PENDAHULUAN
Enzim adalah sejenis protein aktif yang sangat penting untuk melaksanakan berbagai
fungsi di tubuh kita setiap hari. Mulai dari mempercepat reaksi sampai memecah susunan protein
makanan yang kita makan, sehingga setiap sel dalam tubuh kita bergantung pada enzim. Enzim
adalah protein yang mengendalikan kecepatan reaksi kimia di tubuh kita. Tanpa enzim, reaksi ini
akan berlangsung terlalu lambat. Oleh sebab itu enzim dikatakan sebagai katalisator. Kemampuan
enzim untuk mengkatalisis satu reaksi bersifat spesfik, dimana tidak mengkatalisis reaksi yang lain
merupakan sifat enzim yang paling penting. Namun terdapat beberapa enzim yang mampu
mengkatalisis jenis reaksi yang sama dengan beberapa substrat yang sejenis. Enzim dapat kita
temui pada seluruh jaringan dan cairan tubuh, dalam rangka memelihara keadaan homeostasis.
Dan apabila terjadi suatu keadaan malfungsi pada suatu enzim, hal ini akan menyebabkan kelainan
patologis dalam tubuh.
Beberapa enzim, seperti yang ada dalam usus kita, memecah molekul besar menjadi
molekul yang lebih kecil. Enzim juga membantu menyusun molekul kecil menjadi molekul yang
besar dan lebih kompleks, contohnya adalah seperti enzim untuk menyusun DNA, menggunakan
molekul kecil untuk membangun kompleks yang besar. Enzim juga membantu sel untuk
berkomunikasi satu sama lain, menjaga pertumbuhan sel, dan membantu program kehidupan dan
kematia sel yang terkendali. Pada bidang kedokteran kepentingan pengetahuan tentang enzim
antara lain untuk pemeriksaan kadar enzim dalam menegakkan diagnosa klinis maupun
menentukan prognosa suatu penyakit.
Enzim yang umumnya dapat diukur kadarnya adalah enzim yang terdapat di dalam darah.
Di dalam darah terdapat 2 kelompok enzim, yaitu enzim plasma fungsional dan enzim plasma non
fungsional. Enzim plasma fungsional yaitu enzim yang dalam keadaan fisiologis terdapat dalam
plasma dan berfungsi di sana, sehingga normalnya kadarnya banyak dalam plasma.Contoh enzim
plasma fungsional adalah lipoprotein lipase, pseudocholin esterase, dan enzim-enzim untuk
koagulasi darah. Enzim plasma non fungsional yaitu enzim yang dalam keadaan fisiologis lokasi
dan bekeijanya di dalam sel/garingan, sehingga normalnya terdapat dalam kadar yang kecil di
dalam darah. Apabila ada kenaikan kadar enzim ini di dalam darah berarti ada kerusakan jaringan,
minimal kebocoran membran sel yang berisi enzim tersebut, sehingga kelompok enzim ini sering
digunakan dalam membantu diagnosa klinis.
Salah satu contoh enzim plasma non fungsional yang sering digunakan untuk diagnosis
adalah enzim transaminase. Di dalam darah ada 2 transaminase yang mempunyai artl klinik sangat
penting, yaitu GOT (Glutamat Oksaloasetat Transaminase) dan GPT (Glutamat Piruvat
Transaminase). Kedua enzim ini sering digunakan dalam diagnosis beberapa penyakit, antara lain
untuk diagnosis kelainan hepar maupun jantung. Dengan demiklan, melalui praktikum enzim ini
diharapkan mahasiswa program studi pendidikan dokter dapat menggunakan pengetahuan dan
ketrampilan dalam menganalisis kadar enzim GOT dan GPT untuk diagnosis klinis suatu penyakit.
TUJUAN
PERSIAPAN
TUGAS PRAKTIKUM
1. Lakukan pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT pada serum penderita tersebut!
1. Tuliskan hasil pemeriksaan pada lembar laporan kegiatan praktikuml
2. Berikan penjelasan analisis hasil pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT yang telah anda
lakukan!
