Anda di halaman 1dari 15

LABORATORIUM FARMAKOKINETIKA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN PRAKTIKUM

“ABSORPSI”

OLEH :

NAMA : PUTRI WULANDARI RESKY ANANDA

NIM : N011191066

KELOMPOK : 1 (SATU)

GOLONGAN : KAMIS PAGI (A)

ASISTEN : DHANDY KASHAR PRATAMA

MAKASSAR
2021
BAB I

PENDAHULUAN

Absorpsi obat merupakan proses masuknya atau terserapnya

senyawa obat dari tempat pemberiannya masuk ke dalam sirkulasi

sistemik. Proses absorpsi obat ini tergantung pada dengan karakteristik

tempat absorpsi, aliran darah di tempat absorpsi, sifat fisiko kimia obat

dan bentuk sediaan dari obat yang diberikan. Selain itu proses absorpsi

obat juga dapat dipengaruhi oleh faktor ionisasi seperti pH dari suatu obat.

Hal hal yang dapat mempercepat atau memperlambat perpindahan obat

dari tempat absorpsi ke dalam sirkulasi sistemik juga akan mempengaruhi

absorpsi obat seperti kecepatan pengosongan lambung dan peningkatan

aliran darah [1]

Mekanisme dari absorpsi yaitu dapat melalui difusi pasif, transport

aktif atau transport dengan fasilitas. Mekanisme absorpsi obat yang

melalui difusi pasif dapat dipengaruhi oleh pKa obat, pH tempat absorpsi

dan fraksi obat yang tidak tidak terionkan. Proses absorpsi melalui difusi

pasif tidak memerlukan energi, hal ini dikarenakan hanya dengan proses

difusi obat dapat berpindah dari daerah dengan kadar konsentrasi yang

tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah. Pada transport aktif proses

absorpsi obat akan membutuhkan energi untuk menggerakkan molekul

obat dari daerah dengan konsentrasi rendah ke daerah dengan

konsentrasi obat yang lebih tinggi dan kecepatan masuknya obat ke

saluran sistemik berlangsung konstan [2]


BAB II

PRINSIP PRAKTIKUM

Prinsip dari praktikum absorpsi yang dilakukan adalah adanya

proses absorpsi dari suatu obat yang diberikan secara peroral pada

hewan coba kemudian akan dilakukan pengukuran terhadap beberapa

parameter farmakokinetika yang terjadi pada proses absorpsi obat.

Praktikum ini juga dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh yang

terjadi terhadap proses absorpsi setelah adanya pemberian perlakukan

pada hewan coba.


BAB III

HASIL PRAKTIKUM

1. Diketahui nilai D0 yaitu 10 mg dengan nilai F yaitu 80%. Tentukan

semua parameter farmakokinetiknya

Waktu (Jam) Konsentrasi (µg/mL)


0.25 2.85
0.50 5.43
0.75 7.75
1.00 9.84
2.00 16.20
4.00 22.15
6.00 23.01
10.00 19.09
14.00 13.90
20.00 7.97
2. Aspirin merupakan obat asam lemah yang memiliki pKa 3.5 akan

diabsorpsi pada lambung dengan pH 4. Tentukan fraksi terion dan fraksi

tidak terion dari aspirin dan interpretasikan farmakokinetik obat dan

bandingkan dengan pustaka


BAB IV

PEMBAHASAN
Perhitungan Parameter Farmakokinetik

D0 = 10 mg

F = 80%.

A = 49 mg/mL

t1/2 absorpsi = 1,9 jam

t1/2 eliminasi = 7,6 jam

Ka = 0,365/jam

K = 0,091/jam
Hasil yang diperoleh dari data farmakokinetik obat aspirin yang

diberikan dapat dilihat pada kurva hasil plot. Berdasarkan kurva tersebut

dapat dilihat nilai absorpsi obat yaitu 49 mg/mL, nilai Cp 0 yang diperoleh

yaitu 33,60 mg/mL pada waktu 2 jam, nilai volume distribusi yang

diperoleh 0,297 ml, nilai klirens 0,027 ml/jam, waktu maksimal yang

dibutuhkan untuk proses absorpsi obat yaitu 5,065 jam, konsentrasi

maksimal yang dapat diabsorpsi yaitu 23,226 µg/mL. Berdasarkan

pustaka dijelaskan bahwa aspirin akan cepat dihidrolisis menjadi asam

salisilat dalam plasma selama 1-2 jam dan di hidrolisis dalam usus.

Volume distribusi dari aspirin sekitar 170 mL pada orang dewasa. Proses

eliminasi dan waktu paruh dari aspirin sekitar 2 sampai 3 jam [3]. Adanya

perbedaan hasil yang diperoleh dapat terjadi akibat adanya perbedaan

fisiologis tubuh dari hewan coba yang digunakan.

Dalam pustaka lain dijelaskan bahwa obat asam lemah seperti

aspirin memiliki nilai pKa 3,5 kira kira 99% terionisasi dalam cairan

lambung pada pH 1,0 tetapi hanya 0,1% aspirin yang terionisasi pada pH

6,5 di usus kecil. Meskipun rasio molekul terionisasi dan tak terionisasi

yang tidak menguntungkan ini, aspirin dan sebagian besar asam lemah

diserap terutama di usus kecil [4].

