Anda di halaman 1dari 43

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Direktorat Tata Kelola
Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan periode Tahun 2020 – 2024 dapat diselesaikan
dengan baik.
Penyusunan RAK ini bertujuan untuk memberikan arah dan pedoman dalam
manajemen pelaksanaan kegiatan Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pembiayaan, implementasi dan
pengendalian, serta monitoring dan evaluasi dalam kurun waktu lima tahun. RAK ini disusun
dengan mengacu kepada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) tahun 2020 – 2024, Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun
2020 – 2024, serta Rencana Aksi Program (RAP) Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun
2020 – 2024.
Dengan tersusunnya RAK ini maka telah tersedia dokumen perencanaan yang
digunakan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Tata Kelola Obat Publik
dan Perbekalan Kesehatan, sehingga target indikator kinerja kegiatan yang ditetapkan dapat
tercapai melalui pengukuran yang dilaksanakan secara periodik setiap tahunnya.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan RAK Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun
2020 – 2024 ini. Kami mengharapkan masukan dan saran yang positif dan membangun
demi sempurnanya penyusunan RAK ini di masa yang akan datang. Semoga pelaksanaan
dan pencapaian kegiatan Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
dapat menjadi pendorong dan penggerak dalam mencapai target Program Kefarmasian dan
Alat Kesehatan Tahun 2020 – 2024 dan target Kementerian Kesehatan sebagai tujuan
akhirnya.

Jakarta, Desember 2019


Direktur Tata Kelola Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan,

Dra. Sadiah, Apt, M.Kes


NIP. 196011141991032001

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 2


DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………….……………………………………. 1


Kata Pengantar ……………………………………………………………………………….… 2
Daftar Isi …………………………………………………………………………………….…… 3
Daftar Tabel ……………………………………………...…………………………………..…. 4
Daftar Gambar ……………………………………………..…………………………………… 5
Daftar Lampiran ……………………………………………….………………………………... 6
Bab I : Pendahuluan ……….………………………………………..………….. 7
………………
A.Kondisi Umum ..……………………………………………………….….………… 7
B.Isu Strategis ………..……………………………..……………………….……….. 8
C.Permasalahan ……………………………………………………………………… 8
D.Landasan Hukum ………………………………………………………..…………. 8
Bab II : Organisasi dan Strategi Pelaksanaan Kegiatan Peningkatan Tata Kelola Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan ……………………………………….. 13
……......
A.Organisasi Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan …...……… 13
B.Strategi Pelaksanaan Kegiatan ……………….………………..………………. 15
Bab III : Rencana Aksi Kegiatan Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan ……………………………………………………………………………... 17
A.Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan ………..……….……………………... 17
B.Tata Laksana Indikator Kinerja Kegiatan ….......………………………………. 18
C.Alokasi Anggaran ……………………………………………………………….... 22
Bab IV : Penutup …………………………………………………………………. 24
…………….

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 3


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Tata Kelola Obat Publik
dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2017 berdasarkan Kepmenkes
Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015
17
……………………………………………....

Tabel 2. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Tata Kelola Obat Publik
dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2017-2019 berdasarkan Kepmenkes
Nomor HK.01.07/Menkes/422/2017 …………………………………..………...
18

Tabel 3. Alokasi dan Realisasi Anggaran Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 ………………….
19
……………….....

Tabel 4. Jumlah ASN di Lingkungan Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan
Perbekalan KesehatanTahun 2015-2019 Menurut Jabatan
20
……………….....

Tabel 5. Jumlah ASN di Lingkungan Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 Menurut Golongan
23
…………….....
Tabel 6. Jumlah ASN di Lingkungan Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 Menurut Pendidikan
23
……………....
Tabel 7. Jumlah ASN di Lingkungan Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 Menurut Jenis Kelamin
23
……………
Tabel 8. Item Vaksin Indikator yang dipantau Tahun 2020-2024 .………………... 23
….....

Tabel 9. Item Obat Indikator yang dipantau Tahun 2020-2024 23


………………………....

Tabel 10. Item Obat Program HIV/AIDS yang dipantau Tahun 2020-2024 23
…………......

Tabel 11. Alokasi Anggaran Kegiatan Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan Tahun 2020-2024 ……………………………..
23
…….....

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 4


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Grafik Persentase ASN Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan Tahun 2015-2019 Menurut Jabatan ……………………….
…….... 17

Gambar 2. Grafik Persentase ASN Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan Tahun 2015-2019 Menurut Golongan
18
……………………………...

Gambar 3. Grafik Persentase ASN Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan Tahun 2015-2019 Menurut Pendidikan …………………………..
19

Gambar 4. Grafik Persentase ASN Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan Tahun 2015-2019 Menurut Jenis Kelamin
20
………………………...
Gambar 5. Struktur Organisasi Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan Berdasarkan Permenkes Nomor 64 Tahun 2015
23
……………….....

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 5


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Indikator Kinerja Kegiatan Peningkatan Tata Kelola Obat Publik Dan
Perbekalan Kesehatan Tahun 2020-2024 ……………………………………... 17

Lampiran 2. Kertas Kerja Persentase Puskesmas Dengan Ketersediaan Obat 18


Esensial ..

Lampiran 3. Kertas Kerja Persentase Puskesmas Dengan Ketersediaan Vaksin


Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) ………………...……………. 19
……………….....
Lampiran 4. Kertas Kerja Persentase Kabupaten/Kota Dengan Ketersediaan Obat
Esensial …………………………………………………………………………..... 20

Lampiran 5. Kertas Kerja Persentase Kabupaten/Kota Dengan Ketersediaan Vaksin


Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) ………………………………………………..... 23
Lampiran 6. Kertas Kerja Persentase Kabupaten/Kota Dengan Ketersediaan Obat
Program Tuberkulosis ………………………………………………….……….... 23
Lampiran 7. Kertas Kerja Persentase Kabupaten/Kota Dengan Ketersediaan Obat
Program Malaria ……………………………………………………………... 23
……
Lampiran 8. Kertas Kerja Persentase Kabupaten/Kota Dengan Ketersediaan Obat
Program Ibu dan Anak .………………………………………...…………... 23
….....
Lampiran 9. Kertas Kerja Persentase Kabupaten/Kota Dengan Ketersediaan Obat
Program Gizi …………………………………………………………………. 23
…....
Lampiran 10. Kertas Kerja Persentase Kabupaten/Kota Dengan Ketersediaan Obat
Program HIV/AIDS ……………………………………………………………...... 23
Lampiran 11. Kertas Kerja Penilaian Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota Yang Melakukan

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 6


Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar 23
……………….....

BAB I
PENDAHULUAN

A. KONDISI UMUM
1. Capaian Kinerja Kegiatan Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan.

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 7


Pada periode Renstra 2015-2019, Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan telah mampu mencapai bahkan melebihi target indikator
kinerja kegiatan yang telah ditetapkan, seperti dapat dilihat pada tabel 1 dan 2.

