Anda di halaman 1dari 30

Paru adalah organ tubuh yang

melaksanakan fungsi pernafasan dan


menempati sebagian besar rongga toraks
Paru dibagi dalam lobus, dimana paru
sebelah kiri mempunyai dua lobus (atas dan
bawah) dan paru sebelah kanan mempunyai tiga
lobus (atas, tengah, bawah).
Traktus respiratorius bagian bawah terdiri atas
trakea, bronkus, bronkiolus, duktus alveolaris
dan alveoli.
Fungsi utama paru adalah menjaga
ketersediaan O2 bagi jaringan tubuh untuk
proses metabolisme dan mengeluarkan produk
200 6)
metabolisme yaitu CO2. o yo ,
(Sud
TUBERKULOSIS

• TUBERKULOSIS (TBC) ADALAH PENYAKIT MENULAR YANG PALING SERING TERJADI


DI PARU-PARU

• PENYEBABNYA : Mycobacterium tuberkulosis


– GRAM (+), TAHAN SUASANA ASAM
– SUKAR DIBUNUH. KARENA DINDING SELNYA MENGANDUNG LIPIDA –
GLIKOLIPID DAN LILIN (WAX) YANG SULIT DITEMBUS OLEH ZAT KIMIA
– TIDAK MENGELUARKAN ENZIM DAN TOKSIN

• GEJALANYA :
– BATUK KRONIS
– DEMAM
– BERKERINGAT WAKTU MALAM
– KELUHAN DI PERNAPASAN
– ANOREKSIA (KURANG NAFSU MAKAN)
– BERAT BADAN TURUN
– NYERI DI BAGIAN DADA
– DAHAKNYA MENGANDUNG DARAH 2002)
,
(Tjay
1/3 penduduk dunia terinfeksi oleh mikobakterium TB

Indonesia adalah negeri dengan prevalensi TB ke-3 tertinggi


dunia setelah cina dan india.

Berdasarkan hasil survei kesehatan nasional 2001 TB


menempati ranking no 3 sebagai penyebab kematian tertinggi di
indonesia

(Sudoyo, 2006)
 Tuberkulosis Primer
Kuman (droplet nuclei)

Menempel pada saluran napas


atau jaringan paru

Mekanisme protektif tubuh oleh


neutofil dan makrofag

Kuman tetap menetap di jaringan Kuman mati dan keluar dari


paru percabangan trakeobronkial bersama
gerakan silia dan sekretnya

Kuman berkembang biak dalam sitoplasma


makrofag dan membentuk sarang primer
 Tuberkulosis skunder

Kuman yang dormant pada tuberkulosis primer


akan muncul bertahun-tahun kemudian menjadi
infeksi endogen menjadi tuberkulosis dewasa
Tuberkulosis skunder muncul karena imunitas
menurun seperti malnutrisi, alkohol, maligna,
diabetes, AIDS, gagal ginjal.
Tuberkulosis skunder dimulai dengan sarang dini
yang berlokasi di regio atas paru
WHO (1991) berdasarkan terapinya membagi TB dalam 4
kategori yakni :
Kategori I
•Kasus baru dengan spuntum positif
•Kasus baru dengan kasus TB berat
Kategori II
•Kasus kambuh
•Kasus gagal dengan spuntum BTA positif
Kategori III
•Kasus BTA negatif dengan kelainan paru yang tidak luas
•Kasus TB ekstra paru selain dari yang disebut dalam kategori I
Kategori IV
•TB kronik
 Penyakit metabolik akibat:
 Sekresi insulin menurun
 Sensitivitas sekresi insulin
 Keduanya
 Abnormalitas metab KH, lemak, prot.
 Tanda: hiperglikemia
 Gejala klinik akut: poliuri, polifagi, polidipsi
 Terdapat gejala DM (poliuri, polifagi,
polidipsi) dan penurunan BB tanpa sebab yg
jelas, ditambah salah satu dari:
 GDA > 200mg/dl
 GDP > 126mg/dl
 GD > 200mg/dl
Initial Pasien : Tn. SI
Umur/BB/Tinggi : 45 th/40 kg/160 cm
Alamat : Klojen, Malang
MRS : 3 september 2008
KRS : 10 september 2008
Riwayat sosial : PNS
Keluhan utama : Batuk kronis
Diagnosa : TB Paru + DM tipe 2
Riwayat penykt : -
DATA TANGGAL
KLINIK
3/9 4/9 5/9 6/9 7/9 8/9 9/9 10/9

