Anda di halaman 1dari 10

TOKSIKOLOGI: Praktikum Menghitung Jumlah Hewan yang Mati dengan

Penerapan Metode LD50

DISUSUN OLEH:

MIRANTI INTAN ALYA 1913451082

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
Praktikum Menghitung Jumlah Hewan yang Mati dengan Penerapan Metode LD50

Tempat : Kampus Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang


Waktu : Rabu, 20 April 2020
Tujuan : a. Agar mahasiswa dapat menentukan potensi ketoksikan akut dari suatu
Senyawa.
b. Agar mahasiswa dapat menentukan gejala yang timbul pada hewan
coba yang akan di konversi pada manusia.
c. Agar mahasiswa mampu menentukan hasil uji untuk setiap jenis
kelainan, terutama adanya perbedaan respon untuk setiap jenis kelamin

A. TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian
Toksisitas adalah suatu keadaan yang menandakan adanya efektoksik/racun
yangterdapat pada bahan sebagai sediaan single dose atau campuran. Toksisitas
akut ini diteliti pada hewan percobaan yang menunjukkan evaluasi keamanan dari
kandungan kimia untuk penggunaan produk rumah tangga, bahan tambahan
makanan, kosmetik, obat-obatan, dansediaan biologi.Uji toksisitas akut adalah
pengujian yang dilakukan untuk mengetahuinilai LD50 dan dosis maksimal yang
masih dapat ditoleransi hewan uji(menggunakan 2 spesies hewan uji).pemberian
obat dalam dosis tunggal dan diberikan melalui 2 rute pemerian (misalnya oral dan
intravena).Hasil uji LD50 dan dosisnya akan ditransformasi (dikonversi) pada
manusia(Farkin,2020)
LD50 adalah pemberian dosis obat yang menyebabkan 50 ekor dari total
100 ekor hewan uji mati oleh pemerian dosis tersebut. Uji toksisitas dilakukan
untuk mendapatkan informasi atau data tentang toksisitas suatu bahan (kimia) pada
hewan uji. Secara umum uji toksisitas dapat dikelompokkan menjadi uji toksisitas
jangka pendek/akut, dan uji toksikologi jangkapanjang.Uji toksisitas akut
dimaksudkan untuk mendapatkan informasi tentang gejala keracunan, penyebab
kematian, urutan proses kematian danrentang dosis yang mematikan hewan uji
(Lethal dose atau disingkat LD50 ) suatu bahan. Uji toksisitas akut merupakan
efekyang merugikan yang timbul segera sesudah pemberian suatu bahan sebagai
dosis tunggal, atauberulang yang diberikan dalam 24 jam. Uji toksisitas akut
dirancang untuk menentukan atau menunjukkansecara kasar median lethal dose
(LD50) dari toksikan. LD50 ditetapkan sebagai tanda statistik pada pemberiansuatu
bahan sebagai dosis tunggal yang dapat menyebabkan kematian 50% hewan uji.
Jumlah kematian hewan uji dipakai sebagai ukuran untuk efek toksik suatu bahan
(kimia) padasekelompok hewan uji. Jika dalam hal ini hewan uji dipandang sebagai
subjek, respon berupakematian tersebut merupakan suatu respon diskretik. Ini
berarti hanya ada duamacam responyaitu ada atau tidak ada kematian. Lethal Dose
50 adalah suatu besaran yang diturunkan secara statistik, gunamenyatakan dosis
tunggal sesuatu senyawa yang diperkirakan dapat mematikanataumenimbulkan efek
toksik yang berarti pada 50% hewan percobaan setelah perlakuan. LD50 merupakan
tolak ukur kuantitatif yang sering digunakan untukmenyatakan kisaran dosis
letal.(Naniek,2014)
b. Batasan – Batasan untuk Lethal Dose 50
a. Extremely Toxic LD50 : ≤ 1
b. Highly Toxic LD50 : 1 – 50
c. Moderately Toxic LD50 : 51 – 500
d. Slightly Toxic LD50 : 501 – 5,000
