Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Prinsip Percobaan

- Berdasarkan pengukuran diuresis dari hewan percobaan setelah


pemberian larutan NaCl fisiologis dan larutan obat secara simultan
kemudian pengukuran diuresis setiap jam selama 3 jam
- Berdasarkn evaluasi diuresis pada kewan yang diberikan obat
dibandingkan terhadap hewan kontrol.

1.2 Tujuan Percobaan

- Untuk mengetahui efek obat diuresis


- Memahami kerja obat diuresis.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi Diuretik
Diuretik ialah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukkan
urin. Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, yaitu pertama
menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan
yang kedua menunjukkan jumlah perngeluaran (kehilangan) zat-zat
terlarut dan air (Gunawan, 2007).
Fungsi utama ginjal adalah memelihara kemurnian darah dengan
jalan mengeluarkan dari dalam darah dengan jalan semua zat asing da
sisa pertukaran zat (Tjay, 2007).
Fungsi peting lainnya adalah meregulasi kadar garam dan cairan
dalam tubuh. Ginjal merupakan organ terpenting pada perngaturan
homeostatis, yakni keseimbangan dinamis antara caitan intrasel dan
ekstrasel, serta pemeliharaan volume tidal dan susu cairab ekstrasel. Hal
terutama tergantung dari jumlah ion Na+ yang untuk sebagian besar
terdapat diluar sel, dicairan antar sel dan diplasma darah. Kadar
Na+dicairan ekstrasel diregulasi olah sekresi ADH di neurohipofisis (Tjay,
2007).

2. Proses Pembentukkan Urine


a. Filtrasi
Filtrasi mengacu kepada aliran deras plasma menembus kapiler
glomerulus masuk keruang interstisum yang mengelilingi pangkal nefron,
daerah yang disebut sebagai ruang bowman. Di glomerulus sekitar 20%
plasma secara terus menerus kedalam ruang Bowman. Komposisi filtrat
ini sama dengan komposis plasma, yang berbeda adalah meolakul
protein biasanya tidak disaring. Filtrat awal berdifusi menembus ruang
bowman dan menuju pangkal bagian tubulus, yaitu kapsul bowman.
Untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan melewati bagian tubulus yang
lain (Elizabeth, 2009).
b. Reabsorbsi dan sekresi tubulus
Langkah kdedua dalam proses pembentukan urn setelah filtrasi
adalah reabsorbsi selektif zat – zat yang sudah difiltrasi. Sebagian besar
zat yang difiltrasi direabsorbsi melalui pori – pori kecla yang terdapat
dalam tubulus sehingga akhirnya zat – zat tersebut kemblai lagi ke
dalam kalpiler peritubulus yang mengelilingi tubulus. Disamping itu,
beberapa zat disekresi pula dari pembuluh darah peritubulus sekitar
kedalam tubulus (Sylvia, dkk, 2006).

3. Farmakologi Klinis Agen Diuretik


a. Keadaan Edematosa
Diuretik paling banyak digunakan untuk mengurangi edema perifer
atau paru yang terakumulasi akibat jantung, ginjal, atau vaskular.
Berbagai keadaan ini menurunkan suplasi darah ke ginjal. Penurunan ini
dipersepsi sebagai insufiensi volume “Efektif” darah arteri sehingga
terjadi retensi garam dan air serta pembentukkan edema.
Penggunaan diuretik secara rasional memobilisasi cairan edema
intestisial ini tanpa mengurangi volume plasma secara bermakna.
Namun pneggunaan diuretik yang berlebihan dapat menimbulkan
gangguan volume efektif darah arteri disertai penurunan perfusi organ
vital. Oleh karena itu, pengunaan diuretik untuk memobilisasi edema
memerlukan pemantauan keadaan hemodinamik penderita secara
seksama dan pemahaman mengenai patofisiologi penyakit yang
mendasari.

