Anda di halaman 1dari 29

Percobaan 2:

HUBUNGAN
CARA PEMBERIAN-EFEK DIURETIK
FUROSEMID-HCT
Materi Pembelajaran
1. Definisi diuretik
2. Tujuan Percobaan
3. Penggolongan obat diuretik
4. Perbandingan Furosemid dengan HCT
5. Route pemberian obat
6. Bahan dan Alat
7. Skema kandang diuretik
8. Rancangan praktikum
9. Dosis dan pembuatan sediaan
10. Definisi operasional abstrak --> operasional --> cara evaluasi

11. Cara pengisian blanko data


12. Contoh grafik data dan evaluasinya
13. Latihan soal
zat tunggal vs kombinasi obat
digoksin
vasodilator
onset dan durasi
kekuatan
Pendahuluan cara pemberian

Diuretika adalah zat – zat yang dapat


memperbanyak pengeluaran kemih (diuresis)
melalui kerja langsung terhadap ginjal

OOP, 2007
Tujuan Praktikum
1. Membuktikan bahwa FUROSEMID Kesimpulan
& HCT secara oral dan i.p
mempunyai efek diuretika
1.Furosemid & HCT oral dan i.p
berefek diuretik
2. Membandingkan onset diuretik
setiap kelompok 2.Onset: F-oral ...’, F-i.p …’ HCT-
oral …’, HCT-ip …’
3. Membandingkan % efek diuretik
setiap kelompok
3.Efek: F-oral …%, F-ip …% HCT-
4. Menetapkan golongan diuretic kuat- oral …%, HCT-i.p …%
sedang-lemah
4.F: oral & i.p = diuretik kuat
5. Membuktikan adanya hubungan HCT: oral & i.p = diuretik sedang
cara pemberian dengan efek

6. Membuktikan bahwa Furosemid 5. Tidak terdapat hubungan cara


kerja cepat dan durasi singkat pemberian dengan efek
melalui gambar grafik curam
sebaliknya HCT berefek sedang dan 6. Digambar grafik garis % efek
durasi lama sehingga grafik datar jam ke 1 dan % efek jam ke 2
PP 90%
renin

Sumber Image = judul


Absorbsi obat -1
• Absorbsi = proses perpindahan obat dari tempat
pemberiannya ke dalam pembuluh darah. Banyak faktor
yang dapat mempengaruhi kecepatan dan besarnya dosis
obat yang diabsorbsi, diantaranya adalah rute pemberian.
 Selain karena faktor rute pemberian maka absorbsi juga dipengaruhi
oleh sifat fisik dan kimia dari bahan aktif yang diberikan, Bentuk
asam, ester, garam, kompleks atau hidrat dari bahan obat dapat
mempengaruhi kekuatan dan proses absorpsi obat. Selain itu bentuk
kristal atau polimorfi, kelarutan dalam lemak atau air, dan derajat
ionisasi juga mempengaruhi proses absorbsi.

• Secara garis besar obat dapat diberikan melalui 2 rute


pemberian yaitu enteral dan parenteral.
 Pemberian melalui enteral umumnya dilakukan melalui oral,
sebagian besar penyerapan obat terjadi melalui usus. Sedangkan
pemberian parenteral umumnya dilakukan melalui injeksi baik
secara intravena, subcutan dan lain sebagainya.
(Farmakologi dan terapi
Absorbsi obat -2 glut

