Disusun Oleh :
I PUTU ANDY MELISTIAWAN (202032122045)
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ujian
Akhir Semester (UTS) dari Bapak I Wayan Kartika Jaya Utama,SH.,M.Kn pada Mata Kuliah
Hukum Bisnis. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Hormat saya,
Penyusun.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG..........................................................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................1
1.3. TUJUAN...............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................2
2.1. PENGERTIAN UMKM......................................................................................................2
2.2. PENGERTIAN DIGITALISASI........................................................................................4
2.3. UMKM MENURUT PERATURAN DI INDONESIA......................................................4
2.4. MANFAAT DIGITALISASI UMKM................................................................................7
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................9
3.1. SIMPULAN..........................................................................................................................9
3.2. KRITIK & SARAN.............................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pandemi Covid – 19 di Negara Republik Indonesia belum kunjung usai,
membuat Ekonomi Masyarakat belum mengalami pertumbuhan yang Signifikat,
menurut berita yang penulis dapatkan bahwa Kasus Covid – 19 ini mulai mengalami
Peningkatan kembali, sehingga pemerintah mengadakan Konferensi Pers pada
tanggal 09 Juli 2021 di Chanel Youtube PerekonomianRI dalam konferensi tersebut
disampaikan bahwa Pemerintah memutuskan menerapkan kebijakan Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di 15 kabupaten/kota di luar
Pulau Jawa dan Bali. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan
Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto, dalam Keterangan Pers PPKM
Darurat Luar Jawa-Bali. Pengaturan pembatasan kegiatan masyarakat di ke-15
wilayah ini ditetapkan sesuai dan sejalan dengan PPKM Darurat yang berlaku di
Jawa-Bali (sesuai Instruksi Mendagri Nomor 15, 16, dan 18 Tahun 2021).
Saat ini penulis sendiri merasakan dampak dari Penerapan Peraturan tersebut,
sehingga membuat penulis dapat membuat Makalah ini dengan tujuan dapat untuk
bertukar pikiran dan belajar menilai kondisi saat ini. Penerapan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang saat ini kita bisa rasakan adalah di Pulau Bali,
pulau yang kita tinggali saat ini, peraturan ini bagaikan “pisau bermata dua” dimana
peraturan ini dapat menimbulkan keuntungan dan kerugian khususnya untuk
masyarakat, dalam hal ini tentunya sesuai Judul yang penulis buat dan tentang
keadilan sosial dalam penyelengaraan PPKM darurat di Indonesia, maka dalam
makalah ini Penulis ingin menyampaikan pemikiran dan argument penulis sebagai
sebuah sarana pembelajar kita semua.
1.2.RUMUSAN MASALAH
1. Apa dasar hukum dan penjelasan PPKM?
2. Apakah dampak diterapkannya PPKM khususnya di Bali?
3. Bagaimana Efektifitas PPKM dilakukan untuk melakukan pencegahan?
4. Bagaimana menurut perspektif kita dalam penerapan PPKM?
1
1.3. TUJUAN
Malakah ini dibuat untuk mempelajari/menilai situasi saat ini dan memberikan
wawasan sebagai orang – orang yang mungkin dikemudian hari menjadi seseorang
yang harus mengamati ekonomi baik untuk kepentingan pribadi maupun untuk
kepentingan masyarakat luas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. DASAR HUKUM PPKM
Menurut penulis pada dasarnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PPKM) itu hampir sama dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hanya
penyebutannya yang berbeda, dalam hal ini PSBB tersebut telah diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2020 Tentang
Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Kenapa Penulis menyebutkan bahwa PPKM dan PSBB itu hampir sama, karena
beberapa point kegiatan tersebut sudah terlihat sama hanya saja jangkauan dan
pengetatanya yang berbeda, pada dasarnya tujuannya sama yaitu untuk pencegahan
dan atau menekan penyebaran COVID – 19.
2. PPKM Mikro mulai 09 Pebruari 2021 s/d 05 Juli 2021 yang memiliki hingga 11
tahap berdasarkan Intruksi dari Mendagri No. 3 s/d 14 Tahun 2021
3. PPKM Darurat mulai 03 Juli 2021 s/d 20 Juli 2021 sesuai Instruksi Mendagri
Nomor 15, 16, dan 18 Tahun 2021.
3
pengamatan penulis ketiga bidang tersebut lah yang saat ini paling terdampak
akibat penerapan PPKM itu sendiri
DAMPAK PENERAPAN PPKM DI BALI SENDIRI
Bali terkenal dengan keindahan seni dan budayanya yang sangat menarik minat
Wisatawan manca Negara, yang pastinya sebagian besar dari Masyarakat Bali
bekerja di Bidang Pariwisata khususnya di daerah Badung, mengapa demikian?
