Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Bisnis

“PPKM MENGHAMBAT BEBERAPA SEKTOR


PEREKONOMIAN MASYARAKAT”

Disusun Oleh :
I PUTU ANDY MELISTIAWAN (202032122045)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANEJEMEN
UNIVERSITAS WARMADEWA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa sehingga
Saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) dan Digitalisasi” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ujian
Akhir Semester (UTS) dari Bapak I Wayan Kartika Jaya Utama,SH.,M.Kn pada Mata Kuliah
Hukum Bisnis. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak I Wayan Kartika Jaya Utama,SH.,M.Kn,


selaku Pengampu Mata Kuliah Hukum Bisnis yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai kondisi/keadaan saat ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Hormat saya,
Penyusun.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG..........................................................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................1
1.3. TUJUAN...............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................2
2.1. PENGERTIAN UMKM......................................................................................................2
2.2. PENGERTIAN DIGITALISASI........................................................................................4
2.3. UMKM MENURUT PERATURAN DI INDONESIA......................................................4
2.4. MANFAAT DIGITALISASI UMKM................................................................................7
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................9
3.1. SIMPULAN..........................................................................................................................9
3.2. KRITIK & SARAN.............................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pandemi Covid – 19 di Negara Republik Indonesia belum kunjung usai,
membuat Ekonomi Masyarakat belum mengalami pertumbuhan yang Signifikat,
menurut berita yang penulis dapatkan bahwa Kasus Covid – 19 ini mulai mengalami
Peningkatan kembali, sehingga pemerintah mengadakan Konferensi Pers pada
tanggal 09 Juli 2021 di Chanel Youtube PerekonomianRI dalam konferensi tersebut
disampaikan bahwa Pemerintah memutuskan menerapkan kebijakan Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di 15 kabupaten/kota di luar
Pulau Jawa dan Bali. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan
Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto, dalam Keterangan Pers PPKM
Darurat Luar Jawa-Bali. Pengaturan pembatasan kegiatan masyarakat di ke-15
wilayah ini ditetapkan sesuai dan sejalan dengan PPKM Darurat yang berlaku di
Jawa-Bali (sesuai Instruksi Mendagri Nomor 15, 16, dan 18 Tahun 2021).

Saat ini penulis sendiri merasakan dampak dari Penerapan Peraturan tersebut,
sehingga membuat penulis dapat membuat Makalah ini dengan tujuan dapat untuk
bertukar pikiran dan belajar menilai kondisi saat ini. Penerapan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang saat ini kita bisa rasakan adalah di Pulau Bali,
pulau yang kita tinggali saat ini, peraturan ini bagaikan “pisau bermata dua” dimana
peraturan ini dapat menimbulkan keuntungan dan kerugian khususnya untuk
masyarakat, dalam hal ini tentunya sesuai Judul yang penulis buat dan tentang
keadilan sosial dalam penyelengaraan PPKM darurat di Indonesia, maka dalam
makalah ini Penulis ingin menyampaikan pemikiran dan argument penulis sebagai
sebuah sarana pembelajar kita semua.

1.2.RUMUSAN MASALAH
1. Apa dasar hukum dan penjelasan PPKM?
2. Apakah dampak diterapkannya PPKM khususnya di Bali?
3. Bagaimana Efektifitas PPKM dilakukan untuk melakukan pencegahan?
4. Bagaimana menurut perspektif kita dalam penerapan PPKM?

1
1.3. TUJUAN
Malakah ini dibuat untuk mempelajari/menilai situasi saat ini dan memberikan
wawasan sebagai orang – orang yang mungkin dikemudian hari menjadi seseorang
yang harus mengamati ekonomi baik untuk kepentingan pribadi maupun untuk
kepentingan masyarakat luas.

2
BAB II
PEMBAHASAN
1. DASAR HUKUM PPKM
Menurut penulis pada dasarnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PPKM) itu hampir sama dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hanya
penyebutannya yang berbeda, dalam hal ini PSBB tersebut telah diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2020 Tentang
Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Kenapa Penulis menyebutkan bahwa PPKM dan PSBB itu hampir sama, karena
beberapa point kegiatan tersebut sudah terlihat sama hanya saja jangkauan dan
pengetatanya yang berbeda, pada dasarnya tujuannya sama yaitu untuk pencegahan
dan atau menekan penyebaran COVID – 19.