invivo
Pemberian oral pada hewan uji akan memberian bioavailabilitas yang
beragam, dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi obat sebelum
mencapai pembuluh darah. Hal ini menyebabkan kecepatan dan jumlah dosis
yang mencapai pembuluh darah beragam pula, akibatnya efek obat juga
akan memberikan onset dan durasi yang beragam pula.
• Cara parenteral terutama secara intravena maka obat langsung dimasukkan
dalam pembuluh darah vena  tidak terjadi proses absorbsi  jumlah obat
yang ada dalam pembuluh darah akan = jumlah obat yang diberikan.
• Rute pemberian parenteral lain tetap melalui proses absorbsi karena letak
injeksi diberikan diluar pembuluh darah, seperti injeksi intra muskular , i.p dll
sehingga pada pemberian tersebut tetap terjadi proses absorbsi.
Intra peritoneal (i.p)
Obat diinjeksikan pada rongga perut tanpa terkena usus atau hati karena
dapat menyebabkan kematian. Didalam rongga perut obat diabsorbsi secara
cepat karena pada mesentrium banyak mengandung pembuluh darah 
absorbsi lebih cepat dibanding per-oral dan intramuscular. Obat yang
diberikan secara i.p akan diabsorbsi pada sirkulasi portal sehingga akan
dimetabolisme di dlm hati sebelum mencapai sirkulasi sistemik
Absorbsi obat = proses perpindahan obat dari Sifat fisik dan
tempat pemberiannya ke dalam pembuluh darah kimia bahan obat

secara intravena maka obat langsung dimasukkan dalam vena  tidak


terjadi proses absorbsi  ∑obat yang ada dalam pembuluh darah =
Rute pemberian ∑obat yang diberikan.

Intra peritoneal (i.p)


Didlm rongga perut obat diabsorbsi secara cepat
parenteral karena pada mesenterium banyak mengandung
pembuluh darah  absorbsi lebih cepat dibanding
per-oral
Obat yang diberikan secara i.p akan diabsorbsi pada
sirkulasi portal sehingga akan dimetabolisme di dlm
hati sebelum mencapai sirkulasi sistemik
enteral
Pemberian oral pada hewan uji akan memberikan bioavailabilitas yang
beragam, dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi obat sebelum
mencapai pembuluh darah.
Hal ini menyebabkan kecepatan dan jumlah dosis yang mencapai pembuluh
darah beragam pula, akibatnya efek obat juga akan memberikan onset dan
durasi yang beragam pula.
Penggolongan Obat Diuretika
1. Diuretika lengkungan (Furosemida)
2. Derivat thiazida (Hidroklorthiazida)
3. Diuretika Penghemat Kalium
4. Diuretika Osmosis
5. Perintang-Karbonanhidrase
OOP, 2007
Farmakologi
Furosemida Hidroklorthiazida
1.Berdaya diuresis kuat 1.Efek diuresis lebih ringan
2.Mula kerja cepat dan 2.Bertahan lebih lama 6 – 12 jam
bertahan 4 – 6 jam 3.Bekerja di bagian depan tubuli
3.Bekerja di lengkungan
hipertonis distal isotonis
henle bagian menaik
4.Dosis : 25 mg – 100 mg
4.Dosis : 40 – 80 mg
5.Terutama digunakan 5.Terutama digunakan untuk
untuk mengatasi udema mengatasi hipertensi

OOP, 2007
Nefron & tempat kerja diuretik

isotonis
HCT

Furosemida
OOP, 2007
BAHAN DAN ALAT
Bahan
NaCl fisiologis = 0,9%
1. Larutan NaCl 3,6% induktor
2. Furosemid tablet 40 mg
3. HCT tablet 25 mg
4. Gom 2% suspending agent/kontrol normal
5. Mencit putih DDY, 20-25 g

