Tn Lg 47 tahun dengan diabetes tipe 2, BB 75 kg Beliau baru saja mendapatkan basal insulin
(determin) ditambah dengan beberapa obat lain yaitu metformin 1 gram 2x1 dan glikazide 80
mg 2x1. Beliau mengeluh bangun dengan sakit kepala, pusing dan kleyengan pada pagi hari.
Sering merasa kesemutan dan terdapat luka di kaki yang tidak sembuh dari 3 bulan yang lalu.
HbA1C 9,2%. Tn Lg juga mengalami sesak nafas. Sesak nafas semakin berat saat malam hari.
Diketahui pasien mempunyai riwayat hipertiroid Akhir-akhir ini mengeluh sering berkeringat
dingin dan berat badan menurun
Vital sign: TD : 100/70 mmHg, N : 80x/menit, RR : 28x/menit
Pemeriksaan laboratorium
Parameter Hasil Satuan Normal Keterangan
Tanggal 24 September 2019
Hb 15,4 g/dl (gram/desiliter) 14,0 – 18,0 Normal
Leukosit 9.050 /µL (microliter) 4.800–10.800 Normal
Hematokrit 49 % 42-52 Normal
Eritrosit 5,8 106/µl 4,7-6,1 Normal
Trombosit 84 mg/dL 79-99 Normal
(milligram/desiliter)
Segmen 71,9 40-70 Tinggi
SGOT 39 U/L (mikro/liter) 15-37 Tinggi
SGPT 53 U/L 30-65 Normal
Glukosa sewaktu 214 mg/dl ≤200 Tinggi
Asam urat 8,3 mg/dL 3,5-7,2
Ureum 19,8 mg/dL 14,98-38,52
Kreatinin 0,82 mg/dL 0,80-13,0
Tanggal 25 September 2019
BTA Negatif
Lekosit Positif
Epitel Positif
Tanggal 26 September 2019
Glukosa puasa 234 mg/dL 74-106 Tinggi
Glukosa 2jam PP 235 mg/dL ≤ 126 Tinggi
T3 20 mcg/dL 4,5-10,9 Tinggi
(microgram/desiliter)
T4 400 Ng/dL 60-181 Tinggi
(nanogram/desiliter)
Penatalaksanaan :
Obat Dosis Tanggal
24-09-2019 25-09-2019 26-09-2019
P Si So M P Si So M P Si So M
Ventolin neb 3x/hari V V V V V V
Flixotide neb 2x/hari V V
Biozyim 2x1 gr V V V V
(ceftadizime)
Ranitidin 2x1 gr V V V V
Cefotaxime 2x1 gr V V V V
Lasal 3x1 C V V V V V V V V V
ekspectoran
(GG dan
Salbutamol)
Allopurinol 1x300 V V
Vectrin 2x300 V V V V
(erdostein)
metformin 2X1 V V V V V V V V V V
gram
Glikazide 2X 80 V V V V V V V V V V
mg
Assessment (Penilaian)
- Segmen : 71,9 (40-70) (Tinggi)
- SGOT : 39 U/L (15-37 U/L) (Tinggi)
- Glukosa Sewaktu : 214 mg/dl (≤200 mg/dL) (Tinggi)
- Glukosa Puasa : 234 mg/dl (74-106 mg/dL) (Tinggi)
- Glukosa 2 Jam PP : 235 mg/dl (≤126 mg/dL) (Tinggi)
- T3 : 20 mg/dL (4,5-10,9 mg/dL) (Tinggi)
- T4 : 400 Ng/dL (60-181 Ng/dL) (Tinggi)
Plan (Perencanaan)
Terminologi
TD Tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah
di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia.
Sistole adalah tekanan ketika jantung mempompa darah,
sedangkan diastole adalah tekanan pada jantung saat periode istirahat
di antara detak jantung. Sebagai contoh, jika seseorang
memiliki tekanan darah 110/70 mmHg artinya tekanan darah
sistole nya adalah 110 mmHg dan tekanan darah diastole nya 70
mmHg.