Tabel 1. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan Tahun 2015-2017 berdasarkan Kepmenkes Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015

Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017


Sasaran No
Kegiatan Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian
Tersedianya 1 Persentase
obat, vaksin ketersediaan
dan obat dan vaksin 77% 79,38% 103,09% 80% 81,57% 101,96% 83% 89,30% 107,59%
perbekalan di Puskesmas
kesehatan
yang 2 Persentase
bermutu, Instalasi Farmasi
merata dan Kabupaten/Kota
terjangkau di yang melakukan
pelayanan manajemen
55% 57,34% 104,25% 60% 63,88% 106,47% 65% 81,32% 125,11%
kesehatan pengelolaan obat
pemerintah dan vaksin sesuai
standar

Tabel 2. Sasaran dan Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan Tahun 2017-2019 berdasarkan Kepmenkes Nomor HK.01.07/Menkes/422/2017

Indikator Kinerja Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019


Sasaran Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian
Kegiatan
Puskesmas dengan 1 Persentase
ketersediaan obat dan Puskesmas dengan
vaksin esensial ketersediaan obat 85% 85.99% 101.16% 90% 92.83% 103.14% 95% 96.34% 101.41%
dan vaksin esensial
Instalasi Farmasi 2 Persentase Instalasi
Provinsi dan Kab/Kota Farmasi Provinsi
menerapkan sistem dan Kab/Kota yang
Informasi logistik obat menerapkan
20% 20.26% 101.30% 30% 34.49% 114.97% 40% 40.51% 101.28%
dan Bahan Medis Habis aplikasi logistik obat
Pakai (BMHP) dan Bahan Medis
Habis Pakai (BMHP)

Instalasi Farmasi 3 Persentase Instalasi


Kabupaten/Kota Farmasi
melakukan Manajemen Kabupaten/Kota
pengelolaan obat dan yang melakukan
65% 81.32% 125.11% 70% 89.69% 128.13% 75% 92.02% 122.69%
vaksin sesuai standar Manajemen
pengelolaan obat
dan vaksin sesuai
standar
Adapun keberhasilan pencapaian target indikator kinerja tersebut didukung
oleh hal-hal sebagai berikut:
a. Dibentuknya Tim Pengumpulan Data Indikator Kinerja Kegiatan, dimana satu
orang bertanggung jawab terhadap satu provinsi, menyebabkan aliran pelaporan
data yang berkesinambungan dan ketaatan terhadap pelaporan meningkat;
b. Dilakukannya monitoring dan evaluasi terhadap capaian indikator kinerja
kegiatan secara berkala sehingga informasi akan kendala yang dihadapi dapat
diketahui sedini mungkin dan dapat segera diselesaikan;

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 8


c. Mengirimkan umpan balik berupa surat pemberitahuan mengenai pelaporan data
dan hasil evaluasi capaian indikator kinerja kegiatan kepada Kepala Daerah
guna menginformasikan ketaatan pelaporan dan manfaat hasil laporan bagi
Daerah;
d. Memberikan penghargaan kepada Provinsi dan Kabupaten/Kota yang telah
menerapkan aplikasi e-Logistik secara konsisten;
e. Verifikasi terhadap data yang dilaporkan dilakukan dengan memanfaatkan
sistem pelaporan data yang terintegrasi dengan mekanisme pelaporan data
daerah (aplikasi SIMADA) serta kunjungan langsung untuk melihat kondisi riil
Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota melalui kegiatan Pemantauan dan Bimbingan
Teknis Implementasi One Gate Policy Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan di Daerah;
f. Menyediakan dukungan berupa Dana Alokasi Khusus Bidang Kefarmasian untuk
penyediaan dan distribusi obat dan perbekalan kesehatan di Kabupaten/Kota,
pemanfaatan aplikasi logistik obat dan BMHP secara elektronik, serta
pembangunan baru atau rehabilitasi Instalasi Farmasi Provinsi dan
Kabupaten/Kota (IFPK/K) dan pemenuhan sarana prasarana;
g. Menyediakan dukungan berupa Dana Dekonsentrasi untuk pelaksanaan
monitoring ketersediaan dan distribusi obat dan perbekalan kesehatan oleh
Provinsi dan penerapan aplikasi e-Logistik di Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Hasil positif atas pencapaian target indikator kinerja kegiatan periode Renstra
2015-2019 tersebut menunjukkan keberhasilan pelaksanaan kegiatan peningkatan
Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dibidang manajemen
pengelolaan obat dan perbekalan Kesehatan, serta pemanfaatan sistem informasi
manajemen logistik obat dan BMHP secara elektronik di Daerah, yang merupakan
aspek yang sangat penting dalam menjamin ketersediaan obat yang cukup, aman
dan berkualitas, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap status kesehatan
masyarakat sebagai penerima manfaat dari pelayanan kesehatan.
Peningkatan akuntabilitas dan transparansi dalam proses penyediaan obat,
perbekalan kesehatan dan vaksin dilakukan melalui penerapan aplikasi e-Katalog
Obat, e-Monev Katalog Obat, dan e-Logistik. Sejak diintroduksi tahun 2013, e-
Katalog Obat terus dikembangkan dan telah dimanfaatkan oleh seluruh Instansi
Pemerintah dan Fasilitas Kesehatan mitra BPJS Kesehatan dalam proses
penyediaan obat. Hal ini dibuktikan dengan nilai transaksi pengadaan obat dan
vaksin melalui e-Katalog Obat pada tahun 2019 yang mencapai ……, meningkat

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 9


sebesar …..% bila dibandingkan dengan tahun 2016 yang mencapai Rp. 6,030
triliun. Hingga tahun 2019, sejumlah 1.098 item obat baik generik maupun nama
dagang telah ditayangkan dalam e-Katalog Obat dan melibatkan 90 Industri
Farmasi. Hal tersebut mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun
2016, dimana sejumlah 926 item obat baik generik maupun nama dagang telah
ditayangkan dalam e-Katalog Obat dan melibatkan 90 Industri Farmasi.

2. Sumber Dana
Alokasi anggaran Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan selalu meningkat sejak tahun 2015-2018, akan tetapi di Tahun 2019
alokasinya berkurang dikarenakan adanya efisiensi anggaran. Begitu pula dengan
realisasi anggaran yang selalu mengalami peningkatan sejak tahun 2015-2017,
namun mengalami penurunan di tahun 2018-2019 dikarenakan hal-hal sebagai
berikut:
a. Adanya perbedaan jumlah antara rencana kebutuhan obat (RKO) program pada
saat proses penyediaan di tahun berjalan (2019) dengan RKO program yang
digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran di tahun sebelumnya (2018).
b. Optimalisasi pemanfaatan obat program stok pusat (obat Buffer Stock Pusat)
dalam pemenuhan ketersediaan obat program di daerah sehingga belanja obat di
tahun 2019 tidak maksimal.
c. Penyediaan beberapa item Obat Program tidak dapat diproses karena:
1) Tidak terdapat di e-Katalog Obat Nasional.
2) Khusus untuk penyediaan Vaksin Influenza, tidak ada usulan dari Pusat
Kesehatan Haji.

Selain bersumber dari APBN, Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan juga mengelola dana Hibah Luar Negeri (HLN) dari Global
Alliance for Vaccine Immunization (GAVI) semenjak tahun 2015 dan World Health
Organization (WHO) semenjak tahun 2018. Dana hibah GAVI dipergunakan untuk
penyediaan vaksin, ADS (Auto Disable Syringe) dan Safety Box. Sementara dana
hibah WHO dipergunakan untuk pelaksanaan kegiatan, antara lain:
a. Penentuan Instalasi Farmasi Pemerintah sebagai Pusat Pembelajaran Tata
Kelola Obat Tersertifikasi ISO 9001:2015;
b. Sertifikasi ISO 9001:2015 untuk Manajemen Tata Kelola Obat di Instalasi
Farmasi Pemerintah - Fase III di Kabupaten Karanganyar;

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 10


c. Melakukan Penghitungan Awal Biaya Satuan untuk Sertifikasi ISO 9001: 2015
Manajemen Tata Kelola Obatdi Instalasi Farmasi Provinsi dan Kabupaten / Kota;
d. Sertifikasi ISO 9001:2015 Untuk Manajemen Tata Kelola Obat Di Instalasi
Farmasi Pemerintah.