Alat
1. Timbangan mencit
2. Alat suntik 1 ml ip
3. Sonde oral mencit
4. Kandang metabolisme diuretik
5. Alat gelas sesuai kebutuhan
Skema kandang biologis individual untuk mencit VUT= vol urin
tertampung (2jam)

kurungan mencit
 10 cm, tinggi 15 cm

penyangga

Corong  9 cm vol urin jam


ke 2

jam ke 1
Penahan feces vol urin jam
ke 1
tabung ukur 3 ml 9.15
waktu urin
pertama
suntik jam 9.00
jam ke 1 = jam 10 volume
jam ke 2 = jam 11
PROSEDUR PERCOBAAN
1 Mencit dipuasakan 18 jam
Menggunakan kandang bulat ambil 6 mencit untuk tiap meja
2 Buatlah sediaan sesuai tugasnya sampai etiket
3 Gambarlah nomor diekor mencit (kelompok 1 no 1-6: kelompok 2 no7-12 dst) , data berat mencit tersedia
4 Hitunglah dosis : NaCl 3,6%, F40, HCT50 & ml gom-2% untuk kontrol N sampai ml
5 Gambarlah volume ke dua sonde/spuit baik induktor maupun perlakuan
6 Tiap mencit diberi per-oral NaCl 3.6% disusul dengan
7 Perlakuan oral/ip kontrol, HCT50 dan Fu40, Waktu perlakuan tersedia
8 Tempatkan dalam kandang metabolisme individual diuretik
9 VUT tiap jam tersedia & hitung VUT 2 jam. Waktu urin pertama tertampung tersedia
10 Hitung Efek Diuretik tiap kelompok perlakuan dengan rumus Volume urin jam ke 1 dan ke 2 tersedia
11 Tetapkan khasiat diuretik tiap kelompok perlakuan dengan kriteria : VUT/VCB x 100% =
12 Buatlah laporan dan serahkan pagi hari 3 hari sebelum praktikum berikutnya, DENGAN PEMBAGIAN:
GRUP 1 GRUP 2 GRUP 3 GRUP 4
Fu-oral vs Fu-ip HCT-oralHCT-ip Fu vs HCT oral 1. Fu-HCT oral ip
grup 4 presentasi
RANCANGAN PRAKTIKUM
• Jam ke-0 mencit puasa
• Jam ke-18 tiap mencit ml urin tiap jam
diberi per-oral 1 ml/20 g selama 2 jam
NaCl 1,8% disusul dengan
perlakuan kontrol Perlakuan = 6
Normal, Furosemid dosis 1-2 Kontrol Normal O & ip
40 mg dan HCT 50 mg 3-4 F40 mg O & ip 8 ekor
oral dan ip 5-6 HCT50 mg O & ip
• Tempatkan dalam kandang
metabolisme individual • Onset
• % efek
Jumlah hewan coba per perlakuan (r)
Rumus Federer: (p-1)(r-1)≥15
(6-1)(r-1) ≥ 15  5r-5 ≥ 15  r = 4 ekor
satu curah percobaan = 4 ekor x 6 = 24 ekor
Dosis oral/ip --> maks 1 ml /20g mencit

Pembebanan (merangsang diuresis): NaCl 1,8% 1ml/20g mencit


(penapisan Farmakologi)

 dibuat NaCl 3,6% 0,5 ml/20g mencit

Kontrol NORMAL : Suspensi Gom 2%

0,5 ml/20 g BB

Furosemid 40 mg manusia

= Dosis manusia/60kg x Faktor konversi x berat mencit (kg)

= 40 mg/60 kg x 37/3 x 0,020 kg = 0,164 mg --> 0,5 ml


0,1ml
HCT 50 mg …..
Dosis & pembuatan sediaan
Perla- dosis sediaan untuk
kuan Human m'cit vol obat ad vol (ekor) Etiket
(mg/60kg) (mg/20g) (ml) (mg) (ml)
Induktor 0.5 900 25 NaCl 3,6%
Normal/pembawa 0.5 2000 100 Gom 2%
Sediaan induk Fu 40 mg/tabl 40 10 Fu 4 mg/ml
Fu40 = 8 40 0.164 0.49 1ml= 4 +11ml 12 24.32 Fu 4 mg/12ml
ekor
Sediaan induk HCT 25 mg/tabl 25 10 HCT 2.5 mg/ml
H50 50 0.206 0.49 2ml 5 +10ml 12 24.32 HCT 5mg/12ml

