebih ringan (Zubaidi et al. 1980)

H). PEMBAHASAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengenal, mempraktekkan, dan membandingkan daya
antipiretika dari berbagai macam obat. Obat yang digunakan diantaranya Ibuprofen, Na-
Diklofenak, Metilprednisolon, Asam Mefenamat, Parasetamol, dan Dexamethason. Pada uji
antipiretika kali ini, digunakan hewan uji tikus. Pemilihan hewan uji tikus ini dimaksudkan
untuk mempermudah cara perlakuan pada saat pengukuran suhu rektal. Hal ini dikarenakan
lubang rektal pada tikus yang lebih besar dibandingkan dengan mencit. Selain itu, tikus
memiliki anatomi dan fisiologi yang hampir sama dengan tubuh manusia sehingga pengujian
pada tikus dapat menggambarkan profil farmakokinetika obat pada tubuh manusia yang
secara lengkap menggambarkan absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi dari obat.
Tikus harus mengalami praperlakuan yaitu dipuasakan yang bertujuan agar setiap tikus
memiliki aktivitas enzim yang sama dan mencegah terjadinya interaksi obat dengan
makanan atau minuman yang dikonsumsi.

Pada masing masing kelompok terdapat 4 hewan uji dengan 1 hewan uji sebagai control
yang akan diberikan perlakuan CMC-Na saja. Hewan uji diukur suhu rektal terlebih dahulu
sebelum di induksi pepton, dicatat sebagai suhu normal. Setelah itu di induksi pepton dengan
dosis 300mg/kgBB secara sub kutan. Setelah diinduksi dengan pepton, hewan uji diukur suhu
tubuh tiap 30 menit. Masing-masing hewan uji mengalami kenakan suhu tubuh. Setelah
tercapai puncak demam, hewan uji diberi perlakuan antipiretik sesuai dengan kelompoknya
secara oral. Hewan uji control diberikan CMC-Na secara oral. Pemberian antipiretik
disesuaikan dengan berat badan hewan uji dan telah diperhitungkan volume pemberian
dengan benar. Suhu tubuh hewan uji diukur pada menit ke 20, 40, 60, 90, 120, 150.

Pada dasarnya induksi demam berasal dari infeksi zat atau benda asing dalam tubuh
yang menyebabkan respon sistem imun pada sel-sel fagosit untuk mengeliminasi zat tersebut.
Di dalam prosesnya benda asing yang masuk ke dalam tubuh sebagian besar menjadi protein.
Sebagian besar protein dan hasil pemecahan protein menyebabkan peningkatan sel point pada
termostat hipotalamus sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh. Zat yang menimbulkan efek
seperti ini disebut pirogen. Penginduksi demam yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pepton. Pepton merupakan protein yang terhidrolisa, poten sebagai pemicu demam dan tidak
mempunyai sifat toksik.

Mekanisme kerja antipiretik adalah dengan mengatur suhu tubuh di pusat hipotalamus
yang merupakan thermostat sebagai pengatur suhu tubuh. Hal ini dapat dilihat dengan
terjadinya pengeluaran panas yang berlebihan melalui vasodilatasi pembuluh darah, dimana
pembuluh darah yang melebar akan memberikan kesempatan bagi panas untuk keluar dari
tubuh, atau dengan meningkatkan produksi kelenjar keringat sehingga panas dikeluarkan
dalam bentuk air (keringat).
Dari hasil pengamatan obat yang mempunyai efek antipiretik yang terkuat hingga
terlemah adalah Parasetamol, Asam Mefenamat, Deksametason, Metil Prednisolon,
Ibuprofen, dan Na Diklofenak (grafik). Menurut teori, Asam Mefenamat adalah suatu obat
NSAID yang memiliki efek antiinflamasi dan analgetik. Hal ini tidak sesuai dengan
pengamatan yang dilakukan. Salah satu penyebabnya adalah pengukuran suhu pada rektal
menggunakan thermometer digital kurang tepat.

Deksametason, Metil Prednisolon dan Natrium Diklofenak umumnya digunakan sebagai


antiinflamasi. Deksametason dan Metil Prednisolon merupakan golongan obat-obat golongan
kortikosteroid, tetapi natrium diklofenak bukan merupakan golongan kortikosteroid. Natrium
diklofenak bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin, sehingga ketiga obat tersebut
kurang efktif digunakan sebagai antipiretik.

