PRAKTIKUM FARMAKOLOGI II
SEMESTER IV TA 2021/2022
ANTIPIRETIK
Disusun Oleh:
LABORATORIUM FARMAKOLOGI II
PROGRAM STUDI D-3 FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI SETYA INDONESIA
2022
ANTIPIRETIK
A. TUJUAN
Menganalisis efek antipiretik dari parasetamol, ibu profen dan antalgin pada hewan
mencit
B. PENDAHULUAN
Susunan saraf, biokimia, dan hormonal merupakan mekanisme yang mengatur suhu
tubuh. Suhu tubuh bagian dalam dari suhu darah yang masuk ke otak dan informasi suhu
luar tubuh dari reseptor panas kulit diterima oleh hipotalamus. Hipotalamus anterior
merupakan pusat pengatur pengeluaran panas. Demam merupakan akibat kenaikan set
point (oleh sebab infeksi) atau oleh adanya ketidakseimbangan antara produksi panas dan
pengeluarannya. Suhu diatas 38,5°C menyebabkan rasa tidak nyaman, aliran darah cepat,
jumlah darah untuk mengaliri organ vital (otak, jantung, paru) bertambah, sehingga
volume darah ke ekstremitas dikurangi, akibatnya ujung kaki/tangan terasa dingin.
Demam yang tinggi memacu metabolisme yang sangat cepat, jantung dipompa lebih kuat
dan cepat, frekuensi napas lebih cepat.
1. PARACETAMOL
Mekanisme kerja :
Meningkatkan eliminasi panas, pada penderita dengan suhu badan yang tinggi,
dengan cara meningkatkan dilatasi pembuluh darah perifer dan mobilisasi air
sehingga terjadi pengenceran darah dan pengeluaran keringat. Penurunan suhu
tersebut adalah hasil kerja obat pada sistem saraf pusat yang melibatkan pusat
kontrol suhu di hipotalamus.
Dosis :
Dewasa : 3 - 4 kali sehari 1 tablet
Anak anak (6-12 th) : 3 - 4 kali sehari ½ tablet
Bentuk sediaan :
Tablet, sirup, suppo, injeksi
Efek samping :
Reaksi hipersensitifitas, penggunaan jangka lama dan dosis besar menyebabkan
kerusakan hati
Interaksi obat :
Perhatian :
Penderita penyakit ginjal
2. IBUPROFEN
Mekanisme kerja :
Dengan menghambat enzim siklooksigenase dengan cara mengganggu perubahan
asam arakidonat menjadi prostaglandin
Dosis :
Dewasa : 3-4 x 200-400 mg
Bentuk sediaan :
Tablet, sirup
Efek samping :
Gangguan saluran cerna
Interaksi obat :
Perhatian :
Hati hati pada penderita Lupus eritematosus sismetik, gangguan fungsi hati dan
ginjal, wanita hamil dan menyusui
3. ANTALGIN
Mekanisme kerja :
mekanisme kerjanya menghambat jalur siklooksigenase.
Dosis :
Dewasa :
Bentuk sediaan :
Tablet, sirup
Efek samping :
Gangguan saluran cerna
Interaksi obat :
Perhatian :
Tidak untuk mengobati sakit otot pada gejala flu, rematik, sakit punggung,
C. METODOLOGI
1. BAHAN
Larutan Antalgin
Suspensi Ibu Profen
Suspensi obat Parasetamol
Larutan tragakan atau CMC 1 % sebagai pensuspensi
2. HEWAN UJI
Tikus wistar jantan
3. ALAT
Batang pengaduk
Spuit oral
Stopwatch
Termometer badan
Aqua destilat
Timbangan hewan
Cara kerja :
1) Pepton 5%, diberikan sebanyak 1,0 ml/200g secara subkutan
2) Vaksin DPT-HB 0,2 ml/ 200g, secara intramuskular pada bagian paha untuk
menginduksi terjadinya demam
3) Vaksin Kotipa (kombinasi vaksin kolera, tifus dan paratifus) dengan dosis 0,6
mL/kgBB intra-muskuler (i.m.) (2 kali pemberian selama seminggu)
Perubahan suhu tubuh diamati tiap 30 menit selama 5 jam, hewan coba dikatakan
demam jika suhu mencapai 38°C sampai 40°C atau kenaikan suhu di atas 1,5° C
dari suhu basal.
D. HASIL PERCOBAAN
TABEL HASIL PENGUKURAN SUHU REKTAL PADA TIKUS
Berat pepton 5% obat oral Suhu dalam °C rektal pada menit ke-
Replikasi
Perlakuan gram mg volume mg volume ta to 30 60 90 120
Aquades 1 232 1,2 10,4 1,0 37,0 38,5 38,8 38,8 39,2 38,9
2 208 1,0 9,4 0,9 37,0 38,6 38,9 38,9 39,0 39,0
3 230 1,2 10,4 1,0 36,5 38,0 38,5 38,7 38,9 38,9
Paracetamol 1 231 1,2 10,4 1,0 37,2 38,5 38,0 37,8 37,7 37,5
9 mg/kg 2 230 1,2 10,4 1,0 36,5 38,0 38,0 37,8 37,7 37,5
3 233 1,2 10,5 1,0 37,0 38,5 38,4 37,7 37,5 37,3
Ibuprofen 7,2 1 209 1,0 9,4 0,9 36,8 38,0 37,5 37,3 37,0 37,0
mg/kg 2 228 1,1 10,3 1,0 36,5 38,0 37,6 37,0 36,7 36,5
3 234 1,2 10,5 1,1 37,0 38,5 37,7 37,4 37,3 36,8
Antalgin 9 1 232 1,2 10,4 1,0 36,8 38,5 37,0 36,5 36,4 36,3
mg/kg 2 225 1,1 10,1 1,0 36,5 38,3 37,5 37,0 36,8 36,3
3 220 1,1 9,9 1,0 37,5 38,5 38,0 37,5 37,3 36,8
ta = suhu awal rektal sebelum penyuntikan pepton 5% t0 = suhu demam setelah
penyuntikkan pepton 5%
kadar ibuprofen 5 kadar antalgin 10
kadar paracetamol 10 mg/ml mg/ml mg/ml
E. ANALISIS PERCOBAAN
TABEL HASIL ANALISIS PERUBAHAN SUHU REKTAL PADA TIKUS
T4 =
T1 = to- T2=t30 – T3 = t60 T5 =
Perlakuan Replikasi t90 –
ta ta –ta t120- ta
ta
1 1,5 1,8 1,8 2,2 1,9
Aquades 2 1,6 1,9 1,9 2,0 2,0
3 1,5 2,0 2,2 2,4 2,4
RERATA 1,5 1,9 2,0 2,2 2,1
1 1,3 0,8 0,6 0,5 0,3
Paracetamol
2 1,5 1,5 1,3 1,2 1,0
9 mg/kg
3 1,5 1,4 0,7 0,5 0,3
RERATA 1,4 1,2 0,9 0,7 0,5
1 1,2 0,7 0,5 0,2 0,2
Ibuprofen 7,2
2 1,5 1,1 0,5 0,2 0,0
mg/kg
3 1,5 0,7 0,4 0,3 -0,2
RERATA 1,4 0,8 0,5 0,2 0,0
1 1,7 0,2 -0,3 -0,4 -0,5
Antalgin 9
2 1,8 1,0 0,5 0,3 -0,2
mg/kg
3 1,0 0,5 0,0 -0,2 -0,7
RERATA 1,5 0,6 0,1 -0,1 -0,5
TABEL HASIL ANALISIS PERUBAHAN SUHU REKTAL PADA TIKUS
(RATA-RATA)