V. Prinsip :
Enzim kolinesterase mengkatalisis reaksi hidrolisis butiriltiokolin menjadi tiokolin dan
asam butirat. Konsentrasi katalis (enzim) di hitung dari kecepatan penurunan
heksasianoferat (III), yang diukur pada panjang gelombang 405 nm.
Reaksi yang terjadi :
Butiriltiokolin + H2O Tiokolin + Asam butirat
Bahan :
1. Sampel : Serum atau plasma (EDTA atau heparin). Sampel serum stabil, 14 hari pada
temperature 2 – 8 ºC
2. Kit Cholinesterase (CHE), BioSystems®
Komposisi : Reagen A. Pyrofosfat, Heksasianoferat (III), pH 7,6
Reagen B. Butiriltiokolin
2. Prosedur pemeriksaan :
Pipet WR sebanyak 1500 µL masukkan ke dalam tabung reaksi,
Pipet 25 µL sampel, campurkan ke dalam WR
Homogenkan dan ukur menggunakan fotometer pada panjang gelombang 405 nm pada
suhu 37 º
X. Pembahasan :
Peptisida merupakan salah satu substansi yang bersifat sangat neurotoksik. Keracunan
peptisida bagi tubuh berupa turunnya aktivitas cholinesterase dalam darah. Pemeriksaan
cholinesterase dapat dilakukan dengan memeriksa aktivitas cholinesterase darah.
Menurut Alsuhendra dan Ridawati (2013), peptisida tidak hanya membunuh organize
pengganggu tanaman saja, melainkan dapat pula membunuh organisme lainnya yang bukan
sasarannya seperti manusia. Hal ini, dikarenakan praktik penggunaan peptisida oleh petani
kurang atau bahkan tidak didasarkan pada pertimbangan ekologi dan kesehatan serta
peraturan mengenai penggunaan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah.
Menurut Djojomarto (2008), peptisida dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui
mulut, pernapasan, dan kulit. Kegiatan penyemprotan peptisida memiliki pengaruh cukup
kuat dengan menurunnya aktivitas cholinesterase darah. Selain itu, factor-faktor lain seperti
pengetahuan, status gizi, dosis peptisida, kelengkapan APD juga bias turut mempengaruhi
terjadinya keracunan peptisida.
Cholinesterase disintesis didalam hati atau liver, terdapat dalam sinaps, plasma darah
dan sel darah merah. Sekurang- kurangnya ada 3 jenis cholinesterase utama, yaitu enzim
cholinesterase yang terdapat dalam sinaps, cholinesterase dalam plasma, dan cholinesterase
dalam sel darah merah. Cholinesterse sel darah merah merupakan enzim yang ditemukan
dalam sistem syaraf, sedangkan cholinesterase plasma diproduksi didalam hati.
Cholinesterase dalam darah umumnya digunakan sebagai parameter keracunan pestisida,
karena cara ini lebih mudah dibandingkan pengukuran cholinesterase dalam sinaps.
Pada saat mencampur serum dengan reagen, harus tercampur sempurna karena akan
mempengaruhi hasil pemeriksaan, namun pada saat melakukan homogen anatara serum dan
reagen tidak tercampur dengan baik sehingga menghasilkan gelembung pada sampel . Pada
saat sampel dilakukan pembacaan hasilnya pun menjadi tinggi palsu.
XI. Kesimpulan :
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa praktikan dapat
melakukan pemeriksaan Cholinesterase pada sampel Eki Muharamah dan didapatkan hasil
tinggi palsu karena tidak sempurna pada saat melakukan homogen sampel dengan reagen .
XII. Lampiran :