PPKM memiliki beberapa kebijakan atau penyebutan berdasarkan pelaksanaannya


yang bersumber dari media bahwa :

1. PPKM mulai 11 Januari 2021 s/d 08 Pebruari 2021 memiliki 2 Tahap


berdasarkan Intruksi dari Mendagri No. 1 & 2 Tahun 2021.

2. PPKM Mikro mulai 09 Pebruari 2021 s/d 05 Juli 2021 yang memiliki hingga 11
tahap berdasarkan Intruksi dari Mendagri No. 3 s/d 14 Tahun 2021

3. PPKM Darurat mulai 03 Juli 2021 s/d 20 Juli 2021 sesuai Instruksi Mendagri
Nomor 15, 16, dan 18 Tahun 2021.

2. DAMPAK PENERAPAN PPKM

 DAMPAK SECARA UMUM


Pada umumnya penerapan PPKM itu sangatlah mempengaruhi banyak hal,
hampir seluruh sektor terkena imbasnya terutama pada Sektor Ekonomi
Masyarakat, perlu kita ingat tidak semua masyarakat bekerja di bidang
Perkantoran, Keuangan ataupun bidang Kesehatan yang saat ini masih berjalan
pekerjaannya dan mendapatkan penghasilan setiap bulannya walaupun tidak
seluruhnya mendapatkan pendapatan yang maksimal. Banyak juga dari
Masyarakat bekerja dibidang Pertanian, Niaga, Parisiwata yang menurut

3
pengamatan penulis ketiga bidang tersebut lah yang saat ini paling terdampak
akibat penerapan PPKM itu sendiri
 DAMPAK PENERAPAN PPKM DI BALI SENDIRI

Bali terkenal dengan keindahan seni dan budayanya yang sangat menarik minat
Wisatawan manca Negara, yang pastinya sebagian besar dari Masyarakat Bali
bekerja di Bidang Pariwisata khususnya di daerah Badung, mengapa demikian?
Kebanyakan dari Wisatawan tersebut menginjakkan kakinya di Badung,
bagaimana tidak Badung memiliki daerah Bandar Udara I Gst. Ngurah Rai Bali
(Tuban) yang menjadi Gerbang Utama kedatangan Wisatawan manca Negara,
setelah itu Badung memiliki Kuta, Legian, Seminyak, Canggu, Nusa Dua yang
menjadi daerah paling pertama dilihat setelah kedatangan Wisatawan tersebut.
sehingga Masyarakat Lokal didaerah menjadi sebuah menjadikan Pariwisata
sebagai penghasilan utamanya, baik menjadi Driver (Transport
Freelance/Taxi), Pedagang cindra mata khas Bali (Artshop), dsb.

Akan tetapi akibat adanya Pandemi COVID – 19, Bali menjadi “Kota Mati”
dulunya Bali adalah Daerah yang tiada berhentinya Beraktifitas hampi 24 Jam
Bali memiliki kehidupannya, dan karena adanya PPKM ini Masyarakat
kembali merasakan “Kesakitan” Ekomoni, bagaimana tidak dengan adanya
peraturan ini beberapa Kegiatan Aktifitas Usaha Masyarakat terganggu,
contohnya Pedagang Kaki Lima (Pedagang Nasi Goreng, Ayam Goreng,
Akringan, Dsb.) yang tidak memungkinkan menjalankan aktifitas usahanya di
Pagi hingga Sore Hari, yang biasanya mereka berjualan mulai dari Pukul 6 Sore
hingga larut malam sekarang mereka hanya bisa membuka nya hingga Pukul. 8
Malam, disatu sisi pembeli juga mengalami kesulitan Ekonomi karena terdapat
Masyarakat yang masih memiliki Pendapatan (mereka yang bekerja disektor
selain Pariwisata) akan tetapi tidak sesuai dengan Biaya Hidupnya, dengan
cara menghemat mereka pun masih kurang.

