Anda di halaman 1dari 13

DESTILASI MINYAK ATSIRI

TRIA PRAYOGA
DEFINISI DESTILASI
Metode pemisahan suatu senyawa dari campurannya yang didasarkan
pada perbedaan titik didih dari campuran senyawa tersebut. Perbedaan
titik didih senyawa tersebut merupakan titik didih dari masing-masing
senyawa yang akan dipisahkan. Karakteristik sampel yang digunakan
pada metode ini adalah sampel berupa cairan, memiliki perbedaan titik
didih serta tahan terhadap panas. Titik didih pada proses destilasi
berkisar antara 40-150°C. Prinsip metode destilasi didasarkan
perbedaan titik didih antara senyawa yang diinginkan dengan
campuran senyawa (sampel), dimana senyawa yang mempunyai titik
didih terendah akan teruapkan terlebih dahulu. Kemudian uap akan
masuk kedalam kondensor (pendingin balik) sehingga terjadi proses
kondensasi dimana terjadi perubahan wujud uap menjadi cair. Hasil
dari destilasi disebut destilat
TAHAPAN DAN ALAT DESTILASI
1. Seperangkat alat destilasi dirangkai dengan benar;
2. Sampel atau campuran senyawa yang akan didestilasi
dimasukkan ke dalam labu alas destilasi dan ditambahkan
batu didih agar tidak terjadi letupan serta meratakan panas;
3. Proses pemanasan dimulai dengan menyalakan pemanas,
dimana selama proses pemanasan berlangsung harus
diamati termometernya untuk mengontrol suhu agar tetap
konstan ketika sampel sudah mencapai titik didihnya.
Apabila terdapat cairan yang keluar sebelum mencapai titik
didih, maka dilakukan pemisahan cairan tersebut;
TAHAPAN DAN ALAT DESTILASI
4. Pada saat pemanasan, senyawa dengan titik didih lebih
rendah akan menguap terlebih dahulu dan uap tersebut
akan melewati kondensor (pendingin balik) sehingga terjadi
proses kondensasi, yaitu perubahan uap menjadi cair.
Kemudian cairan tersebut akan masuk ke dalam Erlenmeyer
yang disebut sebagai destilat;
5. Proses tersebut akan berlangsung secara terus-menerus
sampai berkurangnya sampel yang ada di dalam labu
destilasi, dimana secara otomatis suhu destilasi akan naik
dengan berkurangnya jumlah sampel;
TAHAPAN DAN ALAT DESTILASI
6. Pada proses destilasi digunakan beberapa alat antara lain:
a. Labu destilasi
Berfungsi sebagai tempat sampel yang didestilasi;
b. Termometer
Berfungsi sebagai pengontrol suhu agar suhu destilasi
terkontrol sesuai dengan suhu yang diinginkan;
c. Erlenmeyer
Berfungsi sebagai tempat penampung hasil dari destilasi
(destilat)
TAHAPAN DAN ALAT DESTILASI
d. Kondensor
Berfungsi sebagai pendingin uap destilat dan mempercepat
proses kondensasi, yaitu perubahan wujud uap destilat
menjadi cair;
e. Adaptor
Berfungsi sebagai penghubung antara erlenmeyer dengan
kondensor dan antara kondensor dengan labu alas destilasi;
f. Statif dan klem
Berfungsi sebagai alat penegak atau penyokong alat-alat
destilasi selama proses destilasi;
TAHAPAN DAN ALAT DESTILASI
g. Pemanas atau heating mantle
Berfungsi sebagai pemanas sampel/senyawa yang akan
didestilasi;
h. Batu didih
Berfungsi untuk meratakan panas pada senyawa/sampel
di dalam labu alas bulat dan menjaga supaya tidak terjadi
letupan pada sampel;
Klasifikasi Destilasi
Klasifikasi destilasi berdasarkan jenisnya, digolongkan menjadi 6
macam, yaitu:
1. Destilasi sederhana
