KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat, Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan dokumen Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Natuna Tahun 2018. Laporan kinerja ini, merupakan sarana evaluasi pencapaian kinerja Dinas
Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna sebagai acuan untuk
memperbaiki kinerja dimasa yang akan datang. Sekaligus laporan kinerja ini juga sebagai
bentuk pertanggung jawaban Kinerja kepada Bupati selaku Kepala Daerah.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa, laporan kinerja yang kami susun ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan masukan dari semua pihak,
agar laporan kinerja ini menjadi lebih sempurna. Harapan kami, semoga dapat menjadi bahan
evaluasi dan acuan bagi kami untuk perencanaan di masa yang akan datang.
KABUPATEN NATUNA
RINGKASAN EKSEKUTIF
Pada tahun 2019 Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab.
Natuna menetapkan 3 (tiga) tujuan dan 4 (Empat) sasaran strategis yang akan dicapai melalui
22 (dua puluh dua) Program dan 103 (seratus tiga) kegiatan untuk pencapaian 35 (tiga puluh
lima) indikator kinerja sasaran. Pencapaian target indikator sasasaran tersebut didukung oleh
dana sebesar Rp. 121,941,147,854.00,-yang terdiri dari sumber dana APBN (JKN, DAK Fisik
dan DAK Non Fisik, DBH Cukai Tembakau serta DBH Pajak Rokok) dan APBD. Capaian indikator
sasaran tersebut diwujudkan dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 89,424,335,766.00 atau
73.33%, dari total anggaran Belanja langsung Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk
Keluarga Berencana Kab. Natuna.
Anggaran tersebut kemudian dibreakdown dalam bentuk program dan kegiatan melalui
DPA/DPPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran/Dokumen Pelaksanaan Perubahan
Anggaran) untuk mendukung 4 (Empat) sasaran yang terdiri dari 14 indikator sasaran kinerja.
Nilai rata-rata capaian kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran tahun 2019 adalah senilai
102.96% atau kategori pencapaian “ Sangat Memuaskan”
Berdasarkan pengukuran kinerja terhadap 105 (seratus lima) kegiatan dan 22 (dua puluh dua)
program strategis dalam tahun 2019, maka kinerja Dinas Kesehatan dan Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna pada tahun 2019 secara umum sudah mencapai
target yang telah ditetapkan, namun ada beberapa indikator yang belum mencapai target yang
telah ditetapkan, hal ini berarti bahwa target-target capaian program dan kegiatan dapat
direalisasikan dengan baik namun belum maksimal.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I.1 : Sumber daya manusia (SDM) di Lingkungan Dinas Kesehatan Kab.
Natuna Tahun 2018 ………………………………………………………………………… 8
Tabel I.2 : Sumber daya kesehatan berdasarkan golongan ruang di Kabupaten
Natuna Tahun 2018…………………………………………………………………………. 9
Tabel I.3 : Daftar nominatif pegawai Tenaga Kesehatan berdasarkan tingkat
Pendidikan Kabupaten di Natuna Tahun 2018 ………………………………….. 10
Tabel I.4 : Daftar pegawai tidak tetap dan kontrak tenaga kesehatan
berdasarkan tingkat pendidikan di Kabupaten Natuna
Tahun 2018 ……………………………………………………………………………............. 11
Tabel I. 5 : Ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan di Kabupaten Natuna
tahun 2018………………………………………………………………….............................. 12
Tabel II.1 : Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna
Tahun 2018 ………………………………………………………………………………….. 17
Tabel II.2 : Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Tahun Anggaran 2018…………. 20
Tabel III.1 : Kategori Capaian Kinerja ……………………………………………………………........ 31
Tabel III.2 : Pengukuran Kinerja Sasaran Pertama ……………………………………………… 31
Tabel III.3 : Pengukuran Kinerja Program Sasaran Pertama ………………………………. 32
Tabel III.4 : Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi
Masyarakat ……………………………………………………………………………………... 35
Tabel III.5 : Pengukuran Kinerja Program Sasaran Meningkatnya Status
Kesehatan dan Gizi Masyarak………………………………………………………….. 38
Tabel III.6 : Pengukuran Kinerja sasaran Meningkatnya Pengendalian Penyakit….. 41
Tabel III.7 : Pengukuran Kinerja Program pada sasaran Pengendalian Penyakit
Menular ………………………………………………………………………………………….. 43
Tabel III.8 : Pengukuran Kinerja Sasaran Menurunnya Tingkat kelahiran pada
pasangan usia subur (PUS) ……………………………………………………………… 45
Tabel III.10 : Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2018 ………………….. 49
Tabel III.11 : Realisasi Anggaran Berdasarkan program dan Kegiatan Dinas 52
Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab.
Natuna dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna
TA. 2018 ………………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) adalah merupakan keluaran utama dan
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan suatu system yang
membentuk suatu siklus yang dimulai dari proses penetapan visi, misi, tujuan dan sasaran
instansi yang akan dicapai yang tercantum dalam perencanaan strategik instansi. Seterusnya
lebih terperinci dijabarkan kedalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT), yang kemudian
ditetapkan dalam Penetapan Kinerja; Penetapan Pengukuran Kinerja; pengumpulan data untuk
menilai kinerja; menganalisa, mereview dan melaporkan kinerja; serta menggunakan data
kinerja tersebut untuk memperbaiki kinerja instansi pada periode tahun berikutnya.
Esensi dari SAKIP bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna merupakan implementasi sistem
pengendalian manajemen sektor publik di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna.
Sistem pengendalian ini merupakan infrastruktur bagi manajemen pemerintahan untuk
memastikan bahwa visi, misi dan tujuan strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna telah
dapat dipenuhi melalui implementasi strategis pencapaiannya (program dan kegiatan) yang
selaras. Atas dasar tersebut, siklus SAKIP diawali dengan penyusunan Rencana Strategis yang
mendefinisikan visi, misi dan tujuan/sasaran strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna.
Secara selaras setiap tahunnya ditetapkan program dan kegiatan untuk dilaksanakan dalam
rangka pemenuhan visi, misi dan tujuan/sasaran strategis tersebut. Sistem pengukuran kinerja
dibangun dan dikembangkan untuk menilai sejauh mana capaian kinerja yang telah dicapai
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna yang berhasil diperoleh. Pada setiap akhir periode
pelaksanaan progran/kegiatan, capaian kinerja yang berhasil diperoleh itu dikomunikasikan
kepada para stakeholder dalam wujud Laporan Akuntabilitas Kinerja Insatnsi Pemerintah
(LAKIP).
Dengan dasar pemikiran tersebut, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) yang disusun oleh Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana
Kab. Natuna memiliki dua fungsi utama. Pertama, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah merupakan sarana bagi Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga
Berencana Kab. Natuna untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh
Stakeholder (pimpinan, penilai akuntabilitas dan masyarakat). Kedua, Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Dinas
Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna sebagai upaya untuk
memperbaiki kinerja di masa datang.
b. Tujuan
Terkait dengan maksud penyusunan LAKIP tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan laporan akuntabilitas Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga
Berencana Kab. Natuna adalah menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja kegiatan dan
sasaran Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kab. Natuna. Berdasarkan hasil evaluasi
yang dilakukan kemudian dirumuskan beberapa rekomendasi. Diharapkan rekomendasi
yang dihasilkan dari LAKIP ini dapat menjadi salah satu masukan dalam menetapkan
kebijakan dan strategi yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan kinerja Dinas
Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna, Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana Kab. Natuna.
1.4.2 Kewenangan
Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsinya maka Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna
mempunyai kewenangan untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang
kesehatan, serta melaksanakan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang
diserahkan oleh Bupati sesuai dengan lingkup kerjanya.
Terkait dengan hal tersebut, susunan kepegawaian berdasarkan Struktur Organisasi Dinas
Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Natuna Adalah
Sebagai Berikut :
Gambar 1
Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Dinas Kesehatan kab. Natuna
Kepala Dinas
Kesehatan
Sub Bagian
Perencanaan dan Sub Bagian Kepegawaian Sub Bagian
Pelaporan Keuangan
Bid. Kesehatan Bid. Pencegahan dan Bid. Pelayanan Sumber Daya Bid. Pengandalian
Masyarakat Pengendalian Kesehatan Penduduk dan KB
Penyakit
Seksi Kesehatan Keluarga Seksi Surveilans dan Seski Pelayanan Kesehatan Seksi Pelayanan KB dan
dan Gizi Imunusasi dan Jaminan Kesehatan Alat Kontrasepsi
Unit Pelaksana
Teknis (UPT)
S1 1 3 1 4 2 2 1 2 2 1 1 1 3 2 2 4 1 1 5 5
S2
Jumlah 2 16 4 21 7 11 8 19 6 11 7 23 7 12 11 14 5 22 6 11 17 9
Total 18 25 18 27 30 19 25
Tabel I.5
Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kesehatan di Kabupaten Natuna Tahun 2019
No Fasilitas Kesehatan Jumlah
1. Rumah Sakit 1
2. Puskesmas
a. Puskesmas Perawatan 9
b. Puskesmas Non Perawatan 5
3. Puskesmas Pembantu (PUSTU) 43
4. Polindes 13
5. Poskesdes 25
6. Puskesmas Keliling
a. Puskel Darat 8
b. Puskesl Laut 7
c. Ambulance Puskesmas 12
7. Posyandu 118
8. Desa Siaga 75
Sumber : Profil Kesehatan Tahun 2019
2. Bab I. Pendahuluan
Pendahuluan Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan
kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang
sedang dihadapi organisasi
3. Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan
4. Bab III. Akuntabilitas Kinerja
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan
kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja
organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan
analisis capaian kinerja sebagai berikut:
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan
tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada);
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja
serta alternative solusi yang telah dilakukan;
6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;
7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
pencapaian pernyataan kinerja).
B. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah
digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen
Perjanjian Kinerja.
5. Bab IV Penutup
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di
masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.
6. Lampiran:
1) Perjanjian Kinerja
2) Lain-lain yang dianggap perlu
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1 Rencana Strategi Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana
Kab. Natuna 2011-2016
Rencana strategi instansi Pemerintah merupakan langkah awal dalam
mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang
disusun dengan mengintegrasikan antara keahlian Sumber Daya Manusia (SDM) dan
sumber daya lain agar mampu memenuhi keinginan stakeholder dan menjawab tuntutan
perkembangan lingkungan strategis baik Nasional maupun global.
Rencana strategi berkedudukan dan berfungsi antara lain merupakan alat bantu yang
terukur bagi rujukan penilaian kinerja Kepala Unit Kerja dengan menggunakan sedapat
mungkin 3 (tiga) atau 5 (lima) tolok ukur, yaitu masukan ( inputs ) , keluaran (outputs),
hasil ( outcomes ) , serta manfaat ( benefits ) dan dampak ( impacts ).
Sasaran dan program yang telah ditetapkan berdasarkan rencana strategik, dijabarkan
dalam perencanaan kinerja yang merupakan rencana dan komitmen kinerja untuk suatu
tahun tertentu. Perencanaan kinerja merupakan rencana capaian kinerja tahunan untuk
seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Penyusunan rencana
kinerja dilakukan pada setiap awal tahun anggaran, seiring dengan penyusunan dan
kebijakan anggaran serta merupakan komitmen bagi instansi Pemerintah untuk
mencapainya dalam tahun yang bersangkutan.
Dokumen rencana kinerja terdiri dari sasaran, indikator sasaran, program, kegiatan dan
indikator kinerja kegiatan. Selain itu juga berisi informasi mengenai keterkaitan kegiatan
dengan sasaran, kebijakan dan program. Keselarasan dan keterkaitan dalam penentuan
sasaran, program, dan kegiatan beserta indikator kinerjanya sangat menentukan
pencapaian tujuan dan sasaran instansi yang telah ditetapkan berdasarkan rencana
strategiknya.
Rencana Strategi (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna yang ditetapkan 5 (lima)
tahun sekali yaitu mulai ditetapkan pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2016.
2.2 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran RPJMD 2016 – 2021 Pemerintah
Kab. Natuna
VISI : Masyarakat Natuna yang Cerdas dan Mandiri dalam Kerangka Keimanan dan
Budaya Tempatan
MISI : Memajukan sektor pendidikan melalui Penyediaan sarana dan prasarana dan
peningkatan kesejahteraan Tenaga Pendidik dan Anak Didik
Target Tahun
Indikator Indikator Kondisi Target
Misi/Tujuan Sasaran
Tujuan Sasaran Awal Akhir
2017 2018 2019 2020 2021
Meningkatkan IPM Meningkatnya Angka 63.64 65,64 66,00 67,00 68,25 70,00 70,00
daya saing derajat kesehatan Harapan (2015)
SDM masyarakat Hidup
(Tahun)
2.2.1 Tujuan dan Sasaran Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga
Berencana Kab. Natuna.
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan
dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) – 5 (lima) tahun. Penetapan tujuan
dalam Rencana Strategis didasarkan pada potensi dan permasalahan serta isu utama
dibidang Kesehatan di Kabupaten Natuna. Perumusan sasaran harus memiliki kriteria
“SMART”. Analisis SMART digunakan untuk menjabarkan isu yang telah dipilih menjadi
sasaran yang lebih jelas dan tegas. Analisis ini juga memberikan pembobotan kriteria,
yaitu khusus (spesific), terukur (measurable), dapat dicapai (attainabe), nyata (realistic)
dan tepat waktu (time bound).
Tujuan pembangunan kesehatan Kabupaten Natuna adalah meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat dengan sasaran meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu dan
anak, meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan, meningkatnya pengendalian
penyakit. Tujuan dan Sasaran di dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan dan
Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna Tahun 2016 – 2021 adalah
sebagai berikut:
Kondisi Awal
Indikator Target Kinerja sasaran pada tahun ke-
No Tujuan Sasaran Periode
sasaran 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1. Meningkat Meningkatnya Jumlah
kan derajat akses dan Puskesmas
kesehatan mutu yang - 2 4 6 2 - -
masyarakat pelayanan terakreditasi
kesehatan
Meningkatnya Angka
status Kematian 67.52 67.52 67.52 67.52 67.52 67.52 67.52
kesehatan Ibu/100.000
Kondisi Awal
Indikator Target Kinerja sasaran pada tahun ke-
No Tujuan Sasaran Periode
sasaran 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
dan gizi KH
masyarakat (diturunkan)
Angka
Kematian 16.21 16.00 15.75 15.2 14.75 14.16 13.75
bayi/1.000 KH
Prevalensi
kekurangan
gizi
7.35 7.35 7.35 7.25 7.1 7 7
(underweight)
pada anak
balita
Persentase
4.79 4.18 3.71 3.51 3.44 3.37 3.37
BBLR
Meningkatnya Persentase
pengendalian 0 0 6.57 9.2 13.15 15.78 18.4
desa ber STBM
penyakit Prevalensi
Tuberculosis
(TB) per 100.000 0.016 0.016 0.016 0.016 0.016 0.016 0.016
Penduduk
Prevalensi HIV
< 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01 < 0,01
Persentase
Kecamatan
yang mencapai 0 0 13.33 26.67 33.33 46.67 46.67
eliminasi
malaria
Meningkatnya
Persentase
Kecamatan
yang mencapai 30.76 30.76 40 46.6 53.3 60 75
80% imunisasi
dasar lengkap
pada bayi
Prevalensi
tekanan darah 29,67 29,67 28,12 27,05 26,00 25,00 24.00
tinggi
Dari Indikator Kinerja Utama (IKU) tersebut kemudian ditetapkan indikator pencapaian
sebagai berikut :
Tabel II.1
Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk
Keluarga Berencana Kab. Natuna
Kondisi Awal
Indikator Target Kinerja sasaran pada tahun ke-
No Tujuan Sasaran Periode
sasaran 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1. Meningkat Meningkatnya Angka
nya derajat status Kematian
kesehatan kesehatan Ibu/100.000 67.52 67.52 67.52 67.52 67.52 67.52 67.52
masyarakat masyarakat KH
(diturunkan)
Angka
Kematian 16.21 16.00 15.75 15.2 14.75 14.16 13.75
bayi/1.000 KH
Prevalensi
kekurangan
gizi
7.35 7.35 7.35 7.25 7.1 7 7
(underweight)
pada anak
balita
Persentase
4.79 4.18 3.71 3.51 3.44 3.37 3.37
BBLR
Persentase
desa yang
0 0 6.57 9.2 13.15 15.78 18.4
melaksananaka
n ber STBM
Angka Kematian Bayi per 1000 KH adalah kematian yang terjadi pada bayi
usia 0-11 bulan yang dinyatakan dalam 1000 Kelahiran hidup, untuk
menghitung digunakan rumus sebagai berikut :
Angka Kematian Ibu per 100.000 KH adalah kematian perempuan pada saat
hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan
tanpa memandang lamanya kehamilan yakni kematian yang disebabkan karena
kehamilannya atau penanganannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain
seperti kecelakaan dan terjatuh, dengan rumus sebagai berikut :
Berat Badan Lahir Rendah ) adalah bayi baru lahir yang berat badannya
saat lahir kurang dari 2500 gram. BBLR tidak hanya terjadi pada bayi
prematur, tapi juga pada bayi cukup bulan yang mengalami hambatan
pertumbuhan selama kehamilan. BBLR biasanya disebabkan oleh status gizi
ibu ang kurang baik semasa kehamilan atau ibu hamil mengalami Kurang
Energi Kronik (KEK) sehingga asupan gizi pada bayi semasa dalam
kandungan kurang sehingga menyebabkan perkembangan janin tidak
maksimal. Untuk menghitung Persentase BBLR di suatu daerah dapat dihitung
dengan formula sebagai berikut :
∑ bayi dengan berat lahir rendah disatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu
BBLR = x 100.000 KH
∑ Lahir Hidup yang ditimbang di wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama
Jumlah Desa ber Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah desa
yang sudah memenuhi 5 pilar yaitu :
1. Tidak Buang Air Sembanrangan (BABS)
2. Mencuci tangan pakai sabun (CTPS)
3. Mengelola air minum dan makanan yang aman (PAMM-RT)
4. Mengelola sampah dengan aman (PSRT)
2.2.3 Kebijakan
Kebijakan untuk meningkatkan capaian kinerja di lingkungan Dinas Kesehatan dan
Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna adalah sebagai berikut :
No Uraian
Anggaran Tahun 2019
1 2 3
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 15.507.322.933,-
1. Penyediaan jasa surat menyurat 10.000.000,-
2. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik 139.500.000-
3. Penyediaan jasa kebersihan kantor 10.000.000,-
4. Penyediaan alat tulis kantor 55.000.000,-
5. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan 80.000.000,-
6. Penyediaan perlatan dan perlengkapan kantor 479.000.000,-
7. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan 10.000.000,-
8. Penyediaan makanan dan minuman 49.992.000,-
9. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah 617.750.000,-
10. Penyediaan jasa tenaga pendukung administrasi/teknis perkantoran 13.598.112.913,-
11. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah 457.968.000,-
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 4.290.723.000,-
1. Pembangunan Rumah Dinas 3.384.623.000,-
2. Pengadaan Meubeler 711.100.000,-
3. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional 115.000.000,-
4. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan dan perlengkapan kantor 80.000.000,-
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 1.212.200.000,-
1. Pendidikan dan pelatihan Formal 651.411.000,-
2. Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan 355.229.000,-
3. Penyusunan akreditasi fungsional 205.560.000,-
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian 300.100.000,-
Kinerja dan keuangan
1. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD 300.100.000,-
Program dan kegiatan yang mendukung langsung Sasaran RPJMD pada tahun 2019
adalah sebanyak dua puluh dua (22) program dan (105) kegiatan.
