Anda di halaman 1dari 30

Efek analgetik oral

 Parasetamol 500 mg/kg BB


 Codein 30 mg/kg BB

Ketorolac dosis manusia 20 mg/60 kg = 0,33 mg/kg


Mencit 0,33mg/kg x 12,3 = 4,1 mg/kg = 0,08 mg/20 g
Materi pembelajaran
1. Pendahuluan
2. Penyebab nyeri
3. Penggolongan analgetika
4. Tujuan percobaan
5. Metode uji : hot-plate, jentik ekor, sigmund
6. Bahan, alat & hewan coba
7. Rancangan percobaan
8. Definisi Operasional & cara evaluasi
9. Dosis & cara pembuatan sediaan
10. Cara mengisi lembar isian
11. Contoh data dan cara evaluasi
12. Latihan soal
Farmakologi &
Pendahuluan Terapi, 2007

 Analgetika adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau


rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran
 Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak
enak dan yang berkaitan dengan (ancaman) kerusakan
jaringan
 Ambang Nyeri adalah tingkat (level) di mana nyeri dirasakan
untuk pertama kali
 Mediator nyeri adalah polipeptida (rangkaian asam amino)
yang dibentuk dari protein plasma (a.l. : histamin, serotonin,
bradykinin, leukotrien dan prostaglandin)
Guyton, Anfisman
Penyebab Nyeri
 Peradangan (rema, encok)
 Infeksi jasad renik
 Kejang otot
 Rangsangan mekanis, kimiawi atau fisis (kalor,
listrik)  kerusakan jaringan  melepas zat
mediator nyeri  reaksi radang & kejang-kejang &
aktivasi reseptor nyeri  otak  pusat nyeri  rasa
nyeri
OOP, 2007
Penggolongan analgetika
1. Analgetika perifer (non-narkotika)
Merintangi terbentuknya rangsangan pada reseptor
nyeri perifer (piroksikam, Parasetamol, diklofenak dll)
2. Analgetika sentral (narkotik)
Memblokir pusat nyeri di SSP dengan berikatan ke
reseptor opiatum (morfin, kodein, fentanil)
Analgetik sentral non narkotik: Tramadol
The Laboratory mouse
The Laboratory mouse
Tujuan Percobaan
1. Membuktikan bahwa per-oral mencit
1) Parasetamol 500 mg/kg
2) Kodein 30 mg/kg

mempunyai efek analgetika


2. Menghitung % efek analgetik
3. Menyatakan zat berefek analgetik
Penapisan Farmakologi

METODE UJI
 Metode induksi nyeri cara panas
 Metode penapisan analgetik untuk nyeri
sendi
 Metode induksi cara kimia (metode
sigmund)
Asetaminofen:
 Analgetik paling aman, diperkuat oleh kofein dan kodein
 Farmakodinamik: aktif ke ssp dimana kadar H2O2 …..
 Kinetik:
 resorbsi di usus cepat & tuntas
 PP 25% ; t1/2 = 1-4 jam
 Metabolisme: diuraikan menjadi metabolit toksis (diikat glutation,
maks 10g PCT) yg diekskresi sbg konyugat-glukoronida dan
sulfat  ES: dosis kronis 3-4g/hr  kerusakan hati
 Dosis: 2-3 dd 0,5-1 g, maks 4 g/hari
Kodein
 Efek analgetik < 6-7 x morfin
 Kinetik:
 Resorbsi oral/rektal baik
 Plasma t1/2 = 3-4 jam
 M: 10% diubah menjadi norkodein dan morfin
 Eks: urine sbg glukoronida, 10% utuh

