Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Antibiotik
2.1.1 Definisi antibiotik

Penyakit infeksi bakteri merupakan salah satu masalah kesehatan


yang penting dan banyak terjadi di masyarakat (Yarza et al., 2015). Tatalaksana
dalam penanganan pasien yang terbukti atau diduga mengalami infeksi bakteri
adalah dengan menggunakan antibiotik (Anna, 2013). Antibiotik merupakan obat
yang sangat dikenal oleh masyarakat, tetapi hampir semua masyarakat mengenal
antibiotika secara salah. Hal ini dikarenakan masih kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang penggunaan antibiotik yang rasional.
Penggunaan antibiotik yang tidak rasional seperti halnya tidak tepat
indikasi, dosis, dan pemakaian tidak sesuai atau bahkan pemakaian antibiotik
secara berlebihan dapat menyebabkan terjadinya resistensi antibiotik. Resistensi
antibiotik merupakan kemampuan bakteri atau kuman lainnya untuk melakukan
perlawanan terhadap pengaruh antibiotik (Utami, 2012). Resistensi antibiotik saat
ini menjadi ancaman yang cukup besar bagi kesehatan masyarakat dunia,
khususnya Indonesia. Llor (2009) menyatakan bahwa swamedikasi menggunakan
antibiotik merupakan suatu hal yang umum dilakukan di banyak negara dan hal
ini merupakan penyebab maraknya kejadian resistensi antibiotik.
Banyak bakteri yang telah mengalami resistensi sehingga kurang responsif
terhadap pengobatan antibiotika. Hal ini menimbulkan masalah yang besar, karena
dapat menyebabkan penyakit sulit untuk diobati, biaya pengobatan menjadi lebih
mahal dan memungkinkan hadir jenis penyakit infeksi baru yang lebih sulit untuk
diobati (Mulyani, 2013). Dalam upaya menekan tingginya angka kejadian
resistensi antibiotik, perlu dilakukan edukasi mengenai penggunaan antibiotika
yang rasional agar pemahaman masyarakat tentang antibiotika akan meningkat,
sehingga penggunaan antibiotika yang tidak tepat di kalangan masyarakat tidak
semakin bertambah dan kejadian resistensi terhadap antibiotika dapat ditekan.
Penggunaan antibiotika yang terkendali akan menghemat pemakaian antibiotika,
sehingga dapat mempersingkat durasi pengobatan dan mengurangi beban biaya
pengobatan (Kemenkes, 2011).
Edukasi yang diberikan berupa penyuluhan dengan metode CBIA (Cara
Belajar Insan Aktif), dimana metode ini berorientasi pada peran aktif peserta didik
dalam mencari informasi, menumbuhkan sikap, dan mengubah perilaku (Arfian et
al., 2015). Keefektifan dari penyuluhan dapat diketahui dengan melakukan
pengukuran tingkat pengetahuan yang dilakukan sebelum dan sesudah penyuluhan
sehingga dapat diketahui perubahan tingkat pengetahuan masyarakat (Astuty,
2009). Menurut hasil penelitian Wowiling (2013) di Manado tentang edukasi
pada pasien pengguna antibiotik menggunakan metode penyuluhan, didapatkan
adanya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang antibiotik jika dibandingkan
antara sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan dari 9,3% menjadi 40%.
Berdasarkan latar belakang diatas mengindikasikan bahwa tingkat
pengetahuan masyarakat tentang resistensi antibiotik masih tergolong rendah dan
menimbulkan tingginya penggunaan antibiotik yang tidak rasional. Hal ini
mendorong kami untuk melakukan Sosialisasi GEMA CERMAT kepada
masyarakat tentang Resistensi Antibiotik dengan metode CBIA (Cara Belajar
Insan Aktif) di Puskesmas Sungai Bilu Banjarmasin, dimana sebelumnya belum
pernah dilakukannya penyuluhan tentang Resistensi Antibiotik di daerah tersebut.

1.1 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini, yaitu :
1. Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat mengenai Resistensi Antibiotik
sebelum dan sesudah Sosialisasi GEMA CERMAT.
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai Resistensi Antibiotik
sesudah dilakukan Sosialisasi GEMA CERMAT.

1.2 Manfaat
Manfaat dari kegiatan ini, yaitu mampu meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang Resistensi Antibiotik sehingga penggunaan antibiotika yang
tidak tepat di kalangan masyarakat tidak semakin bertambah dan kejadian
resistensi terhadap antibiotika dapat ditekan.

Anda mungkin juga menyukai