Kebanyakan dari Wisatawan tersebut menginjakkan kakinya di Badung,
bagaimana tidak Badung memiliki daerah Bandar Udara I Gst. Ngurah Rai Bali
(Tuban) yang menjadi Gerbang Utama kedatangan Wisatawan manca Negara,
setelah itu Badung memiliki Kuta, Legian, Seminyak, Canggu, Nusa Dua yang
menjadi daerah paling pertama dilihat setelah kedatangan Wisatawan tersebut.
sehingga Masyarakat Lokal didaerah menjadi sebuah menjadikan Pariwisata
sebagai penghasilan utamanya, baik menjadi Driver (Transport
Freelance/Taxi), Pedagang cindra mata khas Bali (Artshop), dsb.
Akan tetapi akibat adanya Pandemi COVID – 19, Bali menjadi “Kota Mati”
dulunya Bali adalah Daerah yang tiada berhentinya Beraktifitas hampi 24 Jam
Bali memiliki kehidupannya, dan karena adanya PPKM ini Masyarakat
kembali merasakan “Kesakitan” Ekomoni, bagaimana tidak dengan adanya
peraturan ini beberapa Kegiatan Aktifitas Usaha Masyarakat terganggu,
contohnya Pedagang Kaki Lima (Pedagang Nasi Goreng, Ayam Goreng,
Akringan, Dsb.) yang tidak memungkinkan menjalankan aktifitas usahanya di
Pagi hingga Sore Hari, yang biasanya mereka berjualan mulai dari Pukul 6 Sore
hingga larut malam sekarang mereka hanya bisa membuka nya hingga Pukul. 8
Malam, disatu sisi pembeli juga mengalami kesulitan Ekonomi karena terdapat
Masyarakat yang masih memiliki Pendapatan (mereka yang bekerja disektor
selain Pariwisata) akan tetapi tidak sesuai dengan Biaya Hidupnya, dengan
cara menghemat mereka pun masih kurang.
Pada intinya Masyarakat Bali saat ini sangat mengalami Penurunan Ekonomi
yang “dahsyat” karena tidak hanya Masyarakat kelas menengah kebawah yang
“Berteriak” akan tetapi mereka yang ada dikelas menengah keatas juga sama,
mengapa demikian? Karena tidak terjadinya keseimbangan antara pendapatan
dan pengeluaran.
4
3. EFEKTIFITAS PPKM DITERAPKAN UNTUK MENCEGAH
PENYEBARAN COVID - 19
Memakai Masker,
Menjaga Jarak
Mencuci Tangan.
Hal tersebut kembali kepada diri kita sendiri apapun upaya pemerintah, apapun
bentuk kebijakan/peraturannya ketika kita sendiri tidak mampu untuk
mengendalikan diri maka semua akan sia – sia Hal tersebut yang pertama.
Hal yang selanjutnya adalah dari segi Ekonomi Masyarakat mengapa hal
tersebut penting ? karena Masyarakat patuh dan menurut ketika seluruh Kebutuhan
Pokoknya terpenuhi, memang suatu Kebijakan/Peraturan akan menguntungkan
semua Pihak, akan tetapi kondisi saat ini tidak memungkinkan untuk mengatur
kelompok masyarakat apabila Kebutuhannya tidak terpenuhi, semua akan memiliki
titik jenuhnya sendiri dan akhirnya akan menjadi perlawanan/pertentangan dari
Masyarakat, Penulis terlalu sering mendengarkan keluhan masyarakat terkait dengan
Kebijakan Pandemi COVID – 19 ini, PPKM yang terjadi saat ini sangatlah berat
bagi Masyarakat karena “membunuh” beberapa Sektor usaha masyarakat terutama
bagi mereka yang menjadikan Sektor Usaha tersebut sebagai Penghasilan Utamanya.
Contoh kasusnya seperti ditempat tinggal Penulis saat ini PPKM diberlakukan,
Himbauan dari Pemerintah Pusat hingga sampai ke Pemerintah Desa Adat
khususnya di Bali menerapkan Himbauan tersebut, sebagai bentuk nyatanya bahwa
Desa Adat bersinergi untuk mencegah penyebaran/penularan COVID – 19 dan Desa
Adat tempat tinggal Penulis saat ini menutup Pantai untuk para
pengunjung/wisatawan, hal tersebut memang bagus untuk pencegahan penyebaran
COVID – 19, akan tetapi disatu sisi ada usaha yang terpaksa tutup karena hal
5
tersebut, contohnya Para Nelayan tidak dapat melaut untuk mencari penghasilan atau
minimal mencari lauk/bahan makanan utama agar tidak mengeluarkan uang untuk
membeli lauk ataupun para pengusaha warung makan tepi Pantai yang terpaksa
menutup tempat usahanya untuk pengunjung, sehingga hal tersebut membuat Penulis
berpikir dua kali apakah PPKM ini menjadi efektif atau jangan jangan menjadi
“Pisau bermata dua” ? karena yang bekerja di daerah tersebut tidak hanya orang –
orang diluar Desa Adat akan tetapi terdapat Masyarakat (Krama) Desa Adat itu
sendiri memiliki yang memiliki Usaha disana.