 Dosis: nyeri, oral 3-6 dd 15-60 mg


Japan Mouse Clinic

Hot-plate
 Hot plate test is assessing
sensitivity to pain involving upper
central nervous system.
 Apparatuses are hot plate
(adjusted to 52 degrees C) and
acrylate cylinder (necessary for
avoiding escape of mice from hot
plate).
 Latency to lick or shake their hind
paw or jump in a reaction to heat
evoked pain is measured.
 If any jumping or licking is not
observed in 60seconds, test are
ended.
Hot-plate jentik ekor
 Tail flick test is assessing
pain sensitivity involving
nociceptive reflex.
 Commercially available
apparatus (see picture)
consisting of a radiant heat
source and a photosensor
for detection of the tail flick
is used.
 Latency to flick their
irradiated tail in a reflex to
nociceptive pain is
Japan Mouse Clinic
measured.
 If the mouse do not flick their tail in 10 seconds, test are ended.
Penapisan Farmakologi

PRINSIP METODE SIGMUND


Kodein-PCT
Asam asetat
NYERI

RESPONS
FREKWENSI GELIATAN
BAHAN DAN ALAT
Bahan Alat
 Tablet kodein  Timbangan mencit
 Tablet PCT  Alat suntik 1 ml
 Gom  Sonde oral mencit
 Asam asetat 1%  Bejana pengamatan mencit
 Etanol 70%, kapas  Alat pengukur waktu
 Mencit putih DDY
Penapisan Farmakologi
Syarat:
 Terseleksi kepekaannya : min 1-2 geliatan yang muncul dalam
maksimum 5 menit setelah pemberian asam asetat ip
 1 geliatan = kedua pasang kaki kedepan & kebelakang serta
perut menekan lantai kandang
 Perlakuan oral = 4 (N, PCT 500mg/kg, dan Kodein 30 mg/kg)
Hewan
coba
RANCANGAN PRAKTIKUM
1. mencit puasa makan 16-18 jam
2. tiap mencit diberi per oral: tragakan ½% (N),
Kodein 30 mg/kg dan PCT 500 mg /kg mencit 
bejana pengamatan individu
3. 30 menit kemudian suntik ip larutan asam asetat
1% 75 mg/kg BB
4. Amati dan catat jumlah geliatan setiap 5 menit
selama 30 menit, pencatatan dimulai 10 menit
setelah pemberian induksi nyeri
Penapisan Farmakologi
Dosis
Kontrol : Suspensi gom 2% 0,5 ml/20 g BB
 PCT 500 mg/kg mencit  0,02 kg x 500 mg/kg = 10 mg/20 g
 Kodein 30 mg/kg mencit  0,02 kg x 30 mg/kg = 0,6 mg/20 g

Asam asetat 1% 75 mg/Kg BB mencit


= 75 mg x 20/1000 g = 1,5 mg/20 gBB
= 1,5 mg/1000mg x 100 ml = 0,15 ml/ 20 g BB
Pembuatan sediaan :
Pembuatan sediaan 23/25/26 Oktober 2018
dosis Sediaan
Perla- mencit vol bahan vol Etiket 1.Gerus 250 mg
tragakan di
kuan mg/kg 20 g (ml) (mg) (ml) lumpang dengan
trag. (N) - 0,5% 0.3 250 50 trag 1/2% ades sedikit-2 ad
PCT 500 500 10 0.3 500 15 PCT 33,3 mg/ml 50 ml  beacker
Codein 30 0.6 0.3 20 10 Kodein 2 mg/ml  etiket trag
As. asetat 75 1.5 0.15 1000 100 As. Asetat 1% ½%
2. Gerus 1 tablet PCT 500 mg dengan trag ½% sedikit-2 ad 10 ml
 etiket: PCT 50 mg/ml (sediaan induk)
3. Ambil 2 ml (ad 2) adkan dengan trag ½% 10 ml  etiket: PCT 10 mg/ml
4. Gerus 2 tablet kodein 10 mg dengan trag ½% sedikit-2 ad 10 ml
 etiket: Kodein 2 mg/ml
Lembar Isian Efek analgetik
Akfar IKIFA
Efek analgetik PCT-kodein oral
Dosis: PCT 500 mg/kg mencit - kodein 30 mg/kg mencit
Tanggal percobaan : DATA MAHASISWA
Kelompok:
No Perla Berat obat As. Acet. start geliat Σ geliat 5' ke Kum
kuan (g) jam (ml) jam (ml) jam (') 1 2 3 4 5 6 30'