e. Practically Non Toxic LD50 : 5,001 – 15,000 f. Relatively Harmless LD50 :
>15,000
c. Bahan Kimia Beracun
Bahan Kimia Beracun (Toxic) adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan
bahaya terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila terserap
ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat kulit. Pada
umumnya zat toksik masuk lewat pernafasan atau kulit dan kemudian beredar
keseluruh tubuh atau menuju organorgan tubuh tertentu. Zat-zat tersebut dapat
langsung mengganggu organ-organ tubuh tertentu seperti hati, paru-paru, dan
lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zat tersebut berakumulasi dalam tulang, darah,
hati, atau cairan limpa dan menghasilkan efek kesehatan pada jangka panjang.
Pengeluaran zat-zat beracun dari dalam tubuh dapat melewati urine, saluran
pencernaan, sel efitel dan keringat.(KEMENKES,2017)
d. Tingkat Keracunan Bahan Beracun
Tidak ada batasan yang jelas antara bahan kimia berbahaya dan tidak berbahaya,
bahan kimia berbahaya bila ditangani dengan baik dan benar akan aman
digunakan dan bahan kimia tidak berbahaya bila ditangani secara tidak baik akan
menjadi sangat berbahaya. Paracelsus (1493-1541) ” semua bahan adalah racun,
tidak ada bahan apapun yang bukan racun, hanya dosis yang benar membedakan
apakah menjadi racun atau obat”. Untuk mengetahui toksisitas bahan dikenal
LD50, semakin rendah LD50 suatu bahan, maka makin berbahaya bagi tubuh dan
sebaliknya racun super : 5 mg/kg BB atau kurang, contoh:
a. Amat sangat beracun: (5-50 mg/kg BB) contoh Nikotin
b. Amat beracun (50-500 mg/kg BB) contoh Timbal arsenat
c. Beracun sedang (0.5-5 g/kg BB) contoh: Hidrokinon:
d. Sedikit beracun (5-15 g/kg BB), contoh: Isopropanol
e. Tidak beracun: (>15 g/kg BB), contoh: Asam ascorbate
e. Faktor Yang Menentukan Tingkat Keracunan
a. Sifat Fisik bahan kimia Bentuk yang lebih berbahaya bila dalam bentuk cair
atau gas yang mudah terinhalasi dan bentuk partikel bila terhisap, makin kecil
partikel makin terdeposit dalam paru-paru
b. Dosis (konsentrasi) Semakin besar jumlah bahan kimia yang masuk dalam
tubuh makin besar efek bahan racunnya.
c. Lamanya pemajanan Gejala yang ditimbulkan bisa akut, sub akut dan kronis
d. Interaksi bahan kimia Aditif : efek yang timbul merupakan penjumlahan kedua
bahan kimia, misalnya Organophosphat dengan enzim cholinesterase Sinergistik :
efek yang terjadi lebih berat dari penjumlahan jika diberikan sendiri.
f. Nilai Ambang Batas (NAB) Bahan Toksin
Penetapan secara akurat nilai ambang batas dengan tanpa memberikan suatu efek,
tergantung pada beberapa faktor, yaitu:
a. Ukuran sampel dan replikasi (pengulangan) pengambilan sampel
b. Jumlah endpoint (titik akhir) yang diamati
c. Jumlah dosis atau konsentrasi bahan toksik
d. Kemampuan untuk mengukur endpoint
e. Keragaman intrinsik dari endpoint dalam populasi binantang percobaan
f. Metode statistik yang digunakan
B. ALAT DAN BAHAN
1) ALAT
NO NAMA FUNGSI GAMBAR GAMBAR
GAMBAR
1 Timbangan Untun menimbang
Digital tikus dalam proses
praktikum

2 Baskom Kecil Untuk tempat tikus


dalam proses
penimbangan

3 Tissue Untuk membersihkan


noda cairan

4 Spuit 1ml Untuk menompang


cairan zat pestisida

5 Jarum Sonde Untuk


menghubungkan
jarum sonde pada
spuit agar
memudahkan cairan
masuk ke dalam mulut
tikus
6 Kandang Tikus Untuk menampung
tikus