Metode : Kolorimetri
Prinsip :
Berdasaman metode dari The Intemational Federation of Clinical Chemistry (IFCC). Penentuan
aktivitas enzim serum glutamate oxaloacetic transaminase (GOT) atau Aspartate aminotransferase
(AST) dan serum glutamate pyruvate transaminase (GPT) atau Alanine amimtransferase (ALT)
dengan metode kolorimetri pada dasamya sesuai dengan prinsip reaksi berikut:
MDH
Oksaloasetat + NADH + H+ Malat + NAD+
AST
GPT: 2-oxoglutarat+L-Alanin glutamat+piruvat
Kadar NADH yang digunakan ditentukan dengan fotometri ( kolorimetri ) dan secara Iangsung
menunjukkan aktivitas enzim ASAT/ALAT dalam sample.
G O T = Glutamat OksaloasetatTransaminase
G P T = Glutamat PiruvatTransaminase
M D H = Malate Dehydroganase
Sampel
Serum atau plasma dipemleh dengan memisahkan sel-sei darah dan seruml plasma dari darah.
Sampel serum/plasma dapat disimpan pada suhu -20°C dan stabil sampai 3 bulan.
Pereaksi :
Pelaksanaan :
1. Siapkan 3 buah kuvet, tandai GOT, GPT dan Aquades (tandai dengan |abel,kuvet jangan
dicorat-coret)
2. Masukkan ke dalam masing-masing cuvet, sebagai berikut
3. Campur/homogenkan (pastikan larutan telah tercampur baik ditandai dengan tidak ada
endapan didasar kuvet)
4. Diamkan pada suhu kamar (25°C) selama 5 menit
5. Baca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang (A) 365 nm. Gunakan kuvet berisi
aquades 1 mL untuk nol alat sebelum mengukur standart atau sampel.
Penghitungan :
Aktlvltas Enzim = A; X F
As = Absorbansi Sampel
F = 39,71
Nilai normal
PENDAHULUAN
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala
sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup
dan virus. Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan
dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan
sendi sitoskeleton.
Tidak semua protein adalah enzim. Keratin protein struktural pada rambut hewan dan
hormon insulinmerupakan contoh protein bukan enzim. Setiap polipeptida dari suatu
protein juga memiliki monomer yang tersusun dalam tatanan linear tertentu (struktur primer
protein) tetapi monomernya adalah kedua puluh asam amino tersebut. Dengan demikian, asam
nukleat dan protein berisi informasi yang ditulis dalam dua bahasa kimia yang berbeda.
Denaturasi protein adalah kondisi di mana struktur sekunder, tersier maupun kuartener
dari suatu protein mengalami modifikasi tanpa ada pemecahan ikatan peptida. Denaturasi dapat
berupa rusaknya struktur tiga matra dari suatu protein. Denaturasi protein ada dua macam,
yaitu pengembangan rantai peptide (terjadi pada polipeptida) dan pemecahan protein menjadi
unit yang lebih kecil tanpa disertai pengembangan molekul (terjadi pada ikatan sekunder) .
Selain sifat-sifat yang umum, kebanyakan protein alam masih mempunyai satu atau lebih
sifat khusus. Sifat khusus tersebut mempunyai daya angkut oksigen, mempunyai daya
sebagai alat pengangkut lipida; mempunyai kelarutan tertentu dalam garam encer atau asam
encer; dan mempunyai aktivitas sebagai enzim. Protein tersebut yang dipengaruhi oleh
pemanasan, sinar ultraviolet, gelombang ultrasonik dan pengocokan yang kuat atau bahan-bahan
kimia tertentu dapat mengalami proses denaturasi. Denaturasi protein itu sendiri dapat diartikan
sebagai suatu proses perubahan konfigurasi tiga dimensi molekul protein tanpa menyebabkan
kerusakan ikatan peptida.
