PERCOBAAN IV
ANGGOTA:
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mengevaluasi manifestasi gejala toksisitas akut pada hewan uji yang dipejankan senyawa
kimia atau obat dengan dosis berdasarkan nilai LD50.
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol,
terlebih dalam etanol mendidih, mudah larut dalam gliserin.
Titik lebur Tidak lebih rendah dari 187o ; lakukan penetapan setelah
dikeringkan pada suhu 120o selama 4 jam.
D. PEMBAWA OBAT
Pelarut yang digunakan hanya Aquadest
E. HEWAN UJI
Tikus putih (Rattus norvegicus) betina galur Wistar atau Sprague-Dawley dipilih dengan
berat ±150 – 250 gram. Jumlah tikus yang digunakan 8 ekor dan usia tikus ±6-12 bulan
Hewan coba diberikan pakan normal konsentrat dan minum air serta ditempat pada
kandang yang bersih.
F. KONDISI UJI
Pada percobaan ini terdapat 2 kelompok uji yaitu kelompok kontrol yang diberikan
aqudest 5 ml/kg, dan kelompok obat yang diberikan atropin sulfat secara peroral setengah
dosis LD50. Bentuk sediaan yang dipejankan kepada tikus berbentuk larutan yang
diberikan melalui rute peroral. LD50 atropin sulfat yaitu 750 mg/kgBB, karena dosis
pemberian senyawa uji sejumlah setengah dari LD50, maka dosis atropin sulfat untuk ½
LD50 adalah 375 mg/kg BB. Larutan atropin sulfat yang digunakan memiliki konsentrasi
adalah 75 mg/ml.
Perhitungan dosis dan volume pemberian:
a. Kelompok 1 kontrol aquadest
M : LD50
r-values : 0, 3, 6, 6
k : 4-1 = 3
Penyelesaisan :
= 2,398 + 0,477 . 1
= 2,875
G. HASIL PERCOBAAN
Tabel 1. Volume pemberian
Tabel 2. Onset dan gejala toksik yang muncul dari pemberian atropin sulfat
Hewan uji 1 (166g) Hewan uji 2 (165g)
Onset Gejala toksik yang Onset Gejala toksik yang
gejala terjadi gejala terjadi
(menit) (menit)
0-30 Tidak timbul gejala 0-30 Tidak timbul gejala
35 Mata berair 40 Midriasis
45 Penurunan aktivitas 48 Penurunan aktivitas
(diam) (diam)
65 Edema 68 Somnolence
76 Diare 80 Mata berair
100 Hiper urinasi 92 Diare
117 Somnolence 114 Kehilangan kesadaran
Dari grafik dan tabel diatas dapat dilihat seberapa sering gejala toksik tersebut
terjadi pada hewan uji dan organ apa saja yang terlibat. Berikut merupakan urutan dari
gejala toksik yang sering muncul hingga gejala yang jarang muncul pada hewan uji:
114
100
117
74
95
63
85 114
47 64 92
34 54 80
68
42 117
48 100
40 65 76
35 45
0
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dosis yang diberikan pada hewan uji sangat
jauh berbeda dengan dosis lazim dan dosis maksimum dari atropin sulfat. Hal ini
menandakan bahwa dosis pemberian atropin sulfat pada percobaan sudah cukup tinggi
untuk memberikan efek atau gejala toksik yang terjadi, seperti pada hasil pengamatan
yang telah dilakukan hingga berakibat pada kematian hewan uji.
I. KESIMPULAN
Dari reaksi yang ditimbulkan oleh hewan uji dapat disimpulkan bahwa pemberian
obat Atropin Sulfat pada tikus putih (Rattus norvegicus) betina memberikan beberapa
efek toksisitas, yaitu pada oculer (mata berair dan midriasis), aktivitas motorik perubahan
frekuensi dan kebiasaan (somnolence, dan penurunan aktivitas (diam), pada kulit (edema
dan kulit kemerahan), pada tanda gastrointestinal (diare dan hiperurinasi), dan
menyebabkan kehilangan kesadaran dan kematian.
J. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
(2007). Farmakologi & Terapi. Edisi 5. Jakarta.
Djuanda S, dan Sularsito SA. 2007. Dermatitis Atopik. Dalam: Djuanda A(Ed.), Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi ke- 6. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
Katzung B.G., Masters S.B., and Trevor A.J. (2012). Basic & Clinical Pharmacology.
San Francisco: Mc Grew Hill Companies Inc.
Kersten H, Wyller TB. 2014. Anticholinergic Drug Burden in Older People’s Brain -How
well is it Measured. Basic Clin Pharmacol Toxicol; 114(2):151-159
Mycek, Mary J., et al. (2001). Farmakologi Ulasan Bergambar. Edisi 2. EGC. Jakarta
Saputri, Fadlina Chany dan Dewi Sriyani. 2016. Pengaruh Pemberian Minyak Atsiri
Daun Kemangi (Ocimum americanum L.) Terhadap ~ Motilitas Usus Mencit
Putih Jantan. Vol.3 Nomor 1. Jakarta: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia
Shirzadi K, Amirdehi RA, Makateb A, Sharaki K, Khosravifard K. 2015. Studying the
Effect of Tropicamide Various Concentrations on Routine Dilation of the Pupil.
Biomed. & Pharmacol; Vol. 8(2), 885-889.
Singhal NS, Josephson SA. 2014. A Practical Approach to Neurologic Evaluation in The
Intensive Care Unit. J Crit Care; 29(4): 627-33.
Thapar, N & Sanderson, I., 2004. Diarrhoea in children: an interface between developing
and developed countries. The Lanced; Vol. 363, p.641.