rancang
vol dosis

Pembuatan sediaan :
0. Buat 100 ml gom 2%
1. NaCl 900 mg dilarutkan dalam ades ad 25 ml  etiket
2. Sediaan induk: 1 tablet furosemid (40 mg) digerus dengan gom 2% sedikit-2 ad 10 ml
 vial  etiket : Furosemid 4 mg/ml
3. F40 dibuat dengan mengencerkan 1 ml (ad2) dg gom 2% ad 12 ml
4. Sediaan induk: 1 tablet HCT 25 mg digerus dengan gom 2% sedikit-2 ad 10 ml  vial
 etiket : HCT 2,5 mg/ml
5. HCT 50 dibuat dengan mengencerkan 2 ml (ad4) dg gom 2% ad 12 ml
Rancang volume dosis 0,5 ml
Dosis furosemid 0,162mg/20g
1 tabl furosemid ad 100ml
etiket=40mg/100ml=0,4mg/ml
voldosis= 0,164/0,4*1ml=0,41ml
dosis 0,164mg/20g 8 ekor= 3,3ml
vol= 0,164mg/4mg*1ml
=0,041ml/20g
vol terlalu kecil --> encerkan
vol= 0,164mg/4mg*12ml=0,492~0,49ml

Praktikum
pembuatan sediaan
kelompok Buat sediaan untuk… ekor
1 30 klp1 klp3
alat alat
2 35
obat obat
3 40 klp2 alat
alat klp4
4 50
Definisi operasional
Menjadikan konsep yang masih bersifat abstrak
menjadi bersifat operasional yang memudahkan
pengukuran suatu variabel operasional
• Hewan coba adalah mencit jantan DDY berat 18-23
(±10%) yang diperoleh dari BPOM
• Induktor adalah NaCl 3,6%
• Kelompok perlakuan adalah 6 kelompok hewan yang
diberi oral dan i.p: Furosemid 40 mg, HCT 50 mg dan
Normal
• Mencit kelompok kontrol Normal bersyarat dapat ber-
urin 20-40%
Hasil pengamatan volume pada ke-6 kelompok perlakuan hewan uji:
• Dihitung untuk tiap jam sampai dengan 2 jam harga : VUT/VCB x 100%
VUT = vol. urin tertampung (terbaca pada jam ke 2 di penampung urin)
Fu0,49ml+NaCl0,5ml
VCB = vol. cairan diberikan (total volume NaCl 3,6% + volume perlakuan)
• Sediaan uji berefek diuretik jika % efek diuretik lebih besar dari % kelompok N
• Perlakuan zat uji oral dibandingkan Normal-oral; perlakuan zat uji i.p dibandingkan Normal-i.p
• Penamaan efek diuretik
= kuat jika > 100%
= sedang jika 80-100% Cara analisis
= lemah jika 41-79%
atau pada pengujian statistik, efek diuretiknya berbeda secara bermakna dengan kelompok
kontrol normal

• Menilai kecepatan kerja; data untuk tiap jam dalam % digambarkan sebagai fungsi waktu vs
efek diuretik VCB 1ml/1,5ml*100=67%
• % jam ke 1 = (ml jam ke 1)/VUT x 100%
0,5ml/1,5ml*100%=33%
• % jam ke 2 = (ml jam ke-2 dikurangi ml jam ke-1)/VUT
CB x 100%
1,5ml 1ml
Atau persen efek = % jam ke-1 ditambah % jam Ke-2 0,5ml
• Hub cara pemberian positip bila:
• Persen efek i.p lebih kuat dari oral
• Menit onset ip lebih cepat dari oral
Penapisan Farmakologi, 1993
Contoh Blanko Lembar Data
Uji Komparasi Efek Diuretik Furosemid/HCT oral-ip
Perlakuan: Fu40, HCT50 & Normal
Tanggal percobaan: DATA MAHASISWA
Kelompok:
No Perla Berat NaCl obat VCB Onset ml VUT jam ke-
cit kuan (g) A(ml) jam B(ml) (ml) jam (') 1 2 Rata2