Protein tubuh disusun dari + 20 jenis asam amino melalui proses yang disebut dengan
translasi. Sintesis protein utamanya terjadi di hati. Sel hepatosit mensintesis fibrinogen, albumin,
dan sebagian globulin. Apabila ada abnormalitas fungsi hati, maka sintesis protein bisa ikut
terganggu. Hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam darah. Dalam tubuh,
protein mengalami perubahan – perubahan tertentu dengan kecepatan yang berbeda untuk tiap
protein. Protein daiam makanan diperiukan untuk menyediakan asam amino yang akan digunakan
untuk memproduksi senyawa nitrogen yang Iain, untuk mengganti protein dalam jaringan yang
mengalami proses penguraian dan untuk mengganti nitrogen yang teiah dikeluarkan dari tubuh
dalam bentuk urea.
Hasil katabolisme asam amino akan menghasilkan kerangka carbon (C) yang sebagian besar
akan dioksidasi untuk menghasilkan energi, sebagian yang lain pada keadaan khusus diubah
menjadi glukosa lewat jalur glukoneogenesis, sedangkan unsur nitrogennya (N) sebagian
digunakan untuk reaminasi, sebagian yang Iain didetoksikasi menjadi urea yang nantinya dibuang
bersama urine. Hati berperan dalam katabolisme asam amino dalam darah, menjadi urea. Urea
terbentuk dari ammonia dan karbondioksida melalui serangkaian reaksi kimia berupa siklus urea.
Pembentukan urea ini terutama berlangsung didalam hati. Urea adalah suatu senyawa yang mudah
larut dalam air, bersifat netral sehingga dapat dikeluarkan dan dalam tubuh melalui ginjal berupa
urin. Kelainan ginjai bisa menyebabkan gangguan ekskresi urea yang menyebabkan peningkatan
kadar urea di dalam darah.
TUJUAN
PERSIAPAN
1. Lakukan pemeriksaan kadar protein total, albumin, globulin dan urea dalam darah serta
protein urin pada penderita tersebut.
2. Tuliskan hasil pemeriksaan pada lembar laporan kegiatan praktikum!
3. Berikan penjelasan/pembahasan hasil pemeriksaan yang telah anda Iakukan!
PRAKTIKUM
Metode : Kolorimetris
Pereaksi
Standard 5 g/dL
Sampel :
Serum atau plasma diperoleh dengan memisahkan sel darah merah dan plasma dari darah. Sel
darah merahnya di jaga jangan sampai lisis, sebab akan mengganggu kadar lemak yang diukur.
Sampel serum disimpan pada suhu 4°C, stabil sampai 7 hari.
Prinsip:
Protein dengan ion Cu dalam suasana alkalis membentuk kompleks bewarna biru keunguan.
Absorbansi warna berbanding langsung dengan kadar protein.
Pelaksanaan :
3. Campur/homogenkan (pastikan larutan telah tercampur baik ditandai dengan tidak ada
endapan didasar kuvet)
4. Diamkan pada suhu ruang (27°C) selama 5 menit
5. Baca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang A 540 nm. Gunakan kuvet
blangko (kuvet B) untuk nol alat sebelum mengukur standart atau sampel.
6. Hasilnya catat sebagai A13 dan A151
7. Tambahkan 250 pL reagen R2 ke dalam masing-masing kuvet, campur baik-baik (pastikan
tidak ada sampel yang mengendap berwarna keunguan di dasar kuvet), biarkan pada suhu
ruang selama 5 menit.
8. Baca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang A 540 nm. Gunakan kuvet
blangko (kuvet B) untuk nol alat sebelum mengukur standart atau sampel. Pembacaan
absorbansi tidak lebih dari 1 jam
9. Catat hasilnya merupakan A23 dan A25‘
Perhitungan:
Nilai Normal
Prinsip
Albumin serum dengan bromocresol green pada suasana agak asam (pH=4,2) akan membentuk
kompleks Albumin-BCG yang bewvarna biru.
Reagensia :
1. Pereaksi :
2. Standard 5 g/dL
Pelaksanaan :
Nilai Normal
Prinsip :
Urease
Urea + 2H2O 2 NH4+ + 2 HCO3-
GLDH
2-Oxoglutarate + NH4+ + NADH L-Glutamate + NAD+ + H20
Pereaksi
R1 : TRIS 80 mmol/I
Sampel : .
