Anda di halaman 1dari 10

Penetasan Telur Menggunakan Sistem Radiasi

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Unggas adalah jenis hewan ternak kelompok burung yang dimanfaatkan untuk daging
dan/atautelurnya serta jenis burung yang tubuhnya ditutupi oleh bulu. Umumnya unggas
merupakanbagian dari ordo Gallifores (seperti ayam dan kalkun), dan Anseriformes (seperti
bebek). Unggasadalah tipe hewan yang berkembangbiak dengan cara bertelur.Telur adalah suatu
bentuk tempat penimbunan zat gisi seperti air, protein, karbohidrat, lemak,vitamin dan mineral
yang diperlukan untuk pertumbuhan embrio sampai menetas. Telur yangdapat ditetaskan adalah
harus fertil atau yang lazim disebut dengan telur tetas. Telur tetasmerupakan telur yang sudah
dibuahi oleh sel jantan. Bila tidak dibuahi oleh sel jantan, telurtersebut disebut telur infertil atau
lazim disebut telur konsumsi, artinya telur tersebut tidakdapat menetas jika ditetaskan, melainkan
hanya untuk dikonsumsi saja. Adapun untukmenetaskan telur perlu diperhatikan hal-hal yang
menunjang keberhasilan dalam menetaskan.Untuk memperbanyak populasi hewan unggas
seperti itik, ayam, dan burung puyuh dibutuhkancara penetasan telur yang tepat, yaitu
pengeraman telur tetas yang akan diperbanyak.Pengeraman ini dapat terjadi jika sifat mengerami
telur pada unggas itu telah muncul. Misalnyapada ayam buras, sifat mengerami telur tampak
jelas sekali. Pada saat sifat ini muncul, ayamburas tidak akan mau lagi bertelur. Berbeda dengan
ayam ras yang sifat mengeramnya dapatdiatur atau dihilangkan dari induknya.

 
Penetasan pada prinsipnya adalah menyediakan lingkungan yang sesuai untuk
perkembanganembrio unggas. Lama penetasan telur ditempat pengeraman sangat tergantung
dari jenishewannya. Semakin kecil hewan, semakin kecil telur yang dihasilkan. Dan, semakin
tinggi suhubadan hewan, semakin pendek waktu penetasan telurnya. Bila bentuk telur dan
ukurannyaseragam, waktu penetasan akan selalu hampir bersamaan. Berbeda dengan ayam, jenis
unggaslain seperti itik dan puyuh tidak mempunyai sifat mengeram. Dahulu, untuk
memperbanyakpopulasinya hanya dengan seleksi alam, baik oleh induknya maupun oleh
lingkungan. Namunsaat ini, dengan adanya alat penetas buatan akan mempermudah perbanyakan
populasi unggasini.Sudah sejak ribuan tahun sebelum masehi orang berusaha dan mencoba
penetasan tiruan tanpamelalui induk unggas. Usaha
 –
 usaha tersebut antaralain dilakukan oleh orang Mesir kuno yangpada saat itu memang sudah
tinggi kebudayaannya. Usaha
 –
 usaha lain terdapat pula didaratanCina, juga ribuan tahun sebelum masehi. Di Mesir sebuah alat
penetas tiruan denganmemanfaatkan sinar matahari telah dicoba orang kala itu, jauh sebelum
jaman Aristoteles, danmenghasilkan anak ayam yang cukup banyak (persentase daya tetas yang
tinggi). Alatnyasederhana, berupa tungku
 –
 tungku yang dapat memuat ribuan telur. Mesin tetas modernpertama kali dikembangkan di
Amerika Serikat sekitar abad 17-an dan berkembang terus hinggakini.Di Indonesia, sebenarnya
mesin tetas buatan telah ada sebelum zaman kemerdekaan denganprinsip dan cara pengoperasian
mirip dengan mesin tetas sekarang. Usaha itu mulaidikembangkan pada akhir tahun 1959-an dan
berkembang terus hingga kini. Walaupun masihdalam bentuk yang sederhana, tetapi Indonesia
sudah mampu membuatnya. Mulai darikapasitas seratus hingga ribuan, karena memang
prinsipnya sederhana

.1.2Tujuan
1. Mengetahui apa itu penetasan telur.
2. Mengetahui syarat penetasan telur yang baik.
3. Mengetahui tata laksana penetasan telur.
4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi penetasan telur.