Pada intinya Masyarakat Bali saat ini sangat mengalami Penurunan Ekonomi
yang “dahsyat” karena tidak hanya Masyarakat kelas menengah kebawah yang
“Berteriak” akan tetapi mereka yang ada dikelas menengah keatas juga sama,
mengapa demikian? Karena tidak terjadinya keseimbangan antara pendapatan
dan pengeluaran.

4
3. EFEKTIFITAS PPKM DITERAPKAN UNTUK MENCEGAH
PENYEBARAN COVID - 19

Menurut pendapat Penulis, pemberlakuan PPKM sebenarnya tidak begitu Efektif,


karena PPKM hanya membatasi Kegiatan Malam sedangkan Kegiatan lainnya
masih berjalan, pada dasarnya COVID – 19 adalah penyakit yang kita tidak bisa
lihat dimana ia akan menyerang kita (manusia).

Pencegahan yang paling benar menurut penulis adalah 3 M :

 Memakai Masker,
 Menjaga Jarak
 Mencuci Tangan.

Hal tersebut kembali kepada diri kita sendiri apapun upaya pemerintah, apapun
bentuk kebijakan/peraturannya ketika kita sendiri tidak mampu untuk
mengendalikan diri maka semua akan sia – sia Hal tersebut yang pertama.

Hal yang selanjutnya adalah dari segi Ekonomi Masyarakat mengapa hal
tersebut penting ? karena Masyarakat patuh dan menurut ketika seluruh Kebutuhan
Pokoknya terpenuhi, memang suatu Kebijakan/Peraturan akan menguntungkan
semua Pihak, akan tetapi kondisi saat ini tidak memungkinkan untuk mengatur
kelompok masyarakat apabila Kebutuhannya tidak terpenuhi, semua akan memiliki
titik jenuhnya sendiri dan akhirnya akan menjadi perlawanan/pertentangan dari
Masyarakat, Penulis terlalu sering mendengarkan keluhan masyarakat terkait dengan
Kebijakan Pandemi COVID – 19 ini, PPKM yang terjadi saat ini sangatlah berat
bagi Masyarakat karena “membunuh” beberapa Sektor usaha masyarakat terutama
bagi mereka yang menjadikan Sektor Usaha tersebut sebagai Penghasilan Utamanya.

Contoh kasusnya seperti ditempat tinggal Penulis saat ini PPKM diberlakukan,
Himbauan dari Pemerintah Pusat hingga sampai ke Pemerintah Desa Adat
khususnya di Bali menerapkan Himbauan tersebut, sebagai bentuk nyatanya bahwa
Desa Adat bersinergi untuk mencegah penyebaran/penularan COVID – 19 dan Desa
Adat tempat tinggal Penulis saat ini menutup Pantai untuk para
pengunjung/wisatawan, hal tersebut memang bagus untuk pencegahan penyebaran
COVID – 19, akan tetapi disatu sisi ada usaha yang terpaksa tutup karena hal

5
tersebut, contohnya Para Nelayan tidak dapat melaut untuk mencari penghasilan atau
minimal mencari lauk/bahan makanan utama agar tidak mengeluarkan uang untuk
membeli lauk ataupun para pengusaha warung makan tepi Pantai yang terpaksa
menutup tempat usahanya untuk pengunjung, sehingga hal tersebut membuat Penulis
berpikir dua kali apakah PPKM ini menjadi efektif atau jangan jangan menjadi
“Pisau bermata dua” ? karena yang bekerja di daerah tersebut tidak hanya orang –
orang diluar Desa Adat akan tetapi terdapat Masyarakat (Krama) Desa Adat itu
sendiri memiliki yang memiliki Usaha disana.

4. PERSPEKTIF PENERAPAN PPKM SAAT INI

1) PERSPEKTIF HUKUM

Perspektif Hukumnya PPKM ini telah diterapkan dan mendapatkan


persetujuan oleh Pemerintah Pusat dibuktikan dengan Instruksi Menteri Dalam
Negeri dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2020. Sesuai dengan Peraturan Mentri Kesehatan dan Intrusi Mendri Dalam
Negeri pada intinya hal tersebut dilakukan agar seluruh masyarakat mengikuti
arahan untuk mengurangi tingkat dan atau upaya pencegahan penyebaran COVID
- 19 yang dilakukan saat ini.

