Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN ALT

“KADAR SERUM GLUTAMATE PIRUVAT TRANSAMINASE (ALT) PADA


PENGONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL DI KECAMATAN BANAMA
PULANG PISAU KALIMANTAN TENGAH”

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Klinik II

Kelompok 2:
Adi Kurniawan (P17334119001)
Dewi Mutia Rahma (P17334119010)
Dinar Surya Utami (P17334119012)
Elsa Fatikasari (P17334119014)
Liani Saadatus Saniyah (P17334119012)
Sindi Yuni Prasetyaningsih (P17334119033)
Siti Errfany Derwati (P17334119034)
Sopia Nur Asri (P17334119035)
Kelas : D3-3A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2021
Praktikum Ke 2 (Dua)

Hari/Tanggal Rabu , 18 Agustus 2021

Jenis Pemeriksaan Pemeriksaan ALT

Metode pemeriksaan yang digunakan dalam Pengukuran aktivitas


enzim Alanin Aminotransferase (ALT) diukur dengan metode UV
Optimasi, berdasarkan ketentuan dari International Federation of
Clinical Chemistry and Laboratory Medicine (IFFC), terdiri dari
Metode dua macam yaitu pertama disebut metode IFFC dengan
penambahan reagen pirioksida-5-fosfat atau disebut “IFFC With
P5P”, yang kedua adalah metode IFFC tanpa penambahan reagen
pirioksidal-5-fosfat atau disebut “IFFC Without P5P”.

Tes serum glutamat piruvat transaminase (SGPT) atau alanine


transaminase (ALT), tes ini mengukur kadar enzim SGPT di dalam
Tujuan Praktikum darah dan untuk mendeteksi penyakit hati. Pada kondisi normal,
enzim SGPT terkandung di dalam sel-sel hati dan hanya sedikit
terdapat di dalam darah
 L-alanin bereaksi dengan 2-oksoglutarat dengan bantuan enzim
ALT membentuk piruvat dan L-glutamat. Piruvat yang terbentuk
akan mereduksi NADH dengan bantuan enzim Laktat De
Hidrogenase (LDH) membentuk L-laktat dan NAD+. Aktivitas
katalitik ALT ditentukan dengan mengukur penurunan absorban
pada Panjang gelombang 340 nm, diukur pada
Prinsip Praktikum
fotometer/spektrofotometer.
Reaksi Kimia :
Nilai Rujukan

