Absorpsi
Untuk mencapai reseptor, dari tempat pemberiannya obat harus cepat diabsorpsi.
Cara kerja
1. Hewan dipuasakan selama 24 jam
2. Anestesi hewan percobaan dengan pentotal 40 mg/kg bb ip. Atau 60 mg/kg bb sc
3. Setelah teranestesi terlentangkan tikus diatas papan fiksasi
4. Cukur bulu-bulu disekitar abdomen
5. Sayat kulit didaerah linea alba dibelakang kartilago xipoideus kearah belakang kira
kira 3-4 cm sayat juga bagian bawah ya
6. Keluarkan lanmbungh, ikat espolagus dengan benang
7. Buat sayatan diaderah pylorus, masukan pipa gelas dan fiksasi
8. Hubungkan pipa dengan lat suntik melalaui stopkontak
9. Bersihkan lambung dengan larutan garam faali
10. Masukan salisilat sebanyak 4-6 ml
11. Catat waktu mulai asam salisilat dimasukan dan kocok melalui spoit ambil 2 ml
sebaghai konsetrasi awal
12. Masukan kembali lambung kedalam rongga perut
13. Satu jam kemudian cairan ynag tersisa didalam lambung diambil kembali
Cara menentukan kosentrasu asam salisilat
1. Saring cairan yang diambil dari lambung kemduian disaring dengan kertas saring
2. Tambagkan kedalam 1 ml filtrat 5 ml reagen
3. Kemudian warna yang terbentuk bandingkan
4. Prosetase absorbs : ct0-ct1/c10
Ekresi
Cara kerja
1. Berikan sulfadiazin dan natrium bikarbonat setara dengan 2 gr/ 50 kg BB manusia
2. kemudian aquades peroral setara dengan 2 gelas air 50 kg BB pada manusia
3. basahi kertas saring dengan HCL 4%
4. teteskan urine dan saliva pada kertas pertama dan kedua
5. warna kuning atau juga pada kertas yang telah dibasahi HCL 4% positif mengandung
sulfonamide
Cara Kerja
1. Masing-masing kelompok mendapat 2 ekor tikus atau mencit
2. 24jam sebelum Percobaan 1 ekor tikus diberi karbon tetraklorida 0,02 mili per gram
Bebet 20% per oral
3. suntikan phenobarbital nasib 35 mg/ kg BB pada kedua tikus
KERACUNAN STRIGNIN
Cara Kerja
1. Parameter yang diamati kepekaan refleks oleh suara dan sentuhan
2. timbulnya konvulsi konvulsi seperti penyebaran, simetri tidaknya ,ekstensial atau
fleksia ,episothonus atau emphostorus, klinik Tetanic
3. kondisi umum antara dari hewan antara konvulsi
4. hubungan konstitusi dan simulasi yang sekonyong-konyong
5. respirasi sebelum selama dan sesudah konvulsi
Penentuan LD50 dengan metode tiongson dan well
Cara Kerja : (Perhitungan )
KERACUNAN PESTIDA
Keracunan pestisida yang dimaksud dengan pestisida adalah insektisida herbisida
rodentisida pestisida yang sering menimbulkan keracunan adalah kelompok senyawa
organik senyawa fosfat organik dan karbamat serta kelompok pestisida alam termasuk
didalamnya bedroom dan akan tetapi yang paling banyak dijumpai di lapangan adalah
senyawa fosfor organik dan karbamat
cara percobaannya
A
1. cukur bulu tikus di daerah punggung
2. oleskan TEPP salah satu tikus dengan tisu hati-hati
3. amati waktu mulai timbulnya gejala keracunan amati gejala keracunan
4. catat waktu kematian tikus bila ada
5. bila Pada pengolesan pertama gejala belum terlihat dilakukan pengulangan
pengulasan setiap 10 menit sampai gejala muncul
B
11. Pengertian LD50 : Letal tengah atau LD50 adalah tolak ukur statistik setelah pemberian
dosis tunggal yang sering dipergunakan untuk menyatakan tingkatan dosis toksik sebagai data
kuantitatif.
12. pake matode apa LD50 : Metode Thompson-Weil menggunakan daftar perhitungan LD50
merupakan metode yang sering digunakan dalam penentuan tingkat ketoksikan suatu senyawa.
Dipilih metode ini dikarenakan mempunyai tingkat kepercayaan yang cukup tinggi, hasil yang
akurat, dan tidak memerlukan hewan coba yang cukup banyak.