Tabel 3. Alokasi dan Realisasi Anggaran Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan Tahun 2015-2019

Tahun Alokasi Realisasi Persentase


2015 Rp. 1.631.612.131.000,- Rp. 1.599.658.624.605,- 98,04%
Rp. 2.955.647.197.000,- 84,01%
2016 Rp. 2.482.995.585.076
Rp. 2.517.036.899.000,- *) 98,65% *)
2017 Rp. 3.150.602.864.000,- Rp. 3.139.052.391.603,- 99,63%
2018 Rp. 4.797.325.075.000,- Rp. 3.939.003.833.931,- 82,11%
2019 Rp. 2.567.912.396.000,- Rp.1.713.794.599.187,- 66,74%

*) Nilai sesudah terbitnya Inpres Nomor 8 tahun 2016 (self blocking)

3. Sumber Daya Manusia


Untuk mencapai target kinerja yang ditetapkan, sumber daya manusia mutlak
diperlukan dalam usaha pencapaian target organisasi. Adapun komposisi ASN di
lingkungan Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun
2015-2019 dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini:

Tabel 4. Jumlah ASN di Lingkungan Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan
KesehatanTahun 2015-2019 Menurut Jabatan

Jumlah
ASN Menurut Jabatan
Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018 Th. 2019
Jabatan Struktural 14 13 14 13 14
Jabatan Fungsional Tertentu 1 0 0 0 0
Jabatan Pelaksana 24 24 23 22 19
Total : 39 37 37 35 33

Gambar 1. Grafik Persentase ASN Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Tahun 2015-2019 Menurut Jabatan

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 11


100.00

80.00
64.86%
62.86%
62.16%
Jabatan
61.54%
60.00 57.58% Pelaksana

Jabatan
Fungsional
40.00 Tertentu
2.56% 42.42%
37.84% Jabatan
Struktural
35.90% 37.14%
20.00
35.14%

0.00
TA.2015 TA.2016 TA.2017 TA.2018 TA.2019

Tabel 5. Jumlah ASN di Lingkungan Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Tahun 2015-2019 Menurut Golongan

Jumlah
ASN Menurut Golongan
Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018 Th. 2019
Golongan II 3 2 1 0 0
Golongan III 26 24 25 24 23
Golongan IV 10 11 11 11 10
Total : 39 37 37 35 33

Gambar 2. Grafik Persentase ASN Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Tahun 2015-2019 Menurut Golongan

100
31.43%
30.30%
29.73% 29.73%
80 25.64%

60 69.70%
68.57% Golongan IV
66.67% 67.57%
Golongan III
40
64.86% Golongan II

20

7.69% 5.41%
0 2.7%
TA.2015 TA.2016 TA.2017 TA.2018 TA.2019

Tabel 6. Jumlah ASN di Lingkungan Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 12


Tahun 2015-2019 Menurut Pendidikan

ASN Menurut Pendidikan Jumlah


Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018 Th. 2019
S2 Non Apoteker 2 1 1 0 0
S2 dan Apoteker 6 7 7 7 9
Apoteker 18 17 17 16 12
Dokter Gigi 1 0 0 0 0
S1 5 5 5 7 8
D3 5 5 5 3 3
SMA 2 2 2 2 1
Total : 39 37 37 35 33

Gambar 3. Grafik Persentase ASN Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Tahun 2015-2019 Menurut Pendidikan

120

100 3.03%
5.13% 5.41% 5.41% 5.71%
8.57% 9.09%
12.82% 13.51% 13.51% SMA
80
12.82% 13.51% 13.51% 20% 24.24% D3
2.57% S1
60
Dokter Gigi

45.95% 45.95% 36.37% Apoteker


46.15% 45.72%
40
S2 dan Apoteker
S2 Non Apoteker
20
15.38% 18.92% 18.92% 27.27%
20%
5.13% 2.7% 2.7%
0
TA.2015 TA.2016 TA.2017 TA.2018 TA.2019

Tabel 7. Jumlah ASN di Lingkungan Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Tahun 2015-2019 Menurut Jenis Kelamin

Jumlah
ASN Menurut Jenis Kelamin
Th. 2015 Th. 2016 Th. 2017 Th. 2018 Th .2019
Pria 12 11 11 11 11
Wanita 27 26 26 24 22
Total : 39 37 37 35 33

Gambar 4. Grafik Persentase ASN Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Tahun 2015-2019 Menurut Jenis Kelamin

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 13


120

100
70.27% 70.27%
80 69.23%
68.57%
60 66.67% Wanita
Pria
40

33.33%
20
30.77% 31.43%
29.73% 29.73%
0
TA.2015 TA.2016 TA.2017 TA.2018 TA.2019

B. ISU STRATEGIS
Perumusan strategi, perencanaan dan implementasi kegiatan Tata Kelola Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan
dipengaruhi oleh beberapa isu strategis sebagai berikut:

1. Desentralisasi, penyerahan kewenangan pemerintahan dan pembagian urusan dari


Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah;
2. Penyederhanaan regulasi di berbagai perizinan dan bidang kesehatan;
3. Implementasi good governance (mengedepankan akuntabilitas dan tata kelola yang
efektif dan efisien), reformasi birokrasi, dan struktur organisasi yang efektif dan
efisien;
4. Efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan yang didanai dengan
dana Dekonsentrasi maupun Dana Alokasi Khusus (DAK);
5. Efisiensi pengadaan obat dan vaksin dengan mempertimbangkan unsur kualitas
produk;
6. Penguatan sistem logistik farmasi real time berbasis elektronik;
7. Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan baik di fasilitas kesehatan tingkat
pertama maupun tingkat lanjutan;
8. Pemanfaatan sumber daya dan sumber dana dalam penanganan bencana nasional
akibat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan kaitannya dengan produktivitas
kerja dan pelayanan kesehatan.

C. PERMASALAHAN

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 14


Identifikasi terhadap permasalahan yang mungkin dihadapi dalam implementasi
kegiatan peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
memungkinkan antisipasi terhadap pencapaian target indikator kinerja kegiatan yang
telah ditetapkan. Untuk itu, beberapa permasalahan yang menjadi tantangan untuk
dihadapi adalah:

1. Perencanaan program dan kegiatan antara Pusat dan Daerah belum sinkron,
sehingga dirasakan masih perlu peningkatan koordinasi Pusat-Daerah;
2. Penyusunan rencana kebutuhan obat (RKO) dan BMHP belum optimal, sehingga
terdapat gap antara RKO dengan realisasi belanja obat dan perbekalan kesehatan;
3. Disparitas ketersediaan obat antar wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota;
4. Beberapa item obat program belum terdapat di e-katalog obat nasional;
5. Belum adanya dukungan regulasi terkait sistem informasi manajemen logistik obat d
an BMHP serta banyaknya sistem pelaporan logistik obat di tingkat pusat dan daera
h;
6. Analisis dan pemanfaatan data belum optimal dalam pemetaan masalah dan
penyusunan kebijakan;
7. Belum terpenuhinya jumlah, jenis, kualitas, serta penyebaran sumber daya manusia
di lingkup Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan;
8. Tingginya mutasi pegawai di Daerah.