 
II. PEMBAHASAN2.
1 Penetasan telur

Penetasan telur adalah usaha untuk menetaskan telur unggas dengan bantuan mesin penetastelur
yang sistem atau cara kerjanya mengadopsi tingkah laku (behaviour) induk ayam atauunggas
lainnya selama masa mengeram. Perbanyakan populasi unggas biasanya ditempuhdengan cara
menetaskan telur yang sudah dibuahi. Menurut Paimin (2000) penetasan telur adadua cara, yaitu
melalui penetasan alami (induk ayam) dan melaui penetasan buatan (mesintetas). Kapasitas
produksi unggas sekali pengeraman hanya sekitar 10
 –
 15 butir telur. Akantetapi, untuk mesin tetas sangat bervariasi tergantung kapasitas mesinnya
(minimal 100 butirtelur).1. Menetaskan telur dengan induk ayam
Pengeraman telur secara alami (dengan induk ayam) untuk memeperbanyak populasi
telahdilakukansejak adanya pemeliharaan ayam. Saat itu belum ada alat pengganti induk
ayam.Semua proses penetasan ditumpukan sepenuhnya pada induk ayam itu sendiri.Yang perlu
disiapkan untuk proses ini adalah tempat penetasan telur yang kelak akanmenghasilkan individu
baru. Tempat penetasan ini biasa disebut sarang atau sangkar. Alasnyaterbuat dari rumput atau
jerami yang bersih dan lembut. Biasanya induk akan membuat sendirisarangnya dengan
menggunakan naluri kehewanan nya dan dapat menentukan baik tidaknyasarang yang telah
dibuatnya. Bila hal ini diabaikan, kegagalan penetasan menjadi lebih besar.Saat ini campur
tangan manusia dalam pembuatan sangkar telah dilakukan, terutama padainduk ayam yang baru
belajar mengerami telurnya (Paimin, 2000). Penetasan telur secara alamimudah dilakukan karena
pengeraman telur sepenuhnya diserahkan pada induknya sehinggatidak memerlukan pengetahuan
khusus, tidak memerlukan peralatan khusus serta tidak adaketergantungan terhadap tersedianya
sumber panas. Akan tetapi, kejelekan dari penetasanalami diantaranya adalah kapasitasnya kecil,
selama mengerami telurnya tidak berproduksi telurserta memudahkan penularan penyakit dari
induk kepada yang baru menetas (Sukardi, 1999).2. Menetaskan telur dengan alat tetas buatan
 
Berbeda dengan cara pertama, maka pada cara kedua ini 100% aktivitas penetasan
itumembutuhkan campur tangan manusia dan sang induk tidak tahu menahu masalah
penetasan.Induk unggas itu hanya bertelur dan tidak punya tugas untuk menetaskan telur tetas
melaluiaktivitas pengeraman. Selama mengeram hingga anaknya disapih, ayam atau unggas itu
tidakakan bertelur (Rasyaf, 1990).Penetasan buatan dilakukan dengan menggunakan alat
yang disebut mesin tetas atau inkubator.Pada prinsipnya penetasan buatan sama dengan
penetasan alami, yaitu menyediakan kondisilingkungan (temperatur, kelembaban dan sirkulasi
udara) yang sesuai agar embrio dalam telurberkembang dengan optimal, sehingga telur dapat
menetas (Sukardi, 1999). Penetasan denganalat tetas buatan terbagi atas dua car, yaitu dengan
matahari dan sekam serta mesin tetas. Alat
 –
 alat ini sederhana, bahkan dapat kita buat sendiri. Dari kedua jenis ini pun terdapat bermacam
 –
 macam jenis alat tetas yang prinsip kerjanya sama, karena umumnya menggunakan tenagapanas,
baik panas matahari maupun panas listrik ataulampu teplok (Paimin, 2000).Mengapa penetasan
telur perlu dilakukan ?
1. Karena ada jenis unggas yang mempunyai naluri atau sifat mengeram sedikit atau bahkantidak
punya sifat itu seperti itik, ayam arab, dan puyuh. Kalau menggunakan jasa menthok ataulainnya
maka perlu tambahan biaya untuk pemeliharaan menthok tersebut.Jumlah telur yang mampu
dierami induk terbatas sehingga menyulitkan manajemanpemeliharaan. Jika mempunyai 10 ekor
induk. Saat sekarang ada yang menetas, tiga harikemudian ada yang menetas lagi, dua minggu
ada yang menetas lagi, bahkan ada yang menetasmungkin satu-dua bulan lagi. Betapa kacaunya
model pemeliharaannya karena harus punyabeberapa kandang pembesaran.Agar produksi dari
seekor induk lebih banyak. Hal ini disebabkan umur untuk berproduksiberkurang dengan adanya
sifat mengeram dan mengasuh anak. Sehingga yang semula seekorinduk hanya mampu
berproduksi telur hanya 60-75 butir/tahun dapat meningkat menjadi 100-120 butir/tahun.Sebagai
sarana pencegahan penyakit. karena di dalam proses penetasan buatan terdapatprogram
penyucihamaan telur dan ruangan mesin tetas dengan desinfektan. Kalaupenyucihamaan
dilakukan dengan benar maka dapat memutus jalur penyebaran penyakit yangmerugikan dapat
merugikan (Harianto, 2008)