'Sampel yang digunakan adalah serum/plasma yang diperoleh dari darah, dengan cara memisahkan
sel darah dan serum/plasma. Sampel serum dapat disimpan dan stabil dalam suhu -20°C selama 5
bulan atau 7 hari pada suhu 4 - 8°C.
Pelaksanaan :
3. Campur/homogenkan dengan mikropipet 2-3 kali (pastikan larutan telah tercampur baik
ditandai dengan tidak ada endapan didasar kuvet) '
4. Diamkan pada suhu ruang (27°C) selama 5 menit
5. Tambahkan Reagen R2 ke dalam semua kuvet, masing masing sebanyak 250 pL,
campur/homogenkan kembali dengan mikropipet (pastikan tidak ada sampel yang
mengendap benuarna keunguan di dasar kuvet), diamkan pada suhu ruang selama 1 menit
6. Baca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 365 nm. Gunakan kuvet blanko
(kuvet 1) untuk nol alat sebelum mengukur standart atau sampel.
7. Hasilnya catat sebagai A15 dan A1 st
8. Baca kembali dengan spektrofotometer pada panjang gelombang (A) 365 nm. Gunakan
kuvet blanko (kuvet 1) untuk nol alat sebelum mengukur standart atau sampel.
9. Hasilnya catat sebagai A2s dan A25:
Perhitungan:
Nilai normal
Dewasa : 17 - 43 mg/dL
Prinsip:
Suatu larutan yang mengandung protein bila dipanaskan sampai terjadi koagulasi protein, yang
mengakibatkan kekeruhan pada iarutan. Kepekatan kekeruhan yang terjadi sangat dipengaruhi /
tergantung kandungan proteinnya; semakin banyak kandungan protein makin kemh sampai terjadi
endapan. Karena pH urine nomial berkisar antara 6 - 7 sedangkan p.i. albumin berkisar antara 5 -
6 maka penambahan asam asetat encer perlu untuk mencapai p.i. albumin. Tujuannya adalah agar
mudah terjadi koagulasi, sebab semua protein paling mudah ter koagulasi pada p.i. nya.
Pelaksanaan
1. Ambil tabung reaksi, masukkan + 4ml urine, kemudian panaskan diatas api sampai
mendidih.
2. Perhatikan apakah ada kekeruhan atau tidak. Bila tidak keruh, perlu ditambahan asam
asetat encer 1 - 2 tetes melalui dinding tabung untuk mencapai p.i. dari albumin. Sambil
dipanaskan lagi. Bila teriihat keruh berarti ada koagulasi albumin dan inl berarti urine
tersebut mengandung protein dan dikatakan protein (+).
3. Catat dan doumentasikan hasil percobaan.
Tergantung dari banyaknya albumin yang terdapat didalamnya dikatakan positip 1 (+) positip 2
(++) dan seterusnya sampai positip 4 (++++)
Data Pemeriksaan :
PENDAHULUAN
Karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom Karbon, Hidrogen dan
Oksigen, dan pada umumnya unsur Hidrogen clan oksigen dalam komposisi menghasilkan
H2O. Di dalam tubuh karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian
dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan
yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makan yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan. Sumber karbohidrat nabati dalam glikogen bentuk glikogen, hanya dijumpai pada
otot dan hati dan karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya dijumpai di dalam susu.
merupakan sumber karbon untuk sintesis biomolekul dan sebagai bentuk energi polimerik.
polisakarida .
dalam batang tanaman. Selain dari sumber nabati, karbohidrat juga berasal dari pangan hewani
yang terbentuk dalam jumlah yang kecil melalui proses biosintesa glikogen dan sintesa secara
kimiawi. Karbohidrat dapat dioksida menjadi energi, misalnya glukosa dalam sel jaringan
manusia dan hewan. Dalam tubuh, karbohidrat mengalami perubahan atau metabolisme yang
menghasilkan antara lain glukosa yang terdapat dalam darah. Sedangkan karbohidrat yang
disintesa dalam hati berupa glikogen digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber
energi.