Akan tetapi Pemerintah Harus tetap memerhatikan Kesejahteraan Rakyatnya


sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009
Tentang Kesejahteraan Sosial, khususnya dalam Pasal 3 Huruf A dan C
menyebutkan bahwa penyelengaraan kesejahteraan sosial bertujuan
“meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kelangsungan hidup” dan
“meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan
menangani masalah kesejahteraan sosial”, jangan sampai Pemerintah membuat
hal yang berlawanan dengan Undang-Undang yang ada.

Contohnya : PPKM ini dapat dilakukan dengan baik dan benar, dalam
penerapannya haruslah menggunakan Cara dan Etika yang benar, seperti
belakangan ini terdapat Video Oknum melakukan penyemprotan terhadap tempat
usaha dan menyita/mengambil barang dagangan masyarakat, disini tidak untuk
menyalahkan siapapun tidak menyudutkan siapapun akan tetapi yang terjadi
seperti itu hal tersebut tidaklah baik karena dapat merugikan Masyarakat

6
mengingat barang tersebut tidaklah gratis mereka dapatkan dan juga tempat usaha
tersebut jangan sampai mengalami kerusakan/kejadian buruk karena di Semprot
dengan air yang mengakibatkan Kerugian bagi Masyarakat itu sendiri.

Petugas memang memiliki niat baik untuk hal tersebut akan tetapi cara yang
dilakukan menurut penulis tidaklah benar.

2) PERSPEKTIF EKONOMI

PPKM diterapkan dengan tujuan untuk menekan angka kasus COVID – 19


dan upaya untuk melakukan pencegahan, hal tersebut memanglah sangat baik
dilakukan, akan tetapi menurut Penulis bila dikaitkan dengan keadaan Ekonomi
PPKM sangatlah berpengaruh terhadap hal tersebut karena beberapa pembatasan
dan pengurangan yang dilakukan dibeberapa sektor merasakan dampak akibat
PPKM ini diterapkan.
Mengapa hal tersebut dapat dikata berpengaruh? karena adanya pembatasan
kegiatan yang dilakukan menjadikan ruang lingkup kegiatan usaha sangatlah
terbatas, misalkan saja para Pengusaha bergerak dalam sektor Makanan diminta
untuk membuka Tempat usahanya hingga pukul 20.00 waktu setempat dan
pengusaha diminta untuk berjualan secara Online/layanan pesan antar (delivery)
atau Takeaway (dibungkus/dibawa pulang) sesuai dengan Ketentuan Pembatasan
Kegiatan yang berlaku, hal tersebut memang solusinya akan tetapi apakah pernah
ada dalam pikiran kita bahwa tidak semua sektor usaha makanan memiliki system
online//layanan pesan antar (delivery) dan makanan yang dibawa pulang tidak
semuanya lezat akan mengurangi cita rasa dari makanan tersebut salah satu
contohnya adalah Makanan Ikan Bakar, dan belum lagi terdapat halangan/kendala
dalam hal tersebut.
Belum lagi dengan adanya penyekatan yang dilakukan, masyarakat menjadi
kesusahan untuk mencari Bahan Produk Dagangannya dan distribusi yang
dilakukan oleh pengusaha menjadi terganggu. Penerapan PPKM ini sangatlah
berpengaruh kepada Ekonomi Masyakat perputaran uang dimasyarakat menjadi
terganggu, banyak Sektor yang mengalami Penurunan Pendapatan karena
Penerapan PPKM ini sehingga Roda Ekonomi Masyarakat tidak berputar secara
maksimal.
Pemerintah yang dalam hal ini mengeluarkan kebijakan PPKM ini harus juga
menimbang terkait dengan Ekonomi Masyarakat, tujuannya baik untuk