Pada praktikum ini juga digunakan obat lain yaitu Promag dan

minuman You C1000 untuk melihat pengaruh absorpsi yang terjadi pada

pemberian pada hewan coba dan dilakukan untuk pemberian obat

tersebut secara bersamaan. Berdasarkan pustaka pada pemberian aspirin


dan promag dijelaskan bahwa promag memiliki pH yang basa dan aspirin

bersifat asam lemah sehingga apabila promag akan cenderung terionisasi

jika diberikan dengan aspirin dan akan sulit terabsorpsi. Laju absorpsi dari

aspirin akan menurun jika pH dinaikkan dan mempengaruhi konsentrasi

aspirin dalam plasma [5].

Pada pemberian aspirin dengan You C1000 memiliki pH yang sama

dimana pemberian You C1000 memiliki pH asam akan membentuk fraksi

tak terion sehingga mudah terabsorpsi. Apabila dikombinasikan dengan

aspirin yang bersifat asam lemah maka molekul akan menjadi kurang

bermuatan (tak terionisasi) karena berada pada suasan pH yang sama,

sehingga hal itu menyebabkan obat yang bersifat asam akan menjadi tak

terion pada pH lambung dan eksresi obat ke ginjal akan berkurang [1].

Pada pemberian aspirin, promag dan You C1000 dijelaskan bahwa

adanya pemberian You C1000 yang bersifat asam dan promag yang

bersifat basa akan menyebabkan terbentuknya garam yang akan

membentuk fraksi terion sehingga akan dengan mudah dieksresikan dari

pada terabsorpsi dan sebagiannya akan berbentuk tak terionkan yang

dapat terabsorpsi [6].


Hasil yang diperoleh pada data kedua dimana pada perhitungan

fraksi terion dan fraksi tidak terionkan yang diperoleh pada obat aspirin

yaitu fraksi terion sebesar 76% dan fraksi tak terion sebesar 24%. Dapat

dilihat dari hasil tersebut fraksi terion lebih besar dibandingkan dengan

fraksi tak terion. Hasil yang diperoleh dihitung menggunakan persamaan

Handerson-Hesselbaltch. Berdasarkan penjelasan pada pustaka dapat

dikatakan bahwa jumlah obat yang terabsorpsi hanya sedikit. Hal ini

disebabkan karena obat hanya mudah terabsorpsi dalam keadaan tidak

terion [7]
BAB V

PENUTUP

V.I Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh data farmakokinetik

yaitu A = 49 mg/mL, Cp0 = 33,60 mg/mL pada waktu 2 jam, Vd = 0,297

ml, Cl = 0,027 ml/jam, Tmax = 5,065 jam, Cpmax = 23,226 µg/mL dan

AUC = 404,22 µg/ml. Hasil yang diperoleh pada perhitungan fraksi ion dan

fraksi tak terion pada aspirin yaitu fraksi terion 76% dan fraksi tak terion

24% sehingga obat yang diabsorpsi lebih sedikit.

V.II Saran

Saran saya sebaiknya materi terkait dengan absorpsi obat ini perlu

dilakukan secara langsung agar data yang diperoleh dapat dibandingkan.


DAFTAR PUSTAKA

1. Aslam M et al. Farmasi Klinik (Clinical Pharmacy), Menuju


Pengobata. Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien. Elex Media
Komputindo : Jakarta. 2003.
2. Wahyono, D. Farmakokinetika Klinik Konsep Dasar dan Terapan
dalam Farmasi Klinik. Gajah Mada University Press : Yogjakarta.
2013.
3. Sweetman SC. Martindale The Complete Drug Reference Thirty-
Sixth Edition. London : Pharmaceutical Press. 2009.

4. Jambhekar, S dan Breen P. Basic Pharmacokinetics Second


Edition. Pharmaceutical Press : London. 2012

5. Itthioabichpong et al. The Effect of Antacid on Aspirin


Pharmacokinetics in Healthy Thai Volunteers. Drug Metabol Drug
Interact. 10 (3) : 213 – 218. 1992

6. Shargel Leon et al. Biofarmasetika & Farmakokinetika Terapan


Edisi Kelima. Airlangga University Press. 2012

7. Gunawan S.G. Farmakologi dan Terapi Edisi 6. Departemen


Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia : Jakarta. 2016.
Lampiran

Penetapan kurva baku salisilat

Penetapan kadar salisilat plasma

- Diambil 3 ekor kelinci dengan bobot 1,5 –


2 kg yang telah dipuasakan selama 6 jam
- Kelinci I diberikan 2 ml suspense
Promag® lalu segera diberikan suspense
aspirin dengan dosis 8 mg/kg BB per oral.
- Kelinci II diberikan 4 ml larutan You
C1000® lalu segera diberikan suspensi
aspirin dengan dosis 8 mg/kg BB per oral.
- Kelinci III langsung diberikan suspense
aspirin dengan dosis 8 mg/kg BB per oral.

Diambil darah tiap kelinci sebanyak 0,5 ml pada menit ke-0, 10, 30, 60, 90,

120, 180 setelah perlakuan


- Asam mefenamat + Asam Asetat
diberikan dosis sesuai berat badan
- Ibuprofen
Ditambahkan 0,125 ml larutan natrium sitrat + Asam
3,8% pada darahAsetat diberikan dosis
yang telah
sesuai berat badan mencit
diambil sebagai antikoagulan

Ditambahkan pereaksi trinder sebanyak 5 ml ke dalam plasma yang telah

diberi antikoagulan
Sentrifugasi campuran selama 5 menit pada kecepatan 2500 rpm.

Diambil bagian supernatant dan dianalisis menggunakan Spektrofotometri

Uv-Vis

Anda mungkin juga menyukai