PERCOBAAN VII
UJI KETOKSIKAN AKUT
Disusun oleh :
I. TUJUAN
Mengidentifikasi bahan kimia yang toksik dan memperoleh informasi tentang
bahaya terhadap manusia bila terpajan. Uji toksisitas akut digunakan untuk menetapkan
nilai LD50 suatu zat.
A. Alat :
Spuit injeksi oral
Labu takar
Kapas
Bekerglass
Timbangan
Surgical scissors
Timbangan ohauss
Batang pengaduk
B. Bahan:
INH
Etanol
Gliserin
Aquadest
Hewan uji: Tikus
Disiapkan tikus putih (strain Sprague Dawley atau Wistar) berumur 8-12 minggu,
ditimbang dan dipuasakan
4 hewan uji diberi suspense INH dengan dosis yang berbeda – beda untuk uji
pendahuluan, yaitu 5 mg/kgBB, 50 mg/kgBB, 300 mg/kgBB,dan 2000 mg/kgBB
Jika terjadi kematian pada uji pendahuluan, dilanjutkan dengan 8 tikus untuk uji utama
dan diberikan INH dengan dosis 300 mg/kgBB untuk 4 tikus dan 2000 mg/kgBB untuk
4 tikus lainnya
Hewan uji diamati pada 30 menit pertama setelah pemberian sediaan uji, dan secara
periodic setiap 4 jam selama 24 jam pertama dan sehari sekali setelah itu selama 14
hari
Data masing-masing hewan harus tersedia dan semua data harus diringkas dalam
bentuk tabel yang menunjukkan dosis uji yang digunakan; jumlah hewan yang
menunjukkan gejala toksisitas; jumlah hewan yang ditemukan mati selama uji dan
yang mati karena dikorbankan; waktu kematian masing-masing hewan; gambaran
dampak toksik dan waktu dampak toksik; waktu terjadinya reaksi kesembuhan; dan
penemuan nekropsi
V. DATA PENGAMATAN
Uji Pendahuluan :
Uji Utama :
KELOMPOK /DOSIS BB HEWAN UJI HASIL
(gram)
VI. PERHITUNGAN
1. Konsentrasi Larutan Stok
Dosis : 2000 mg/kgBB
Dosis tikus terbesar (265 gram) :
265 gram
x 2000mg=530 mg/265 gramtikus
1000 gram
dosis
Konsentrasi stok = 1
volume pemberian
2
530 mg
=
2,5 mL
= 212 mg/mL
Untuk 25 mL = 25 mL x 212 mg/mL
= 5300 mg/25mL
5300 mg
Tablet = =17,67 tablet ∽ 18 tablet
300 mg/tablet
BR tablet = 403,5 mg
5300 mg
Bobot serbuk = x 403,5 mg
300 mg
= 7128,5 mg
2. Perhitungan Vp Uji Pendahuluan
a. Dosis dan volume pemberian isoniazid 5 mg/kgBB tikus
VII. PEMBAHASAN
Pertanyaan :
Pada praktikum kali ini dilakukan uji toksikologi akut, uji ketoksikan akut
dirancang untuk menentukan efek toksik suatu senyawa yang akan terjadi dalam
waktu singkat setelah pemejanan dengan takaran tertentu. Uji ini dikerjakan dengan
cara memberikan dosis tunggal senyawa uji pada hewan uji.Pengamatan dilakukan
selama 24 jam, tetapi dapat juga 7-14 hari, yang diamati adalah gejala klinis , jumlah
hewan yang mati dan histopatologi organ.
Obat dikatakan dapat menimbulkan efek jika obat tersebut melebihi nilai
ambang batas kadar efek minimum atau MEC (Minimum Efek Concentration), dan
obat dikatakan menimbulkan toksisikan jika obat tersebut melebihi nilai ambang batas
kadar toksisitas minimum atau MTC (Minimum Toxsic Concentration ).
a. Menentukan range dosis ( interval dosis ) untuk uji berikutnya ( uji farmakologi,
toksisitas subakut, subkronis, dan toksisitas jangka panjang ).
b. Untuk mengklarifikasikan zat uji, apakah masuk kategori praktis tidak toksik,
super toksik atau yang lain.
c. Mengidentifikasi kemungkinan target dan organ atau sistem fisiologi yang
dipengaruhi.
d. Mengetahui hubungan antar dosis dengan timbulnya efek seperti perubahan
perilaku, koma, kematian.
e. Mengetahui gejala-gejala toksisitas akut sehingga bermanfaat membentuk
diagnosis adanya kasus keracunan.
Selama pangamatan setelah penberian sediaan hewan uji menunjukkan adanya
gejala toksik. Seperti lemas, aktivitas menurun, gelisah, gatal-gatal, kejang, sesak
nafas, hilang keseimbangan, lumpuh, takikardi, hingga mengalami kematian.
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
percobaan metode fixed dose yg terdiri dari uji pendahuluan dan uji utama.
pendahuluan menggunakan masing - masing 1 hewan uji dengan pemberian dosis 5
mg/kgBB; 50 mg/kgBB; 300 mg/kgBB; 2000 mg/kgBB. Berdasarkan hal tersebut
dapat diketahui LD50 INH pada tikus adalah 300 mg/kgBB. Berdasarkan kriteria
bahaya dari GHS (Globally Harmonised Classification System for Chemical
Substances and Mixtures) yang tercantum dalam Thirteenth Addendum to The OECD
Guidelines for The Testing of Chemicals(2001), seperti tabel 3, ketoksikan obat
tersebut masuk dalam kategori 4 karena pada dosis 300 mg/kgBB ≥ 1 ekor dengan
gejala toksisitas dan <1 mati serta pada dosis 2000 mg/kgBB ≥ 2 dari 5 ekor mati.
Sedangkan berdasarkan kriteria penggolongan sediaan uji (Hodge dan Sterner, 1995),
seperti table 4 masuk dalam kategori toksik sedang ( tingkat ketoksikan 3) dengan
rentang LD50 oral (pada tikus) yaitu 50-500 mg.
( NIM 1041811103 / K )