Hb Hemoglobin adalah metaloprotein di dalam sel darah merah yang
berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Hemoglobin juga pengusung karbon dioksida kembali menuju paru-
paru untuk dihembuskan keluar tubuh.
Leukosit Leukosit atau sel darah putih diproduksi oleh sumsum tulang dan
diedarkan ke seluruh tubuh melalui aliran darah, berfungsi untuk
menghasilkan antibodi yang dapat melawan virus, jamur, bakteri, dan
parasit penyebab penyakit yang masuk ke dalam tubuh. leukosit
disebut normal jika terdiri dari 40–60% neutrofil, 20–40% limfosit, 2–
8% monosit, 1–4% eosinofil, dan 0,5%–1% basophil.
Hematokrit Menunjukkan jumlah persentase perbandingan sel darah merah
terhadap volume darah. Kadar hematokrit dinyatakan dalam satuan
persen, misalnya hematokrit 20% berarti ada 20 mililiter sel darah
merah dalam 100 mililiter darah
Eritrosit Eritrosit adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi
mengikat oksigen yang diperlukan untuk oksidasi jaringan-jaringan
tubuh lewat darah dalam hewan bertulang belakang. Terdapat kira-kira
5 juta sel darah merah per mm³
Trombosit Trombosit (platelet) dikenal juga dengan sebutan keping darah dan
berperan penting dalam proses pembekuan darah. Jumlah trombosit
normal dalam darah adalah 150.000–400.000 trombosit per mikroliter
darah. Sel darah ini tidak berwarna dan memiliki siklus hidup hanya
selama 10 hari.
Segmen
SGOT SGOT Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase, merupakan enzim
yang biasanya ditemukan pada hati (liver), jantung, otot, ginjal, hingga
otak.
SGPT SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) merupakan enzim
yang banyak terdapat dalam organ hati. Meski begitu, enzim ini juga
bisa ditemui di beberapa organ lain. Enzim ini memiliki tugas yang
cukup penting, yaitu membantu mencerna protein dalam tubuh.
Glukosa sewaktu
Asam urat Asam urat adalah senyawa turunan purina dengan rumus kimia
C₅H₄N₄O₃ dan rasio plasma antara 3,6 mg/dL dan 8,3 mg/dL
Asam urat adalah penyakit khas di persendian. Di mana, kondisi yang
dapat menyebabkan gejala nyeri tidak tertahankan, pembengkakan,
dan rasa panas di persendian. Meski semua sendi di tubuh bisa terkena
asam urat, namun yang paling sering terserang adalah sendi jari
tangan, lutut, pergelangan kaki, dan jari kaki.
Ureum Ureum darah adalah produk sisa metabolisme protein di dalam tubuh.
Apabila ginjal mengalami kerusakan, pengeluaran urea melalui urine
akan terganggu. Akibatnya, ia akan menumpuk di dalam darah dan
kadar ureum darah pun akan meningkat. Sebaliknya, apabila pada
pemeriksaan laboratorium kadar ureum darah ditemukan terlalu
rendah, maka ada beberapa gangguan kesehatan yang juga mungkin
Anda derita.
Kreatinin Kreatinin adalah produk limbah hasil metabolisme otot yang
digunakan selama kontraksi otot. Kreatinin dihasilkan oleh kreatin,
yaitu molekul penting dalam otot yang berfungsi memproduksi energi.
BTA Pemeriksaan BTA adalah prosedur untuk mendeteksi bakteri penyebab
penyakit tuberkulosis (TB). Bakteri TB dapat hidup di lingkungan
asam, sehingga pemeriksaan terhadap bakteri ini dikenal dengan nama
pemeriksaan bakteri tahan asam (BTA).
Pasien dinyatakan positif terhadap TB apabila hasil 2 dari 3 spesimen
dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu (SPS) pada pemeriksaan BTA positif.