7
pencegahan penyebaran/penularan COVID – 19 akan tetapi bila dilakukan terus
menerus PPKM ini akan menjadi boomerang sendiri untuk Pemerintah, ketika
Ekomomi Masyarakat semakin hancur, akan menimbulkan kemungkinan –
kemungkinan yang fatal, contohnya : kasus kriminal meningkat, kelaparan, dsb.
Menurut Penulis ketidak stabilan antara pendapatan dan pengeluaran
masyarakat menjadikan Ekonomi masyarakat mengalami grafik penurunan karena
tidak selamanya simpanan yang mereka miliki akan bertahan terus menerus,
pemerintah harus memikirkan solusi lainnya ketimbang melakukan PPKM yang
notabenenya saat ini masyarakat telah muak dan kehabisan cadangan keuangan
mereka untuk menunjang kehidupan sehari – hari sehingga banyak terjadinya
pelanggaran – pelanggaran yang terjadi oleh masyarakat, penulis sempat bertukar
pikiran dengan masyarakat yang khususnya mata pencarian utama mereka sebagai
pedagang makanan mengatakan saat ini pilihannya adalah melanggar atau mati.

3) PERSPEKTIF KEADILAN SOSIAL

Keadilan Sosial telah tercantum dalam Ideologi Pancasila dalam sila ke – 5


yang berbunyi “Keadilan sosial bagian seluruh rakyat Indonesia”, penerapan
PPKM seharusnya memerhatikan Keadilan Sosial Masyarakat suatu daerah
tersebut, karena apabila ada ketimpangan sosial terjadi maka akan menjadi suatu
permasalahan yang serius dalam keadaan saat ini.
Menurut Penulis saat ini PPKM tidak terlalu menerapkan Keadilan Sosial bagi
seluruh Masyarakat khususnya kepada Masyarakat yang berada di pulau Bali,
tidak seluruh Masyarakat Bali mendapatkan Bantuan sembako maupun tunai
dalam hal ini, karena terjadinya PPKM sehingga membuat mereka harus
merelakan penghasilan mereka dan hal tersebut juga bisa dirasakan ditempat
tinggal Penulis dimana Pemerintah Desa Adat (Prajuru Adat) hanya memberikan
Sembako kepada Masyarakat Lokal (Krama wed) mereka saja, di Desa tempat
tinggal penulis Mayoritas masyarakatnya adalah Pendatang, saat ini kita
semuanya mengalami kesulitan akan tetapi yang terbantu hanya sebagian
masyarakat saja, sama seperti halnya BLT (Bantuan Langsung Tunai) yang telah
belalu sebelumnya, menurut penulis Program tersebut tidak tepat sasaran
sehingga menjadi ketimpangan sosial terjadi, mereka yang tidak memiliki
persyaratan yang lengkap tidak akan mendapatkan hal tersebut.

8
Sehingga Penulis mengerti keadaan tersebut dan menurut pengamatan Penulis
saat ini Keadilan Sosial akibat PPKM sangat menurun, karena PPKM hanya
menguntungkan/tidak memberikan dampak terhadap sebagian Sektor/Bidang
Pekerjaan, akan tetapi disatu sisi terdapat Sebagian Sektor/Bidang pekerjaan yang
sangat dirugikan dalam hal ini.

4) PERSPEKTIF PRIBADI.

PPKM diterapkan sangat memberikan dampak yang sangat buruk terhadap


Sektor Ekonomi khususnya kita yang tinggal di Bali sebagai Pulau yang diingat,
didambakan, dikagumi oleh Wisatawan manca Negara sehingga Bali menjadi
tujuan utama Destinasi Wisata dan kebanyakan dari Masyarakat Bali adalah
Pelakon/pelaku Pariwisata yang bekerja mencari penghasilan dari Pariwisata.
Akibat Penerapan PPKM darurat ini Masyarakat kembali mengalami
penurunan tingkat Ekonominya, hal tersebut dibuktikan dengan adanya beberapa
keluhan yang dari sebagian Masyarakat dan Pelakon usaha disekitar mereka
mengatakan bahwa pendapatan sebelum diterapkannya PPKM ini sangatlah
meningkat dibandingkan dengan sebelum – sebelumnya, sekarang dengan
diterapkannya PPKM ini Pendapatan mereka mengalami Penurunan yang terpaksa
mereka harus mencari cara dan memutar otak untuk dapat bertahan hidup.
Hal tersebut juga bisa dilihat melalui pengamatan di Lembaga Keuangan
seperti Lembaga Perkreditan Desa (LPD) hampir seluruh LPD mengalami
kesulitan untuk memutar keuangannya, dengan PPKM saat ini sebagian
Masyarakat tidak mampu melakukan Pembayaran Angsuran Pinjamannya dan
sebagian dari Masyarakat juga menarik/mengambil simpanannya dengan alasan
untuk bertahan hidup. Saat ini Lembaga milik Desa Adat tersebut diperkirakan
tidak dapat memberikan Penghasilan/Kontribusi kepada Desa Adatnya masing –
masing akibat tidak mampu memberikan laba, saat ini LPD hanya berfokus
bagaimana dapat melayani nasabah dan dapat memberikan hak mereka dengan
kondisi seperti ini.
PPKM Dalam ppkm terjadi ketimpangan dalam keadilan sosial Karena dalam
situasi ini, terdapat sektor perekonomian masyarakat yang menurun dan tidak bisa
bergerak akibat pembatasan. Keadaan yang sangat tidak menguntungkan bagi
sebagian Masyarakat dan Pelaku Usaha karena beberapa pembatasan yang