18 jam 30' 10'


PUASA -->PERLAKUAN--> A. ASETAT --> HITUNG JUMLAH GELIAT TIAP 5' SELAMA 30'
Evaluasi
1. Tabulasi data jumlah geliatan
2. Lakukan perbandingan data antara PCT / kodein
terhadap normal (T)
3. Adanya aktivitas analgetika bila jumlah geliatan ≤50%
kelompok kontrol
Atau dengan rumus : Efek = (100 – U/N x 100)% > 50%
U = jumlah geliat uji N = jumlah geliat kontrol Normal
4. Buat kurva dosis-respon rata-rata jumlah geliat selang
waktu 5 menit selama 30 menit sebagai fungsi dari dosis
setiap perlakuan
Data Pengujian efek analgetik Parasetamol Contoh
Perla Berat obat Acet onset Jumlah geliat 5' ke Kum %GETIK
kuan (g) (ml) (ml) geliat 1 2 3 4 5 6 30'
(menit)
N 33.5 0.33 0.25 18.20 14 15 6 7 5 2 49
N 32 0.31 0.24 18.17 11 10 9 7 7 6 50
N 29.0 0.29 0.22 18.21 15 14 11 14 10 8 72
Rata-2 57
P1 36.5 0.37 0.28 18.14 8 3 8 5 7 3 34
P1 35.5 0.35 0.27 18.23 19 15 12 5 6 6 63
Rata-2 49 14
P0.5 33.5 0.33 0.25 18.2 15 10 5 4 4 5 43
P0.5 27.0 0.28 0.20 18.12 0 2 5 8 3 3 21
P0.5 37.5 0.37 0.28 18.22 3 5 2 1 3 6 20
Rata-2 28 51
P0.25 29 0.29 0.22 18.26 7 3 2 1 4 1 18
P0.25 32.5 0.32 0.25 18.18 6 4 3 4 2 1 20
Rata-2 19 67
Perlakuan % getik
%getik2-10-12pagi P1 14
35 P0.5 51
y = -11.7x + 40.13 P0.25 67
30
R² = 0.966
% analgetik

25
20
%getik
15 Ada
Linear (%getik)
10 hubungan
5 negatip
0 antara dosis
A1000 A500 A250
dengan efek
Perlakuan
Efek analgetik PCT-kodein Akfar IKIFA
Dosis: PCT ip 300 mg/kg mencit - kodein oral 60 mg/kg mencit Perlakuanonset % efek
Kelompok: karyawan BTanggal percobaan : 14-11-2017
N 8 0
No Perla obat start geliat Σ geliat 5' ke
As. Acet. Kum efek
kuan jam jam jam (') 1 2 3 4 5 6 30' % PCT 18 3
1 N 9.27 9.57 10.08 11 10 14 13 5 3 2 47 Cod 54 99
1 N 9.07 9.37 9.38 1 18 20 21 16 15 11 101
3 N 10.42 11.12 11.25 13 6 11 1 2 4 1 25 Analgetik Cod-PCT kary.B 14-11-17
4 N 9.43 10.13 10.28 15 2 10 13 10 3 5 43
1 N 9.22 9.52 9,54 2 8 7 2 2 3 - 22 120

2 N 9.22 9.52 - - - - - - - 0 100


8 48 0 onset

onset (') efek (%)