Keluarga Berencana Kab. Natuna pada satu tahun anggaran sampai pada tingkat atau
indikator dampak, karena dampak dari suatu program atau kegiatan ada yang baru dapat
dinilai dalam jangka waktu lebih dari satu tahun sesuai dengan tujuan jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panjang dari program itu.
Pada dasarnya Rencana Kinerja Tahun 2019 menguraikan target kinerja yang akan dicapai
selama tahun 2016, yang mencerminkan rencana program, kegiatan dan sasaran tahunan
dalam rangka mencapai tujuan dan misi yang telag ditetapkan dalam RENSTRA Dinas
Kesehatan Kabupaten Natuna tahun 2016-2021.
Korelasi antara pencapaian target sasaran strategis dengan pelaksanaan program dan
kegiatan yang direncanakan ditahun 2019 tertuang dalam formulir Rencana Kerja Tahunan
(RKT) Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna tahun 2019 dapat di lihat pada lampiran 1.
2.4 Perjanjian/Pentepan Kinerja
Penetapan Kinerja merupakan amanat Inpres Nomor 5 Tahun 2004 dan Surat Edaran
Menteri Negara PAN Nomor: SE/31/M.PAN/12/2004 tentang Penetapan Kinerja. Penetapan
kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan
janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun
tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan khusus
penetapan kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan
kinerja aparatur.
Peraturan Daerah Kabupaten Natuna Nomor 10 tahun 2018 tentang APBD Kabupaten
Natuna Tahun 2019, kemudian dijabarkan dengan Peraturan Bupati Natuna Nomor 87
tahun 2018 tentang penjabaran APBD Kabupaten Natuna Tahun 2019. APBD Kabupaten
Natuna yang ditetapkan merupakan komitmen bersama antara Pemerintah daerah dengan
DPRD untuk mencapai kinerja yang maksimal dan sebagai upaya untuk memenuhi mandat
yang tetap berpedoman pada RPJMD Kabupaten Natuna tahun 2016-2021 kemudian
dijabarkan dalam Rencana Kinerja. Rencana Kinerja tersebut kemudian dijadikan sebagai
dasar dalam penyusunan dokumen Penetapan Kinerja (Penja) yang berisikan Pernyataan
Kinerja/Perjanjian Kinerja antara Bupati dan kepala OPD atau Eselon II, Eselon III dan
Eselon IV, perjanjian kinerja Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga
Berencana juga dapat digambarkan dalam bentuk pohon kinerja (Cascading) seperti pada
lampiran
Sasaran RPJMD:
Meningkatnya Derajat
Kesehatan Masyarakat
Sasaran Renstra :
Status kesehatan dan
gizi masyarakat
Indikator Sasaran Renstra : Indikator Sasaran Renstra : Indikator Sasaran Renstra : Indikator Sasaran Renstra :
Indikator Sasaran Renstra :
Angka kematian ibu Jumlah desa/kelurahan yang ber Persentase Berat Badan Prevalensi kekurangan gizi
Angka kematian bayi Lahir Rendah (BBLR) (underweight) pada balita
Target : 67,52 per 100.000 STBM
Target : 15,20 per 1.000 kh Target : 3.51 Persen Target : 7,25 Persen
kh Target : 1 Desa
Sasaran Kegiatan :
Terlaksananya pelayanan Sasaran Kegiatan : Sasaran Kegiatan :
kesehatan ibu hamil sesuai Sasaran Kegiatan : Pemicuan STBM di Desa Pengembangan media Sasaran Kegiatan : Sasaran Kegiatan :
standar Sasaran Kegiatan :
Tata laksana penanganan Indikator : Jumlah Desa Sasaran Kegiatan : Meningkatnya kapasitas Indikator : Media Pemantauan Puskesmas Pemantauan pertumbuhan
Indikator : Persentase Asfiksia yang dilakukan Pemicuan Terlaksananya Target : 2 Kecamatan yang memberikan Makanan dan perkembangan anak
Kunjungan K4 Ibu hamil bagi tenaga penyuluh
Indikator : Pertemuan tata STBM penyelenggaraan promotif dan kesehatan Tambahan pada Ibu Hamil balita
Target : 95 % laksana penanganan Target : 50 Desa preventif, dukungan Dengan Kekurangan Energi Indikator : Jumlah balita
Indikator : Peningkatan
Asfiksia manajemen puskesmas serta kapasitas tenaga penyuluh Kronik (KEK) yang diberikan pelayanan
Target : 1 Pertemuan kemitraan lintas sektor untuk kesehatan Indikator : Jumlah kesehatan
mendukung kesehatan Target : 15 Tenaga Puskesmas yang di pantau Target : 6.000 Orang
Sasaran Kegiatan : Sasaran Kegiatan : Target : 14 Puskesmas
Indikator : Penyelenggaraan penyuluh
Pemeriksaan depot air Program esensial dan non Terpantaunya rumah tangga
minum esensial di puskesmas yang ber PHBS
Sasaran Kegiatan : Indikator : Pemeriksaan air Target : 14 Puskesmas Indikator : Pemantauan PHBS RT
Penyegaran Kader minum Target : 18.218 Rumah Tangga
Posyandu Target : 67 sampel
Indikator : Jumlah Sasaran Kegiatan :
pertemuan penyegaran Terlaksananya sosialisasi
kader posyandu dan advokasi kadarzi
Target : 1 Pertemuan Sasaran Kegiatan : Indikator : Jumlah
Penyegaran kader pertemuan keluarga sadar
kesehatan di kecamatan gizi
Indikator : Jumlah kader
kesehatan yang mengikuti Target : 1 Pertemuan
DINAS KESEHATAN PP&KB KABUPATEN NATUNA Page | 26 penyegaran
Target : 388 Kader
LAPORAN KINERJA
Sebagai penjabaran lebih lanjut dari Rencana Strategik atau dokumen yang dipersamakan
maka Dinas Kesehatan tahun 2019 telah menetapkan dua puluh dua (22) Program dan
seratus lima (105) kegiatan untuk mendukung 1 tujuan dan 4 sasaran strategis yang telah
ditetapkan. Alokasi Anggaran untuk pelaksanaan dan pencapaian target kinerja Dinas
Kesehatan adalah sebesar Rp. 121.941.147.854,- (Seratus dua puluh satu milyar Sembilan
ratus empat puluh satu juta seratus empat puluh tujuh ribu delapan ratus lima puluh empat
rupiah). yang terdiri dari biaya rutin kantor sebesar Rp. 2.104.210.000,- (Dua milyar
seratus empat juta dua ratus sepuluh ribu rupiah) atau 1.73%, dari total anggaran Bidang
Kesehatan dan sebesar Rp. 119.836.937.854,- (Seratus Sembilan belas milyar delapan
ratus tiga puluh enam juta Sembilan ratus tiga puluh tujuh juta delapan ratus lima puluh
empat rupiah) atau 98.28% dari total anggaran bidang kesehatan yang mendukung
Indikator Kinerja Utama (IKU).