b. Keadaan edematosa
1. Hipertensi
Teorinya, kerja thiazid sebagai diuretik dan vasodilator ringan bagi
sebgian besar penderita lainnya. Diuretik loop biasanya hanya digunaka
untuk pasien insufisiensi ginjal atau gagal jantung. Pembatasan asupan
diet Na+ sedang (60-100 mEg/hari) terbukti memperkiat diuretik dalam
hipertensi esensial dan mengurangi kehiangan K+ melalui ginjal.
2. Nefrotiasi
Gangguan ini dapat diobati menggunakan diuretik thiazid yang
meningkatkan reabsorbsi Ca2+ ditubulus contorti distalis sehingga
menurunkan konsentrasi Ca2+ urin.
3. Hiperkalsemia
Hiperkalsemia merupakan suatu kegawatdaruratan medis. Salie
harus diberika bersamaan dengan diuretik loop bla ingin
mempertahankan diuresis Ca2+ yang efektif.
4. Diabetes insipidus
Diabetes insipidus dapat terjadi akibat defisiensi produksi ADH atau
akibat respons terhadap ADH yang tidak adekuat (Diabetes Insipidus
nefrogenik). Diuretik thiazid dapat menurunkan poliurea dan polidipsi
pada kedua tipe diabtes insipidus (Katzung, 2012).

4. Penggolongan Obat

1. Diuretika – Lengkungan

Obat – obat ini berkhsiat kuat dan pesat tetapi agak singkat (4-6
jam). Banyak digunak pada keadaan akut, misalnya pada udema otak
dan paru-paru. Memperlihatkan kurva dosis – efek curam, artinya bila
dosis dinaikkan efeknya (diuresis) senantiasa bertambah. Contoh
obatnya furosemida, bumetanida dan etakrinat (Tjay, 2007).

Diuretika kuat terutama bekerja dengan cara menghambat


reabsorbsi elektrolit Na+/ K+/ 2Cl- di ansa henle asendens bagian epite
tebal, tempat kerjanya dipermukaan sel epitel bagian luminal (Gunawan,
2007).

2. Bentotiadiazid

Diuretik thiazid berkerja menghambat simpoter Na+, Cl-, di hulu


tubulus distal. Sistem transport ini dalam keadaan normal berfungsi
membawa Na+ dan Cl- dari lumen kedalam sel epitel tubulus. Na+
selanjutnya dipompakan keluar tubulus dan ditukar K+, sedangkan
Cl- dikeluarkan melalui kenal klorida. Efek farmakodinamik thiazid yang
utama adalah meningkatkan ekskresi natrium, klorida dan sejumlah air.
Contoh obatnya hidroklorthiazid, klortalidon, nefrusida, indapamida dan
lain – lain (Gunawan, 2007).

3. Diuretik Hemat kalium

Efek obat ini hanya lemah dan khusus digunakan terkombinasi


dengan diuretika lainnya guna menghemat ekskresi kalium. Aldosteron
menstimulasi reabsorbsi Na+ dan ekskresi K+. Proses ini dihambat
secara kompetitis (saingan) oleh obat – obat lain.

Amilorida dan triamteran dalam keadaan normal hanya lemah efek


ekskresinya mengenai Na+ dan K+. Tetapi pada penggunaan diuretika
lengkungan dan thiazid terjadi ekskresi kalium dengan kuat, makan
pemberian bersama dari penghemat kalium ini menghambat ekskresi
K+ dengan kuat pula (Tjay, 2007).

4. Diuretika osmotis

Obat-obat ini hanya direansorbsi sedikit oleh tubuli, hingga


reansorbsi air juga terbatas. Efeknya adalah diuresis osmotis dengan
ekskresi air kuat dan relatif sedikit ekskresi Na+. Terutama manitol, yang
hanya jarang digunakan sebgai infus I.V untuk mngeluarkan cairan dan
menurunkan tekanan intraokuler (pada glaucoro), juga untuk tekanan
intrkranial (dalam tengkorat). Contoh obatnya menitol dan sorbitol (Tjay,
2007)

5. Perintang – Karbonanhidrase

Zat ini merintangi enzim karbonhidrase di tubuli proksimal, sehinnga


disamping kerbonat, juga Na+ dan K+ diekskresika lebih banyak
bersamaan dengan air. Khasiat diuretiknya hanya lemah, setelah
beberapa hari terjadi tachyfylaxie, maka perlu digunakan secara selang –
seling (intermittens) (Tjay, 2007).
BAB III