3 PCT 9.25 9.55 10.28 33 1 1 0 1 3 6 80
% efek
2 PCT 9.25 9.55 10.20 25 - - 6 4 8 14 32 60
4 PCT 9.11 9.41 9.50 9 24 15 9 9 12 10 79
40
2 PCT 9.16 9.46 9.56 10 5 9 3 7 2 1 27
3 PCT 9.20 9.50 10.01 11 35 15 12 14 9 3 88 20
18 46 3
0
4 Cod 9.28 9.58 10.32 34 - - - - - - 0
N PCT Cod
1 Cod 10.45 11.15 - - - - - - -
Perlakuan
2 Cod 9.07 9.37 10.49 72 1 - - - - - 1
3 Cod 9.13 9.43 10.40 57 1 - - - - - 1
Turunkan ds kodein 30 mg
4 Cod 10.15 10.45 - - - - - - - 0
Naikkan Pct 500 mg
54 1 99
Definisi operasional (DO)
 1 geliatan adalah ….
 Mencit yang memenuhi syarat untuk uji geliat
adalah …
 Zat dianggap berefek analgetik jika …
 Induktor nyeri adalah …
 Dll yang perlu disepakati dan bukan bagian
dari teori/tinjauan pustaka
SOAL
1. Bila diberikan Kodein dosis 30 mg/kg mencit, berapa mg berat bahan
aktif harus dioralkan pada mencit berbobot 30 g ?
2. Hitunglah berapa ml suspensi dibutuhkan untuk menyediakan 10 ekor
mencit dengan dosis 0,2 ml/20 g berat badan (BB) bila bobot rata-rata
mencit dianggap 25 g.
3. Hitunglah berapa mg PCT harus dioralkan untuk dosis 500 mg/ kg
mencit pada mencit berbobot 28 g ?
4. Akan diberikan kodein dosis 60 mg manusia. Tersedia suspensi kodein
2 mg/ml. Berapa ml harus dioralkan pada mencit yang berbobot 35 g ?
5. Berapa mg dosis mencit jika dosis manusia diklofenac adalah 50 mg
6. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan satu geliat ?
7. Apa gunanya kelompok perlakuan tragakan ?
8. Pada uji efek analgetika diklofenak didapat data jumlah geliatan selama
30 menit pada kelompok N= 103, D25 mg = 40, D50 mg = 35, D75 mg
= 30, D100 mg = 25 dan D125 mg = 20 geliatan. Hitung berapa % efek
tiap perlakuan dan tetapkan yang mana yang berkhasiat, Apakah ada
hubungan dosis dengan efek?
SOAL
8. 1 tablet PCT 500 mg disuspensi ad 10 ml, bila diambil 1 ml, sampai
berapa ml harus diencerkan supaya diperoleh kadar 10 mg/ml ?
9. Percobaan efek analgetik jamu X menggunakan pembanding
diklofenak. Jamu X adalah zat uji, diklofenak adalah ... Tragakan
1/2% adalah ... Asam asetat 1% adalah ...
10. Buatlah 3 tujuan khusus pada percobaan ’Uji Efek Analgetik
kodein Terhadap Mencit Jantan DDY’ yang terdiri dari 3 perlakuan :
Normal, kodein dosis 20 mg dan 10 mg manusia.
11. Pada percobaan uji efek analgetik pada mencit digunakan dosis
tramadol = 150 mg/kg BB, asam mefenamat = 750 mg/kg BB dan
jamu CIZA 28 gram/kg BB. Dosis asam mefenamat = 750 mg/kg
untuk mencit anda yang beratnya 30 g adalah .... mg
SELAMAT
MENCOBA
Daftar Pustaka
1. Ganiswara GS, dkk. Farmakologi & Terapi. ed 5. Jakarta: Bagian
Farmakologi Kedokteran UI; 2007.
2. Guyton AC. Buku Teks Fisiologi Kedoktera. ed 5. Jakarta: ECG; 1983.
3. Tan HT, Rahardja K. Obat-obat Penting. Ed 5.. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo; 2007.
4. Martindale. The Complete Drug Reference. ed 28. London - Chicago:
Pharmaceutical Press; 2009.
5. Hanafiah KA. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada; 2005.
6. Kelompok kerja ilmiah Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto
Medica. Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian
Klinik. Jakarta: Depkes RI; 1993.

Anda mungkin juga menyukai