Perbandingan jumlah pagu anggaran yang mendukung IKU dan tidak mendukung pada
tahun anggaran 2019 sebagai berikut :
Gambar II.2
Perbandingan Alokasi Anggaran yang mendukung IKU dengan yang tidak
mendukung IKU (Biaya Rutin Kantor) Tahun Anggaran 2019
Alokasi anggaran untuk mendukung IKU secara langsung adalah anggaran yang membiayai
program dan kegiatan yang secara langsung meningkatkan Indikator Kinerja Utama (IKU)
dalam hal ini adalah upaya peningkatan status kesehatan dan gizi masyarakat diantaranya
adalah pemberian makan tambahan bagi ibu hamil Kurang energy kronik (KEK) untuk
menurunkan prevalensi BBLR, Pertemuan tata laksana penanganan asfiksia untuk
menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), serta program kegiatan pemantauan Perilaku
Hidup bersih dan Sehat (PHBS), Pemicuan STBM serta pemeriksaan air bersih untuk
meningkatkan jumlah desa yang bersanitasi total berbasis masyarakat (STBM), sedangkan
untuk menurunkan prevalensi gizi kurang pada balita (Underweigt) dilakukan pemantauan
BAB III
PENGUKURAN KINERJA
Salah satu fondasi utama dalam menerapkan manajemen kinerja adalah pengukuran kinerja
dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam pelayanan publik dan meningkatkan
akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi output dan outcome yang akan dan seharusnya
dicapai untuk memudahkan terwujudnya organisasi yang akuntabel. Pengukuran kinerja
dilakukan dengan membandingkan antara kinerja yang (seharusnya) terjadi dengan kinerja
yang diharapkan. Pengukuran kinerja ini dilakukan secara berkala (triwulan) dan tahunan.
Pengukuran dan pembandingan kinerja dalam laporan kinerja harus cukup
menggambarkan posisi kinerja instansi pemerintah.
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) adalah bentuk kewajiban suatu Instansi
Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan / kegagalan pelaksanaan misi
organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat
pertanggungjawaban secara periodik. Penyusunan LAKIP ini didasarkan pada pengukuran
hasil pelaksanaan perencanaan Strategis dan Rencana Kinerja Tahunan yang telah
ditetapkan sebelumnya serta setelah berakhirnya pelaksanaan kegiatan dalam tahun 2019.
Mengukur kinerja pada hakikatnya melakukan pengukuran atau penilaian apakah kerja
instansi pemerintah tersebut berhasil atau gagal memenuhi target-target yang
direncanakannya. Penilaian keberhasilan atau kegagalan ini menjadi penting apabila
dikaitkan dengan reward (penghargaan) dan punishment (hukuman). Sistem Pengukuran
Kinerja adalah sistem yang digunakan untuk mengukur, menilai dan membandingkan secara
sistematis dan berkesinambungan atas kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Pengukuran kinerja ini dilakukan dengan menghitung pencapaian yang telah ditetapkan
dalam Rencana Kinerja Tahunan, Kinerja Kegiatan dan sasaran dengan cara
membandingkan antara rencana dengan realisasi pencapaiannya. Pengukuran terhadap
pencapaian komponen kegiatan dan sasaran ini dituangkan dalam formulir Pengukuran
Kinerja Kegiatan (PKK) dan formulir Pengukuran Kinerja Tahunan (PKT).
Dalam ketentuan umum Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor
PER/09/M.PAN/5/2007 disebutkan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan gambaran
mengenai tingkat pencapaian sasaran atau tujuan instansi pemerintah yang
mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai program
dan kebijakan yang ditetapkan. Sedangkan Pengelolaan Keuangan daerah sesuai dengan
Permendagri 13 tahun 2006 sebagaimana telah diubah menjadi Permendagri 59 Tahun
2007 menggunakan jenis indikator kinerja mulai dari input hingga outcomes sebagai
berikut :
1). Input
Indikator input merupakan indikator yang digunakan untuk menetapkan jumlah
sumber daya dalam hal ini adalah dana yang dibutuhkan
2). Output
Indikator output adalah keluaran/hasil langsung dicapai dari suatu kegiatan setelah
melalui proses kegiatan.
3). Outcome
Indikator Outcome adalah hasil yang dicapai dan menggambarkan manfaat/fungsi dari
keluaran dari suatu kegiatan pada jangka menengah.
Untuk mengetahui capaian kinerja dapat dilakukan dengan menggunakan asumsi dan
rumus sebagai berikut :
1. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja atau semakin
rendah realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja, digunakan rumus :
2. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau semakin
rendahnya realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja, digunakan rumus :
( ( )
Capaian indikator kinerja = x 100 %
Atau :
( )
Capaian indikator kinerja = x 100 %
Hasil pengukuran kinerja sesuai mekanisme perhitungan pencapaian kinerja yang diperoleh
melalui pengukuran kinerja atas pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi Pemerintah.
Pengukuran kinerja ini merupakan hasil dari suatu penilaian sistematik yang sebagian besar
didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa indikator masukan dan
keluaran. Sebagian lagi berupa indikator hasil ( outcomes ) sedangkan indikator manfaat
dan dampak sebagian baru terbatas pada identifikasi untuk melihat keterkaitannya dengan
tujuan dan sasaran.
Adapun hasil pencapaian kinerja sasaran ditentukan oleh indikator kinerja sasaran yang
meliputi indikator makro, indikator strategis dan indikator mikro. Penetapan indikator-
indikator ini harus didasarkan pada perkiraan realistis dengan memperhatikan tujuan dan
sasaran yang ditetapkan serta data pendukung yang terorganisasi sehingga keberhasilan
Program dan kegiatan yang dilaksanakan Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk
Keluarga Berencana Kab. Natuna Tahun 2019 merupakan pendorong atau pemicu terhadap
terealisasinya sasaran seperti yang ditargetkan. Sebagaimana yang telah dikemukakan
sebelumnya tentang Rencana Kinerja Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk
Keluarga Berencana pada tahun 2019, telah menetapkan 4 (Empat) sasaran strategis yang
ingin dicapai guna merealisasikan tujuan yang tercakup dalam 22 (Dua Puluh Dua)
program yang tersebar dalam 105 (Seratus Lima) kegiatan dengan alokasi Belanja
Langsung (BL) sebesar Rp. 121.941.147.854,- (Seratus dua puluh satu milyar Sembilan
ratus empat puluh satu juta seratus empat puluh tujuh ribu delapan ratus lima puluh empat
rupiah). Perhitungan capaian sasaran, ditetapkan dengan penilaian rata-rata seluruh
capaian indikator kinerja, hasil setiap sasaran yang hasilnya dikelompokkan dalam empat
kategori penilaian sebagaimana mengacu pada pedoman penyusunan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai berikut:
Tabel III.1
Kategori Capaian Kinerja
Meningkatkan Meningkatnya
Jumlah
derajat akses dan Puskesmas
Puskesmas
kesehatan mutu 2 2 100 4 4 100 6 6 100 4 2 50
yang
masyarakat pelayanan
terakreditasi
kesehatan
Persentase
pencapaian Persentase
100 100 100 100 100 100 100 100 100
akreditasi
RSUD
Pencapaian Kinerja 100 100 100 75
Pencapaian kinerja sasaran meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dapat
diukur melalui jumlah puskesmas yang terakreditasi, sebagaimana kita ketahui bahwa tahun
2016 terdapat dua puskesmas yang telah menerima sertifikat akreditasi dan pada tahun
2017 bertambah sebanyak empat puskesmas yang dilakukan survey atau sesuai yang
ditagetkan yaitu sebanyak empat puskesmas dengan kata lain tercapai 100% sedangkan
pada tahun 2018 kembali ditargetkan sebanyak 6 puskesmas. Survey akreditasi telah
dilaksanakan pada akhir tahun 2018 dan hasilnya semua puskesmas yang ditargetkan
mendapat sertifikasi akreditasi yang terdiri dari, 1 puskesmas tersertfikasi “UTAMA” 4
Untuk Pencapaian kinerja pada sasaran pertama tersebut Dinas Kesehatan dan Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna pada tahun 2019 telah menetapkan 5 ( tiga )
program yang mendukung sebagai berikut :
1) Program Peningkatan kapasitas aparatur
2) Program obat dan perbekalan kesehatan
3) Program Upaya Kesehatan Masyarakat
4) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana Prasana puskesmas/puskesmas
pembantu dan jaringannya.
5) Program pengawasan dan pembinaan Industri Rumah Tangga Pangan.