2) BAHAN
1. Tikus 9 Buah per kandang
2. Sutrin
C. PROSEDUR KERJA
1. Gunakan masker dan handscoon
2. Siapkan alat dan bahan
3. Siapkan sutrin/pestisida,ambil sutrin secara penuh dengan spuit jarum
sonde sedot secara perlahan-lahan usahakan tidak ada udara yang masuk
pada spuit
4. Setelah itu buka kandang tikus dari atas ambil tikus dengan tangan kanan
(Jika kidal sebaliknya) dengan memegang ekornya
5. Letakkan baskom kecil ke atas timbangan digital. Timbang baskom
tersebut setelah muncul angka berat baskom letakkan tikus ke dalam
baskom. Timbang tikus,hasil timbangan tikus dikurang dengan berat
baskom
6. Kemudian, letakkan kembali tikus ke kandang lakukan penimbangan tikus
untuk setiap tikusnya perkandangnya(Tandai tikus)
7. Setelah penimbangan tikus selesai. Ambil tikus dengan tangan sebelah
kanan(Jika kidal sebaliknya) dengan memegang ekornya
8. Kemudian pindahkan tikus di tangan sebelah kiri pegang tengkuknya
menggunakan ibu jari dan telunjuk, tangan lain memegang rahangnya
namun jangan sampai tercekik (harap berhati-hati karena saat dipegang
ekornya hewan ini dapat berputar dan dapat menggigit tangan tangan yang
memegang ekor tersebut)
9. Masukkan zat sutrin kedalam tubuh dengan menyuntikkan tikus secara
perlahan.
10. Jika sudah selesai, lepaskan tikus tandai tubuh tikus dengan berat dan
dosis yang diberikan
11. Lakukan percobaan kepada tikus lainnya dengan dosis yang berbeda.
Amati dan catat hasil.

D. HASIL

NO Dosis Zat A mg/kg Jumlah hewan yang r


mati/Jumlah hewan
Berkelompok
1 100 0/9 0
2 300 3/9 3
3 900 3/9 3
4 2700 4/9 4
Dik : D=100 mg/kg d=Log 3 f= 0,00000 𝛿𝑓 = 0,35355

Dit : LD50?

Penyelesaian :

Maka LD50 =

LogLD50 = LogD+d(f+1)
LogLD50 = Log100+Log3(0,00000+1)
Log LD50= 2 + 0,47712 (1,00000)
LogLD50= 2 + 0,47712
LogLD50 = 2,47712
LD50 = 299,99 mg/kg
Kriteria Dosis Toksik Zat A = Moderately Toxic (51-500)
Sebaran LD50 = antilog(LD50 ± 2d. δf)
= antilog (2,47712 ± 2.Log3.0,35355)
= antilog (2,47712 ±2.0,47712125472.0,35355)
=antilog ( 2,47712 ±2.0,16868621961)
=antilog ( 2,47712 ± 0,33737243921 )

1. Antilog ( 2,47712 + 0,33737243921)


= 10^2,81449243921 = 652,3677
2. Antilog ( 2,47712 – 0,33737243921)
= 10^2,13974756079 = 137,9582
Jadi sebaran LD50 = 137,9582 mg/kg - 652,3677 mg/kg