Merupakan pemisahan/destilasi berdasarkan titik didih yang
besar dari masing-masing bahan/senyawa cairan yang akan
didestilasi. Selain itu, mungkin salah satu senyawa dalam
campuran yang akan didestilasi bersifat mudah menguap.
Destilasi sederhana diaplikasikan untuk destilasi campuran
bahan cair, seperti air-alcohol dan air-aseton.
Klasifikasi Destilasi
2. Destilasi bertingkat/fraksional
Merupakan pemisahan/destilasi berdasarkan perbedaan titik didih yang
berdekatan dari dua atau lebih/senyawa cairan. Pada destilasi ini
digunakan kolom fraksional yang berfungsi untuk memisahkan uap
campuran antar senyawa yang menyebabkan uap senyawa dengan titik
didih yang sama akan menguap bersama. Selain itu, apabila senyawa
dengan titik didih rendah, maka akan terus naik sampai terjadi
pengembunan dan turun ke dalam labu destilasi sebagai destilat. Akan
tetapi, Ketika senyawa dengan titik didih yang tinggi dan belum mencapai
titik didihnya, maka akan turun/menetes Kembali ke dalam labu destilasi,
sehingga perlu dilakukan pemanasan yang terus menerus sampai
mencapai titik didihnya. Destilasi ini diaplikasikan pada campuran senyawa
aseton-methanol, toluene-karbontetraklorida, dll.
Klasifikasi Destilasi
3. Destilasi Uap
Merupakan pemisahan/destilasi dengan menggunakan
temperature titik didih 200°C ataupun lebih. Bahan/senyawa yang
dapat digunakan pada destilasi ini adalah campuran senyawa
dimana pada berbagai temperature bersifat tidak larut dalam air,
akan tetapi campuran tersebut dapat didestilasi dengan air.
Prinsip destilasi ini adalah mengalirkan uap air ke dalam
campuran senyawa, dimana pada temperature yang lebih rendah
dibandingkan dengan pemanasan langsung maka senyawa yang
dapat menguap akan berubah menjadi uap. Destilasi ini dapat
diaplikasikan pada beberapa bahan alam seperti minyak sitrus.
Klasifikasi Destilasi
4. Destilasi Vakum
Merupakan pemisahan/destilasi untuk bahan atau senyawa
yang bersifat tidak stabil, dimana akan terdekoposisi Ketika
sebelum/mendekati titik didih lebih dari 150°C;
5. Destilasi Destruktif
Merupakan destilasi kering dimana dilakukan pemanasan
pada material padat sehingga diperoleh fase uap dengan
fase cair. Pada pemanasan tersebut akan terjadi
penghancuran subtansi asli hingga terbentuk senyawa baru
atau pendek. Contohnya kayu menjadi arang.
Klasifikasi Destilasi
6. Destilasi Azeotrop
Merupakan pemisahan atau destilasi dua bahan/senyawa
dengan titik didih konstan. Destilasi ini digunakan untuk
pemisahan campuran senyawa azeotrope, yaitu campuran
senyawa yang sulit dipisahkan. Umumnya, pada destilasi ini
digunakan senyawa lain sebagai pemecah ikatan azeotrope
atau juga dapat dilakukan dengan tekanan tinggi. Ketika
dilakukan pendidihan campuran azeotrope, maka akan
dihasilkan fase uap yang mempunyai komposisi sama dengan
fase aslinya.
Referensi
1. Marjoni, M.Riza.2016. Dasar-Dasar Fitokimia untuk Diploma
III Farmasi. Jakarta: Penerbit Trans Info Media
2. Najib, Ahmad. 2018. Ekstraksi Senyawa Bahan Alam. Sleman:
Penerbit Depublish
3. Nasyanka, Anindi Lupita; Na’imah, J; Aulia, R. Pengantar
Fitokimia D3 Farmasi 2020. Jawa Timur: Penerbit Qiara
Media

Anda mungkin juga menyukai