2.2 Syarat
 –
 Syarat Penetasan TelurAgar mencapai hasil yang diinginkan, maka telur yang ditetaskan harus
memenuhi syarat
 –
 syarat sebagai berikut :1. Suhu dan perkembangan embrioEmbrio akan berkembang cepat
selama suhu telur tetap di atas 900F (32, 220C) dan akanberhenti berkembang jika suhu dibawah
800F (26,660C), sesudah telur diletakan dalam alatpenetasan atau mesin tetas, pembelahan sel
segera berlangsung dan embrio akan terusberkembang sempurna dan menetas. Perlu diperhatikan
bahwa suhu ruang penetasan harussedikit diatas suhu telur yang dibutuhkan. Sehingga suhu yang
diperlakukan untuk penetasantelur ayam menurut kondisi buatan dapat sedikit berbeda dengan
suhu optimum telur untukmendapatkan hasil yang terbaik. Mulai hari pertama hingga hari
kedelapan belas diperlukansuhu ruang penetasan antara99
 –
 1000F (35
 –
 41,110C), sedangkan pada hari kesembilan belashingga menetas, sebaiknya suhu diturunkan
sekitar 2
 –
 30F (0,55
 –
 1,110C). Adapun suhu yangumum untuk penetasan telur ayam adalah sekitar 101
 –
 1050F (38,33
 –
 40,550C) atau rata
 –
 ratasekitar 100,40F. Cara ini bertujuan untuk mendapatkan suhu telur tetas
yang diinginkan.2. Kelembapan dalam induk buatanSelama penetasan berlangsung diperlukan
kelembapan yang sesuai dengan perkembangan danpertumbuhan embrio. Kelembaban nisbi yang
umum untuk penetasan telur ayam sekitar 60
 –
 70%. Kelembaban juga mempengaruhi proses metabolisme kalsium (Ca) pada embrio.
Saatkelembaban nisbi terlalutinggi, perpindahan Ca dari kerabang ketulang
 –
 tulangdalamperkembangan embrio lebih banyak. Pertumbuhan embrio dapat diperlambat
olehkeadaan kelembaban udara yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Sedangkan
pertumbuhanembrio optimum akan diperoleh pada kelembaban nisbi mendekati 60%.Mulai hari
pertama hiungga hari kedelapan belas kelembaban nisbi yang diperlukan sebesar60%, sedangkan
untuk hari
 –
 hari berikutnya diperlukan 70%. Biasanya, kelembaban dapat diaturdengan memberikan air
kedalam mesin tetas dengan cara meletakannya dalam wadah ceper.3. VentilasiPerkembangan
normal embrio membutuhkan oksigen (O2) dan mengeluarkan karbondioksida(CO2) melalui
pori
 –
 pori kerabang telur. Untuk itulah didalam mesin tetas harus cukup tersediaoksigen.
 
Jika kerabang tertutup oleh kotoran, pertukaran gas oksigen dan karbondioksida akanmengalami
gangguan. Dala keadaan yang demikian kadar karbondioksida akan meningkat sekitar0,5%,
sedangkan kadar oksigen menurun sekitar 0,5%. Peningkatan kadar karbondioksida yangterlalu
tinggi dapat menyebabkan berkurangnya daya teteas telur. Jika kadar karbondioksidameningkat
1%, maka kematian embrio dapat meningkat. Sedangkan jika peningkatan sebesar5%, embrio
akan mati sebelum menetas. Penigkatan kadar karbondioksida yang masihdiperbolehkan adalah
sebesar 0,5
 –
 0,8%, dengan kadar optimum 0.5%. Menurut DjanahDjamalin (1981), perimbangan udara dalam
mesin tetas selama periode penetasan adalah 0,5%gas CO2 dan 21% O2 (Paimin,2000).Jangka
waktu lamanya penetasan yang diperlukan pada masing
 –
 masing spesies unggas berbedasatu sama lain. Ada kecenderungan, semakin besar ukuran tubuh
dari masing
 –
 masing spesiessemakin besar pula ukuran telurnya dan semakin lama jangka waktu yang
diperlukan untukmenetaskan telurnya. Jangka waktu yang diperlukan untuk penetasan telur pada
masing
 –
 masing spesies dapat dilihat pada tabel berikut :
SPESIES PERIODE PENETASAN
HARI
OSTRICH 42
ANGSA 35
ITIK MANILA 35
KALKUN 35
ITIK 28
PUYUH BOBWHITE 24
AYAM 21
PUYUH JEPANG 17
BURUNG MERPATI 17