D. LANDASAN HUKUM
Pelaksanaan kegiatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan pada
Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan dilakukan dengan berpedoman pada regulasi
yang ada, yaitu:

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka


Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 15


4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi


dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 138,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3781);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 124, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5044);

7. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 193);

8. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 3);

9. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 59);

10. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024;

11. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 1508);

12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 189/Menkes/SK/III/2006 tentang Kebijakan


Obat Nasional;

13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
Tahun 2015-2019 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/422/2017 tentang Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 16


BAB II
ORGANISASI DAN STRATEGI PELAKSANAAN
KEGIATAN PENINGKATAN TATA KELOLA OBAT PUBLIK
DAN PERBEKALAN KESEHATAN

A. Organisasi Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.


1. Visi dan Misi
Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan tidak
mencantumkan visi dan misi tersendiri, namun mengikuti visi dan misi Presiden
Republik Indonesia yaitu: "Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian, Berlandaskan Gotong-Royong". Dan berikut adalah misi Presiden
Republik Indonesia:
a. Peningkatan kualitas manusia Indonesia, dengan program prioritas yaitu;
1) Mengembangkan sistem jaringan gizi dan tumbuh kembang anak;
2) Mengembangkan reformasi sistem kesehatan
3) Mengembangkan reformasi sistem pendidikan;
4) Revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi;
5) Menumbuhkan kewirausahaan;
6) Menguatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
b. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri dan berdaya saing, dengan program
prioritas yaitu;
1) Memantapkan penyelenggaraan sistem ekonomi nasional yang berlandaskan
Pancasila;
2) Meningkatkan nilai tambah dari pemanfaatan infrastuktur;
3) Melanjutkan revitalisasi industri dan infrastruktur pendukungnya untuk
menyongsong revolusi industri 4.0;
4) Mengembangkan sektor-sektor ekonomi baru;
5) Mempertajam reformasi struktural dan fiskal;
6) Mengembangkan reformasi ketenagakerjaan.
c. Pembangunan yang merata dan berkeadilan, dengan program prioritas yaitu;
1) Redistribusi aset demi pembangunan berkeadilan;
2) Mengembangkan produktivitas dan daya saing UMKM Koperasi;
3) Mengembangkan ekonomi kerakyatan;

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 17


4) Mengembangkan reformasi Sistem Jaminan Perlindungan Sosial;
5) Melanjutkan pemanfaatan dana desa untuk pengurangan kemiskinan dan
kesenjangan di pedesaan;
6) Mempercepat penguatan ekonomi keluarga;
7) Mengembangkan potensi ekonomi daerah untuk pemerataan pembangunan
antar wilayah.
d. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan, dengan program prioritas yaitu:
1) Penggembangan kebijakan tata ruang terintegrasi;
2) Mitigasi perubahan iklim.

2. Tugas Pokok dan Fungsi


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Direktorat Tata Kelola
Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi,
dan pelaporan di bidang tata kelola obat publik dan perbekalan kesehatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagan Struktur Organisasi
Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dapat dilihat pada
gambar 5.

Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Tata Kelola


Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang perencanaan dan penilaian
ketersediaan, pengendalian harga dan pengaturan pengadaan, serta
pengendalian dan pemantauan pasar obat publik dan perbekalan kesehatan;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan dan penilaian
ketersediaan, pengendalian harga dan pengaturan pengadaan, serta
pengendalian dan pemantauan pasar obat publik dan perbekalan kesehatan;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
perencanaan dan penilaian ketersediaan, pengendalian harga dan pengaturan
pengadaan, serta pengendalian dan pemantauan pasar obat publik dan
perbekalan kesehatan;
d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang perencanaan dan
penilaian ketersediaan, pengendalian harga dan pengaturan pengadaan, serta
pengendalian dan pemantauan pasar obat publik dan perbekalan Kesehatan;

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 18


e. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang perencanaan dan penilaian
ketersediaan, pengendalian harga dan pengaturan pengadaan, serta
pengendalian dan pemantauan pasar obat publik dan perbekalan kesehatan; dan
f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.

Gambar 5. Struktur Organisasi Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Berdasarkan Permenkes Nomor 64 Tahun 2015

DIREKTORAT TATA KELOLA


OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN
KESEHATAN

SUB BAGIAN TATA USAHA

SUBDIT PERENCANAAN SUBDIT PENGENDALIAN SUBDIT PENGENDALIAN SUBDIT PEMANTAUAN


DAN PENILAIAN HARGA DAN PENGATURAN OBAT PUBLIK DAN PASAR OBAT PUBLIK DAN
KETERSEDIAAN PENGADAAN PERBEKALAN KESEHATAN PERBEKALAN KESEHATAN

SEKSI PENGENDALIAN SEKSI PENGENDALIAN SEKSI PEMANTAUAN PASAR


SEKSI PERENCANAAN HARGA OBAT PUBLIK OBAT PUBLIK

SEKSI PENILAIAN SEKSI PENGATURAN SEKSI PENGENDALIAN SEKSI PEMANTAUAN PASAR


KETERSEDIAAN PENGADAAN PERBEKALAN KESEHATAN PERBEKALAN KESEHATAN

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

B. Strategi Pelaksanaan Kegiatan.


Arah kebijakan RPJMN Tahun 2020-2024 adalah meningkatkan akses dan
kualitas pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta dengan penekanan
pada penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dan peningkatan
upaya promotif dan preventif didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi. Salah
satu strategi dalam RPJMN 2020-2024 adalah peningkatan pelayanan kesehatan dan
pengawasan obat dan makanan melalui pemenuhan dan peningkatan daya saing
farmasi dan alat kesehatan, yang difokuskan pada:
1. Efisiensi pengadaan obat dan vaksin dengan mempertimbangkan unsur kualitas
produk;

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 19


2. Penguatan sistem logistik farmasi real time berbasis elektronik;
3. Peningkatan promosi dan pengawasan penggunaan obat rasional;
4. Pengembangan obat, produk biologi, reagen, dan vaksin bersertifikat halal yang
didukung oleh penelitian dan pengembangan life sciences; dan
5. Pengembangan produksi dan sertifikasi alat kesehatan untuk mendorong
kemandirian produksi dalam negeri.

Sementara itu strategi Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2020-
2024 adalah:
1. Memastikan ketersediaan obat esensial dan vaksin di fasilitas pelayanan kesehatan,
terutama di Puskesmas, dengan melakukan pembinaan pengelolaan obat sesuai
standar di Instalasi Farmasi Provinsi, Kabupaten/Kota;
2. Penguatan regulasi sistem pengawasan pre dan post market alat kesehatan, melalui
penilaian produk sebelum beredar, sampling dan pengujian, inspeksi sarana
produksi dan distribusi termasuk pengawasan barang impor Border dan Post Border,
dan penegakan hukum;
3. Memperkuat program seleksi obat yang aman, bermutu, bermanfaat dan cost-
effective untuk program pemerintah maupun manfaat paket JKN;
4. Meningkatkan daya saing industri farmasi dan alat kesehatan dalam negeri melalui
penerapan standar regulasi keamanan, mutu dan manfaat bertaraf internasional;
5. Meningkatkan kemandirian bahan baku obat dan alat kesehatan melalui kerjasama
lintas sektor dan sinergisitas Academic-Bussiness-Government- Community (ABGC);
6. Mengembangkan sistem data dan informasi secara terintegrasi yang berkaitan
dengan kebutuhan sediaan farmasi dan alat kesehatan di sarana produksi, distribusi
dan pelayanan Kesehatan;
7. Melakukan hilirisasi dan memfasilitasi pengembangan industri farmasi dan alat
kesehatan terutama pengembangan ke arah biopharmaceutical, vaksin, natural,
Active Pharmaceutical Ingredients (API) kimia dan industri alat kesehatan teknologi
tinggi;
8. Mempercepat tersedianya produk generik bagi obat-obat yang baru habis masa
patennya;
9. Menjalankan program promotif preventif melalui pemberdayaan masyarakat,
termasuk yang ditujukan untuk meningkatkan penggunaan obat rasional dan alat
kesehatan tepat guna di masyarakat dan melibatkan lintas sektor;
10. Mendorong penggunaan alat kesehatan dalam negeri melalui promosi, pameran
dalam dan luar negeri;

