Kelompok 3:
FSM C 2014
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2017
PRESENTASI KASUS III
1. Data Pasien
Nama : Ny. N
Umur : 45 tahun
TB/BB : 150 cm/ 50kg
2. Keluhan Utama
Penurunan kesadaran + 12 jam SMRS
Mual dan badan terasa lemas
3. Riwayat Penyakit Sekarang:
+ 2 minggu pasien sering tidur terutama pada pagi dan sore
+ 1 hari sebelum masuk RS bicara mulai kacau, kadang nyambung, kadang hanya
meracau
Mual dan muntah, isi seperti yang dimakan dan diminum
+ 12 jam sebelum masuk RS pasien tidak bisa diajak berkomunikasi, pasien gelisah
4. Riwayat Penyakit Dahulu: Pada tahun 2012 pernah kejadian seperti ini dinyatakan
sirosis
5. Riwayat Penyakit Dalam Keluarga: Ibu sakit kuning
6. Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi, Kejiwaan, dan Kebiasaan: Ibu rumah
tangga, memiliki 2 anak, minum jamu jarang
7. Data Pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik
Lactulax (3,335g/5mL) 4x 1 C PO V V V V V V V
Lesichol-600 3x1cap PO V V V V V V V
Metoclorpamid inj 10 mg/2mL 3x1amp IV V V
Objektif :
Pasien sirosis hati dengan HE sebaiknya diberikan rifaximin
Diagnosis: Hepatic
(FDA approved) sebagai tambahan terapi bersama laktulosa
Encephalopathy
untuk mencegah HE reccurence (after second episode)*
Data Pemeriksaan fisik
(GRADE I, A, 1) (Vilstrup et al., 2014).
menunjukkan : *initial episode dengan laktulosa.
- KU (27/4) : Somnolen Bila terjadi recurrent episodic HE yang kedua, dapat
- Kontak (28/4;29/4) : ditambahkan rifaximin sebagai terapi tambahan bersama
Inadekuat laktulosa karena kombinasi ini akan menurunkan frekuansi
reccurent HE dan hosipitalisasi (Leise et al., 2014).
Dosis rifaximin:
550 mg PO setiap 12 jam (Kandiah and Kumar, 2016;
Medscape, 2017).
Vitamin K3 inj 10 Malnutrisi dan defisiensi vitamin K biasanya terjadi pada pasien
mg/ml yang sudah agak tua dengan gangguan hati (liver) dan
konsentrasi albumin yang rendah. Selain itu, defisiensi vitamin
3x1 ampul K dapat disebabkan karena penggunaan antikoagulasi (Williams,
selama 1 minggu 2017) Pemakaian antibiotik juga sangat mengurangi jumlah
(tgl. 27/4 – 3/5) vitamin K dalam tinja, yang terutama merupakan hasil sintesis
bakteri usus.
Comafusin Hepar 500 Comafusin Hepar mengandung BCAA (Branched Chain Amino
mL (infus) Acids) 50%, xylitol, vitamin dan elektrolit. Comafusin Hepar
merupakan cairan nutrisi yang mengandung BCAAuntuk
1x1 bag memperbaiki ketidakseimbangan asam amino pada pasien
(tgl. 27/4-30/4) (Plauth et al., 2009). Pemberian BCAA akan merangsang sintesi
protein hati, sehingga secara signifikan meningkatkan status gizi
dan meningkatkan kualitas hidup pasien. BCAA memiliki efef
detoksifikasi amonia pada darah dan otot, memperbaiki
ketidakseimbangan plasma asam amino dan mengurangi influks
asam amino aromatik pada otak (Afridi et al., 2014).
Peningkatan amonia darah didetoksifikasi baik di hati maupun di
otot. Pada otot, BCAA dikatabolisasi ke glutamat, yang
menggabungkan amonia dalam proses penengahan sintesis
glutamin, menyebabkan penurunan kadar amonia darah
(Kawaguchi, 2013).
(PPHI, 2014)
Sehingga obat yang diberikan sudah tepat indikasi.
Dosis : 21 ml/jam
Literatur : 0,7-1 g/kgBB/hari dengan kecepatan infus 45 tetes per
menit (Kalbe Medical, 2015).
Subjektif: - Calcii gluconas inj Pemberian Calcii gluconas inj sudah tepat.
Objektif: (IV), Kalsium glukonas merupakan obat yang berfungsi untuk
Ca dalam darah : 100 mg/mL mencegah atau mengobati kadar kalsium darah yang rendah.
26/4 → 7,3 mEq/L (↓↓)
27/4 → 7,2 mEq/L (↓↓) 1x1 amp Pasien HE mengalami penurunan kadar kalsium yang
selama 1 minggu disebabkan oleh meningkatnya permeabilitas sawar darah otak
Prokalsitonin : (tgl 27/4-3/5) untuk ammonia pada pasien sirosis menyebabkan toksisitas
27/4 → 1,41 ng/mL ammonia terhadap astrosit otak yang berfungsi melakukan
(↑↑) metabolisme ammonia melalui kerja enzim sintetase glutamin.
