adalah mengenai anti diare yang berkaitan dengan proses pencernaan sehingga pemberian zat
dan obat diberikan secara per oral.Setelah semua mencit diberikan zat dan obat, pada saat
memasuki menitke 45, semua hewan uji diberikan tinta cina 0,1 mL/10 g mencit, secara per
oral.Pemberian tinta cina ini berfungsi sebagai marker pada usus mencit untuk mengetahui
efek dari pemberian obat anti diare. Tinta cina ini nantinya akanmewarnai usus mencit
dengan warna hitam. Pada percobaan kali ini yangdigunakan adalah tinta cina bukan norit.
Hal ini dikarenakan walaupun tinta cinadan norit memiliki warna hitam yang bisa digunakan
sebagai marker, tetapi norittermasuk obat anti diare. Norit memiliki efek anti diare seperti
bahan obat uji,yaitu Loperamid HCl. Dengan demikian kerja dari norit dan Loperamid HCl
inisinergis maka dapat saja mengganggu hasil pengujian obat anti diare LoperamidHCl. Oleh
karenanya digunakan tinta cina yang memiliki warna hitam dan tidak memiliki efek atau
kerja yang sinergis dengan Loperamid HCl sebagai marker.Setelah masuk menit ke 65,
semua mencit dikorbankan dengan caradislokasi tulang leher. Setelah didislokasi, hewan uji
dibedah di atas meja bedahdengan menggunakan peralatan bedah yang disediakan. Pertama-
tama setelahdidislokasi, setiap tangan dan kaki mencit direnggangkan agar kulit pada
bagianabdomen menegang. Selanjutnya dilakukan pembedahan yang dimulai
denganmembedah bagian bawah yang dilanjutkan ke bagian atas. Setelah berhasildibedah,
usus dari mencit yang menjadi hewan uji dikeluarkan secara hati-hati.Usus mencit yang telah
dikeluarkan diregangkan untuk diukur panjangnya.Panjang seluruh usus diukur dari pilorus
sampai rektum. Panjang usus yang dilaluitinta cina dihitung mulai dari pilorus sampai ujung
akhir yang berwarna hitam.Setelah berhasil diukur panjang usus keseluruhan dan panjang
usus yang dilaluitinta cina, dilanjutkan dengan menghitung rasio normal jarak yang
ditempuhmarker terhadap panjang usus seluruhnya.Hasil-hasil dari pengamatan yang tadi
diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan kemudian dibuat dalam grafik. Setelah itu, untuk
evaluasi hasil pengamatan pada ketiga kelompok hewan untuk waktu muncul diare, jangka
waktu berlangsung diare, bobot feses dapat dievaluasi masing-masing secarastatistik dengan
metode anava dan
Student’s test
.Dari hasil pengukuran menggunakan penggaris, diperoleh data bahwa panjang usus mencit
kontrol negatif dari pilorus sampai rektum atau panjang ususseluruhnya adalah 38cm dan
panjang usus termarker yang ditandai dengan warnahitam dari tinta cina adalah 11cm,
sehingga diperoleh rasio antara panjang usustermarker dan usus seluruhnya adalah 0,289.
Pada mencit uji I yaitu mencitdengan loperamid dosis rendah, panjang usus seluruhnya 39cm,
panjang usustermarker 12cm, sehingga rasionya adalah 0,308. Terakhir, pada mencit uji
II,yaitu mencit dengan loperamid dosis tinggi, diperoleh data panjang ususseluruhnya 39cm,
panjang usus termarker 7cm, sehingga rasionya adalah 0,179.Data ini selanjutnya digunakan
untuk menghitung presentase inhibisi peristaltik usus dari obat antidiare yaitu loperamid.
Loperamid merupakan obat antidiareyang memiliki khasiat obstipasi kuat dengan
mengurangi peristaltik usus.Presentase inhibisi peristaltik usus merupakan kemampuan suatu
obatdalam menghambat gerak peristaltik usus. Rumus untuk menghitung presentaseinhibis
Dengan menggunakan rumus di atas, diperoleh daya inhibisi pada mencituji I adalah
106,57% sedangkan daya inhibisi pada mencit uji II adalah 61,94%.Hasil ini tidak sesuai
dengan teori karena seharusnya hubungan antara dosis dandaya inhibisi adalah berbanding
lurus, semakin tinggi dosis obat maka semakin besar daya inhibisinya dan begitu pun
sebaliknya. Sedangkan dalam praktikumkali ini diperoleh hasil bahwa loperamid dosis
rendah memiliki daya inhibisi lebihtinggi daripada loperamid dosis tinggi.Hal ini disebabkan
kesalahan pada saat pengukuran panjang usus mencit.Seharusnya pengukuran panjang usus
dilakukan dari pilorus sampai rektum. Namun, pada praktikum kali ini pengukuran hanya
dilakukan dari pilorus sampaiusus buntu. Kesalahan ini mengakibatkan kesalahan pada
penghitungan rasio dan berdampak pula pada penghitungan daya inhibisinya
Pada pengujian efek antidiare, berdasarkan grafik, dimana sumbu xadalah jenis obat yang
diberikan, dan sumbu y adalah rata-rata rasio panjang ususyang dilalui tinta cina dan panjang
usus seluruhnya, diketahui bahwa LoperamideI (dosis rendah )memberikan jumlah rata-rata
rasio paling tinggi yakni rasio rata-rata 0.3097 dengan kelompok kontrol negatif pada posisi