Hasil pengukuran kinerja program yang mendukung sasaran pertama dapat dilihat sebagai
berikut :
Tabel III.3
Pengukuran Kinerja Program pada sasaran Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan
NO. SASARAN INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI %
1 Meningkatnya kapasitas sumber daya Jumlah Puskesmas Yang Minimal 14 8 57.14
aparatur kesehatan Memiliki Lima Jenis Tenaga Puskesmas
Kesehatan
2 Meningkatnya ketersediaan obat yang Persentase ketersediaan obat % 100 100 100
memenuhi syarat yang memenuhi standar
3 Meningkatnya kepesertaan Jaminan Persentase kepesertaan jaminan % 100 100 100
Kesehatan kesehatan
5 Tersedianya alat kesehatan dan Persentase ketersediaan alkes di % 100 100 100
penunjang pelayanan kesehatan di pelayanan kesehatan dasar yang
puskesmas sesuai standar
6 Meningkatnya aksesibiltas fasilitas Persentase aksesbiltas fasilitas % 100 100 100
pelayanan kesehatan di desa pelayanan kesehatan di desa
87.3
Pencapaian Kinerja
Jumlah puskesmas yang memiliki 5 jenis tenaga kesehatan telah mengalami peningkatan jika
dibandingkan pada tahun 2018 yaitu 6 puskesmas meningkat menjadi 8 puskesmas di tahun
2019, namun demikian tetap belum mencapai target yang telah ditentukan yaitu 14
puskesmas. Pemenuhan 5 jenis tenaga kesehatan ( SKM, Farmasi, Kesehatan Lingkungan,
Gizi, Analis) pada tahun 2019 hanya melalui program Nusantara Sehat (NS) dari pusat
sedangkan upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan PPKB adalah penerimaan tenaga kontrak
akan tetapi dari jenis tenaga yang ditentukan kurang peminat atau termasuk profesi yang
langka.
Ketersediaan obat yang memenuhi syarat sudah mencapai target yaitu 100%, hal ini
didukung oleh pengadaan obat-obatan dan Bahan medis habis pakai dengan mengacu pada
formularium nasional, yang mana obat-obatan yang diadakan adalah obat-obatan yang
sesuai standar nasional dan sesuai kebutuhan puskesmas.
Tahun 2019 Jumlah Puskesmas yang terakreditasi sebanyak 12 puskesmas, yang mana tahun
2016 terdapat dua puskesmas yang terakreditasi dan tahun 2017 sebanyak empat
puskesmas dan tahun 2018 sebanyak 6 puskesmas sehingga total kecamatan yang memiliki
puskesmas terakreditasi adalah 12 kecamatan dengan perolehan 2 terakreditasi Dasar, 8
terakreditasi Madya dan 2 terakreditasi Utama
Kepesertaan Jaminan Kesehatan atau penduduk yang memiliki jaminan kesehatan pada
tahun 2019 sudah mencapai 98% atau seluruh masyarakat natuna tercover melalui Jaminan
Kesehatan Nasional terintegrasi sebanyak 48.952 Jiwa.
Seluruh masyarakat yang ada di desa dapat mengakses fasilitas pelayanan kesehatan,
berdasarkan permenkes nomor 75 tahun 2014 tentang puskesmas, pustu dibangun dengan
syarat dapat diakses oleh minimal dua desa. Di Kabupaten Natuna jumlah pustu yang ada
sebanyak 43 unit atau rasio terhadap desa yaitu 1:2. Selain akses terhadap pustu, juga dapat
dilihat dari ketersediaan puskesmas yang memenuhi standar sebagai pusat pelayanan dasar
di kecamatan yang merupakan fasilitas rujukan dari desa/pustu/poskesdes. Disamping
ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan ketersediaan alat kesehatan sebagai pendukung
pelayanan kesehatan sangat menentukan pelayanan kesehatan yang bermutu.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian indikator program tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Program Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
a. Pendidikan dan pelatihan formal dengan tujuan meningkatkan kapasitas tenaga
kesehatan melalui pelatihan-pelatihan
b. Bimbingan teknis implemetasi peraturan perundang-undangan dengan tujuan
tersosialisasinya peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai refenrensi
dalam peningkatan pelayanan kesehatan, kegiatan ini tidak terealisasi dikarenakan
tidak tersedianya anggaran pada waktu yang ditargetkan.
c. Penyusunan akreditasi fungsional dengan tujuan penilaian kinerja tenaga fungsional
kesehatan.
2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
a. Kegiatan Revitalisasi sistem kesehatan bertujuan pelaksanaan pendampingan
akreditasi puskesmas serta pelaksanaan survey akreditasi pada 6 puskesmas yang
ditargetkan
Sasaran kedua adalah Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat dengan hasil
pengukuran kinerja sebagai berikut :
Tabel III.4
Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatkan Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat
Sasaran Kedua :
Meningkatkan Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat
Meningkatkan
status kesehatan Angka Kematian Per 100.000 240 73,96 163.5 67.52 278.29 -212 67.52 185.01 -74.00 67.52 97 56
dan Gizi ibu dan Ibu KH
Anak
Angka Kematian Per 1.000 3.0 13.31 -220 15.75 6.49 159 15.20 12.03 114.0 14.75 10.32 130
bayi KH
Prevalensi
kekurangan gizi 7.35 5,38 154.6 7.35 3.92 146 7.25 2.54 165.51
Persentase 7.00 2.98 157
(underweight)
pada anak balita
Berat Badan
Lahir Rendah Persentase 9.8 3,92 165.4 4.18 4.08 102 3.51 4.44 73.50 3.44 5.80 31
(BBLR)
Desa yang
melaksanakan
Sanitasi Total Jumlah
- - - 70 100 142 70 100 142 80 100 125
Berbasis Desa
Masyarakat
(STBM)
Pencapaian kinerja sasaran meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat dapat
diukur melalui
1. Angka Kematian Ibu (AKI)
Kematian Ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam
kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya
kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena
kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti
kecelakaan, terjatuh dll. Tahun 2018 tercatat sebanyak dua kasus kematian ibu di
Kabupaten Natuna terjadi penurunan jika dibandingkan pada tahun 2017 yaitu
sebanyak 4 kasus, namun satu dari dua kematian ibu pada tahun 2018 merupakan
kematian ibu melahirkan yang disebabkan oleh penyakit penyerta (HIV/AIDS) atau
bukan disebabkan langsung oleh kehamilannya/pengelolaannya, namun pada
pelayanan antenatal care secara komprehensif pemeriksaan HIV/AIDS wajib
dilaksanakan agar jika ada ibu hamil positif menderita maka dilakukan
pengelolaan/pelayanan secara khusus untuk mencegah penularan serta kematian
pada ibu tersebut, namun kendala yang dihadapi pada tahun 2018 adalah
kurangnya kesadaran masyarakat yang berisiko terhadap penyakit tersebut untuk
melakukan konseling di VCT atau dipuskesmas. Tahun 2019 terjadi satu kasus
kematian ibu melahirkan atau terjadi penurunan kasus dibandingkan tahun 2018.
Upaya yang telah dilakukan dalam rangka menekan angka kematian ibu adalah,
dibentuknya Rumah Tunggu kelahiran di Kecamatan dan Kabupaten untuk ibu
hamil yang sulit menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan. Memantau ibu hamil
yang berisiko serta dilakukan pemeriksaan antenatal care secara komprehensif.
Melaksanakan kelas ibu hamil disetiap desa untuk memantau kunjungan ibu hamil
ke empat (K4) serta persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan. sistem rujukan juga
sangat berpengaruh terhadap penanganan ibu hamil dan ibu bersalin yang berisiko
tinggi agar dapat dilayani dengan cepat dan sesuai standar, oleh karena itu Dinas
Kesehatan Kabupaten Natuna perlu melakukan penyusunan system rujukan
tersebut.
Grafik 3
Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup Tahun 2016-2019
b. CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun), kegiatan yang sudah dilakukan adalah
kampanye cuci tangan disekolah-sekolah
c. Akses air bersih
d. Pengolahan air limbah
e. Pengolahan sampah
Tahun 2018 telah dideklarikan kecamatan ODF yaitu di kecamatan Bunguran
Tengah, sedangkan tahun 2019 telah dideklarasikan dua desa ODF di dua
kecamatan yaitu Serasaan dan Batubi. Target
Untuk Pencapaian kinerja sasaran kedua Dinas Kesehatan dan Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna pada tahun 2018 telah menetapkan 9 (
Sembilan) program sebagai berikut :
1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
2. Program Promosi Kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
3. Program perbaikan gizi masyarakat
4. Program pengembangan lingkungan sehat
5. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak balita
6. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
7. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
Hasil pengukuran kinerja program yang mendukung sasaran kedua adalah sebagai berikut :
Tabel III.5
Pengukuran Kinerja Program sasaran meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat
NO. SASARAN INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI %
1 Meningkatkan akses dan mutu Persentase Puskesmas yang % 100 100.00 100
pelayanan kesehatan untuk upaya menyelenggarakan
promotif dan preventif di wilayah program promotif dan preventif di
kerja puskesmas luar gedung
2 Rumah tangga yang berperilaku Persentase Rumah Tangga yang % 30 22.97 76.57
hidup bersih dan sehat ber PHBS
3 Meningkatnya ibu hamil KEK yang Persentase ibu hamil KEK yang % 80 100.00 125
diberikan makanan tambahan mendapat makanan tambahan
Meningkatnya Akses dan mutu pelayanan kesehatan upaya promotif dan preventif di wilayah
kerja puskesmas dapat diukur melalui persentase puskesmas yang menyelenggarakan
promotif dan preventif di luar gedung, tahun 2019 sebanyak 14 puskesmas telah
melaksanakan program promotif dan preventif diluar gedung sesuai dengan target yang
ditentukan atau dengan kata lain pencapaian kinerja sebanyak 100%.