Lekosit
Epitel
Glukosa puasa Sebelum melakukan tes glukosa darah puasa, seseorang diharuskan
untuk berpuasa selama 8 hingga 12 jam. Setelah tes gula darah puasa
dilakukan, Anda akan diberikan minuman dengan kandungan glukosa
sirup dengan kandungan 75 gram gula.
Glukosa 2jam PP Tes toleransi glukosa atau tes gula darah bertujuan untuk mengukur
sejauh mana kemampuan tubuh dapat memproses glukosa setelah
mengonsumsi gula dalam jumlah tertentu.
Merupakan pemeriksaan lanjutan setelah gula darah puasa yakni
dengan mengukur tingkat gula darah 2 jam setelah makan. Kadar
gula darah 2 jam setelah makan biasanya pada kisaran 80 – 140 mg/dl.
Jika kadar gula darah Anda berada pada 140 – 199 mg/dl, maka Anda
sudah termasuk dalam kategori pre-diabetes. Pemeriksaan ini
dilakukan untuk menilai seberapa besar fungsi pankrean untuk
menetralisir gula darah
T3 Tri-iodotironina adalah salah satu hormon yang dikeluarkan oleh
kelenjar tiroid.
Pemeriksaan T3 (total) merupakan pemeriksaan menggunakan sampel
darah yang diambil dari pembuluh darah vena di lengan untuk
mengukur konsentrasi triiodothyronine (T3) dalam bentuk bebas (tidak
terikat dengan protein) dan terikat dengan protein dalam darah.
T4 Tetra-iodotironina adalah salah satu hormon tiroid yang disekresi oleh
kelenjar tiroid.
Pemeriksaan T4 (total) merupakan pemeriksaan menggunakan sampel
darah yang diambil dari pembuluh darah vena di lengan untuk
mengukur konsentrasi thyroxine (T4) dalam bentuk bebas (tidak
terikat dengan protein) dan terikat dengan protein dalam darah.
1. Glukosa 2pp
Tes toleransi glukosa atau tes gula darah bertujuan untuk mengukur sejauh mana
kemampuan tubuh dapat memproses glukosa setelah mengonsumsi gula dalam jumlah
tertentu. Seperti yang kita ketahui, gula merupakan sumber energi utama tubuh.
Penggunaan glukosa dalam darah dipengaruhi oleh hormon insulin. Jika terjadi masalah
pada hormon insulin seperti pada penyakit diabetes, tentunya akan memengaruhi kadar
glukosa dalam darah. Kadar gula darah tinggi dapat mengindikasikan diabetes. Tes
toleransi glukosa dilakukan untuk mendeteksi diabetes atau tidak. Glukosa 2 jam
postprandial atau glukosa 2 jam PP adalah tes glukosa yang dilakukan setelah tes glukosa
darah puasa. Sebelum melakukan tes glukosa darah puasa, seseorang diharuskan untuk
berpuasa selama 8 hingga 12 jam. Setelah tes gula darah puasa dilakukan, Anda akan
diberikan minuman dengan kandungan glukosa sirup dengan kandungan 75 gram gula.
Merupakan pemeriksaan lanjutan setelah gula darah puasa yakni dengan
mengukur tingkat gula darah 2 jam setelah makan. Kadar gula darah 2 jam setelah
makan biasanya pada kisaran 80 – 140 mg/dl. Jika kadar gula darah Anda berada pada
140 – 199 mg/dl, maka Anda sudah termasuk dalam kategori pre-diabetes. Pemeriksaan
ini dilakukan untuk menilai seberapa besar fungsi pankrean untuk menetralisir gula darah
3. Jantung coroner
Dislipidemia diyakini sebagai faktor risiko mayor yang dapat dimodifikasi untuk
perkembangan dan perubahan secara progresif atas terjadinya PJK. Kolesterol ditranspor
dalam darah dalam bentuk lipoprotein, 75 % merupakan lipoprotein densitas rendah (low
density liproprotein/LDL) dan 20 % merupakan lipoprotein densitas tinggi (high density
liproprotein/HDL). Kadar kolesterol HDL yang rendah memiliki peran yang baik pada
PJK dan terdapat hubungan terbalik antara kadar HDL dan insiden PJK (Jade, 2000).
