Puaskan marmot selama 12-16 jam, tetapi tetap diberikan air minum
Sebelum pemberian obat, berikan air hangat peroral sebanyak 50 ml/kgBB marmot
Tikus dibagi menjadi 3 kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari 2 ekor
marmot dengan perbedaan dosis obat yang diberikan :
Kelompok 1 : CMC Na 1 % secara oral
Kelompok II : Furosemid 40 mg/ 70 kgBB manusia secara IV
Kelompok III : Furosemid 40 mg/ 70 kg/BB manusia secara oral
Atau
Kelompok 1 : CMC Na 1 % secara oral
Kelompok II : Spironolakton 50 mg/ 70 kgBB manusia secara oral
Kelompok III : Hidroklortiazid 25 mg/ 70 kg/BB manusia secara oral
Hitung dosis dan volume pemberian obat dengan tepat untuk masing-masing
Kumpulkan urine selama 2 jam, catat frekuensi pengeluaran urine dan jumlah
urine setiap kali dieksreksikan
Obat-obatan yang digunakan pada praktikum kali ini ialah furosemid, Hidroklortiazid dan
kontrolnya menggunakan aquadest. Golongan diuretik kuat dengan mekanisme kerja
menghambat penyerapan kembali natrium oleh sel tubulu ginjal. Furosemid meningkatkan
pengeluaran air, natrium, klorida, kalium dan tidak mempengaruhi tekanan darah normal.
Hidroklortiazid merupakan golongan benzotiazida dengan mekanisme kerjanya adalah
untuk menghambat ginjal untuk menahan cairan. Hidroklortiazid bekerja dengan cara
menghambat simporter Na +, Cl ditubulus distal. Mekanisme kerja hidroklortiazid yaitu inhibisi
reabsorpsi pada tubulus ginjal, akibatnya eksreksi Na dan air meningkat.
Jadi marmot yang diberikan furosemid memberikan efek diuresis yang lebih tinggi daripada
marmot yang diberikan hidroklortiazid (Mycek,1997)
Kesimpulan
1. Efek utama dari obat efek diuretik ialah meningkatkan volume urine yang
diproduksi serta meningktakan jumlah pengeluaran zat-zat terlarut dan air.
2. Mekanisme kerja obat diuretik yaitu menghambat reabsorsi elektolit Na+ pada
bagian-bagian nefron yang berbeda, akibatnya Na+ dan ion lain seperti Cl
memasuki urine dalam jumlah yang banyak dibandingkan bila dalam keadaan
normal bersama-sama air, yang menyangkut secara pasif untuk mempertahankan
keseimbangan osmotik sehingga meningkatkan volume urine.
3. Pada praktikum kali ini marmot yang diberikan furosemid memberikan efek
diuresis yang lebih tinggi daripada marmot yang diberikan hidroklortiazid
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Sulistia Gan, Ganiswara, V. HS., R. Setiabudy, D. F Suyatno, Nafrialdi,2007,
Farmakologi dan Terapi Edisi V , Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran,
Universitas Indonesia, Penerbit EGC : Jakarta , 571-573.
Mycek,M.J., Harvey, R.A., Champer,P.C., 1997, Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi
kedua, Penerbit Widiya Medika: Jakarta, Hal 230-231
Neal, M.J., 2010, Ata Glance Farmakologi Medis, Penerbit Erlangga : Jakarta
Tan Hoan , Tjay, Kirana Rahardja, 2007,0bat-obatan penting Edisi 6,PT. Elex Media
Komputindo : Jakarta
Materi 6
Pengujian Efek Hipolipidemik
Tinjauan pustaka
Hipolipidemik adalah obat yang digunakan untuk menurunkan kadar lipid plasma.
Tindakan menurunkan kadar plasma merupakan salah satu tindakan yang ditunjukan untuk
menurunkan resiko penyulit enterosklerosis (Mardjono,2007).
Kolesterol adalah zat alamiah dengan sifat fisik serupa lemak tetapi berumus steroida
seperti banyak senyawa alamiah lainnya. Kolesterol merupakan bahan bangun esensial bagi
tubuh untuk sintesa zat zat penting seperti membrane sel dan bahan isolasi sekitar saraf, begitu
pula hormone empedu (Tjay,2002).
1. Asam Fibrat
Contohnya klofibrat dan Gemfibrozil. Mekanisme kerja nya peningkatan kolesterol plasma
dengan cara menurunkan LDL
2. Resin
4. Asam nikotinat
Perifer berkurang sehingga kadar kolesterol plasma nya meningkat. Peningkatan kadar kolesterol
sebagian disalurkan ke dalam makrofag yang akan membenhtuk sel busa.
Metodologi
1. Alat dan bahan
- Sonde oral
- Tes kolesterol
- Trigliserid
2. Cara kerja
Diberi air minum yang mengandung 0,01 % PTU dalam air minum selama 7 hari.
Pada hari ke 8 obat uji diberikan kepada hewan secara oral
Aquadest Mencit 189 mg/dl 184 175 166 150 145 140
Aquadest Mencit 160 mg/dl 155 148 143 137 132 125
Pembahasan
Obat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah simvastatin, gemfibrosil dan aquadest
sebagai kontrol. Sedangkan penginduksi yang digunakan adalah propiltiorasil (PTU).
Gemfibrozil menghambat lipolisis perifer dan menurunkan asam lemak bebas yang
diekstraksi oleh hepar, sehingga mengurangi produksi trigliserida. Gemfibrozil juga menghambat
sintesa dan menaikan bersihan apolipoprotein B pembawa VLDL sehingga memberi manfaat untuk
mengurangi produksi VLDL.
Adapun mekanisme kerja obat simvastatin. Simvastatin merupakan obat antiherlipidemik
golongan penghambat HMG CoA reduktase. Ini merupakan obat yang menurunkan kadar
kolesterol.
Berdasarkan data pengamatan, dapat disimpulkan bahwa obat gemfibrozil lebih efektif dalam
menurunkan kadar kolesterol dibandingkan dengan simvastatin. Namun kedua obat ini tetap
memberikan efek antihiperlipidemik spesifik, sedangkan aquadest tidak memberikan efek
antihiperlipidemik
Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa obat gemfibrozil lebih efektif
dalam menurunkan kadar kolesterol dibandingkan dengan simvastatin, namun ke dua
obat ini tetap memberikan efek antihiperlipidemik yang spesifik. Sedangkan aquadest
tidak memberikan efek antihiperlipidemik.
Daftar Pustaka
Mycek 2002,N,P,O,2017. Gambaran Kadar kolesterol pada pecandu rokok usla
dewasa dikelurahan atotowo kecamatan landano kabupaten konowe selatan
provinsi Sulawesi Tenggara : Politeknik Kesehatan kemenkes kendari
Mardjono, 2007, perbedaan kadar trigliserida darah pada perokok dan bukan
perokok,Surakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Tjay, H,T, and Rahardja,k,2007, obat-obatan penting, khasiat, pengguna dan efek
sampingnya ,Edisi 6. 570-573,PT Elex Media komputindo, Jakarta