Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI II

UJI ANTI DIARE DAN UJI LAKSANSIA

Oleh :

Wulan Puspitasari ( 30320076 )

Auliya Shofiyatul Mukaromah ( 30320077 )

Candra Kartika Sari ( 30320078 )

LABORATORIUM FARMAKOLOGI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
PROGRAM KHUSUS D-III FARMASI
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A.TUJUAN PRAKTIKUM

Mengenal dan mempraktekkan uji anti diare dan uji laksansia menggunakan metode transit intestinal.

B.DASAR TEORI

Diare adalah suatu keadaan dimana frekuensi defekasi melebihi frekuensi normal dengan
konsistensi feses yang encer. Diare dapat bersifat akut atau kronis, dan penyebabnnya bermacam-
macam. Diare akut dapat disebabkan oleh infeksi dengan bakteri seperti Escherichia coli, ,
Sphighella sp., Salmonella sp., Vibrio cholera, Virus amuba seperti Staphylococcus aureus,
Clostridium welchii yang mencemari makanan. Sedangkan diare kronis mungkin berkaitan dengan
berbagai gangguan gastrointestinal. Adapula diare yang berlatar belakang kelainan psikosomatik,
alergi oleh makanan atau obat-obat tertentu, kelainan pada sistem endokrin dan metabolisme,
kekurangan vitamin dan sebagai akibat radiasi.

Diare dapat melemahkan penderitanya karena tubuhnya kehilangan banyak energi cairan dan
elektrolit tubuh, sehingga memerlukan terapi pengganti dengan cairan dan elektrolit serta kalori, obat
antibakteri atau antiamuba tergantung penyebab diare, maupun obat-obat lain yang bekerja
memperlambat peristaltik usus, menghasilkan spasme dan nyeri, atau menenangkan.
Sembelit atau konstipasi adalah gejala proses defekasi yang bermasalah yang dapat didefinisikan
sebagai berikut: defekasi tidak lancar dan tidak teratur. Dapat disebabkan karena kurang minum atau
terlalu sedikit makan bahan makanan yang dapat memperbesar isi usus seperti serat dalam sayur
yang tidak dapat dicerna. Selain itu dapat juga disebabkan karena ketegangan saraf dan emosi
sehingga menyebabkan kejang pada ususnya dan juga karena efek samping dari penggunaan obat-
obat seperti atropine dan zat-zat parasimpatolitik lainnya, candu dan alkaloida-alkaloidanya serta
beberapa garam logam (bismuth, besi dan kalsium).

Protokol penapisan terarah aktivitas anti diare disini ditujukan terbatas pada aktivitas obat
yang dapat memperlambat peristaltik usus, sehingga mengurangi frekuensi defekasi dan
memperbaiki konsistensi feses. Akan dibahas dua metode transit intestinal dan metode proteksi
terhadap diare yang disebabkan oleh Oleum Rincini. Metode uji berdasarkan transit intestinal
digunakan pula pada protokol penapisan terarah aktivitas laksasia. Laksansia adalah zat-zat yang
dapat menstimulasi gerakan peristaltik usus sebagai reflek dari rangsangan langsung terhadap
dinding usus sehingga mempermudah buang air besar (defekasi) dan meredakan sembelit.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A.ALAT

1. Beaker glass
2. Sonde
3. Kapas
4. Toples
5. Alat ukur (mistar)
6. Meja bedah
7. Alat bedah

B.BAHAN

1. Lar.Dulcolax
2. Lar.CMC Na 1 %
3. Suspensi Gom Arab 20% + Norit 5 %
4. Chloroform

C.CARA KERJA

Uji Laksansia

1. Hewan percobaan dipuasakan makan selama kurang lebih 18 jam, minum tetap diberikan.
2. Setelah ditimbang, hewan mendapat perlakuan sebagai berikut (t=0) :
Kelompok I : mendapat obat laksansia (Lar.Dulcolax))
Kelompok II : mendapat CMC Na 1%

3. Setelah t = 30 menit (untuk pemberian obat oral) semua hewan diberikan suspensi norit dan
gom arab sebanyak 1 ml / ekor (atau 0,1 ml / 10 g mencit) secara oral.