Pada penelitian Framingham (untuk pasien dewasa) dikatakan bahwa konsentrasi
kolesterol HDL < 40 mg/dL merupakan prediktor yang kuat terhadap penyakit jantung
koroner (Schieken, 1999).
2. T3 & T4
Hormon tiroid adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar tiroid yang tertelak pada leher
bagian depan. Hormon tiroid memiliki fungsi untuk mengatur segala jenis metabolisme yang
terjadi pada tubuh kita. Untuk mengetahui kondisi fungsional dari kelenjar tiroid maka
dokter akan memeriksa nilai hormon tiroid dari hasil lab darah :
FATOFISIOLOGI
Pada kondisi hipertidroid (tingginya kadar hormon tiroid dalam tubuh) maka hasil
pemeriksaan lab tersebut akan meunjukan kadar yang tinggi melebihi nilai normal. Nilai
normal mungkin akan sedikit berbeda tergantung lab dan tergantung dari satuan yang
digunakan. Selain itu dokter biasanya akan memeriksakan nilai TSH (0.5-6 uU/ml). TSH
merupakan hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari di otak. Hormon ini berfungsi
untuk memicu sekresi hormon tiroid. Kadar TSH yang rendah dapat menjadi tanda adanya
hipertiroid. Apabila mengalami hipertiroid maka biasanya akan terasa gejala-gejala sebagai
berikut :
2. Hipertensi
Hormon tiroid memiliki efek pada otot jantung. Meningkatnya hormon tiroid
dalam tubuh mempengaruhi sistem sirkulasi dalam tubuh dan
sistem saraf terhadap hemodinamik (aliran darah dalam system peredaran tubuh
kita baik melalui sirkulasi besar maupun sirkulasi dalam paru-paru) jantung pada
penderita hipertiroid.
2. Glukosa murni merupakan pilihan utama, namun bentuk karbohidrat lain yang berisi
glukosa juga efektif untuk menaikkan glukosa darah.
3. Makanan yang mengandung lemak dapat memperlambat respon kenaikan glukosa darah.
4. Glukosa 15 – 20 g (2 – 3 sendok makan gula pasir) yang dilarutkan dalam air adalah terapi
pilihan pada pasien dengan hipoglikemia yang masih sadar.
5. Pemeriksaan glukosa darah dengan glukometer harus dilakukan setelah 15 menit pemberian
upaya terapi. Jika pada monitoring glukosa darah 15 menit setelah pengobatan
hipoglikemia masih tetap ada, pengobatan dapat diulang kembali.
6. Jika hasil pemeriksaan glukosa darah kadarnya sudah mencapai normal, pasien diminta
untuk makan atau mengkonsumsi snack untuk mencegah berulangnya hipoglikemia.
B. Pengobatan pada hipoglikemia berat :
1. Hentikan obat – obat antidiabetes. Jika pasien menggunakan insulin, maka perlu dilakukan
penyesuaian dosis.
2. Jika didapat gejala neuroglikopenia, terapi parenteral diperlukan berupa pemberian dextrose
10% sebanyak 150 mL dalam 15 menit, atau dextrose 40% sebanyak 25 mL(hati – hati
risiko terjadinya ekstravasasi).
3. Periksa glukosa darah tiap 15 – 30 menit setelah pemberian i.v tersebut dengan target t 70
mg/dL. Bila target belum tercapai maka prosedur dapat diulang.