Dasar Teori Enzim adalah molekul protein yang mengkatalisis reaksi kimia
tanpa mengalami perubahan secara kimiawi. Enzim mengatur
metabolisme dengan ikut serta pada hampir semua fungsi sel. Setiap
enzim bersifat spesifik bagi substrat yang diubahnya menjadi sutu
produk tertentu (Sacher dan Mc-Pherson,2004). Struktur kimia
enzim sebgaian besar enzim dalam molekulnya memiliki
bagianbagian yang bukan merupakan polipeptida yang biasanya
memegang peran penting dalam mekanisme kerja enzim. Bagian
bukan enzim ini disebut kofaktor, sedangkan bagian enzim yang
merupakan rantai polipeptida disebut apoenzim. Keseluruhan
molekul enzim disbut holoenzim (Sinaga,2012).
Penggolongan enzim menurut IUBMB (International Union of
Biochemistry and Molecular Biology) dibagi menjadi 6 golongan
yaitu:
 Oksidoreduktase, mengkatalisis reaksi reduksi-oksidasi
terhadap berbagai gugus.
 Transferase, mengkatalisis berbagai reaksi transfer gugus
fungsional dari moleku donor ke molekul akseptornya.
 Hidrolase, mengkatalisis reaksi penambahan molekul air
pada suatu ikatan yang kemudian dilanjutkan dengan reaksi
penguraian (hidrolisis).
 Liase, mengkatalisis reaksi penambahan molekul air,
ammonia atau karbon dioksida pada suatu ikatan rangkap
atau melepas air, ammonia atau karbondioksida dan
membentuk ikatan rangkap.
 Isomerase, mengkatalisis berbagai reaksi isomerisasi antara
lain isoerisasi L menjadi D, reaksi mutase (perpindahan
posisi atau suatu gugus).
 Ligase (sintetase), mengkatalisis reaksi dimana dua gugus
kimia disatukan atau diikatkan (ligasi) dengan menggunakan
energi yang berasal dari ATP (Sinaga, 2012)
Enzim Aminotransferase merupakan suatu enzim hepar yang
berperan penting dalam metabolisme asam amino dan
glukoneogenesis. Enzim Aminotransferase berfungsi untuk
pembentukan asam-asam amino yang tepat yang dibutuhkan untuk
menyusun protein hati. Enzim Aminotransferase terdapat dua
macam yang sering diukur dalam pemeriksaan yaitu enzim
Aspartate aminotransferase (AST) yang dulu disebut dengan
Glutamat oxaloasetat (GOT) dan enzim Alanin aminotransferase
(ALT) yang dulu disebut dengan Glutamate-piruvat transaminase
(GPT) (Widmann, 1995).
Enzim Alanin aminotransferase (ALT) merupakan enzim utama
yang banyak ditemukan didalam sel hati. Enzim ini juga ditemukan
dalam jumlah sedikit pada otot, jantung, ginjal serta otot rangka
( Kee, 2014). Enzim Alanin aminotransferase (ALT) terdapat
didalam sitoplasma intraseluler yang didistribusikan secara luas
diseluruh jaringan tubuh dengan jumlah besar di hati dan ginjal
(Marshall, 2012).
Pada kerusakan hati, akan dihasilkan enzim-enzim dalam jumlah
yang lebih besar kemudian masuk kedalam peredaran darah
sehingga kadar enzim dalam darah lebih tinggi dari normal. Enzim-
enzim ini antara lain enzim transaminase (Bateson,1991). Kenaikan
kadar enzim transaminase dalam serum disebabkan oleh enzim yang
terlepas karena sel yang bersangkutan mengalami nekrosis atau
karena enzim bocor dari dalam sel. Kerusakan sel-sel hati sebagian
besar mengenai membran dari sel hati maka kenaikan Enzim Alanin
aminotransferase (ALT) lebih menonjol (Soemohardjo,1983).
Aktivitas Enzim Alanin aminotransferase (ALT) dalam serum
meningkat terutama pada kerusakan hati dibandingkan dengan
Enzim Aspartat aminotransferase (AST).
Peningkatan nilai aktivitas enzim ALT paling tinggi pada hepatitis
akut, hepatotoksisitas yang menyebabkan nekrosis hepar (toksisitas
obat atau kimia). Peningkatan sedang terjadi pada sirosis, kanker
hepar, gagal jantung, kongensif, intoksikasi alkohol akut. Selain itu
obat-obatan dapat meningkatkan nilai aktivitas enzim ALT seperti
antibiotik, narkotik, metildopa (Aldomet), guanetidin, sediaan
digitalis, indomecatin (indocin), salisilat, kontrasepsi oral, timah
dan heparin (Kee,2014). Faktor yang dapat mempengaruhi
pemeriksaan sehingga dapat mempengaruhi aktivitas enzim Alanine
aminotransferase (ALT) yaitu suhu. Aktivitas ALT stabil pada Suhu
pada 20-150C serum stabil selama 3 hari, pada suhu 4-8 0C dan
suhu -200C serum stabil selama 7 hari (Diasys, 2018).
Alat dan Bahan
- Alat

Fotometer Mikropipet

Tip kuning dan biru Tabung reaksi


Tisue Centrifuge

- Bahan

Plasma /Serum

Cara Kerja
1. Pipet ke dalam tabung sebanyak 100 µL serum
2. Tambahkan 1000 µL larutan pereaksi
3. Campur sampai homogen
4. Inkubasi selama 1 menit
5. Baca pada fotometer dengan program Absorban pada
panjang gelombang 340 nm atau dapat menggunakan
spektrofotometer.
Hasil
a. Karakteristik subyek penelitian
Pembacaan/Interpret
1. Berdasarkan kelompok umur
asi Hasil
Responden paling banyak dalam penelitian ini adalah
responden yang memiliki rentang usia 30-34 tahun
sebanyak 26,67%, dan paling sedikit pada rentang usia 50-
55 tahun sebanyak 3,33%.