4. Pada t = 60 menit semua hewan dikorbankan secara dislokasi tulang leher. Usus dikeluarkan
secara hati-hati, sampai teregang. Panjang usus yang dilalui marker norit mulai dari pilorus
sampai rektum dari masing-masing hewan.

5. Kemudian dari masing-masing hewan dihitung rasio normal jarak yang ditempuh marker
terhadap panjang usus seluruhnya. Umumnya pada tikus normal diperlukan waktu 1,5 - 2 jam
untuk membawa marker dari pilorus sampai rektum.

6. Nilai rasio ini kemudian di rata-rata untuk masing-masing kelompok, dan nilai dari masing-
masing kelompok tersebut dibandingkan (kelompok kontrol, kelompok uji dan kelompok
pembanding)

7. Bila obat yang diuji mempunyai aktivitas anti diare, maka nilai rasionya akan lebih kecil bila
dibandingkan kelompok kontrol. Sebaliknya, nilai rasio akan lebih besar bila obat uji
mempunyai aktivitas sebagai laksansia atau antipasmodik.
BAB III
PEMBAHASAN

A.METODE PERCOBAAN

1. Hewan percobaan mencit putih wistar jantan dewasa sehat dengan berat 34.9g

Setelah ditimbang mengkonversi dosis bisakodil 5mg. Konversi


Dosis=5mgx0,0026=0,013mg/20g BB mencit.

DosisBB=34gx20gx0,013mg=0,021mg

Vol=0,0221mg/5mgx25ml=0,1105ml~0,1ml

2 pemberian larutan oral NaCL fisiologik 0,9% sebanyak 0.1ml lalu dibiarkan
selama t=45 menit

3 Setelah t=45 menit untuk pemberian obat oral semua hewan diberikan
mendapatkan CMC Na 1%

4 Setelah t=45 menit untuk pemberian obat oral semua hewan diberikan suspensi
norit dan gom arab sebanyak 1ml/ekor sebagai market.

•Garam Fisiologis/Larutan Garam/Sodium Chloride/NaCl 0,9% 1000 ml. Larutan


garam fisiologi merupakan larutan isotonis yang memiliki banyak kegunaan
dalam bidang medis dan laboratorium. berfungsi untuk menjaga keseimbangan
ion sel mikroba.

•Gom (atau gum) arab, dikenal pula sebagai gum acacia (gummi arabicum) adalah
salah satu produk getah (resin) yang dihasilkan dari penyadapan getah pada
batang tumbuhan legum (polong-polongan) dengan nama sama (nama ilmiah
Acacia senegal atau Acacia seyal). Nama "gom arab" (dari "gum arabic") secara
harfiah berarti "getah arab". Kemungkinan besar tumbuhan ini berasal dari oasis
padang pasir di Afrika utara, dan barangkali juga di Asia barat daya. Sudan
merupakan penghasil 70% produksi gom arab sedunia.

5. Setelah itu beri larutan bisakodil 5mg sebanyak 1 ml pada hewan uji mencit lali
biarkan selama 30 menit.
6. Setelah itu kita membasahi toples kaca dengan kapas menggunakan larutan
chlorafenin. Setelah itu ditutup dengan rapat supaya aromanya tidak menyebar
dalam ruangan.

6 Setelah itu memasukkan hewan uji mencit ke dalam toples dan ditutup dengan
rapat supaya mencit tidak keluar.

7 Keluar kan mencitnyang mati didalam toples lalu ditaruh dalam nampan
percobaan.

8 setelah itu capit memakai jarum bagian kaki dan tangan pada mencit seperti
melentang.

9 Belah bagian mencit mulai dari ujung bawah ke ujung atas setelah ambil bagian
usus mencit pisah kan dari serat serat usus dalam tikus jangan sampai terputus
atau terpotong

10 Ambilah usus mencit dan ukur di atas kertas yang tebal serta ukur panjang
usus menggunakan ukuran meteran.

11 Setelah itu ambil data yang terdapat pada hewan uji mencit tersebut.

#Pada uji hewan mencit didapati saat hewan diberi larutan suspensi mencit
tersebut justru stres dan sempat meloncat saat akan diobati. Karena kemulesan
dalam tubuh mencit

Anda mungkin juga menyukai