4. Jika glukosa darah sudah mencapai target, maka pemeliharaannya diberikan dextrose 10%
dengan kecepatan 100 mL/jam (hati – hati pada pasien dengan gangguan ginjal dan
jantung) hingga pasien mampu untuk makan.
1. sulfonilurea.
2. glinid
D. Obat Hipoglikemik
Perhitungan Insulin
Subjektif :
Tn Lg 47 tahun dengan diabetes tipe 2, BB 75 kg Beliau baru saja mendapatkan basal
insulin (determin) ditambah dengan beberapa obat lain yaitu metformin 1 gram 2x1 dan
glikazide 80 mg 2x1. Beliau mengeluh bangun dengan sakit kepala, pusing dan
kleyengan pada pagi hari. Sering merasa kesemutan dan terdapat luka di kaki yang tidak
sembuh dari 3 bulan yang lalu. HbA1C 9,2%. Tn Lg juga mengalami sesak nafas. Sesak
nafas semakin berat saat malam hari. Diketahui pasien mempunyai riwayat hipertiroid
Akhir-akhir ini mengeluh sering berkeringat dingin dan berat badan menurun
Vital sign: TD : 100/70 mmHg, N : 80x/menit, RR : 28x/menit
Objektif :
Pemeriksaan laboratorium
Assesment :
Parameter Hasil Satuan Normal Keterangan
Segmen 71,9 40-70 Tinggi
Segmen 71,9 40-70 Tinggi
SGOT 39 U/L 15-37 Tinggi
Glukosa sewaktu 214 mg/dl ≤200 Tinggi
Lekosit Positif
Epitel Positif
Glukosa puasa 234 mg/dL 74-106 Tinggi
Glukosa 2jam PP 235 mg/dL ≤ 126 Tinggi
T3 20 mcg/dL 4,5-10,9 Tinggi
T4 400 Ng/dL 60-181 Tinggi
Abnormalitas :
- Sgot (Tinggi)
Kadar SGOT Pasien : 39 U/L (mikro/L)
Kadar SGOT Normal: 15-37 U/L
Jika hasil tes SGOT ternyata lebih tinggi dari normal, artinya ada kerusakan pada
salah satu organ atau otot yang mengandung enzim SGOT.Organ tersebut bisa jadi
hati, tapi bisa juga otot, jantung, otak, maupun ginjal.
- Segmen
Kadar Segmen Pasien : 71,9
Kadar Segmen Normal: 40-70
- Glukosa sewaktu
Kadar Glukosa sewaktu Pasien : 214 mg/dl
Kadar Glukosa sewaktu Normal: < 200 mg/dl
Kadar glukosa sewaktu bisa tinggi disebabkan karena Stres, infeksi, kurang
berolahraga, terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat, atau melakukan aktivitas fisik
yang cukup berat di saat tingkat insulin rendah juga dapat menjadi
pemicu gula darah tinggi.
penyebab kadar gula darah yang tinggi adalah kurangnya pasokan hormon insulin
ataupun saat hormon insulin yang tidak bekerja dengan optimal akibat resistensi
insulin.
Insulin merupakan hormon yang berperan penting dalam menjaga kadar gula dalam
darah tetap normal. Hormon ini membantu proses penyerapan glukosa oleh sel-sel
tubuh untuk selanjutnya diubah menjadi energi.
- Glukosa puasa
Tingginya kadar gula darah puasa pada penderita Diabetes Melitus secara terus
menerus dapat meningkatkan terjadinya resiko komplikasi. Serangan jantung, stroke,
gagal ginjal kronik dan gangren adalah komplikasi paling utama. Selain kematian
fetus intrauterin pada ibu yang menderita Diabetes Melitus tidak terkontrol juga
meningkat.
P (PLAN)
- Ventolin neb
Indikasi : Bronkospasme pada asma bronkial, bronkitis kronis & emfisema
Dosis : PENGGUNAAN OBAT INI HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK
DOKTER. Dewasa dan anak > 14 tahun : 10 - 20 ml. Anak 6 - 14 tahun : 10 ml.