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 20


11. Mendorong tersedianya vaksin halal melalui penyusunan roadmap vaksin halal.

Berdasarkan fokus strategi RPJMN Tahun 2020-2024 dan merujuk kepada


strategi Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan tersebut di atas, maka strategi
pelaksanaan kegiatan peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Tahun 2020-2024 adalah sebagai berikut:
1. Memastikan ketersediaan obat esensial dan vaksin di fasilitas pelayanan kesehatan,
terutama di puskesmas, dengan melakukan penyediaan obat dan vaksin yang efisien
dengan memperhatikan kualitas produk serta pengalokasian biaya distribusi;
2. Membangun sistem manajemen tata kelola obat berbasis teknologi informasi melalui
Digital Inventory Nasional (DIN);
3. Peningkatan koordinasi lintas program dan lintas sektor dalam penyusunan rencana
kebutuhan obat yang akurat;
4. Mendorong Instalasi Farmasi Provinsi dan Kabupaten/Kota menerapkan manajemen
mutu, serta melakukan pembinaan pengelolaan obat sesuai standar;
5. Mengoptimalkan koordinasi dengan Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam melakukan
pemantauan dan pelaporan data indikator kinerja kegiatan secara berkala;
6. Memberikan umpan balik terhadap pelaporan data indikator kinerja kegiatan yang
disampaikan oleh Provinsi, dalam rangka menginformasikan ketaatan pelaporan dan
manfaat hasil laporan bagi Pusat dan Daerah.

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 21


BAB III
RENCANA AKSI KEGIATAN
PENINGKATAN TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN
PERBEKALAN KESEHATAN

A. Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan Tahun 2020-2024 adalah:
1. Meningkatnya Puskesmas dengan Ketersediaan Obat Esensial;
2. Meningkatnya Kabupaten/Kota dengan Ketersediaan Obat Esensial;
3. Meningkatnya Puskesmas dengan Ketersediaan Vaksin Imunisasi Dasar Lengkap
(IDL).

B. Tata Laksana Indikator Kinerja Kegiatan


1. Target, Definisi Operasional dan Cara Perhitungan
Target, definisi operasional dan cara perhitungan indikator kinerja kegiatan
baik berdasarkan RPJMN maupun Renstra Tahun 2020-2024 dapat dilihat pada
lampiran 1.

2. Item Obat dan Vaksin Indikator

Tabel 8. Item Vaksin Indikator yang dipantau Tahun 2020-2024

NO. NAMA OBAT SATUAN

1 Vaksin Hepatitis B Vial

2 Vaksin BCG Ampul

3 Vaksin DPT-HB-HIB Vial

4 Vaksin Polio Vial

5 Vaksin Campak/Vaksin Campak Rubella Vial/Ampul

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 22


Tabel 9. Item Obat Indikator yang dipantau Tahun 2020-2024

NO. NAMA OBAT SATUAN NO. NAMA OBAT SATUAN

Kotrimoksazol (dewasa) kombinasi


1 Albendazol /Pirantel Pamoat Tablet 21 Tablet/Botol
tablet/Kotrimoksazol suspensi
2 Alopurinol Tablet 22 Lidokain inj Vial
3 Amlodipin/Kaptopril Tablet 23 Magnesium Sulfat injeksi Vial
Metilergometrin Maleat injeksi
4 Amoksisilin 500 mg Tablet 24 Ampul
0,200 mg-1 ml
5 Amoksisilin sirup Botol 25 Natrium Diklofenak Tablet
Antasida tablet kunyah/ antasida
6 Tablet/Botol 26 OAT FDC Kat 1 Paket
suspensi
7 Asam Askorbat (Vitamin C) Tablet 27 Oksitosin injeksi Ampul
8 Asiklovir Tablet 28 Parasetamol sirup 120 mg / 5 ml Botol
9 Betametason salep Tube 29 Parasetamol 500 mg Tablet
Deksametason
10 Tablet/Vial/Ampul 30 Prednison 5 mg Tablet
tablet/deksametason injeksi
11 Diazepam injeksi 5 mg/ml Ampul 31 Ranitidin 150 mg Tablet
12 Diazepam Tablet 32 Retinol 100.000/200.000 IU Kapsul
Dihidroartemisin+piperakuin (DHP)
13 Tablet 33 Salbutamol Tablet
dan atau Primaquin
14 Difenhidramin Inj. 10 mg/ml Ampul 34 Salep Mata/Tetes Mata Antibiotik Tube
Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1 %
15 Ampul 35 Simvastatin Tablet
(sebagai HCl)
16 Fitomenadion (Vitamin K) injeksi Ampul 36 Siprofloksasin Tablet
Furosemid 40 mg/Hidroklorotiazid
17 Tablet 37 Tablet Tambah Darah Tablet
(HCT)
18 Garam Oralit serbuk Kantong 38 Triheksifenidil Tablet
19 Glibenklamid/Metformin Tablet 39 Vitamin B6 (Piridoksin) Tablet
20 Hidrokortison krim/salep Tube 40 Zinc 20 mg Tablet

Tabel 10. Item Obat Program HIV/AIDS yang dipantau Tahun 2020-2024

NO. NAMA OBAT SATUAN

1 Tenofovir 300 mg tablet/ Lamivudin 150 mg Tablet


tablet/ Efavirenz 600 mg tablet salut

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 23


3. Mekanisme Pelaporan
a. Pelaporan Puskesmas :
1) Dinkes Provinsi berkoordinasi dengan Dinkes Kab/Kota untuk memastikan
ketersediaan obat dan vaksin indikator setiap tanggal 20 tiap bulannya.
2) Dinkes Kab/Kota berkoordinasi dengan Puskesmas untuk memastikan
ketersediaan obat dan vaksin indikator setiap tanggal 20 tiap bulannya.
3) Puskesmas melakukan pencatatan untuk 40 item obat dan 5 item vaksin
indikator pada tanggal 25 setiap bulannya. Jika tanggal 25 jatuh pada hari
libur, maka pencatatan dilakukan pada hari kerja berikutnya.
Contoh:
Tanggal 25 Maret 2020 jatuh pada hari Sabtu, maka pencatatan dilakukan
hari Senin, tanggal 27 Maret 2020.
4) Puskesmas melaporkan data ketersediaan obat dan vaksin indikator ke
Dinkes Kab/Kota paling lambat tanggal 1 bulan berikutnya.
5) Dinkes Kab/Kota memverifikasi dan melaporkan data ketersediaan obat dan
vaksin indikator ke Dinkes Provinsi paling lambat tanggal 5 bulan berjalan.
6) Dinkes Provinsi melakukan verifikasi dan Rekapitulasi laporan data
ketersediaan Kab/Kota. Data tersebut kemudian dikirimkan ke Direktorat Tata
Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan paling lambat tanggal 10
setiap bulan melalui email indikator.oblik@gmail.com.

b. Pelaporan Dinkes Kabupaten/Kota :


1) Dinkes Kabupaten/Kota melakukan pencatatan untuk 40 item obat, 5 item
vaksin indikator dan obat Program HIV/AIDS (khusus untuk Kabupaten/Kota
yang sudah menerapkan desentralisasi obat HIV/AIDS) pada tanggal 5 setiap
bulannya. Jika tanggal 5 jatuh pada hari libur, maka pencatatan dilakukan
pada hari kerja berikutnya.
Contoh:
Tanggal 5 Maret 2020 jatuh pada hari Sabtu, maka pencatatan dilakukan hari
Senin, tanggal 7 Maret 2020.
2) Dinkes Kabupaten/Kota melaporkan data ketersediaan obat dan vaksin
indikator ke Dinkes Provinsi paling lambat tanggal 5 bulan berjalan.
3) Dinkes Provinsi melakukan verifikasi dan Rekapitulasi laporan data
ketersediaan Kab/Kota. Data tersebut kemudian dikirimkan ke Direktorat Tata
Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan paling lambat tanggal 10
setiap bulan melalui email indikator.oblik@gmail.com.