Seharusnya yang memiliki efek antipiretik adalah Parasetamol dan Ibuprofen.


Parasetamol merupakan inhibitor COX 1 dan COX 2 dijaringan perifer sehingga parasetamol
berefek antipiretik yaitu dapat menurunkan suhu tubuh oleh gugus aminobenzen. Paracetamol
menghambat sintesis prostaglandin secara lemah, sehingga tidak berefek sebagai antiradang.
Paracetamol atau biasa disebut acetaminophen merupakan obat pilihan pertama untuk
menurunkan suhu tubuh. Dosis yang diberikan antara 10-15 mg/Kg BB akan menurunkan
demam dalam waktu 30 menit dengan puncak pada 2 jam setelah pemberian Ibuprofen
merupakan turunan asam propionat yang berkhasiat sebagai antiinflamasi, analgetik, dan
antipiretik. Ibuprofen merupakan pilihan kedua pada demam, bila alergi terhadap
parasetamol. Untuk penurun panas dapat dicapai dengan dosis 5mg/Kg BB. Ibuprofen bekerja
maksimal dalam waktu 1jam dan berlangsung 3-4 jam. Efek penurun demam lebih cepat dari
parasetamol.

I). KESIMPULAN
 Demam adalah gejala suatu penyakit,dapat disebabkan oleh pirogen, degenerasi
jaringan,infeksi,dan dehidrasi.
 Mekanisme terjadinya demam adalah adanya peningkatan aktivitas metabolisme di
dalam tubuh akibat kehadiran suatu zat asing (pirogen eksogen) yang dapat
merangsang keluarnya pirogen endogen dalam tubuh yang mengakibatkan pelepasan
prostaglandin berlebihan pada pusat pengaturan suhu di hipotalamus sehingga
menimbulkan demam.
 Mekanisme demam terjadi ketika pembuluh darah di sekitar hipotalamus terkena
pirogen sebagai penyebab demam yang menyebabkan metabolit asam arakhidonat
dilepaskan dari endotel sel jaringan pembuluh darah. Metabolit seperti prostaglandin
E2, akan melintasi barrier darah-otak dan menyebar ke dalam pusat pengaturan suhu
di hipotalamus, yang kemudian memberikan respon dengan meningkatkan suhu.
 Mekanisme kerja antipiretik adalah dengan mengatur suhu tubuh di pusat hipotalamus
yang merupakan termostat sebagai pengatur suhu tubuh. Dilihat dengan terjadinya
pengeluaran panas yang berlebihan melalui vasodilatasi pembuluh darah,dan
meningkatkan produksi kelenjar keringat.
 Dari hasil pengamatan obat yang mempunyai efek antipiretik yang terkuat hingga
terlemah adalah Parasetamol, Asam Mefenamat, Deksametason, Metil Prednisolon,
Ibuprofen, dan Na Diklofenak.
J). DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim 1.2009.Analgesik, Antipiretik,dan SAIDS.http://www.wiropharmacy.blogspot.com
2. Anonim 2.2009.Jeli memilih obat.http://www.Aceh Community.com
3. Jusuf Zubaidi, 1980. Analgesik, Antipiretik, Antireumatik, dan Obat Pirai. Dalam:
Farmakologi dan terapi (Sulistia Gan, Bambang Suharto, Udin Sjamsudin, Rianto Setiabudy,
Arini Setiawati, Vincent H.S. Gan eds). Edisi 2. Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. hal.166-68.
4. Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja, 2007, Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan
Efek-Efek Sampingnya, Edisi Keenam, 262, 269-271,PT. Elex Media Komputindo, Jakarta
5. Tjay, Tan H, Kirana R. 2002. Obat-Obat Penting. Jakarta : PT.Elex Media Komputindo.
7. Tjay, Tan Hoan, 2008. Obat-obat Penting edisi ke-2. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Semarang, 10 Maret 2021


Dosen Pembimbing Praktikan

Apt. A.A. Hesti W.S.,M.Si.Med. Rafika Primadona

Anda mungkin juga menyukai