Fu-or.
Fu-ip DATA
N-or
N-ip
Hitung dosis Analisis data PRAKTIKUM
Fu-or.
Kelompok:
No
Fu-ip
Perla Berat NaCl obat VCB Onset ml VUT jam ke-
VUT
cit = Volume
kuan Urin(g)
Tercatat; VCB = A+B
A(ml) jam B(ml) = Volume
(ml) jamCairan
(') Diberikan
1 2 Rata2

H-or
H-ip
N-or
N-ip
data
Yg terlihat di
tahun Uji Komparasi Efek Diuretik Furosemid/HCT oral-ip penampung
lalu Perlakuan: Fu40, HCT50 & Normal
Tanggal percobaan: 17-10-17 DATA DOSEN
4 ekor/ Kelompok: karyawan 2B Tabel 4.1 onset efek diuretik
perlakuan No Perla Berat NaCl obat VCB Onset ml VUT jam ke-
cit kuan (g) A(ml) jam B(ml) (ml) jam menit 1 2 Rata-2
1 Fu-oral 21 0.52 10.15 0.51 1.03 10.43 28 1.3 1.6
2 Fu-ip 20 0.5 10.16 0.49 0.99 10.52 36 0.5 1.2
3 N-oral 21 0.52 10.17 0.52 1.04 11.00 43 0.4 0.5
4 N-ip 22 0.55 10.14 0.55 1.10 11.41 87 0 0.3
5 Fu-oral 22 0.55 10.20 0.54 1.09 11.12 52 0.3 0.7
6 Fu-oral 23 0.57 10.21 0.57 1.14 11.04 43 1.2 1.5
7 Fu-ip 23 0.57 10.23 0.57 1.14 11.08 45 0.6 1.6
8 Fu-ip 22 0.55 10.24 0.54 1.09 11.15 51 0.4 1.3
9 HCT-oral 23 0.57 10.27 0.57 1.14 10.52 25 0.1 0.2
10 HCT-ip 22 0.55 10.26 0.54 1.09 11.12 46 0.1 0.1
11 N-oral 20 0.5 10.29 0.50 1.00 11.34 65 0.2 0.2
12 N-ip 24 0.6 10.24 0.60 1.20 11.50 26 0.1 0.1
13 HCT-oral 20 0.5 10.21 0.49 0.99 11.11 50 0.2 0.5
14 HCT-oral 24 0.6 10.25 0.59 1.19 11.07 42 0.2 0.2
15 HCT-ip 21 0.52 10.37 0.52 1.04 11.03 26 0.1 0.1
16 HCT-ip 21 0.52 10.24 0.52 1.04 11.08 44 0.1 0.1
Tabel 4.2 ratarata onset dan efek
Perlakuan Onset % Efek kesimpulan
HCT-oral 25 82 sedang
HCT-ip 15 96 sedang
0,44/ (0,78-0,44)/ Fu-oral 24 166 kuat
0,94* 0,94*
100% 100% Fu-ip 13 189 kuat
= = N-oral 29 36 Normal
20-40%
N-ip 24 39 Normal

Retik REG-1/5-10-18/JUM'AT
200
Onset
180
% Efek
+
160

menit onset/persen efek


140

120

100 +

80

60

40
+ +
20

Perlakuan

Gambar 4.1 rata2 onset dan efek


Menggambar grafik profil diuretik tiap Rata-rata % diuresis tiap jam
jam setiap kelompok 160

146
Tabel 4.3 Persen efek 140
diuretik tiap jam
125
Perlakuan % jam ke-1 %jam ke-2 120 Fu-oral
Fu-oral 125 41 Fu-ip
Fu-ip 146 43 100 HCT-oral
HCT-oral 47 36 HCT-ip