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 24


C. Alokasi Anggaran
Alokasi anggaran kegiatan peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan Tahun 2020-2024 dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Alokasi Anggaran Kegiatan Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan Tahun 2020-2024

TA. 2020 TA. 2021 TA. 2022 TA. 2023 TA. 2024

2.670.950.304.000 4.628.742.304.095 4.860.179.419.300 6.154.033.000.000 6.584.815.000.000

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 25


BAB IV
PENUTUP

Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan periode 2020-2024 adalah panduan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan untuk periode lima tahun.
Dokumen perencanaan ini mengacu pada RPJMN, Renstra dan RAK Program Kefarmasian
dan Alat Kesehatan Tahun 2020-2024.

Keberhasilan pelaksanaan RAK ini sangat ditentukan oleh kesiapan kelembagaan,


ketatalaksanaan, sumber daya manusia dan ketersediaan anggaran, serta komitmen semua
pimpinan dan staf Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, dan tidak
kalah pentingnya bahwa keterlibatan para pemangku kepentingan baik dalam bentuk
koordinasi, partisipasi maupun pemberdayaan juga sangat besar peranannya dalam
keberhasilan pelaksanaan RAK Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan Tahun 2020-2024 ini.

Selanjutnya untuk menjaga keselarasan dan konsistensi dalam pelaksanaannya,


akan dilakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala dan apabila diperlukan, dapat
dilakukan perbaikan maupun penyesuaian terhadap muatan RAK ini. Revisi RAK
dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang berlaku dan tanpa mengubah peran dan
fungsi yang optimal dalam pencapaian pelayanan kesehatan yang prima, merata dan
terjangkau dengan mengacu kepada dokumen perencanaan yang berlaku.

***

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 26


LAMPIRAN 1
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PENINGKATAN TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN
KESEHATAN TAHUN 2020-2024

DEFINISI CARA
INDIKASI TARGET SATUAN LOKASI
OPERASIONAL PERHITUNGAN
DOKUMEN
NO INDIKATOR
PERENCANAAN 202
2021 2022 2023 2024
0
1 RPJMN Persentase 91 92 93 94 95 Persentase Kab/Kota Jumlah Kab/Kota yang Persen Pusat/
kabupaten/kota yang memiliki vaksin memiliki vaksin IDL Provinsi/
dengan IDL terdiri dari vaksin terdiri dari vaksin Kabupaten/
ketersediaan hepatitis B, vaksin hepatitis B, vaksin Kota
vaksin imunisasi BCG, vaksin DPT- BCG, vaksin DPT-HB-
dasar lengkap HB-HIB, vaksin polio, HIB, vaksin polio,
esensial vaksin vaksin
campak/campak campak/campak
rubella di kab/kota rubella di kab/kota
dibagi jumlah
kabupaten/kota yang
melapor dikali seratus
persen
2 RPJMN Persentase 100 100 100 100 100 Persentase Jumlah Persen Pusat/
kabupaten/kota kabupaten/kota yang kabupaten/kota yang Provinsi/
dengan memiliki memiliki ketersediaan Kabupaten/
ketersediaan obat ketersediaan obat obat magnesium sulfat Kota
kesehatan dan magnesium sulfat injeksi atau
perbekalan injeksi atau metilergometrin maleat
kesehatan metilergometrin injeksi dan atau
program ibu dan maleat injeksi dan fitomenadion injeksi
anak atau fitomenadion atau atau salep/tetes
injeksi atau atau mata antibiotik dibagi
salep/tetes mata jumlah kabupaten/kota
antibiotik yang melapor dikali
seratus persen
3 RPJMN Persentase 100 100 100 100 100 Persentase Jumlah Persen 34 Provinsi
kabupaten/kota kabupaten/kota yang kabupaten/kota yang

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 27


dengan memiliki memiliki ketersediaan
ketersediaan obat ketersediaan obat obat Tablet Tambah
gizi Tablet Tambah Darah dibagi jumlah
Darah kabupaten/kota yang
melapor dikali seratus
persen
4 RPJMN Persentase 100 100 100 100 100 Persentase Jumlah Persen Pusat/
kabupaten/kota kabupaten/kota yang kabupaten/kota yang Provinsi/
dengan memiliki memiliki ketersediaan Kabupaten/
ketersediaan obat ketersediaan OAT OAT Kat 1 dibagi Kota
program FDC Kat 1 jumlah kabupaten/kota
tuberkulosis yang melapor dikali
seratus persen
5 RPJMN Persentase 100 100 100 100 100 Persentase Jumlah Persen 34 Provinsi
kabupaten/kota kabupaten/kota kabupaten/kota
dengan desentralisasi yang desentralisasi yang
ketersediaan obat memiliki memiliki ketersediaan
program ketersediaan obat obat Tenofovir 300 mg
HIV/AIDS Tenofovir 300 mg tablet/Lamivudin 150
tablet/Lamivudin 150 mg tablet /Efavirenz
mg tablet /Efavirenz 600 mg tablet salut
600 mg tablet salut dibagi jumlah
kabupaten/kota yang
melapor dikali seratus
persen
6 RPJMN Persentase 100 100 100 100 100 Persentase Jumlah Persen Pusat/
kabupaten/kota kabupaten/kota yang kabupaten/kota yang Provinsi/
dengan memiliki memiliki ketersediaan Kabupaten/
ketersediaan obat ketersediaan obat obat kombinasi DHP Kota
program malaria kombinasi DHP dan dan atau Primakuin
yang disediakan atau Primakuin tablet tablet dibagi jumlah
kabupaten/kota yang
melapor dikali seratus
persen
7 RPJMN Persentase 85 90 92 94 96 Persentase Jumlah Puskesmas Persen
puskesmas Kabupaten/Kota yang memiliki
dengan yang memiliki ketersediaan minimal
ketersediaan obat ketersediaan minimal 80% obat esensial
esensial 85% dari 40 item (Pemantauan
obat indikator pada dilakukan terhadap 40
saat dilakukan item obat indikator)
pemantauan dibagi dengan jumlah

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 28


Puskesmas yang
melapor dikali seratus
persen
8 RPJMN Jumlah paket 10 10 10 10 10 Jumlah paket Jumlah paket Paket 34 Provinsi
buffer obat penyediaan obat penyediaan obat
pelayanan program pelayanan program pelayanan
kesehatan dasar kesehatan dasar kesehatan dasar
yang disediakan
9 RPJMN Jumlah instalasi 68 136 204 272 340 Jumlah Instalasi Jumlah instalasi Instalasi Pusat/
farmasi provinsi farmasi Provinsi dan farmasi provinsi dan farmasi Provinsi/
dan kabupaten/kota yang kabupaten/kota yang Kabupaten/
kabupaten/kota menerapkan aplikasi menerapkan aplikasi Kota
yang menerapkan logistik obat dan logistik obat dan
aplikasi logistik Bahan Medis Habis Bahan Medis Habis
obat dan Bahan Pakai (BMHP) Pakai (BMHP) sampai
Medis tahap integrasi
Habis Pakai
(BMHP)
Persentase 100 100 100 100 100 Persentase Jumlah provinsi yang Persen pusat/
ketersediaan PCV ketersediaan PCV di memiliki ketersediaan provinsi/
di provinsi provinsi rencana PCV dibagi jumlah kabupaten/
rencana introduksi introduksi provinsi yang kota
10 RPJMN
ditetapkan
melaksanakan
introduksi PCV dikali
100%
Persentase 77 79 81 83 85 Persentase Kab/Kota Jumlah Persen pusat/
kabupaten/kota yang memiliki Kabupaten/Kota yang provinsi/
dengan ketersediaan minimal memiliki ketersediaan kabupaten/
ketersediaan obat 85% dari 40 item minimal 80% obat kota
esensial obat indikator esensial (Pemantauan
11 RPJMN dilakukan terhadap 40
item obat indikator)
dibagi dengan jumlah
kabupaten/kota yang
melapor dikali seratus
persen
12 RPJMN Jumlah instalasi 164 264 364 464 514
farmasi
kabupaten/kota
yang melakukan
manajemen