kedua yakni rasio rata-rata 0.289 dan loperamide II (dosis tinggi) dengan jumlah rasio
panjang tinta cinaterhadap panjang seluruh usus mencit yang paling sedikit yakni 0.245. Hal
ini bertentangan dengan teori karena pada percobaan efek antidiare, Loperamideadalah obat
antidiare yang menghambat peristaltik usus . Mencit yang diberi obatLoperamide secara
peroral pada dosis I seharusnya memiliki rasio lebih kecildibandingkan mencit dengan
control negative PGA 2%. Sehingga dapat dikatakansemakin besar dosis loperamide yang
diberikan, semakin sedikit tinta cina yangmelalui usus mencit, sehingga seharusnya rasionya
semakin kecil. Lalu, padagrafik persentase inhibisi antara loperamide I dan Loperamide II
dimana sumbu xadalah jenisobat uji dan sumbu y adalah persentase inhibisi, tidak sesuai
denganseharusnya. Karena seharusnya loperamide II yang memiliki dosis lebih
besar seharusnya lebih besar pula persentase inhibisinya yang ditandai dengan panjangtinta
cina yang lebih sedikit dibanding dengan pemberian obat loperamide I. Padahasil percobaan,
persentase inhibisi loperamide I adalah 106.57% dan Persentaseinhibisi loperamide II adalah
61.93%. Persentase inhibisi ini menunjukankemampuan Loperamide dalam menginhibisi
tinta cina yang diberikan secara peroral.IX. Kesimpulan1. Efektivitas obat antidiare dalam
menghambat penyakit diare dengan metodeintestinal dapat diketahui.2. Dosis obat loperamid
mempengaruhi penghambatan tinta cina dalam ususmencit.3. Efek setiap obat antidiare dalam
percobaan yaitu loperamid I dan Loperamid IImemberikan efek yang sama
VII. KESIMPULAN
1. Diuretik berfungsi sebagai obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urine.
2. tikus kelompak A lebih banyak mengeluarkan urine dari pada tikus kelompok B.
3. obat furosemid Diuretik kuat ini bekerja pada Ansa Henle bagian asenden pada bagian dengan epitel
tebal dengan cara menghambat transport elektrolit natrium, kalium, dan klorida. Mulai menunjukkan
efek pada menit ke 72.
4. Adanya kesalahan dalam penyuntikan, sehingga hasil yang didapat tidak sesuai. Diharuskan pratikan
lebih ahli dalam penyuntikan.
Pada percobaan ini ditimbang untuk penentuan berat badan mencit tujuannya
yaitu untuk menghitung volume pemerian obat dan dosis yang diberikan untuk
mencit setelah dikonversikan dari dosis manusia ke dosis mencit, kemudian obat
dimasukkan kedalam spoit 40 unit dengan tekanan sesuai dengan subkutan yang
disuntikkan pada bagan bawah kulit perut tidak sampai mengenai bagian-bagian
kerja utama yang mirip kerja subkutan. Semuanya adalah zat-zat amoniumkoratoner
yang berrsifat hidrofil dan sukar memasuki SSP kecuali arekolin. Sedangkan secara
umum efek dari adrenalin yaitu kebanyakan kerjanya bekerja secara langsung
simulasi penerusan impuls digunakan simpatis dan stimulasi anak ginjal dengan
bekerja sebagai transmioto dan mengikat diri pada reseptor yang berubah dibanding
membran sel.
eksoftalamus.
Pada menit ke 10, menimbulkan efek tremor, straub, grooming. Pada menit ke 15,
menimbulkan efek straub, diare, dan diuresis. Pada menit ke 20, menimbulkan efek
adrenalin dan pilokarpin yaitu masing-masing memberikan efek pada sistem saraf
pada sistem saraf simpatis dan pilokarpin hanya memeberikan efek pada sistem
parasimpatis.
Jika dibandingkan dengan literatur yang ada maka hasil pengamatan yang
diperoleh sudah jelas tidak sesuai, karena pada literatur dikatakan bahwa,
pemberian obat adrenalin 1mg/ml pada hewan uji mencit (Mus muscullus)
straub. Dimana hal tersebut menandakan bahwa obat adrenalin 1mg/ml memberikan
pilokarpin 2% pada hewan uji mencit (Mus muscullus) menimbulkan efek miosis,
pada percobaan dengan yang ada pada literatur yaitu sebagai berikut :
1. Praktikan tidak terlalu memperhatikan efek farmakodinamik yang terjadi pada hewan
3. Perhitungan dosis obat yang tidak sesuai, sehingga konsentrasi obat yang dihasilkan
PENUTUP
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa :
Pemberian obat adrenalin 1 mg/ml pada hewan uji mencit (Mus musculus)
pada hewan uji mencit (Mus musculus) menimbulkan efek vasodilatasi, straub,
grooming, tremor, diare dan diuresis. Kedua pemberian obat tersebut masing-
B. Saran
Diharapkan bimbingan dari para asisten ditingkatkan lagi agar praktikan dapat
dimaksimalkan fungsinya agar hasil yang diperoleh dalam percobaan bisa lebih
akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Irianto kus, 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Warma widya :
Bandung
Tim Dosen. 2012. Penuntun Praktikum Anatomi Dan Fisiologi Manusia. Universitas
Indonesia Timur : Makassar.