TD mmHg 120/70 110/90 120/80 110/80 - 110/70 110/70 110/80

Nadi (/menit) 88 80 90 80 - 118 100 120

RR 20 20 20 20 - 20 20 20
(/menit)
Suhu tubuh 37 36,8 - - - 36,3 - 36,5

Lemah + + + + + + + _

Batuk + +

Sesak ± ± _ _ _ _ _ _
DATA LAB NILAI TANGGAL
NORMAL
4/9 6/9 8/9

Hb 11-16,5 g/dl 11,7

Hct 35-50%
Leukosit 3500-10000/µl 9.900

LED < 7 mm/jam 92

Trombosit 150000-300000/µl 462.000

Ureum 10-20 mg/dL 26,2

Kreatinin 0,5-1,5 mg/dL 0,62

GDP 60 – 110 mg/dl 232 179 91

GD2 J PP < 130 mg/dl 410 338 227

Kolesterol Total < 200 mg/dl 167

HDL > 50 mg/dl 41

TG < 150 mg/dl 64


DATA LAB NILAI TANGGAL
NORMAL
4/9 6/9 8/8

LDL < 150 mg/dl 107

pH urin 7,35 – 7,45 6

Protein urin 25 mg/dl

Glukosa urin 100 mg/dl

SGOT 11 – 41 mg/dl 22

SGPT 10 – 41 mg/dl 20

Na 136 - 145 mmol/L 127

K 3,5 – 5 mmol/L 4,64

Cl 98 – 106 mmol/L 96
Obat Rute Kekuatan Frek Tanggal pemberian obat
3/9 4/9 5/9 6/9 7/9 8/9 9/9 10/9

Oksigen K/p V V V

NS iv 10-12 V V
tts/mnt
Ceftriaxon iv 1 gr 2 dd 1 V V V V V V V V

Ketokonazol po 200 mg 2 dd 1 V V V

FDC po V V V V V V

Actrapid im 12 ui 3 dd 1 V V

8 ui 3 dd 1 V V V V

Insulatrad im 12 ui 1 dd 1 V V

10 ui 1 dd 1 V V V V

Glucobay po 50 mg 3 dd 1 V V
(acarbose)
Simvastatin po 10 mg 1 dd 1 V V

Parasetamol po 500 mg 3 dd 1 V V V V V V V V
 Diberikan pd H1– H2.
Diberikan secara nasal kanul

 Indikasi : mengatasi sesak napas pada pasien


NaCl 0,225%
Mrpk cairan isotonik yg bisa digunakan sbg permulaan
resusitasi cairan pd px dehidrasi & shock, utk mengganti
kehilangan ion Na dan Cl.

 Untuk menjaga Keseimbangan Hemodinamik darah, kondisi px


lemah
 Sefalosporin generasi ketiga
 Aksi: Menghambat sintesis dinding sel bakteri
 Aktif terhadap bakteri Gram (–) dan beberapa
bakteri Gram (+)
 Jauh lebih aktif terhadap enterobacteriaceae bila dibandibgkan
dengan generasi pertama
 Digunakan sebagai pengobatan pada efusi pleura karena jenis
kuman yang sering ditemukan pada cairan pleura adalah :
Pneumokokokus, E. coli, Klebsiela, Pseudomonas, dan
Enterobacter.
 menghambat sintesa ergosterol
 bekerja fungistatis dan bakteriostatis lemah
terhadap kuman gram positif
 profilaksis mikosa pada pasien dengan
imunosupresan
 merupakan mukolitik, digunakan untuk mengurangi
kekentalan dahak dengan memotong ikatan
mukopolisakarida.
 diberikan tidak hanya untuk mengurangi keluhan
batuk pada pasien tetapi juga untuk membantu
mengeluarkan dahak yang menyebabkan suara napas
pasien rhonci
 FDC (fixed dose combination) merupakan tablet
yang berisi kombinasi beberapa jenis obat anti
TBC dengan dosis tetap
 Kandungan FDC :
- 75 mg Isoniasid (INH)
- 150 mg Rifampisin
- 400 mg Pirazinamid
- 275 mg Etambutol
 Pemberian insulin short acting mengkover insulin post
prandial tubuh untuk menurunkan gula darah pasien.
 Pemberian insulin intermediet / basal untuk
menurunkan gula darah pasien
 Mekanisme kerjanya sebagai insulin basal
 menghambat enzim glukosidase yang perlu untuk
perombakan di/polisakarida dari makanan menjadi
monosakarida
 memperkecil fluktuasi gula darah dan nilai rata-
ratanya menurun
 mengambat secara kompetitif HMG CoA reduktase,
yakni enzim pada sintesis kolesterol terutama dalam
hati
 efektif dalam menurunkan LDL, tetapi kurang efektif
dalam menurunkan TG dan meningkatkan HDL
 Analgesik dan antipiretik

 ES : reaksi hipersensitivitas, kelainan arah (jarang


terjadi)
 Simvastatin sebaiknya diganti dengan obat dari
golongan klofibrat seperti gemfibrosil karena simvastatin
efektif dalam menurunkan LDL, tetapi kurang efektif
dalam menurunkan TG dan meningkatkan HDL (nilai
HDL pasien rendah)

Anda mungkin juga menyukai