 
2.3 Tata laksana Penetasan TelurKeberhasilan penetasan telur sangat tergantung pada
manajemen penetasan.
Hal
 –
 hal yangperlu diperhatikan pada tatalaksana penetasan adalah :
1. Sesuai dengan kegunaannya, telur dibedakan menjadi dua macam, yaitu telur konsumsidan
telur tetas. Telur konsumsi umumnya berasal dari unggas yang tidak dikawinkan,
sehinggadidalamnya tidak terkandung embrio (infertil). Jika telur tersebut dierami, maka
telur tersebuttidak dapat menetas, telur tetas adalah telur yang berasal dari induk yang
dikawinkan, sehinggaPemilihan telurdidalamnya terdapat embrio yang dapat berkembang
bila kondisi lingkungannya sesuai. Hal
 –
 halyang perlu diperhatikan dalam memilih teluryang akan ditetaskan adalah :a. Asal telur ;
telur yang akan ditetaskan harus berasal dari induk yang dikawinkan.b. Besar telu ; telur
yang terlalu kecil ataupun terlalu besar mempunyai daya tetas yangrendah. Disamping itu
ukuran (bobot) telur mempunyai korelasi positif dengan bobot tetas,sehingga telur yang
kecil akan menghasilkan bobot tetas yang kecil, demikian pula sebaliknya.c. Bentuk telur ;
telur mempunyai bentuk oval (bulat telur) dengan dua ujung yaitu ujungtumpul dan ujung
lancip. Telur yang normal memiliki indeks telur sekitar 74%.d. Kerabang telur ; kerabang
telur disamping penting sebagai sumber mineral untukpertumbuhan embrio, juga untuk
melindungi isi sel telur dari gangguan fisik serta mencegahmasuknya mikroba yang dapat
merusak isi telur sehingga daya tetasnya rendah.2. FumigasiTelur yang baru diambil dari
kandang telah tercemar mikroba yang populasinya tergantung padatingkat kebersihan telur.
Fumigasi merupakan upaya untuk membasmi mikroba tersebut.Fumigasi dengan
menggunakan gas formaldehyde digunakan secara luas pada perusahaanpenetasan telur,
karena disamping mudah dilakukan, gas tersebut mempunytai daya basmiterhadap mikroba
yang tinggi ( Sukardi, 1999)

Dengan melakukan sanitasi /
membersihkan mesin tetas dari segala kotoran, kemudiandilakukan fumigasi dengan
menggunakan KMnO4 dan Formalin 40%, dengan perbandinganuntuk 1 m³ diperlukan KMnO4
6 gram dan Formalin 40% 12 ml.· Wadah/bak air diisi dengan air hangat-
hangat kuku (38,5ºC), setelah itu bak air dimasukkandalam mesin
tetas.· Hidupkan mesin tetas dan stabilkan suhu dalam mesin tetas hingga mendapatkan suh
u yangkonstan pada skala 101ºF. Cara mengatur suhu dengan merubah kedudukan skrup
termostat,apabila suhu belum mencapai 101ºF lampu sudah mati maka skrup pada termostat
diputar kekiri sampai menyala, atau sebaliknya apabila suhu sudah mencapai 101ºF tetapi
lampu belummati maka skrup pada termostat diputar ke kanan sampai lampu mati. Pekerjaan
ini di ulang-ulang hingga diperoleh suhu 101ºF, kemudian tunggu selama 24 jam, apabila
sudah tidakberubah lagi maka mesin tetas sudah siap digunakan.· Susun telur
yang akan ditetaskan pada rak telur dengan posisi kemiringan 45 derajat, danbagian ujung
tumpul berada
diatas.· Penambahan kelembaban, untuk telur itik perlu dilakukan penambahan kelembaband
engan pengabutan air pada telur maupun dalam mesin atau telur di basahi dengan air
hangatdilakukan setiap pembalikan telur.Pelaksanaan penetasan.

a. Hari ke 1 : Masukkan telur ke dalam mesin tetas setelah langkah-langkah persiapan


sudahsiap. Ventilasi ditutup rapat, suhu 101ºF, catat posisi telur pada kartu kontrol. Lakuka
npemerikasaan telur (candling) setelah 24 jam.