2. Berdasarkan Frekuensi Lama Konsumsi Minuman


Beralkohol

Persentase responden paling banyak yaitu lama


mengkonsumsi minuman beralkohol 2-6 tahun yaitu
50%, sedangkan paling sedikit yang lama
mengkonsumsi 22-27 tahun yaitu 6,67%.
3. Berdasarkan Frekuensi Jumlah Konsumsi Minuman
Beralkohol
Persentase responden paling banyak yaitu mengkonsumsi
minuman beralkohol 1 botol per hari yaitu 80%, sedangkan
paling sedikit yang mengkonsumsi 3 botol per hari yaitu
6,67%.

b. Hasil pengukuran terhadap subyek penelitian berdasarkan


variabel penelitian
1. Kadar ALT Berdasarkan Kelompok Umur
Persentase responden yang memiliki kadar ALT normal
lebih banyak terdapat pada umur 30-34 tahun dan 40-44
tahun yaitu 25%, sedangkan kadar ALT yang lebih dari
normal paling banyak juga terdapat pada umur 20-24 tahun
dan 30-44 tahun yaitu 50%.
2. Kadar ALT Berdasarkan Lama Konsumsi
Persentase responden yang memiliki kadar ALT normal
lebih banyak terdapat pada lama konsumsi 2-6 tahun yaitu
50%, sedangkan kadar ALT yang lebih dari normal paling
banyak juga terdapat pada umur 2-6 tahun dan 17-21 tahun
yaitu 50%.
3. Kadar ALT Berdasarkan Jumlah Konsumsi
(botol/hari)
Persentase responden yang memiliki kadar ALT normal
lebih banyak terdapat pada jumlah konsumsi 1 botol per
hari yaitu 82%, sedangkan kadar ALT yang lebih dari
normal paling banyak juga terdapat pada jumlah konsumsi
1 dan 3 botol per hari yaitu 50%.

Cara Perhitungan

Pembahasan
Hati merupakan organ kelenjar terbesar pada tubuh manusia dengan
berkisar 1200 – 1500 gram dan mempunyai fungsi yang sangat
banyak (Rosida, 2016). Hati berperan penting untuk
mendetoksifikasi zat kimia yang tidak berguna atau merugikan
tubuh.Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kerusakan hati,
seperti misalnya virus, bakteri, toksisitas dari obat-obatan dan bahan
kimia serta konsumsi alkohol yang berlebihan (Conreng et al.,
2014). Alkohol termasuk zat adiktif yang terdapat dalam minuman
keras. Dimana zat tersebut dapat menimbulkan adiksi yaitu
ketagihan dan dependensi (ketergantungan) (Hawari, 2006).
Konsumsi alkohol dalam jangka waktu yang lama dengan jumlah
tertentu dapat menyebabkan berbagai penyakit, salah satunya adalah
gangguan fungsi hati seperti penyakit hati alkoholik (alcoholic liver
disease).
Penyakit Hati Alkoholik (PHA) terbagi atas perlemakan hati (fatty
liver), hepatitis alkoholik (alcoholic hepatitis) dan sirosis
(cirrhosis) (Conreng et al., 2014). Gangguan mekanisme di hati
dapat mengakibatkan terjadinya pembengkakan dengan adanya
kenaikan enzim transaminase yang diproduksi oleh hati, sehingga
enzim ini dapat digunakan untuk menilai kelainan atau gangguan
pada fungsi hati. Pemeriksaan yang digunakan untuk mengetahui
adanya kenaikan enzim transaminase yaitu dengan melakukan
pemeriksaan Alanin Aminotransferase (ALT) atau Serum Glutamic
Pyruvate Transaminase (SGPT) dan Aspartat aminotransferase
(AST) atau Serum Glutamic Oxaloacetat Transaminase (SGOT),
namun pemeriksaan Alanin Aminotransferase (ALT) lebih spesifik
dilakukan karena enzim tersebut lebih banyak diproduksi di
hati.Tingkat kerusakan hati biasanya dapat dilihat dari adanya
peningkatan rasio ALT/AST lebih dari dua kali angka normal
(Suaniti, 2012).
Hasil pemeriksaan laboratorium kadar ALT serum pada
pengonsumsi minuman beralkohol dari 30 orang sebanyak 28
orang yaitu 93,33% dengan kadar ALT normal dan sebanyak 2
orang yaitu 6,67% kadar ALT lebih dari normal. Kadar ALT
berdasarkan jumlah konsumsi, yang lebih dari normal terdapat
pada jumlah konsumsi 1 dan 3 botol per hari yaitu 50% dan Kadar
ALT berdasarkan lama konsumsi, yang lebih dari normal terdapat
pada 2-6 tahun dan 17-21 tahun yaitu 50%.