METODE PERCOBAAN

Bahan :

1. Larutan NaCl fisiologis


2. Furosemid
3. Bahan uji lain
4. Alkohol
5. Aquadest

Alat :

1. Kandang metabolisme
2. Stop watch
3. Jarum oral
4. Timbangan tikus
5. Jarum suntik

Prosedur :

1. Timbang hewan percobaan dan kelompokkan,dibagi dalam 4


kelompok
2. Kepada setiap hewan percobaan diberikan air hangat per oral
sebanyak 50 ml/kg BB.
3. Kelompok kontrol hanya diberi pembawa,kelompok uji diberikan zat
yang akan diuji. Sedangkan kelompok pembanding diberi Furosemid.
Rute pemberian obat disuntikkan secara subkutan.
4. Sesudah pemberian obat,tempatkan masing-masing tikus kedalam
kandang metabolisme yang tersedia dan tampung urine yang
diekresikannya selama periode waktu 3 jam dalam tabung-tabung
berskala dan 24 jam hari berikutnya.
5. Buat tabel,amati frekuensi urinasi,volume urinasi.
6. Hitung persentase volume komulatif urine yang dieksresikan.
% volume urine=volumeurine yang dieksresikandalam3 jamvolumeair
yang diberikanperoralx100%
7. Bahan hasil yang didapat
8. Buat tabel pengamatan.
BAB IV

HASIL PERCOBAAN

1. Kelompok Kontrol

Efek
Volume
Volume Frekuensi
Pemberia Volume Urin (ml)
Bobo Pemberia Urinasi
No n air
t (g) n Obat 1
hangat 2 3
(ml) ja 1 jam 2jam 3jam
(ml) jam jam
m
1 118 5,9 1,18 1 1 1 1 1 2
2 122 6,1 1,22 1 1 1 2 2 2
3 132 6,6 1,32 3 1 1 2 2 2
4 136 6,8 1,36 3 1 0 2 2 0
5 114 5,7 1,14 6 1 2 3 1 2
6 129 6,45 1,29 5 4 4 3 1 1
Jumlah urine 2,17 1,50 1,50
34,66 23,96 23,96
%Volume
% % %

2. Kelompok Pembanding (Furosemid)

Volume Efek
Volume
Pemberia Frekuensi Urinasi Volume Urin (ml)
Bobo Pemberia
No n air 1
t (g) n Obat 2 3
hangat ja 1 jam 2jam 3jam
(ml) jam jam
(ml) m
Volume Volume Efek
Pemberia Pembe Frekuensi Urinasi Volume Urin (ml)
Bobot
No n air rian
(g) 1 2 3 1
hangat Obat 2 jam 3 jam
(ml) (ml) jam jam jam jam
1 141 7,05 1,41 3 3 2 1 3 3
2 139 6,9 1,4 2 5 2 1 5 2
3 123 6,15 1,23 2 3 0 1,5 2,5 2
4 102 5,1 1,02 4 1 0 4 5 0
5 127 6,45 1,27 3 4 2 1,5 2 1
6 124 6,2 1,24 3 3 0 2,2 2,4 0
Jumlah urine 2,30 2,98 0,75
36,5 47,30 11,90
%Volume
1% % %
1 133 6,65 1,33 1 2 0 2 2 0
2 143 7,2 1,4 2 1 0 1 2 0
3 150 7,5 1,5 4 2 0 4 2 2
4 115 5,75 1,15 8 10 0 2 4 0
5 104 5,2 1,04 3 3 3 1 2 1
6 118 5,9 1,18 2 1 0 4 2 0
Jumlah urine 2,33 2,33 0,50
36,41 36,41
%Volume 7,81%
% %