b. Hari ke 2 : Mesin tetas dibiarkan tertutup rapat, Suhu 101ºF.


 
c. Hari ke 3 : Mesin tetas dibiarkan tertutup rapat, Suhu 101ºF.

d. Hari ke 4 : Mulai pemutaran telur, pemutaran telur dilakukan sehari 3 kali yakni pagi
jam06.00, siang jam 14.00, malam jam 22.00 (interval 8 jam) dengan cara membalik,
mengeluarkantelur beserta raknya. Pemutaran dilakukan diluar sambil pendinginan 10
 –
 15 menit (Putar 3 kalidan pendinginan), Suhu 101ºF. Ventilasi dibuka ¼ bagian, jangan lupa
dicatat.

e. Hari ke 5 : Putar 3 kali dan pendinginan, ventilasi dibuka ½ bagian.

f. Hari ke 6 : Putar 3 kali dan pendinginan, ventilasi dibuka ¾ bagian.

g. Harike 7 : Putar 3 kali dan pendinginan, dilakukan pemeriksaan telur dan hanya telur
yangembrionya hidup yang dimasukkan kembali kedalam mesin tetas, suhu 101 ºF, ventilasi
dibukaseluruhnya, air diperiksa dan jangan lupa dicatat.

h.Hari ke 8 : Putar 3 kali dan pendinginan, kontrol air. ventilasi dibuka seluruhnya.

i.Hari ke 9 : Putar 3 kali dan pendinginan. 

Hari ke 10 : Putar 3 kali dan pendinginan.k.

Hari ke 11 : Putar 3 kali dan pendinginan.l.

Hari ke 12 : Putar 3 kali dan pendinginan.m.

Hari ke 13 : Putar 3 kali dan pendinginan, kontrol air.n.

Hari ke 14 : Putar 3 kali dan pendinginan. dilakukan pemeriksaan telur ke dua.o.

Hari ke 15 : Putar 3 kali dan pendinginan.p.

Hari ke 16 : Putar 3 kali dan pendinginan.q.

Hari ke 17 : Putar 3 kali dan pendinginan.r.

Hari ke 18 : Putar 3 kali dan pendinginan.s.

Hari ke 19 : Putar 3 kali dan pendinginan.t.

Hari ke 20 : Putar 3 kali dan pendinginan.u.

Hari ke 21 : Putar 3 kali dan pendinginan.v.

Hari ke 22 : Putar 3 kali dan pendinginan.

Hari ke 23 : Putar 3 kali dan pendinginan.x.

Hari ke 24 : Putar 3 kali dan pendinginan.y.

Hari ke 25 : Putar 3 kali dan pendinginan. dilakukan pemeriksaan telur ke tiga, suhu
dikontrol.Ventilasi dibuka seluruhnya, air diperiksa jika perlu ditambah dengan
air hangat.Jangan lupadicatat.z.

Hari ke 26 : Tidak dilakukan pemutaran tetapi tetap dikontrol.aa.


Hari ke 27 : Pada hari ini biasanya telur sudah mulai retak.ab.

Hari ke 28 : Pada hari ini biasanya telur sudah menetas, anak itik yang sudah
keringdikeluarkan dari mesin tetas.Penanganan Anak itik

Setelah anak itik menetas mencapai umur satu hari, anak itik dipindahkan ke kandang box
dandiberi pemanas sebagai ganti induk itik dan diberi pakan starter, pemeliharaan
selanjutnyaseperti memelihara itik unggas pada umumnya, untuk itik seyogyanya pemberian
pakandicampur air (sedikit basah).Pengakhiran praktikumMesin tetas yang sudah selesai
digunakan dicuci sampai bersih dan dicucihamakan kemudiandikembalikan ke ruang
penetasan, seperti kondisi saat peminjaman, keadaan mesin tetas utuh,peralatan
thermometer, rak maupun perlengkapan lainnya dikembalikan untuk disimpan ataudigunakan
lagi (Nuryati, 2000).
Sumber : Google
NAMA : MIRANTI INTAN ALYA
KELAS : X MIA 3
GURU PEMBIMBING : SARI HERMAWATI ,S.Pd
TAHUN AJARAN 2015 / 2016

SMA NEGERI 02 PRABUMULIH


NAMA : RATIH ASADILLAH
KELAS : X MIA 3
GURU PEMBIMBING : SARI HERMAWATI Sp.d
TAHUN AJARAN : 2015/2016

SMA NEGRI 2 PRABUMULIH

Anda mungkin juga menyukai