Persen
HCT-ip 62 35 80 N-oral
N-oral 21 15 N-ip
N-ip 25 14 60
62

47
40 41-43
35-36

20

0
0 1 2

efek jam ke 1 dan ke 2

Gambar 4.2 Persen efek diuretik tiap jam


data yang lalu/kasus Diuretik 2-10-14

Kesimpulan: 200.0
Rata% efek
1. KeEMPAT perlakuan berefek 180.0
1 Rata(') onset
diuretik (%> N) 160.0
kuat
140.0 2
2. Efek F40>H100>H50

% dan menit
120.0

100.0
82%
3. Onset F40>H100>H50 80.0 3
60.0
4. F40&H100 = d. kuat,
40.0
H50 = d.sedang 20.0 3
4
1 2
0.0
5. Terdapat hubungan positip N Fu40 H50 H100
Perlakuan
dosis dengan efek/onset pada
H50 & H100

6. N tidak normal (82%)

BAHAS: Gambar 4.1 Ratarata Persen efek dan onset diuretik

Bila dikorelasi dengan normal (hrsnya 20-40%)  50% data


 N&HCT50 = efek lemah (40-80%),
 HCT100&F40 =efek sedang (80-100%)
LATIHAN
1. Konversikan berapa dosis mencit dari Furosemid 40 mg dosis manusia?

2. Berapa mg Furosemid dibutuhkan untuk 15 ekor mencit berbobot 25 g pada


soal no.1?

3. Bila akan dioral 0,2 ml/20 g mencit berapa ml harus dibuat untuk 15 ekor
mencit berbobot 25 g ?

4. Bila tersedia 2 ml suspensi furosemid 1 mg/ml, harus diencerkan sampai


berapa ml supaya berdosis Furosemid 40 mg yang 0,2 ml/20 g mencit?

5. Dengan dosis 1 ml/25 g. Berapa ml NaCl 1,8% harus diberikan pada mencit
berbobot 35 g ? Berapa ml harus diberikan bila tersedia NaCl 3,6 %

6. Berapa konsentrasi suspensi furosemid yang harus anda tulis di etiket untuk 1
tablet furosemid 40 mg yang diencerkan sampai 10 ml?

7. Percobaan efek diuretik jamu X menggunakan pembanding furosemid. Jamu X


adalah zat uji, furosemid adalah ... Tragakan 1/2% adalah ... NaCl 3,6% adalah
...
8. Buatlah judul, tujuan dan 5 (lima) kesimpulan
percobaan jika pada percobaan efek diuretik didapat data
Tabel 4.2 ratarata menit onset dan % efek diuretik
Perla NaCl obatVCB
Onset ml VUT jam ke-
kuan (ml) (ml)(ml) (') 1 %1 2 3
hub ?
N 0.53 0.53 43 0.31 0.48 0.64
dosis-efek
Fu40 0.52 0.53 36 0.86 1.10 1.20
dosis-onset
Fu80 0.53 0.52 27 0.47 1.20 1.45 1
H50 0.53 0.53 40 0.35 0.68 0.90
2
H100 0.49 0.49 37 0.30 0.66 0.75
3
Daftar Pustaka
1. Ganiswara GS, dkk. Farmakologi & Terapi. ed 5. Jakarta: Bagian
Farmakologi Kedokteran UI; 2007.
2. Tan HT, Rahardja K. Obat-obat Penting. ed 5. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo; 2007.
3. Martindale. The Complete Drug Reference. ed 28. London -
Chicago: Pharmaceutical Press; 2009.h796-797
4. Hanafiah KA. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada; 2005.
5. Kelompok kerja ilmiah Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam
Phyto Medica. Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan
Pengujian Klinik. Jakarta: Depkes RI; 1993.
SELAMAT MENCOBA
Silahkan diisi kehadirannya

Anda mungkin juga menyukai