9
dilakukan sehingga Masyarakat dan Pelaku Usaha tidak dapat memaksimalkan
“usahanya” mencari pendapatan/penghasilan agar dapat bertahan hidup saat ini.
Inilah yang seharusnya menjadi perhatian kita bersama terkait dengan Peran
Sosial kita dalam bermasyarakat, untuk dapat saling menolong, memberikan
bantuan baik bantuan secara langsung ataupun tidak langsung, solusi yang terbaik
saat ini adalah memutar keuangan yang ada disatu Daerah agar tidak keluar dari
daerah tersebut, maksudnya pergerakan ekonomi dimulai dari diri sendiri kepada
orang lain, contohnya seperti melakukan kegiatan jual beli kepada keluarga
terdekat yang sekiranya masih memiliki Pendapatan yang tetap agar terjadi
perputaran uang untuk Masyarakat tingkat Mikro terlebih dahulu.
PPKM darurat ini menurut penulis tidak perlu dilakukan oleh Pemerintah,
mengingat ini akan menyulitkan Masyarakat Golongan dibawah yang
notabenenya tidak memiliki penghasilan tetap yang mengais rejeki dijalan,
Pemerintah hanya perlu mengeluarkan Peraturan yang bersifat Protektif kepada
diri masyarakat, sehingga masyarakat dapat menjalankan kegiatan berusahanya
dengan lancar, karena ketika “Perut” masyarakat terisi dengan baik, mereka akan
mendapatkan ketenangannya sendiri dan secara tidak langsung meningkatkan
imun tubuhnya sehingga memiliki kemungkinan kecil terpapar COVID – 19.

10
BAB III
PENUTUP

1. SIMPULAN
UMKM suatu penggerak Ekonomi suatu negara dan membuka lapangan pekerjaan
yang bagi mereka yang membutuhkan pekerjaan atau penghasilan tambahan,
dengan adanya digitalisasi ini dapat memaksimal potensi – potensi suatu UMKM.
Dengan kita mengetahui dan memahami UMKM tersebut, maka kita mungkin dapat
membangun suatu UMKM, dengan ketentuan dan aturan yang telah di terapkan
Negara agar tidak menyalahi Prosedur dan agar memiliki kekuatan serta payung
hukum kedepannya. karena awal dari sebuah perusahaan besar tentunya akan
mengawali dari UMKM dan pada saat UMKM lah seseorang atau sekelompok
mendapatkan inovasi dan penyempurnaan baik dari barang yang di produksi atau
dijual hingga di pelayanannya.

2. KRITIK & SARAN


UMKM sangat bagus bagi usahawan muda saat ini, agar dapat membentuk Usaha
atau Perusahaan yang baik serta memiliki dasar hukum yang benar sesuai dengan
ketentuan Undang – Undang serta Peraturan Negara Republik Indonesia, tapi perlu
kita kritisi terkait dengan Pembiayaan untuk UMKM ini, seharusnya pemerintah
harus memerhatikan hal tersebut mengingat ada banyak masyarakat yang belum
memiliki pekerjaan, dengan adanya UMKM ini sekiranya kita bisa membantu tugas
Pemerintah untuk memberikan lapangan pekerjaan, memberantas Kemiskinan serta
merubah kesenjangan sosial yang terjadi di Negara.

11

Anda mungkin juga menyukai