Peningkatan kadar ALT diatas nilai normal atau lebih dari nilai
normal dapat menandakan adanya masalah atau gangguan pada
fungsi hati. Hal tersebut dimungkinkan bahwa mengkonsumsi
alkohol dengan volume berlebih dan dalam jangka waktu yang lama
akan menyebabkan kerusakan hepatosit yang disebabkan oleh
toksisitas produk akhir metabolisme alkohol seperti asetaldehida.
Asetaldehida merupakan produk yang sangat reaktif dan beracun
sehingga menyebabkan kerusakkan beberapa jaringan (Zakharia et
al.,2006).

Sekitar >90% dari peminum alkohol akan mengalami perlemakan


hati. Akan tetapi jika minum berat dilakukan dalam jangka waktu
yang lama sekitar 10-30% dapat berkembang menjadi hepatitis
alkoholik dan akan terus berkembang kearah sirosis hati (Conreng
et al.,2014).

Perlemakan hati terjadi karena oksidasi etanoll oleh alkohol


dehidrogenase (ADH) yang menyebabkan kelebihan produksi
NADH. NADH menghambat oksidasi asam lemak dan
meningkatkan esterifikasi asam lemak menjadi trigliserol.ssehingga
terjadi perlemakan hati (Murray et al., 2009). Sedangkan, kadar
ALT yang normal, Hal ini dimungkinkan karena adanya perbedaan
efisiensi metabolisme Alkohol pada hati orang tersebut, dimana
walaupun keduanya mengonsumsi alkohol dengan jumlah yang
sama (Conreng et al.,2014) 28 orang tersebut memiliki kadar ALT
yang normal.

Pemeriksaan fungsi hati diindikasikan untuk mendeteksi adanya


kelainan atau penyakit hati. Tidak semua peminum alkohol akan
mengalami hepatitis alkoholik atau bahkan sampai sirosis hati
dalam jumlah konsumsi alkohol yang sama, namun sebagian besar
pasti akan mengalami perlemakan hati, tetapi jika minum berat
dilakukan dalam jangka waktu yang lama maka dapat berkembang
Kesimpulan
menjadi hepatitis alkoholik dan sirosis hati. Hasil pemeriksaan
kadar ALT serum pengonsumsi minuman beralkohol berkisar
antara 12-86 U/L, dimana kadar ALT normal dari 30 sampel
sebanyak 28 orang yaitu 93,33% dan kadar ALT lebih dari normal
sebanyak 2 orang yaitu 6,67%.
I Nurmadari . 2019 . BAB II Tinjauan Pustaka . Internet :
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1064/4/4.%20Chapter
%202.pdf . Diakse pada tanggal 20 Agustus 2021.
Kelompok 1 D3 – 3A . 2021. PowerPoint : AST , ALT , dan ALP
Sumber Sartika F, Prissilia Y. 2017. Kadar serum glutamate piruvat
transaminase (alt) pada pengonsumsi minuman beralkohol
di kecamatan banama pulang pisau kalimantan tengah . ]
urnal Gurya Medika Volume 3 No. 1 [2017]

(Kelompok 2 D3-IIIA)

Anda mungkin juga menyukai