3. Kelompok Uji 1 (HCT 2.25 mg/Kg BB)

4. Kelompok Uji 2 (HCT 4.5 mg/Kg BB)

Volume Volume Efek


Pemberi Pember Frekuensi Urinasi Volume Urin (ml)
Bobot
No an air ian
(g) 1 2 3 1 2 3
hangat Obat
(ml) (ml) jam jam jam jam jam jam
1 111 5,55 1,11 3 3 0 1,8 2,2 2,5
2 137 6,85 1,37 2 1 1 4 2 2
3 117 5,85 1,17 2 2 1 2 4 1,2
4 152 7,6 1,52 4 1 0 2 2 4
5 125 6,25 1,25 22 3 2 2 3,9 0,35
6 112 5,6 1,12 3 6 3 1 3 1,2
Jumlah urine 2,20 2,98 1,75
34,9 47,30
%Volume 27,78%
2% %

BAB V
PEMBAHASAN

Praktikum kali ini berkaitan dengan diuretik. Diuretik adalah obat


yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Fungsi utama diuretik
adalah untuk memobilisasi cairan udema, yang berarti mengubah
keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstra sel
kembali menjadi normal.
Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi respon diuretik :
1. Tempat kerja diuretik di ginjal. Diuretik yang bekerja pada daerah
reabsorpsi natrium sedikit, akan memberi efek yang lebih kecil
bila dibandingkan dengan diuretik yang bekerja pada daerah yang
reabsorpsi natrium banyak.
2. Status fisiologi dari organ.
3. Interaksi antara obat dengan resptor. Kebanyakan berkerja
dengan mengurangi reabsorpsi natrium, sehingga
pengeluarannya lewat kemih dan juga air diperbanyak.
Pada percobaan ini menggunakan hewan percobaan tikus karena
struktur fisiologi dari tikus hampir sama dengan struktur fisiologi dari
manusia, dan volume urinnya relatif lebih banyak dibanding mencit.

Pertama-tama melakukan penimbangan bobot badan tikus dan


dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu :

1. Kontrol
2. Pembanding (Furosemid)
3. Uji 1 (HCT 2,25 mg/Kg bb)
4. Uji 2 (HCT 4,5 mg/Kg bb)

Hewan percobaan diberi air hangat secara peroral untuk membantu


mempercepat atau memperbanyak urin yang dikeluarkan. Kemudian, hewan
percobaan diberikan obat kelompok kontrol, pembanding, uji 1 dan uji 2
secara peroral dan diamati volume urin yang dikeluarkan setiap 1 jam
selama 3 jam.

Pada kelompok kontrol paling banyak mengeluarkan urin pada jam


ke-1 sebanyak 2,17 ml dengan % kumulatif, sedangkan pada jam ke-2 dan
ke-3 jumlah volume urinnya sama, yaitu sebanyak 1,50 ml dengan %
kumulatif .

Pada kelompok pembanding paling banyak mengeluarkan urin pada


jam ke-1 dan ke-2 karena memiliki volume urin yang sama, yaitu sebanyak
2,33 ml dengan % kumulatif sedangkan paling sedikit mengeluarkan urin
pada jam ke-3 sebanyak 0,50 ml dengan % kumulatif karena furosemid
adalah diuretik kuat yang digunakan untuk menghilangkan air dan garam
dari tubuh, furosemid bekerja menghalangi penyerapan natrium, klorida, dan
air dari cairan yang disaring dalam tubulus ginjal yang menyebabkan
peningkatan dalam output urin.

Pada kelompok Uji 1 paling banyak mengeluarkan urin pada jam ke-2
sebanyak 2,98 dengan %kumulatif sedangkan paling sedikit mengeluarkan
urin pada jam ke-3 sebanyak 0,75 dengan % kumulatif .

Pada kelompok uji 2 paling banyak mengeluarkan urin pada jam ke-2
sebanyak 2,98 dengan % kumulatif sedangkan paling sedikit mengeluarkan
urin pada jam ke-3 sebanyak 1,75 dengan % kumulatif .

BAB VI

KESIMPULAN

1. Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan


pembentukan urin
2. Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udema
3. furosemid adalah diuretik kuat yang digunakan untuk menghilangkan
air dan garam dari tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Elizabeth, 2009. . EGC. Jakarta

Katzung, 2012. . EGC. Jakarta

Gunawan, 2007. . FKUI. Jakarta

Tjay, 2007. . PT. Elex Media Kompatindo. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai