PEMERIKSAAN ALT
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Klinik II
Kelompok 2:
Adi Kurniawan (P17334119001)
Dewi Mutia Rahma (P17334119010)
Dinar Surya Utami (P17334119012)
Elsa Fatikasari (P17334119014)
Liani Saadatus Saniyah (P17334119012)
Sindi Yuni Prasetyaningsih (P17334119033)
Siti Errfany Derwati (P17334119034)
Sopia Nur Asri (P17334119035)
Kelas : D3-3A
Dasar Teori Enzim adalah molekul protein yang mengkatalisis reaksi kimia
tanpa mengalami perubahan secara kimiawi. Enzim mengatur
metabolisme dengan ikut serta pada hampir semua fungsi sel. Setiap
enzim bersifat spesifik bagi substrat yang diubahnya menjadi sutu
produk tertentu (Sacher dan Mc-Pherson,2004). Struktur kimia
enzim sebgaian besar enzim dalam molekulnya memiliki
bagianbagian yang bukan merupakan polipeptida yang biasanya
memegang peran penting dalam mekanisme kerja enzim. Bagian
bukan enzim ini disebut kofaktor, sedangkan bagian enzim yang
merupakan rantai polipeptida disebut apoenzim. Keseluruhan
molekul enzim disbut holoenzim (Sinaga,2012).
Penggolongan enzim menurut IUBMB (International Union of
Biochemistry and Molecular Biology) dibagi menjadi 6 golongan
yaitu:
Oksidoreduktase, mengkatalisis reaksi reduksi-oksidasi
terhadap berbagai gugus.
Transferase, mengkatalisis berbagai reaksi transfer gugus
fungsional dari moleku donor ke molekul akseptornya.
Hidrolase, mengkatalisis reaksi penambahan molekul air
pada suatu ikatan yang kemudian dilanjutkan dengan reaksi
penguraian (hidrolisis).
Liase, mengkatalisis reaksi penambahan molekul air,
ammonia atau karbon dioksida pada suatu ikatan rangkap
atau melepas air, ammonia atau karbondioksida dan
membentuk ikatan rangkap.
Isomerase, mengkatalisis berbagai reaksi isomerisasi antara
lain isoerisasi L menjadi D, reaksi mutase (perpindahan
posisi atau suatu gugus).
Ligase (sintetase), mengkatalisis reaksi dimana dua gugus
kimia disatukan atau diikatkan (ligasi) dengan menggunakan
energi yang berasal dari ATP (Sinaga, 2012)
Enzim Aminotransferase merupakan suatu enzim hepar yang
berperan penting dalam metabolisme asam amino dan
glukoneogenesis. Enzim Aminotransferase berfungsi untuk
pembentukan asam-asam amino yang tepat yang dibutuhkan untuk
menyusun protein hati. Enzim Aminotransferase terdapat dua
macam yang sering diukur dalam pemeriksaan yaitu enzim
Aspartate aminotransferase (AST) yang dulu disebut dengan
Glutamat oxaloasetat (GOT) dan enzim Alanin aminotransferase
(ALT) yang dulu disebut dengan Glutamate-piruvat transaminase
(GPT) (Widmann, 1995).
Enzim Alanin aminotransferase (ALT) merupakan enzim utama
yang banyak ditemukan didalam sel hati. Enzim ini juga ditemukan
dalam jumlah sedikit pada otot, jantung, ginjal serta otot rangka
( Kee, 2014). Enzim Alanin aminotransferase (ALT) terdapat
didalam sitoplasma intraseluler yang didistribusikan secara luas
diseluruh jaringan tubuh dengan jumlah besar di hati dan ginjal
(Marshall, 2012).
Pada kerusakan hati, akan dihasilkan enzim-enzim dalam jumlah
yang lebih besar kemudian masuk kedalam peredaran darah
sehingga kadar enzim dalam darah lebih tinggi dari normal. Enzim-
enzim ini antara lain enzim transaminase (Bateson,1991). Kenaikan
kadar enzim transaminase dalam serum disebabkan oleh enzim yang
terlepas karena sel yang bersangkutan mengalami nekrosis atau
karena enzim bocor dari dalam sel. Kerusakan sel-sel hati sebagian
besar mengenai membran dari sel hati maka kenaikan Enzim Alanin
aminotransferase (ALT) lebih menonjol (Soemohardjo,1983).
Aktivitas Enzim Alanin aminotransferase (ALT) dalam serum
meningkat terutama pada kerusakan hati dibandingkan dengan
Enzim Aspartat aminotransferase (AST).
Peningkatan nilai aktivitas enzim ALT paling tinggi pada hepatitis
akut, hepatotoksisitas yang menyebabkan nekrosis hepar (toksisitas
obat atau kimia). Peningkatan sedang terjadi pada sirosis, kanker
hepar, gagal jantung, kongensif, intoksikasi alkohol akut. Selain itu
obat-obatan dapat meningkatkan nilai aktivitas enzim ALT seperti
antibiotik, narkotik, metildopa (Aldomet), guanetidin, sediaan
digitalis, indomecatin (indocin), salisilat, kontrasepsi oral, timah
dan heparin (Kee,2014). Faktor yang dapat mempengaruhi
pemeriksaan sehingga dapat mempengaruhi aktivitas enzim Alanine
aminotransferase (ALT) yaitu suhu. Aktivitas ALT stabil pada Suhu
pada 20-150C serum stabil selama 3 hari, pada suhu 4-8 0C dan
suhu -200C serum stabil selama 7 hari (Diasys, 2018).
Alat dan Bahan
- Alat
Fotometer Mikropipet
- Bahan
Plasma /Serum
Cara Kerja
1. Pipet ke dalam tabung sebanyak 100 µL serum
2. Tambahkan 1000 µL larutan pereaksi
3. Campur sampai homogen
4. Inkubasi selama 1 menit
5. Baca pada fotometer dengan program Absorban pada
panjang gelombang 340 nm atau dapat menggunakan
spektrofotometer.
Hasil
a. Karakteristik subyek penelitian
Pembacaan/Interpret
1. Berdasarkan kelompok umur
asi Hasil
Responden paling banyak dalam penelitian ini adalah
responden yang memiliki rentang usia 30-34 tahun
sebanyak 26,67%, dan paling sedikit pada rentang usia 50-
55 tahun sebanyak 3,33%.
Cara Perhitungan
Pembahasan
Hati merupakan organ kelenjar terbesar pada tubuh manusia dengan
berkisar 1200 – 1500 gram dan mempunyai fungsi yang sangat
banyak (Rosida, 2016). Hati berperan penting untuk
mendetoksifikasi zat kimia yang tidak berguna atau merugikan
tubuh.Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kerusakan hati,
seperti misalnya virus, bakteri, toksisitas dari obat-obatan dan bahan
kimia serta konsumsi alkohol yang berlebihan (Conreng et al.,
2014). Alkohol termasuk zat adiktif yang terdapat dalam minuman
keras. Dimana zat tersebut dapat menimbulkan adiksi yaitu
ketagihan dan dependensi (ketergantungan) (Hawari, 2006).
Konsumsi alkohol dalam jangka waktu yang lama dengan jumlah
tertentu dapat menyebabkan berbagai penyakit, salah satunya adalah
gangguan fungsi hati seperti penyakit hati alkoholik (alcoholic liver
disease).
Penyakit Hati Alkoholik (PHA) terbagi atas perlemakan hati (fatty
liver), hepatitis alkoholik (alcoholic hepatitis) dan sirosis
(cirrhosis) (Conreng et al., 2014). Gangguan mekanisme di hati
dapat mengakibatkan terjadinya pembengkakan dengan adanya
kenaikan enzim transaminase yang diproduksi oleh hati, sehingga
enzim ini dapat digunakan untuk menilai kelainan atau gangguan
pada fungsi hati. Pemeriksaan yang digunakan untuk mengetahui
adanya kenaikan enzim transaminase yaitu dengan melakukan
pemeriksaan Alanin Aminotransferase (ALT) atau Serum Glutamic
Pyruvate Transaminase (SGPT) dan Aspartat aminotransferase
(AST) atau Serum Glutamic Oxaloacetat Transaminase (SGOT),
namun pemeriksaan Alanin Aminotransferase (ALT) lebih spesifik
dilakukan karena enzim tersebut lebih banyak diproduksi di
hati.Tingkat kerusakan hati biasanya dapat dilihat dari adanya
peningkatan rasio ALT/AST lebih dari dua kali angka normal
(Suaniti, 2012).
Hasil pemeriksaan laboratorium kadar ALT serum pada
pengonsumsi minuman beralkohol dari 30 orang sebanyak 28
orang yaitu 93,33% dengan kadar ALT normal dan sebanyak 2
orang yaitu 6,67% kadar ALT lebih dari normal. Kadar ALT
berdasarkan jumlah konsumsi, yang lebih dari normal terdapat
pada jumlah konsumsi 1 dan 3 botol per hari yaitu 50% dan Kadar
ALT berdasarkan lama konsumsi, yang lebih dari normal terdapat
pada 2-6 tahun dan 17-21 tahun yaitu 50%.
Peningkatan kadar ALT diatas nilai normal atau lebih dari nilai
normal dapat menandakan adanya masalah atau gangguan pada
fungsi hati. Hal tersebut dimungkinkan bahwa mengkonsumsi
alkohol dengan volume berlebih dan dalam jangka waktu yang lama
akan menyebabkan kerusakan hepatosit yang disebabkan oleh
toksisitas produk akhir metabolisme alkohol seperti asetaldehida.
Asetaldehida merupakan produk yang sangat reaktif dan beracun
sehingga menyebabkan kerusakkan beberapa jaringan (Zakharia et
al.,2006).
(Kelompok 2 D3-IIIA)