Amonia secara langsung juga merangsang stress oksidatif dan
nitrosatif pada astrosit melalui peningkatan kalsium intraselular
yang menyebabkan disfungsi mitokondria (PPHI, 2014).
Subjektif : Sukralfat oral 500 Sukralfat bekerja sebagai pelindung mukosa pada lambung
Penurunan kesadaran ±12 mg/5 mL dengan membentuk kompleks ulcer-adherent. Pemberian
jam SMRS; Mual dan Sukralfat bertujuan sebagai agen profilaksis terjadinya resiko
muntah, isi seperti yang Dosis: 4 x 1 C (15 ml) bleeding ulcer akibat HE yang diderita dan heparin yang di
dimakan dan diminum, Selama 1 minggu konsumsi.
(tgl.27/4 - 3/5)
Objektif :
Data Pemeriksaan fisik=
- KU (27/4) : Somnolen
- Kontak (28/4;29/4) :
(Koda, 2009).
Inadekuat
Data lab=
(Koda, 2009).
Literatur:
Profilaksis tukak akibat stres (suspensi), 1 g 6 kali sehari
(maksimal 8 g sehari) 1 jam sebelum makan dan sebelum tidur
malam (BPOM, 2015).
(Vaja, 2009).
Namun beberapa evidence mengatakan bahwa FFP kurang
efektif bila diberikan pada pasien dengan nilai PT lebih panjang
4s dibandingkan kontrol.
Literatur:
FFP: 10-20 mL/kg of body weight will increase factor levels by
20-30% (Medscape, 2017).
Kandungan:
Paracetamol 500 mg
N-acetylcysteine 200 mg
Literatur:
3x1 kaplet (MIMS, 2015).
Sirosis hati Subjektif: Heparin Na IV, Heparin Na diberikan untuk pasien sirosis untuk mencegah
RPD: Pada tahun 2012 (5000 U/mL dengan progresifitas penyakit hati (Leonardi et al., 2017).
pernah kejadian seperti ini dosis 5000 U/12 jam Pada pasien sirosis, terjadi hipokoagulasi dan terjadi peningkatan
dinyatakan sirosis. perdarahan, tetapi tidak menutup kemungkinan terjadinya VTE
Riwayat Penyakit Dalam (tgl. 27/4 – 29/4) (venous thromboembolism) sehingga sebagai pencegahan
Keluarga: Ibu sakit kuning diberikan Heparin Na sebagai agen antikoagulan (Khoury. T., et
al., 2016).
Objektif:
(tgl. 27/4) Dosis heparin inadekuat karena menurut Medscape (2017), dosis
Bilirubin Total: 5,38 ↑ heparin yaitu 20000-40000/U per 24 jam.
Bilirubin Direk: 3,28 ↑
Bilirubin Indirek: 2,1 ↑
SGPT: 34 ↑
SGOT: 67 ↑
Albumin: 2,75 ↓ (tgl. 26/4)
dan 2,76 ↓ (tgl. 27/4)
Calcium carbonat 500 Pemberian Calcium carbonat sudah tepat.
mg, IV Calsium carbonat merupakan suplemen makanan. Sirosis
menyiratkan risiko patah tulang (osteoporosis) dua kali lipat
3x3 cap lebih tinggi dari pada orang yang tidak memiliki sirosis. Jika
selama 1 minggu
melakukan transplantasi hati maka akan mengalami penurunan
(tgl. 27/4 – 3/5)
massa tulang karena menggunakan obat imunosupresan dan
osteoporosis satu-satunya komplikasi sirosis yang memburuk
setelah transplantasi hati. Kurangnya aktivitas fisik dan
malnutrisi pada pasien merupakan faktor risiko sirosis sehingga
terjadinya osteoporosis. Suplemen kalsium merupakan bagian
dari pengobatan osteoporosis dan paling banyak dikonsumsi
adalah kalsium karbonat (Santos and Romeiro, 2016).
(tgl. 27/4)
Bilirubin Total: 5,38 ↑
Bilirubin Direk: 3,28 ↑
Bilirubin Indirek: 2,1 ↑
Pneumonia Subjektif:- Tigecycline 50 Dilakukan kultur sputum dari saluran pernafasan pada tanggal 28
Objektif: mg/5ml IV April 2013 dan pada tanggal 30 April 2013 hasilnya menyatakan
- Diagonis : pneumonia bahwa bakteri Acinetobacter baumannii resisten terhadap semua
- Kultur sputum res aerob (awal 100 mg, antibiotik untuk terapi pneumonia, kecuali Tigecycline
terhadap Acinetobacter selanjutnya 50 mg tiap (intermediet). Pemberian Tygecycline termasuk terlambat karena
baumannii 12 jam) baru diberikan pada tanggal 2 Mei 2013, seharusnya diberikan
- Leukosit, monosit, (tgl. 2/5 dan 3/5)
neutrophil, LED sejak hasil kultur sputum keluar (30 April 2017).
- Eosinofil, basophil, Menurut Medscape (2017), dosis yang dianjurkan adalah awal
limfosit 100 mg, kemudian 50 mg tiap 12 jam selama 7-14 hari. Dosis
sudah sesuai.
Objektif: -
Nyeri Midazolam inj Pengunaan Midazolam sudah tepat untuk pasien (namun masih
(Upper GI 15 mg/3mL perlu penyesuaian dosis).
Endoscopy)
2x1 amp Pada kasus ini, Midazolam sebagai agen sedatif digunakan untuk
(tgl. 28/4) anestesi pada Upper GI Endoscopy/UGE pada tanggal 28/4
(FDA approved) (Ferreira and Carvo, 2015). Upper GI
Endoscopy adalah suatu prosedur pemeriksaan rutin pada pasien
gangguan hati kronis untuk melihat ada tidaknya komplikasi
yang berhubungan dengan portal hypertension seperti varices
pada esophageal dan gastric serta portal gastropathy (Khamaysi
et al., 2011).
LANJUTKAN
Nama Obat Dosis
Lactulax (PO) 30 mL tiap 2-4 jam
3,335g/5 ml
Lesichol-600 PO 3x1 cap
Vitamin K3 inj 10 mg/ml 3x1 ampul
Hepa-Merz inj IV 1x4 amp
5mg/10ml
Comafusin Hepar 500 1x1 bag
mL (infus)
Aminofusin hepar IV, 21ml/jam
500 ml
Calcii gluconas inj (IV), 1x1 amp
100 mg/mL
Sukralfat oral 500 mg/5 1 g setiap 6 jam (3x2 cth)
mL
Transfusi Fresh Frozen 10-20 mL/kgBB
Plasma (FFP) (500-1000 mL)
Sistenol (PO) 3x1 kaplet
Calcium carbonat 500 3x3 cap
mg, IV
Omeprazole IV 1x40 mg
Plan (Rekomendasi)
1. Pengunaan lactulax tetap dilanjutkan karena kadar ureum dalam darah masih tinggi.
Lanjutkan Lactulax (PO) 3,335g/5 ml; 30 mL tiap 2-4 jam
2. Metronidazole sebaiknya dihentikan (not FDA approved sebagai terapi HE) oleh
karena efek samping yang ditimbulkan: neuro, nefro dan ototoxicity. Diganti dengan
rifaximin dengan dosis 550 mg PO setiap 12 jam.
3. Terapi lesichol sebaiknya tetap dilanjutkan, karena lesichol dapat menunjang fungsi
hati pasien.
4. Lanjutkan penggunaan Lesichol-600 PO, 3x1 cap.
5. Seharusnya Tigecycline diberikan sejak hasil kultur sputum keluar, pemberian
Tigecycline dilanjutkan selama 7-14 hari.
6. Lanjutkan pemberian ventolin nebule untuk maintenance pernafasan.
7. Lanjutkan pemberian vitamin K pada pasien dengan sirosis hati.
8. Dosis Heparin Na dinaikkan menjadi 10000 U setiap 12 jam.
9. penggunaan metoclopramide sebaiknya tetap dilanjutkan hingga rasa mual dan
muntah yang dialami pasien membaik.
10. Ceftazidime Perlu dikonfirmasikan kepada dokter terkait hasil test sputum pasien,
sehingga dapat diberhentikan pemberian ceftazidime pada tanggal 30 April 2013 dan
direkomendasikan dengan menggunakan antibiotik Tigecycline karena pada hasil test
sputum menunjukkan hasil intermediet.
11. Pemberhentian FFP pada hari yang ketiga sudah tepat. FFP digunakan ketika terjadi
severe bleeding, pertimbangkan ke dokter untuk transfusi darah trombosit untuk
menaikkan kadar trombosit serta pemberian Vitamin K secara intensif
12. Penggunaan Sucralfat dilanjutkan namun konsultasikan dengan dokter terkait dosis
minum sucralfat, sarankan untuk pemberian 3x1 saja dengan pertimbangan efektivitas
obat lain yang dapat terhambat penyerapannya oleh adanya sucralfat.
13. Pemberian sistenol tetap dilanjutkan sampai demam yang dialami pasien membaik,
atasi penyebab demam pasien yaitu karena infeksi dari HE dan pneumonia.
14. Pemeriksaan tulang untuk mengetahui derajat kepadatan tulang menggunakan Bone
Mineral Density (BMD)
15. Lanjutkan penggunaan Hepa-merz inj.
16. Lanjutkan propranolol. Dosis propranolol yang disarankan ialah 20 mg 2 kali sehari.
17. Lanjutkan Comafusin Hepar 500 ml (infus) 1x1 bag.
18. Meneruskan pemberian aminofusin hepar dan calcii gluconas injeksi.
19. Lanjutkan midazolam, dosis disesuaikan menjadi 0,5-1 mg (dosis maksimum: 6 mg).
20. Morphine sebaiknya dihentikan karena akan meningkatkan risiko reccurent HE.
Sebaiknya morphine diganti dengan fentanyl dengan dosis inisial: 12,5-75µg dengan
dosis maksimal 200µg.
Monitoring