E. PEMBAHASAN
Percobaan uji toksisitas LD50 objek yang digunakan adalah tikus sebnyak 9 ekor
setiap kandang. Tikus dipilih karena termasuk hewan mamalia karena tikus/hewan
mamalia memiliki persamaan biokimia dengan manusia secara biologis atau memiliki
respon yang mirip dengan manusia. Tikus sebanyak 9 ekor setiap kandang setelah itu
pegang ekornya kemudian setelah tertangkap segera pegang tengkuknya menggunakan
ibu jari dan telunjuk, tangan lain memegang rahangnya namun jangan sampai tercekik
(harap berhati-hati karena saat dipegang ekornya hewan ini dapat berputar dan dapat
menggigit tangan tangan yang memegang ekor tersebut). Timbang tikus satu persatu dan
tandai tikus tersebut satu persatu setelah itu suntikkan sutrin ke dalam tubuh tikus secara
perlahan dengan dosis yang telah ditentukan. Lakukan secara berulang pada tikus yang
lainnya. Perhatikan tikus setelah di suntikkan sutrin dengan dosis yang berbeda. Setelah
disuntikkan dosis 100mg/kg dari 9 ekor perkandang ada 0 ekor yang mati artinya dosis
100 mg/kg tidak mempengaruhi sistem organ pada tikus. Untuk dosis 300 mg/kg dari 9
ekor perkandang ada 3 ekor yang mati artinya untuk dosis 300 mg/kg didefinisi sudah
mempengaruhi daya imun tikus yang artinya beracun. Pada dosis 900 mg/kg dari 9 ekor
perkandang ada 3 ekor yang mati artinya dosis yang tinggi tetap hanya 3 ekor yang mati
dari kelipatan 3 dosis maksimal 900 mg/kg untuk mematikan 3 ekor tikus yang mati.
Pada dosis 2700 mg/kg dari 9 ekor perkandang ada 4 ekor yang mati artinya dosis 2700
mg/kg ada 4 ekor yang mati terdapat peningkatan kematian tikus untuk dosis 2700 mg/kg
dapat didefinis semakin tinggi konsentrasi dosis maka akan sangat beracun untuk sistem
biologis tikus artinya dosis yang tinggi untuk zat ini tidak boleh lebih dari 100 mg/kg
pada percobaan LD50 pun hasilnnya 299,99 mg/kg dengan kriteria 51-500 (cukup
beracun) dengan sebaran LD50 137,9582 mg/kg - 652,3677 mg/kg.

F. KESIMPULAN
Toksisitas adalah suatu keadaan yang menandakan adanya efek toksik/racun yang
terdapat pada bahan sebagai sediaan single dose atau campuran. Toksisitas akut ini
diteliti pada hewan percobaan yang menunjukkan evaluasi keamanan dari kandungan
kimia untuk penggunaan produk rumah tangga, bahan tambahan makanan, kosmetik,
obat-obatan, dan sediaan biologi.
LD50 adalah pemberian dosis obat yang menyebabkan 50 ekor dari total 100
ekor hewan uji mati oleh pemerian dosis tersebut. Uji toksisitas dilakukan untuk
mendapatkan informasi atau data tentang toksisitas suatu bahan (kimia) pada hewan uji.
Secara umum uji toksisitas dapat dikelompokkan menjadi uji toksisitas jangka
pendek/akut, dan uji toksikologi jangkapanjang.Uji toksisitas akut dimaksudkan untuk
mendapatkan informasi tentang gejala keracunan, penyebab kematian, urutan proses
kematian danrentang dosis yang mematikan hewan uji (Lethal dose atau disingkat LD50 )
suatu bahan. Dari 4 dosis kelipatan 3 antara 100 mg/kg-2700 mg/kg dengan jumlah 9
ekor perkandang pada dosis 100 mg/kg tidak ada yang mati dari 300mg/kg-2700mg/kg
ada 3-4 tikus yang mati yang artinya berbahaya jika di konversi ke imun manusia.

G. DAFTAR PUSTAKA
Dosen Fk UB.2016.Modul Praktikum
Farkin.file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Documents/MODUL-PRAKTIKUM-
FARKIN.pdf.20 April 2020
KEMENKES.2017.Toksikologi
Lingkungan.file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Documents/Daftar-isi-
ToksiologiLingkungan_k1_restu.pdf.20 April 2020
Naniek,Dkk.2014.Laporan Praktikum
Farmakologi.https://www.scribd.com/document/248173913/Laporan-Praktikum-
Farmakologi-LD50-doc.20 April 2020
Ilham Firdaus.2013.Penyuntuikan Oral Tikus Putih.https://youtu.be/sA7bTXsuyZ4.20
April 2020
Sains Farmasi.2019.Cara Sonde Mencit Baik dan Benar.https://youtu.be/5Iluvp2WDss.20
April 2020

H. LAMPIRAN

SUMBER : Youtube

Anda mungkin juga menyukai