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 29


pengelolaan obat
dan vaksin sesuai
standar
Persentase 85 90 92 94 96 Persentase Jumlah Puskesmas Persen
puskesmas Puskesmas yang yang memiliki minimal
dengan memiliki 80% obat esensial
ketersediaan obat ketersediaan minimal (Pemantauan
esensial 80% dari 40 item dilakukan terhadap 40
13 RENSTRA
obat indikator pada item obat indikator)
saat dilakukan dibagi dengan jumlah
pemantauan Puskesmas yang
melapor dikali seratus
persen
Persentase 77 79 81 83 85 Persentase Jumlah Kab/Kota yang Persen
Kab/Kota dengan Kabupaten/Kota memiliki minimal 85%
ketersediaan obat yang memiliki obat esensial
esensial ketersediaan minimal (Pemantauan
14 RENSTRA 85% dari 40 item dilakukan terhadap 40
obat indikator pada item obat indikator)
saat dilakukan dibagi dengan jumlah
pemantauan Kab/kota yang melapor
dikali seratus persen
Persentase 90 95,0 95,5 96 96,5 Jumlah puskesmas Jumlah puskesmas Persen
puskesmas yang memiliki vaksin yang memiliki vaksin
dengan IDL terdiri dari IDL terdiri dari Vaksin
ketersediaan Vaksin Hepatitis B, Hepatitis B, Vaksin
vaksin Imunisasi Vaksin BCG, Vaksin BCG, Vaksin DPT-HB-
Dasar Lengkap DPT-HB-HIB, Vaksin HIB, Vaksin Polio,
15 RENSTRA
(IDL) Polio, Vaksin Vaksin
Campak/Campak Campak/Campak
Rubella dibagi Rubella dibagi jumlah
jumlah Puskesmas Puskesmas yang
yang melapor dikali melapor dikali seratus
seratus persen persen
Jumlah instalasi 10 15 20 25 30
farmasi
16 RENSTRA Provinsi/Kab/Kota
yang menerapkan
manajemen mutu

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 30


RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 31
LAMPIRAN 2
KERTAS KERJA PERSENTASE PUSKESMAS DENGAN
KETERSEDIAAN OBAT ESENSIAL

Rekapitulasi Puskesmas di Kab/Kota “AB” :

NAMA PUSKESMAS
NO NAMA OBAT
A B C D E

1 Albendazol / Pirantel Pamoat 1 1 1 1 1

2 Alopurinol tablet 1 1 0 1 1

3 Amlodipin/Kaptopril tablet 0 1 1 1 1

4 Amoksisilin tablet 500 mg 1 1 0 1 1

5 Amoksisilin sirup 1 1 1 1 1

Antasida tablet kunyah/ antasida


6 1 1 1 1 1
suspensi

7 Asam Askorbat (Vitamin C) tablet 1 1 1 1 1

8 Asiklovir tablet 1 1 1 1 0

9 Betametason salep 1 1 1 1 1

Deksametason tablet/deksametason
10 0 1 0 1 1
injeksi

11 Diazepam injeksi 5 mg/ml 1 1 1 1 1

12 Diazepam tablet 1 1 1 1 1

Dihidroartemsin+piperakuin (DHP) dan


13 1 1 1 1 1
atau Primaquin tablet

14 Difenhidramin Inj. 10 mg/ml 1 1 0 1 1

Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1 %


15 1 1 1 1 1
(sebagai HCl)

16 Fitomenadion (Vitamin K) injeksi 1 1 1 1 1

Furosemid 40 mg/Hidroklorotiazid
17 1 1 0 1 1
(HCT) tablet

18 Garam Oralit serbuk 1 1 1 1 1

19 Glibenklamid/Metformin tablet 1 1 1 1 1

20 Hidrokortison krim/salep 0 1 1 1 1

Kotrimoksazol (dewasa) kombinasi


21 1 1 1 1 1
tablet/Kotrimoksazol suspensi

22 Lidokain inj 1 1 0 1 1

23 Magnesium Sulfat injeksi 1 1 1 1 1

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 32


Metilergometrin Maleat injeksi 0,200
24 1 1 1 1 1
mg-1 ml

25 Natrium Diklofenak tablet 1 1 1 1 1

26 OAT FDC Kat 1 1 1 1 1 1

27 Oksitosin injeksi 1 1 0 1 1

28 Parasetamol sirup 120 mg / 5 ml 1 1 1 1 1

29 Parasetamol tablet 500 mg 1 1 1 1 1

30 Prednison tablet 5 mg 1 1 0 1 1

31 Ranitidin tablet 150 mg 1 1 1 1 1

32 Retinol 100.000/200.000 IU 1 1 1 1 1

33 Salbutamol tablet 1 1 1 1 1

34 Salep/Tetes mata antibiotic 0 1 1 1 1

35 Simvastatin tablet 1 1 0 1 1

36 Siprofloksasin tablet 1 1 1 1 1

37 Tablet Tambah Darah 1 1 1 1 0

38 Triheksifenidil tablet 1 1 0 1 1

39 Vitamin B6 (Piridoksin) tablet 1 1 1 1 1

40 Zinc tablet 20 mg 1 1 1 1 1

Total 36 40 30 40 38

Memenuhi Kriteria 1 1 0 1 1

Jumlah Puskesmas dengan


persentase ketersediaan obat
4
esensial (minimal memiliki 80%
obat esensial)

Persentase Puskesmas dengan


(4/5) x 100% = 80%
ketersediaan obat esensial

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 33


LAMPIRAN 3
KERTAS KERJA PERSENTASE PUSKESMAS DENGAN
KETERSEDIAAN
VAKSIN IMUNISASI DASAR LENGKAP (IDL)

Rekapitulasi Puskesmas di Kab/Kota “XY”:

NAMA PUSKESMAS
NO NAMA VAKSIN
A B C D E

1 Vaksin Hepatitis B 1 1 0 1 1

2 Vaksin BCG 1 0 1 1 1

3 Vaksin DPT-HB-Hib 1 1 1 1 1

4 Vaksin Polio 1 1 1 1 1

5 Vaksin Campak/Campak Rubella 1 0 1 1 1

Total 5 3 4 5 5

Memenuhi Kriteria 1 0 0 1 1

Jumlah Puskesmas dengan 3


ketersediaan 5 vaksin IDL

Persentase Puskesmas dengan


(3/5) x 100% = 60%
ketersediaan 5 vaksin IDL

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 34


LAMPIRAN 4
KERTAS KERJA PERSENTASE KABUPATEN/KOTA DENGAN
KETERSEDIAAN OBAT ESENSIAL

Rekapitulasi Kabupaten/Kota di Provinsi “AB” :

NAMA KABUPATEN/KOTA
NO NAMA OBAT
A B C D E

1 Albendazol / Pirantel Pamoat 1 1 1 1 1


2 Alopurinol tablet 1 1 0 1 1
3 Amlodipin/Kaptopril tablet 0 1 1 1 1
4 Amoksisilin tablet 500 mg 1 1 0 1 1
5 Amoksisilin sirup 1 1 1 1 1
Antasida tablet kunyah/ antasida
6 1 1 1 1 1
suspensi
7 Asam Askorbat (Vitamin C) tablet 1 1 1 1 1
8 Asiklovir tablet 1 1 1 1 0
9 Betametason salep 1 1 1 1 1
Deksametason tablet/deksametason
10 0 1 0 1 1
injeksi
11 Diazepam injeksi 5 mg/ml 1 1 1 1 1
12 Diazepam tablet 1 1 1 1 1
Dihidroartemsin+piperakuin (DHP) dan
13 1 1 1 1 1
atau Primaquin tablet
14 Difenhidramin Inj. 10 mg/ml 1 1 0 1 1
Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1 %
15 1 1 1 1 1
(sebagai HCl)
16 Fitomenadion (Vitamin K) injeksi 1 1 1 1 1
Furosemid 40 mg/Hidroklorotiazid
17 1 1 0 1 1
(HCT) tablet
18 Garam Oralit serbuk 1 1 1 1 1
19 Glibenklamid/Metformin tablet 1 1 1 1 1
20 Hidrokortison krim/salep 0 1 1 1 1
Kotrimoksazol (dewasa) kombinasi
21 1 1 1 1 1
tablet/Kotrimoksazol suspensi
22 Lidokain inj 1 1 0 1 1
23 Magnesium Sulfat injeksi 1 1 1 1 1
Metilergometrin Maleat injeksi 0,200
24 1 1 1 1 1
mg-1 ml
25 Natrium Diklofenak tablet 1 1 1 1 1
26 OAT FDC Kat 1 1 1 1 1 1
27 Oksitosin injeksi 1 1 0 1 1
28 Parasetamol sirup 120 mg / 5 ml 1 1 1 1 1
29 Parasetamol tablet 500 mg 1 1 1 1 1
30 Prednison tablet 5 mg 1 1 0 1 1
31 Ranitidin tablet 150 mg 1 1 1 1 1

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 35


32 Retinol 100.000/200.000 IU 1 1 1 1 1
33 Salbutamol tablet 1 1 1 1 1
34 Salep/Tetes mata antibiotik 0 1 1 1 1
35 Simvastatin tablet 1 1 0 1 1
36 Siprofloksasin tablet 1 1 1 1 1
37 Tablet Tambah Darah 1 1 1 1 0
38 Triheksifenidil tablet 1 1 0 1 1
39 Vitamin B6 (Piridoksin) tablet 1 1 1 1 1
40 Zinc tablet 20 mg 1 1 1 1 1
Total 36 40 30 40 38
Memenuhi Kriteria 1 1 0 1 1
Jumlah Kabupaten/Kota dengan
persentase ketersediaan obat
4
esensial (minimal memiliki 85%
obat esensial)
Persentase Kabupaten/Kota
dengan ketersediaan obat (4/5) x 100% = 80%
esensial

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 36


LAMPIRAN 5
KERTAS KERJA PERSENTASE KABUPATEN/KOTA DENGAN
KETERSEDIAAN
VAKSIN IMUNISASI DASAR LENGKAP (IDL)

Rekapitulasi Kabupaten/Kota di Provinsi “YZ”:


NAMA KABUPATEN/KOTA
NO NAMA VAKSIN
A B C D E
1 Vaksin Hepatitis B 1 1 1 1 1
2 Vaksin BCG 1 1 1 1 1
3 Vaksin DPT-HB-Hib 1 1 1 1 1
4 Vaksin Polio 1 1 1 1 1
5 Vaksin Campak/Campak Rubella 1 0 1 1 1
Total 5 4 5 5 5
Memenuhi Kriteria 1 0 0 1 1
Jumlah Kabupaten/Kota dengan 4
ketersediaan 5 vaksin IDL
Persentase Kabupaten/Kota
dengan ketersediaan 5 vaksin (4/5) x 100% = 80%
IDL

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 37


LAMPIRAN 6
KERTAS KERJA PERSENTASE KABUPATEN/KOTA DENGAN
KETERSEDIAAN
OBAT PROGRAM TUBERKULOSIS

Rekapitulasi Kabupaten/Kota di Provinsi “YZ”:


NAMA KAB/KOTA
NO NAMA OBAT
A B C D E F
1 OAT FDC Kat 1 1 1 1 0 1 1

Memenuhi Kriteria 1 1 1 0 1 1
Persentase Kabupaten/Kota dengan
(5/6) x 100% = 83,3%
ketersediaan obat program TB

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 38


LAMPIRAN 7
KERTAS KERJA PERSENTASE KABUPATEN/KOTA DENGAN
KETERSEDIAAN
OBAT PROGRAM MALARIA

Rekapitulasi Kabupaten/Kota di Provinsi “YZ”:

NAMA KAB/KOTA
NO NAMA OBAT
A B C D E F

1 Kombinasi DHP dan atau Primakuin 1 1 1 1 1 1


tablet

Memenuhi Kriteria 1 1 1 1 1 1

Persentase Kabupaten/Kota dengan


ketersediaan obat program Kesehata (6/6) x 100% = 100,0%
n Malaria

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 39


LAMPIRAN 8
KERTAS KERJA PERSENTASE KABUPATEN/KOTA DENGAN
KETERSEDIAAN
OBAT PROGRAM IBU DAN ANAK

Rekapitulasi Kabupaten/Kota di Provinsi “YZ”:


NAMA KABUPATEN KOTA
NO NAMA OBAT
A B C D E F
1 Magnesium Sulfat injeksi atau 1 1 1 1 1 1
Metilergometrin Maleat injeksi dan atau
Fitomenadion injeksi atau salep/tetes
mata antibiotik misal Oksitetrasiklin
salep mata
Memenuhi Kriteria 1 1 1 1 1 1
Persentase Kabupaten/Kota dengan
ketersediaan obat program Kesehata (6/6) x 100% = 100,0%
n Ibu dan Anak

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 40


LAMPIRAN 9
KERTAS KERJA PERSENTASE KABUPATEN/KOTA DENGAN
KETERSEDIAAN
OBAT PROGRAM GIZI

Rekapitulasi Kabupaten/Kota di Provinsi “YZ”:


NAMA KAB/KOTA
NO NAMA OBAT
A B C D E F
1 Tablet Tambah Darah 1 1 1 1 1 1

Memenuhi Kriteria 1 1 1 1 1 1
Persentase Kabupaten/Kota dengan
(6/6) x 100% = 100,0%
ketersediaan obat program Gizi

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 41


LAMPIRAN 10
KERTAS KERJA PERSENTASE KABUPATEN/KOTA DENGAN
KETERSEDIAAN
OBAT PROGRAM HIV/AIDS

Rekapitulasi Kab/Kota di Provinsi XY:

NAMA KAB/KOTA
NO NAMA OBAT
A B C D E
1 Tenofovir 300 mg tablet /Lamivudin 150 mg 1 1 0 1 1
tablet /Efavirenz 600 mg tablet salut

Memenuhi Kriteria 1 1 0 1 1
Persentase Kab/Kota desentralisasi
dengan ketersediaan obat program HIV/AI (4/5) x 100% = 80%
DS

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 42


LAMPIRAN 11
KERTAS KERJA PENILAIAN INSTALASI FARMASI
KABUPATEN/KOTA YANG MELAKUKAN MANAJEMEN
PENGELOLAAN OBAT DAN VAKSIN SESUAI STANDAR

RAK DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN PERBEKKES 2020-2024 43

Anda mungkin juga menyukai