Untuk menurunkan kasus BBLR, serta mencegah kasus stunting pada anak maka perlu
dilakukan program 1000 hari pertama kehidupan, salah satu upaya yang dilakukan adalah
peningkatan status gizi ibu hamil melalui pemberian makanan tambahan pada ibu hamil
dengan KEK, jumlah ibu hamil KEK pada tahun 2019 sebanyak 170 dan 100% telah
diberikan makanan tambahan.
Pemicuan adalah salah satu pilar yang dilaksanakan untuk mencapai Desa Bebas Buang Air
Besar Sembarangan (BABS) sebagai salah satu persyaratan untuk mewujudkan desa ber
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2019
semua desa telah dilakukan pemicuan STBM sesuai dengan yang ditargetkan dan hasil dari
pemicuan tersebut maka pada tahun 2018 satu kecamatan yang telah masuk kategori ODF
yang dideklarasikan di Kecamatan Bunguran Tengah dan tahun 2019 dua desa dilakukan
deklarasi ODF di dua kecamatan yaitu Kecamatan Bunguran batubi dan Kecamatan Serasan.
Pelayanan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) dan pemberian
makanan tambahan adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan status gizi anak balita
dan pemantauan tumbuh kembang anak, pelayanan SDIDTK merupakan salah satu
pelayanan pada anak balita yang sesuai standar, jumlah anak balita yang dilayani pada tahun
pada tahun 2019 adalah sebesar 33,63% atau sebanyak 3.659 balita sedangkan pada tahun
2018 sebanyak 3.597 bayi dan balita terjadi penurunan jika dibandingkan dengan tahun
2017 adalah sebanyak 5.663 anak balita atau 66.64% dari jumlah sasaran. Jumlah puskesmas
yang melaksanakan pelayanan SDIDTK adalah 14 puskesmas (100%) atau melebihi target
yang telah ditentukan yaitu 78%.
Pembentukan Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) adalah salah satu kegiatan yang dilakukan
untuk meningkatkan akses ibu hamil terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, tahun 2019
terdapat 5 RTK yang dibentuk. Persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan pada
tahun 2019 adalah 62.93% dan terjadi peningkatan jika dibandingkan capaian tahun 2018
yaitu 58.82% Dan tahun 2017 yaitu 37.07%, terjadinya peningkatan ini sangat dipengaruhi
oleh ketersediaan ruang bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan, pada tahun 2018 telah
dibuka ruang persalinan di dua puskesmas yaitu puskesmas cemaga dan puskesmas tanjung
yang melakukan pelayanan selama 24 jam/hari. Meskipun terjadi peningkatan namun masih
jauh dari target nasional yaitu 100% permasalahan yang dihadapi adalah pelayanan
Antenatal Care terpadu belum berjalan maksimal disamping itu sosialisasi dan advokasi
terkait persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan masih kurang serta ketersediaan sarana
dan prasarana yang tersedia belum memadai, dan beberapa pembangunan puskesmas belum
selesai dilaksanakan sehingga pelayanan puskesmas dilaksanakan di gedung/kantor desa
atau rumah yang disewa.
Dalam rangka pencapaian kinerja program yang mendukung sasaran kedua, maka kegiatan
yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
a. Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan (UKM Sekunder)
yang bertujuan fasilitasi atau rujukan dari permasalahan Upaya Kesehatan primer
b. Peningkatan pelayan dan penanggulangan masalah kesehatan di puskesmas yang
bertujuan meningkatkan promotif dan preventif di luar gedung.
2. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
a. Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat adalah kegiatan yang
dilaksanakan untuk penyediaan media informasi promosi kesehatan di kecamatan
b. Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk
meningkatkan pemantauan rumah tangga yang ber PHBS, melalui survey PHBS oleh
petugas kesehatan dan dasawisma di kecamatan.
c. Kemitraan promosi kesehatan adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan pada anak sekolah serta peningkatan kapasitas
kader kesehatan di kecamatan.
3. Program perbaikan gizi masyarakat
a. Penanggulangan kurang energy protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat
kurang yodium (GAKY), kurang Vitamin A dan kekurangan zat gizi mikro lainnya.
Dilaksanakan dengan tujuan pemantauan status gizi anak balita dan ibu hamil di
kecamatan melalui pemberian makanan tambahan bagi balita gizi kurang dan
pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil KEK, serta pemantauan program ASI
Ekslusif di puskesmas. Penanganan dan penurunan kasus stunting dengan
pelaksanaan rembuk stunting tingkat kecamatan dan kabupaten, selain itu juga
dilaksanakan beberapa tahapan seperti penandatangan komitmen pemda dan
masyarakat terkait percepatan penurunan stunting di kabupaten Natuna.
4. Program pengembangan lingkungan Sehat
a. Pemeriksaan dan pengujian air bersih dan air minum, dilaksanakan dengan tujuan
meningkatkan kualitas air minum melalui pemeriksaan depot air minum di
kabupaten Natuna.
b. Pemeriksaan dan pembinaan tempat-tempat umum dan khusus dilaksanakan untuk
meningkatkan kesehatan di tempat-tempat umum.
c. Peningkatan kualitas kesehatan lingkungan pemukiman dan tempat-tempat umum
dilaksanakan untuk pemantauan pelaksanaan pemicuan STBM di desa-desa.
5. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
a. Pelayanan pemeliharaan kesehatan dengan tujuan meningkatkan kesehatan pada
usia lanjut dengan harapan bisa produktif dimasa tuanya.
6. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
a. Cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak dilaksanakan dengan tujuan pelaksanaan
Audit Maternal Perinatal (AMP) serta pemantauan kesehatan ibu dan anak di wilayah
sekitar (PWS-KIA).
b. Pelayanan ibu hamil dan ibu nifas di rumah tunggu kelahiran dengan tujuan
meningkatkan cakupan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Sasaran ke tiga adalah meningkatnya pengendalian penyakit menular dan tidak menular,
dengan hasil pengukuran sebagai berikut :
Tabel III.6
Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatkan Pengendalian Penyakit
Sasaran Ketiga:
Meningkatkan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular
Meningkatkan Prevalensi
Pengendalian Tuberculosis Per 100.000
39.30 40.25 100 68 107 157 70 74 105 80 135.04 15
Penyakit (TB) per 100.000 pddk
Penduduk
Prevalensi HIV Persen <0.01 0.03 -300 <0.01 0.01 100 <0.01 0.01 100 <0.01 0.04 -200
Persentase
Kecamatan yang
Persentase 13.33 13.33 100 26.67 26.67 100 33.33 100 300.08
mencapai
eliminasi malaria
Meningkatnya
Persentase
Kecamatan yang
mencapai 80% Persentase 40 40 100 46.6 66.66 143.04 53.3 71.43 134
imunisasi dasar
lengkap pada
bayi
Prevalensi
tekanan darah Persen 28.12 79.10 -81.29 27.05 16.18 140.18 26.00 43.7 15
tinggi
Pengendalian penyakit menular maupun tidak menular merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui penurunan angka kesakitan dan
kematian. Pengendalian penyakit adalah upaya penurunan insidens, prevalensi, morbiditas
atau mortalitas dari suatu penyakit hingga level yang dapat diterima secara lokal.
Keberhasilan pengendalian penyakit dapat dilihat melalui
1. Prevalensi Tuberkulosis
Penemuan kasus TB pada tahun 2018 sebanyak 74 kasus dan meningkat jika
dibandingkan pada tahun 2019 yaitu 110, terjadinya penurunan kasus diakibatkan
penjaringan yang dilakukan masih pasif atau hanya pasien yang datang ke fasilitas
pelayanan kesehatan dengan keluhan yang diperiksa, penemuan seharusnya
dilaksanakan dengan cara aktif atau mendatangi rumah-rumah yang berisiko TB.
Prevalensi kasus TB tahun 2019 dengan jumlah kasus yang ditemukan adalah 135.4 per
100.000 penduduk yang menggambarkan bahwa dari 100.000 penduduk terdapat
sebanyak 135 orang yang menderita TB. Penyakit TB adalah penyakit menular yang
dapat disembuhkan dengan persyaratan penderita mengkonsumsi obat yang diberikan
selama 6 bulan tanpa absen sekalipun.