Diberikan 2-3 kali/hari. Anak 2 - 6 tahun : 5 - 10 ml. Diberikan 2-3 kali/hari.
Aturan Pakai : Masukkan ke dalam nebulizer untuk dibuat menjadi partikel gas dan
dihirup
- Flixotide neb
Indikasi : Meredakan gejala dan eksaserbasi asma pada pasien yang sebelumnya
diterapi dengan bronkodilator saja atau dengan terapi pencegahan lain, pencegahan
asma berat pada pasien > 16 thn, terapi eksaserbasi akut asma ringan sampai sedang
pada anak-remaja.
Dosis : PENGGUNAAN OBAT INI HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK
DOKTER. 16 thn : 1-4 ampul 2x sehari, 4-16 thn : 2 ampul 2x sehari
Aturan Pakai : Obat di masukkan dalam alat nebulizer kemudian diuapkan sampai
cairan obat dalam alat habis
- Metformin Untuk control gula darah
- Glikazide untuk rangsang pancreas produksi insulin lebih banyak
3. Glukosa 2pp
Tes toleransi glukosa atau tes gula darah bertujuan untuk mengukur sejauh mana
kemampuan tubuh dapat memproses glukosa setelah mengonsumsi gula dalam jumlah
tertentu. Seperti yang kita ketahui, gula merupakan sumber energi utama tubuh.
Penggunaan glukosa dalam darah dipengaruhi oleh hormon insulin. Jika terjadi masalah
pada hormon insulin seperti pada penyakit diabetes, tentunya akan memengaruhi kadar
glukosa dalam darah. Kadar gula darah tinggi dapat mengindikasikan diabetes. Tes
toleransi glukosa dilakukan untuk mendeteksi diabetes atau tidak. Glukosa 2 jam
postprandial atau glukosa 2 jam PP adalah tes glukosa yang dilakukan setelah tes glukosa
darah puasa. Sebelum melakukan tes glukosa darah puasa, seseorang diharuskan untuk
berpuasa selama 8 hingga 12 jam. Setelah tes gula darah puasa dilakukan, Anda akan
diberikan minuman dengan kandungan glukosa sirup dengan kandungan 75 gram gula.
Merupakan pemeriksaan lanjutan setelah gula darah puasa yakni dengan
mengukur tingkat gula darah 2 jam setelah makan. Kadar gula darah 2 jam setelah
makan biasanya pada kisaran 80 – 140 mg/dl. Jika kadar gula darah Anda berada pada
140 – 199 mg/dl, maka Anda sudah termasuk dalam kategori pre-diabetes. Pemeriksaan
ini dilakukan untuk menilai seberapa besar fungsi pankrean untuk menetralisir gula darah
4. T3 & T4
Hormon tiroid adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar tiroid yang tertelak pada leher
bagian depan. Hormon tiroid memiliki fungsi untuk mengatur segala jenis metabolisme yang
terjadi pada tubuh kita. Untuk mengetahui kondisi fungsional dari kelenjar tiroid maka
dokter akan memeriksa nilai hormon tiroid dari hasil lab darah :
FATOFISIOLOGI
Pada kondisi hipertidroid (tingginya kadar hormon tiroid dalam tubuh) maka hasil
pemeriksaan lab tersebut akan meunjukan kadar yang tinggi melebihi nilai normal. Nilai
normal mungkin akan sedikit berbeda tergantung lab dan tergantung dari satuan yang
digunakan. Selain itu dokter biasanya akan memeriksakan nilai TSH (0.5-6 uU/ml). TSH
merupakan hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari di otak. Hormon ini berfungsi
untuk memicu sekresi hormon tiroid. Kadar TSH yang rendah dapat menjadi tanda adanya
hipertiroid. Apabila mengalami hipertiroid maka biasanya akan terasa gejala-gejala sebagai
berikut :