1) PERSPEKTIF HUKUM
Contohnya : PPKM ini dapat dilakukan dengan baik dan benar, dalam
penerapannya haruslah menggunakan Cara dan Etika yang benar, seperti
belakangan ini terdapat Video Oknum melakukan penyemprotan terhadap tempat
usaha dan menyita/mengambil barang dagangan masyarakat, disini tidak untuk
menyalahkan siapapun tidak menyudutkan siapapun akan tetapi yang terjadi
seperti itu hal tersebut tidaklah baik karena dapat merugikan Masyarakat
6
mengingat barang tersebut tidaklah gratis mereka dapatkan dan juga tempat usaha
tersebut jangan sampai mengalami kerusakan/kejadian buruk karena di Semprot
dengan air yang mengakibatkan Kerugian bagi Masyarakat itu sendiri.
Petugas memang memiliki niat baik untuk hal tersebut akan tetapi cara yang
dilakukan menurut penulis tidaklah benar.
2) PERSPEKTIF EKONOMI
7
pencegahan penyebaran/penularan COVID – 19 akan tetapi bila dilakukan terus
menerus PPKM ini akan menjadi boomerang sendiri untuk Pemerintah, ketika
Ekomomi Masyarakat semakin hancur, akan menimbulkan kemungkinan –
kemungkinan yang fatal, contohnya : kasus kriminal meningkat, kelaparan, dsb.
Menurut Penulis ketidak stabilan antara pendapatan dan pengeluaran
masyarakat menjadikan Ekonomi masyarakat mengalami grafik penurunan karena
tidak selamanya simpanan yang mereka miliki akan bertahan terus menerus,
pemerintah harus memikirkan solusi lainnya ketimbang melakukan PPKM yang
notabenenya saat ini masyarakat telah muak dan kehabisan cadangan keuangan
mereka untuk menunjang kehidupan sehari – hari sehingga banyak terjadinya
pelanggaran – pelanggaran yang terjadi oleh masyarakat, penulis sempat bertukar
pikiran dengan masyarakat yang khususnya mata pencarian utama mereka sebagai
pedagang makanan mengatakan saat ini pilihannya adalah melanggar atau mati.
8
Sehingga Penulis mengerti keadaan tersebut dan menurut pengamatan Penulis
saat ini Keadilan Sosial akibat PPKM sangat menurun, karena PPKM hanya
menguntungkan/tidak memberikan dampak terhadap sebagian Sektor/Bidang
Pekerjaan, akan tetapi disatu sisi terdapat Sebagian Sektor/Bidang pekerjaan yang
sangat dirugikan dalam hal ini.
4) PERSPEKTIF PRIBADI.
9
dilakukan sehingga Masyarakat dan Pelaku Usaha tidak dapat memaksimalkan
“usahanya” mencari pendapatan/penghasilan agar dapat bertahan hidup saat ini.
Inilah yang seharusnya menjadi perhatian kita bersama terkait dengan Peran
Sosial kita dalam bermasyarakat, untuk dapat saling menolong, memberikan
bantuan baik bantuan secara langsung ataupun tidak langsung, solusi yang terbaik
saat ini adalah memutar keuangan yang ada disatu Daerah agar tidak keluar dari
daerah tersebut, maksudnya pergerakan ekonomi dimulai dari diri sendiri kepada
orang lain, contohnya seperti melakukan kegiatan jual beli kepada keluarga
terdekat yang sekiranya masih memiliki Pendapatan yang tetap agar terjadi
perputaran uang untuk Masyarakat tingkat Mikro terlebih dahulu.
PPKM darurat ini menurut penulis tidak perlu dilakukan oleh Pemerintah,
mengingat ini akan menyulitkan Masyarakat Golongan dibawah yang
notabenenya tidak memiliki penghasilan tetap yang mengais rejeki dijalan,
Pemerintah hanya perlu mengeluarkan Peraturan yang bersifat Protektif kepada
diri masyarakat, sehingga masyarakat dapat menjalankan kegiatan berusahanya
dengan lancar, karena ketika “Perut” masyarakat terisi dengan baik, mereka akan
mendapatkan ketenangannya sendiri dan secara tidak langsung meningkatkan
imun tubuhnya sehingga memiliki kemungkinan kecil terpapar COVID – 19.
10
BAB III
PENUTUP
1. SIMPULAN
UMKM suatu penggerak Ekonomi suatu negara dan membuka lapangan pekerjaan
yang bagi mereka yang membutuhkan pekerjaan atau penghasilan tambahan,
dengan adanya digitalisasi ini dapat memaksimal potensi – potensi suatu UMKM.
Dengan kita mengetahui dan memahami UMKM tersebut, maka kita mungkin dapat
membangun suatu UMKM, dengan ketentuan dan aturan yang telah di terapkan
Negara agar tidak menyalahi Prosedur dan agar memiliki kekuatan serta payung
hukum kedepannya. karena awal dari sebuah perusahaan besar tentunya akan
mengawali dari UMKM dan pada saat UMKM lah seseorang atau sekelompok
mendapatkan inovasi dan penyempurnaan baik dari barang yang di produksi atau
dijual hingga di pelayanannya.
11