Farmakodinamik : menghambat
muscarinic receptors → menghambat
sistem saraf parasimpatis →
bronkodilatasi.
anti inflamasi
Ekskresi : urin
Interaksi Obat
obat penghambat enzim CYP1A2 (cimetidine, ciprofloxacin,
clarithromycin,erythromycin, fluvoxamine, hormonal
contraceptives, isoniazid, ketoconazole,ticlopidine,
zileuton)
Cromolyn, Nedocromil
Omalizumab
GENERASI 3
Fexofenadine, levocetirizine,
desloratadine
• Antihistamin generasi pertama : meringankan gejala-gejala alergi dan influensa, menimbulkan
rasa kantuk karena antihistamin berikatan dengan reseptor histamin di otak (klorfeniramine,
difenhidramine, prometazin, hidroksisin )
• antihistamin generasi ke-2 (terfenadin, astemizol, loratadin dan cetirizin), bekerja
menghambat reseptor H1 di perifer tanpa menembus sawar darah otak.
• Antihistamin generasi ke-3 terdiri atas fexofenadin, norastemizol dan descarboethoxy
loratadin merupakan metabolit alami obat generasi ke-2 dan secara klinis berguna dan tidak
berpengaruh terhadap elektrofisiologi jantung
• Semua antihistamin bermanfaat besar pada terapi alergi nasal, rhinitis alergika dan mungkin
juga pada rhinitis vasomotor, mengurangi sekresi nasal dan bersin tetapi kurang efektif untuk
kongesti hidung. Antihistamin topikal digunakan pada mata, hidung dan kulit.
• Antihistamin oral dapat mencegah urtikaria, mengatasi ruam kulit pada urtikaria, gatal, gigitan
dan sengatan serangga, serta alergi obat.
• Injeksi klorfeniramin atau prometazin sebagai terapi tambahan pada terapi darurat
anafilaksis dan angioedema dengan adrenalin. Antihistamin (sinarisin, siklisin dan prometasin
teoklat) digunakan pada mual dan muntah.
• Antihistamin berbeda-beda dalam lama kerja serta dalam derajat efek sedatif dan
antimuskarinik. Antihistamin golongan lama relatif mempunyai kerja pendek tetapi beberapa
(misal prometazin) memiliki kerja sampai 12 jam, sedangkan antihistamin non sedatif yang
lebih baru memiliki kerja panjang. Semua antihistamin golongan lama menyebabkan sedasi.
• Antihistamin non sedatif seperti setirizin, levosetirizin, loratadin, desloratadin,
feksofenadin, terfenadin dan mizolastin lebih sedikit menyebabkan efek sedasi
dan gangguan psikomotor dibanding golongan lama karena jumlah obat yang
menembus sawar darah otak hanya sedikit.
• Peringatan dan Kontraindikasi:menyebabkan kantuk mempunyai aktivitas
antimuskarinik yang nyata dan harus digunakan dengan hati-hati pada hipertrofi
prostat, retensi urin, pasien dengan risiko galukoma sudut sempit, obstruksi
pyloroduodenal, penyakit hati dan epilepsi.
• ESO Antihistamin: Mengantuk adalah efek samping utama pada sebagian besar
antihistamin golongan lama, (efek ini jauh kurang dengan antihistamin yang lebih
baru),sakit kepala, gangguan psikomotor, dan efek antimuskarinik seperti retensi
urin, mulut kering, pandangan kabur, dan gangguan saluran cerna, hipotensi, efek
ekstrapiramidal, pusing, bingung, depresi, gangguan tidur, tremor, konvulsi,
palpitasi, aritmia, reaksi hipersensitivitas (bronkospasme, angio-edema, dan
anafilaksis, ruam kulit, dan reaksi fotosensitivitas), kelainan darah, disfungsi hepar
dan glaukoma sudut sempit.
• Informasi ke pasien : mempengaruhi aktivitas yang memerlukan ketrampilan,
misalnya mengemudi-kan mobil. Pemakaian alkohol berlebihan harus dihindari
GENERASI 1 (CTM, DIPHENHYDRAMINE, HIDROKSIZIN HCL)
ESO: umum: takikardi, mulut kering, pusing, hiperaktif psikomotor, faringitis, anoreksia,
konstipasi, sakit kepala, letih, insomnia, somnolence , gangguan tidur, gugup;
➢ Tidak umum: palpitasi, premature atrial contractions, hiperkinesia, kulit memerah,
kebingungan, rinitis, sinusitis, epistaksis, iritasi hidung, rinorea, tenggorokan kering,
hiposmia, dispepsia, mual, nyeri abdomen, gastroenteritis, feses abnormal, disuria,
gangguan micturition, gangguan frekuensi micturition, pruritus, rasa haus, glikosuria,
hiperglikemia, perburukan sakit kepala, peningkatan enzim hati, agitasi, ansietas,
iritabilitas;
➢ Telah dilaporkan: pusing, halusinasi, somnolence, insomnia, hiperaktif psikomotor, kejang,
takikardi, nyeri abdomen, mual, muntah, dispepsia, diare, peningkatan bilirubin, mialgia,
reaksi hipersentivitas (anafilaksis, angioedema, dispnea, pruritus, ruam, urtikaria)