2. Prevalensi HIV
Prevalensi HIV/AIDS dikabupaten Natuna pada tahun 2017 adalah 0.01% dari jumlah
penduduk atau sebanyak 10 kasus dengan jumlah kematian akibat HIV/AIDS sebanyak 4
kasus, dan terjadi peningkatan menjadi 0.02% pada tahun 2018 atau 12 kasus kematian,
yang mana kematian akibat HIV juga berkontribusi terhadap Angka Kematian Ibu (AKI)
pada tahun 201, sedangkan tahun 2019 meningkat lagi menjadi 0.04% dengan kasus
sebanyak 35 Kasus. upaya pengendalian dan pencegahan penyakit HIV di Kabupaten
Natuna pada tahun 2019 telah dibuka klinik VCT di 6 puskesmas dengan adanya VCT dan
aktif melakukan konseling maka penemuan kasus makin meningkat, dengan harapan
dengan meningkatnya penemuan kasus maka pelayanan dan penanganan terhadap kasus
HIV/AID juga meningkat.
3. Kecamatan yang mencapai eliminasi malaria
Natuna merupakan daerah yang sudah bebas dari kasus malaria, dan tahun 2018
diupayakan untuk masuk kategori Kabupaten eliminasi malaria, namun terkendala
dengan dokumentasi dan kebijakan Kabupaten sehingga di pending untuk tahun 2020.
Tahun 2019 ditargetkan 33.33% dan tercapai 100%.
4. Kecamatan yang mencapai 80% pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi usia
0-11 bulan
Pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi di Kabupaten Natuna rutin diberikan
setiap bulan di posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, Tahun 2017 terdapat
sebanyak 40% kecamatan yang berhasil mencapai 80% pemberian imunisasi dasar
lengkap pada bayi usia 0-11 bulan, sedangkan pada tahun 2018 terdapat sebanyak
66.66% atau terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2017dan tahun 2019
meningkat lagi menjadi 71.43%. Pencapaian tersebut sudah melebihi target yang telah
ditetapkan pada tahun 2019 yaitu sebanyak 53.3%, upaya yang dilakukan adalah
pemberian imunisasi secara rutin serta dilakukannya sweaping disetiap rumah yang
memiliki bayi dan tidak berkunjung ke posyandu, selain itu juga diberikan sertifikat bagi
bayi yang sudah menerima imunisasi dasar lengkap.
5. Prevalensi tekanan darah tinggi
Prevalensi tekanan darah tinggi/hipertensi pada tahun 2018 mencapai 16.18% dan
meningkat menjadi 43.7% pada tahun 2019. Hal ini disebabkan oleh pola makan dan
perilaku sehat masyarakat yang belum maksimal, kurang melakukan germas serta
kurang melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Hasil pengukuran kinerja program yang mendukung sasaran ke tiga adalah sebagai berikut :
Tabel III.7
Pengukuran Kinerja Program pada sasaran Pengendalian Penyakit menular dan tidak
menular
NO. SASARAN INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI %
1 Meningkatnya pemberian imunisasi Persentase balita usia 0-11 bulan
% 95 79.00 83.16
pada balita usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar
lengkap
2 Meningkatnya penanganan dan Persentase penanganan dan
% 100 100.00 100.00
penanggulangan penyakit menular penanggulangan penyakit menular
bagi calon jamaah haji bagi calon jamaah haji
3 Meningkatnya Penangendalian dan Persentase Penangganan dan
% 100 100.00 100.00
penanggulangan wabah penyakit penanggulangan penyakit menular
menular di kecamatan
4 Meningkatnya proporsi jumlah TB Proporsi jumlah kasus TB yang
% 50 119.50 239.00
yang tertdeteksi dalam program DOTS terdeteksi dalam program DOTS
(CDR)
5 Meningkatnya puskesmas yang Cakupan puskesmas yang memiliki
% 60 57.00 95.00
memiliki kapasitas penanganan kapasitas penanganan HIV/AIDS
HIV/AIDS
6 Penyelenggaraan program PTM dan Jumlah Puskesmas yang
kesehatan Jiwa menyelenggarakan program PTM Puskesmas 14 14.00 100.00
dan kesehatan jiwa
119.53
Pencapaian Kinerja Program
Sasaran ketiga adalah Menurunnya tingkat kelahiran pada Pasangan Usia Subur (PUS) dengan
hasil pengukuran sebagai berikut :
Tabel III.8
Pengukuran Kinerja sasaran Menurunnya tingkat kelahiran pada Pasangan Usia Subur (PUS)
Sasaran Keempat:
Menurunnya tingkat kelahiran pada PUS (Pasangan Usia Subur)
Menurunnya
tingkat kelahiran Rata-rata jumlah 1.10 1.10 100
Persen 1.10 1.10 100 1:10 2:10 -100 1.10 2:10 -100
pada PUS anak perkeluarga
Cakupan Peserta
KB Aktif 86.90 86.90 100
Persen 87.30 88.50 101.37 88.08 71.46 81.13 89.90 71.46 81.13
100 100.45
Pencapaian Kinerja 27.04 27.04
Upaya menurunkan tingkat kelahiran pada pasangan usia subur dapat diukur melalui rata-
rata jumlah anak perkeluarga, rasio akseptor KB dan cakupan peserta KB aktif pada PUS.
program yang mendukung upaya tersebut adalah sebagai berikut :
1. Program Keluarga Berencana.
2. Program Kesehatan reproduksi remaja
3. Program pelayanan kontrasepsi
4. Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga
Hasil pelaksanaan program tersebut dapat dilihat dari hasil pengukurannya yaitu :
Tabel III.9
Pengukuran Kinerja Program pada sasaran menurunnya tingkat kelahiran pada
Pasangan Usia Subur (PUS)
NO. SASARAN INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI %
1 Meningkatnya pasangan usia subur Persentase KB aktif terhadap % 75 71,46 95.28
yang menggunakan KB PUS
Rata-rata jumlah anak per keluarga sebanyak 2 sampai 3 anak per keluarga di tahun 2019,
hal ini sudah sesuai dengan target BKKBN yaitu dua anak lebih baik, sedangkan persentase
KB Aktif pada pasangan usia subur sebanyak 71.46% pencapaian ini juga sudah sesuai
dengan target nasional yang mana diharapkan sebanyak kurang dari 65-75% PUS dapat ber
KB untuk meningkatkan keluarga yang berkualitas. Sedangkan persentase jumlah PUS yang
ingin ber KB tidak terpenuhi sebenyak 14.5% atau dibawah target sebanyak 15%.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian kinerja program adalah sebagai
berikut :
a. Penyediaan pelayanan KB dan alat kontrasepsi bagi keluarga miskin
b. Penyediaan sarana prasarana penunjang program keluarga berencana
c. Pendirian pusat pelayanan informasi dan konseling KRR
d. Penilaian kelompok PIK R/M
e. Pelayanan pemasangan kontrasepsi
f. Pelatihan tenaga pendamping kelompok bina keluarga di kecamatan
Indikator Kinerja Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab.
Natuna yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD merupakan sebagai ukuran atau
indikator yang bisa mewakili indikator kinerja yang sudah ada dan menjadi prioritas utama
untuk segera dilaksanakan sehingga akan memberikan informasi sejauh mana Dinas
Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna berhasil
mewujudkan dan mendukung visi, misi, tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Kabupaten
Natuna Tahun 2016 – 2021. Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Kesehatan dan
Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna berada pada sasaran ke dua yaitu
meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat, keterkaitan sasaran RPJMD dan Tujuan
serta sasaran Renstra Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana
Kab. Natuna sebagai berikut :
Gambar.III.1
Keterkaitan Sasaran RPJMD dengan sasaran Renstra Dinas Kesehatan dan Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna Tahun 2016-2021
Sasaran Tujuan
Meningkatnya derajat Meningkatnya Derajat
Kesehatan masyarakat
kesehatan masyarakat
Sasaran
Indikator Meningkatnya status
Umur Harapan Hidup kesehatan dan gizi
(UHH) masyarakat
Indikator sasaran
1. Angka Kematian Ibu (AKI)
2. Angka Kematian Bayi (AKB)
3. Prevalensi kekurangan gizi pada
Balita
4. Persentase BBLR
5. Jumlah Desa ber Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM)
Angka Harapan hidup adalah salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) Kabupaten untuk
menggambarkan derajat kesehatan masyarakat, untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat tersebut, maka Dinas Kesehatan Pengendalian penduduk menentukan empat
tujuan dan sasaran rencana strategis untuk mendukung IKU Kabupaten tersebut, dari
empat tujuan dan sasaran yang ada terdapat satu tujuan dan sasaran yang mendukung
langsung yaitu Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat.
Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) pada tahun 2018 dapat dilihat sebagai berikut :
Meningkatnya
derajat Umur Harapan 68.8 63,64 100 65.25 63.99 98.0
Tahun 66.00 64.33 97.46 67.00 64.33 96.00
kesehatan Hidup (UHH)
masyarakat
Meningkatkan
status kesehatan Angka Kematian Per 100.000 240 73,96 163.5 67.52 278.29 -212 67.52 185.01 -74.00 67.52 97 56
dan Gizi Ibu KH
masyarakat
Angka Kematian Per 1.000 3.0 13.31 -220 15.75 6.49 159 15.20 12.03 114.0 14.75 10.32 130
bayi KH
Prevalensi
kekurangan gizi
Persentase 7.35 5,38 154.6 7.35 3.92 146 7.25 2.54 165.51 7.00 2.98 157
(underweight)
pada anak balita
Berat Badan
Lahir Rendah Persentase 9.8 3,92 165.4 4.18 4.08 102 3.51 4.44 73.50 3.44 5.80 31
(BBLR)
Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu aspek yang sangat penting
untuk segera diwujudkan sebagai upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang diukur melalui Angka Harapan
Hidup (AHH), di Kabupaten Natuna telah mengalami peningkatan dari 63.64
tahun pada tahun 2016 meningkat menjadi 64.33 tahun pada tahun 2018. Jika
dibandingkan dengan Angka Harapan Hidup (AHH) Provinsi Kepulauan Riau
yaitu 69.48 Tahun, Natuna berada pada urutan 3 setelah Karimun (70.32) dan
Bintan (70.12 )
Angka Harapan Hidup suatu daerah sangat ditentukan oleh Status kesehatan
masyarakat yang dapat digambarkan melalui kesehatan keluarga dan status gizi
masyarakat yang dapat diukur melalui Angka Kematian Ibu (AKI), Angka
Kematian Bayi (AKB), Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) serta prvelansi
kekurangan gizi (Underweigth) pada balita, untuk meningkatkan status
kesehatan perlu upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang bersifat
promotive dan preventif tanpa mengesampingkan kuratif dan rehabilitative,
disamping itu peningkatan sarana dan prasarana pelayanan juga sangat penting.
Sebagai penguatan upaya peningkatan status kesehatan masyarakat dalam
rangka peningkatan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak dikeluarkan
kebijakan dalam bentuk Peraturan Bupati Nomor 11 Tahun 2018 tentang
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.
Gambaran capaian indikator Kinerja di bidang kesehatan dalam rangka
mendukung visi misi Bupati Natuna khususnya pada misi ke-dua dapat dilihat
pada grafik sebagai berikut :
Grafik III.4
Perbandingan Capaian Kinerja Indikator Kinerja Utama tahun 2015-2018
C. Analisasi Keuangan
Belanja Langsung terdiri dari tiga jenis belanja yaitu belanja pegawai sebanyak Rp.
18.809.421.277, belanja Barang jasa sebesar Rp. 65.561.276.528,- serta belanja
modal sebesar Rp. 37.570.450.450.049,- realisasi anggaran tahun 2019 dapat
digambarkan pada grafik berikut dan perbandingannya dengan dua tahun terkahir.
Grafik 5
Realisasi anggaran tahun 2017-2019 berdasarkan jenis belanja
Secara rinci realisasi anggaran berdasarkan jenis belanja dan rincian belanja tidak langsung
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel III.11
Realisasi Anggaran berdasarkan Jenis belanja di Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna
Tahun anggaran 2017- 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
I Belanja 88.851.082.473,- 75.202.262.385,- 84.64 79.645.837.008,- 65.795.307.284,- 82.61 158.763.888.869,- 122.719.624.537.27 77.30
Belanja
II Tidak 25.431.016.504,- 24.329.927.949,- 95.67 25.612.556.271,- 24.948.223.963,- 97.41 36.822.741.015,- 33.536.577.004,- 91.03
Langsung
Belanja
III 63.420.065.969,- 51.208.423.457,- 80.74 54.033.280.737,- 40.847.083.321,- 75.6 121.941.147.854,- 89.199.580.805.27 73.15
Langsung
Belanja
1 11.832.175.200,- 10.256.766.000,- 86.69 13.434.332.449,- 10.420.911.000,- 77.57 18.809.421.277,- 10.494.591.222.00 55.79
Pegawai
Belanja
2 Barang dan 32.181.487.071,- 24.382.319.543,- 74.72 34.537.872.397,- 25.365.386.222,- 73.44 65.561.276.528,- 54.100.406.680.41 82.52
jasa
3 Belanja Modal 19.406.403.698,- 16.569.337.914,- 85.38 6.061.075.841,- 5.060.786.099,- 83.5 37.570.450.049,- 24.604.582.902.86 65.49
Sebagai bagian dari akuntabilitas keuangan, berikut disajikan rekapitulasi alokasi dan realisasi penyerapan anggaran guna mencapai Tujuan dan
4 (empat) sasaran serta 22 (dua puluh dua) program sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Natuna tahun 2019.
Tabel III.12
Realisasi Keuangan dan Realisasi Kinerja berdasarkan Sasaran Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Tahun anggaran 2017-2019
Meningkatkan
kinerja 14.470.277.900 12.725.581.416 85.62 120 12.507.281.140 10.003.186.254 79.97 132
22,061,101,913.00 17,501,888,715.00
79.3 110.93
akuntabilitas
Total Belanja Langsung 63.420.065.969 51.208.423.457 80.74 90.91 54.033.280.737 40.847.083.321,- 75.6 81.96 73.33 102.692
121,941,147,854.00 89,424,335,766.00
Grafik 6
Realisasi Anggaran dan realisasi kinerja berdasarkan sasaran kinerja Renstra Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana tahun 2017-2019
Secara umum akuntabilitas keuangan Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga
Berencana Kab. Natuna dapat dijelaskan bahwa dari jumlah belanja langsung sebesar
Rp. 121,941,147,854.00 dengan penyerapan 73.33%, dan realisasi akuntibalitas kinerja
sebesar 102.6 % dengan kategori “ Sangat Memuaskan”.
Alokasi anggaran belanja langsung dibagi kedalam dua macam yaitu Anggaran yang mendukung
Indikator Kinerja Utama (IKU) secara langsung dan Anggaran yang mendukung secara tidak
langsung. Anggaran yang dialokasikan untuk mendukung secara langsung adalah anggaran yang
mendanai program dan kegiatan yang langsung menyentuh upaya peningkatan capaian
indikator kinerja Utama diantaranya program peningkatan kesehatan dan keselamatan ibu
melahirkan dan anak, program perbaikan gizi masyarakat, program promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat serta program penyehatah lingkungan, sedangkan alokasi anggaran
yang tidak menyentuh langsung pencapaian indikator kinerja utama adalah anggaran yang
mendanai program dan kegiatan penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan serta
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Program-program yang mendukung IKU secara
langsung dan tidak secara langsung berjalan secara integrasi, sehingga jika anggaran tidak
dialokasikan pada program tersebut maka program-program yang mendukung IKU secara
langsung tidak berjalan dengan optimal. Jika dibandingkan dengan tahun 2018, alokasi
anggaran untuk mendukung IKU sebanyak 95.69% dari alokasi belanja langsung sedangkan
pada tahun 2019 terdapat sebanyak 98.27% dari total pagu belanja langsung atau bisa
dikatakan terdapat efisiensi anggaran sekitar 2.58%. Efisiensi anggaran dapat digambarkan
pada grafik dibawah ini berdasarkan pagu yang mendukung IKU tahun 2017-2019.
Grafik 7
Efisiensi anggaran berdasarkan alokasi anggaran yang mendukung IKU dan non IKU
Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kab. Natuna
Tahun 2017-2019
BAB IV
PENUTUP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan dan Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana Kab. Natuna Tahun 2019 pada dasarnya merupakan bentuk
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan selama kurun waktu Januari sampai dengan
Desember 2018. LAKIP ini dimaksudkan untuk menindaklanjuti Instruksi Presiden RI Nomor 7
Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Secara umum Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk
Keluarga Berencana Kab. Natuna pada tahun 2019 telah dilaporkan sesuai dengan hasil
pelaksanaan kegiatan dan realisasi anggaran serta cakupan yang dihasilkan dari pelaksanaan
kegiatan, walaupun capaian kinerja sudah mencapai 100%, namun masih perlu ada perbaikan
untuk mempertahankan dan memperbaiki capaian kinerja khususnya pada indicator-indikator
yang perlu integrasi dengan lintas program maupun lintas sector. sebagai upaya peningkatan
kinerja pada tahun selanjutnya perlu peningkatan sumber daya manusia baik dari segi
distribusi secara merata maupun kualitasnya, selain itu koordinasi antar pengelola program
juga perlu ditingkatkan sehingga pelaksanaan kegiatan dapat terintegrasi dengan baik.
Alokasi anggaran belanja langsung Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Keluarga
Berencana Kab. Natuna tahun 2019 adalah sebesar Rp. 121,941,147,854.00,- yang tersedia
melalui sumber dana APBN dan APBD, Anggaran tersebut kemudian dibreakdown dalam
bentuk program dan kegiatan untuk mendukung pencapaian target indikator sasaran strategis.
Penyerapan anggaran tahun 2019 sebesar Rp. 89,424,335,766.00 atau 73.33%, sedangkan
nilai rata-rata pencapaian indikator kinerja dari 4 (empat) sasaran yang telah ditentukan adalah
senilai 102.69 % atau kategori “ Sangat Memuaskan”.