Apabila terjadi kelainan pada metabolism karbohidrat, akan menimbulkan kelainan seperti
diabetes mellitus. Diabetes mellitus (DM) merupakan kelainan metabolik yang ditandai dengan
hiperglikemia atau meningkatnya kadar glukosa darah. Gejala klasik yang menonjol adalah sering
kencing (poliuria), sering lapar (polifagia) dan sering haus (polidipsia).
TUJUAN
PERSIAPAN
TUGAS
1. Lakukan pemeriksaan kadar giukosa darah puasa dan glukosa urin pada penderita tersebut!
2. Lakukan pemeriksaan reduksi urin pada 2 macam urin yang lain yang telah disediakan di
meja praktikum!
3. Tuliskan hasil pemeriksaan pada lembar Iaporan kegiatan praktikum!
4. Berikan penjelasan/pembahasan hasil pemeriksaan yang telah anda lakukan!
PRAKTIKUM
Metode : GOD-PAP
Prinsip :
Glukosa dioksidasi oleh Gluko-Oksidase (GOD) menjadi asam glukonat + H202 selanjutnya H202
bereaksi dengan 4-aminoantipirin + phenol menghasilkan chinonimine yang berwarna kemerahan
+ H20, reaksi ini dikatalis oleh enzim Peroksidase (POD). Chinonimine yang terbentuk eqivalen
dengan glukosa sehingga warna yang terukur dari produk chinonimine akan sebanding dengan
kadarglukosa.
GOD
Glukosa + 02 Asam Glukonat+ H202
POD
Sampel :
Serum atau plasma diperoleh dengan memisahkan sel darah dan serum/plasma dari darah. Sel
darah merahnya dijaga jangan sampai lisis, sebab akan mengganggu kadar glukosa yang diukur.
Sampel darah yang tidak segera diperiksa harus segera diberi inhibitor glikolisis NaF atau KF agar
sel darah merah tidak melakukan glikolisis yang dapat mengurangi kadar glukosa yang akan
diukur. Sampel serum dapat disimpan pada suhu 4°C dan stabil sampai 7 hari.
Pereaksi :
Buffer fosfat (pH=7,5) 250 mmol/l
Penol 5 mmol/l
Perhatian : Reagen diatas mengandung Sodium-azide, JANGAN sampai tertelan atau mengenai
kulit/mukosa.
Peiaksanaan :
1. Siapkan 3 buah kuvet, masing-masing beri tanda B, S dan St. Kuvet jangan dicorat-coret
dengan spidoi, beri tanda dengan label.
2. Masukkan ke dalam masing-masing cuvet, sebagai berikut :
3. Campur / homogenkan (pastikan larutan telah tercampur baik, ditandai dengan tidak ada
perbedaan wama pereaksi dan sampel yang mengendap, sampel »yang belum tercampur
rata dalam pereaksi di tandai dengan endapan berwarna merah didasar kuvet)
4. Diamkan pada suhu ruang (27°C) selama 20 menit atau 10 menit pada suhu 37°C (bila
menggunakan inkubator)
5. Baca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang (A) 500 nm. Gunakan kuvet
blanko (B) untuk nol alat sebelum mengukur standart atau sampel.
6. Masukkan nilai absorbansi di atas dalam perhitungan berikut :
Kadarglukosa = As X Kadar standard (100 mg/dL)
As
Nilai normal :
Absornbansi Standart(Ast) =
Prinsip:
Glukosa sebagai aldehide mempunyai sifat sebagai reduktor, maka bila ada senyawa I reagen yang
bersifat mudah menerima elektron seperti Cu++ (dari CuSO4) akan terjadi reaksi oksidasi
reduksi.Cu++ direduksi menjadi Cu+ (dalam bentuk endapan Cu2O yang berwarna merah bata),
sedangkan glukosanya dioksidasi menjadi asam glukonat. Sebagai indikator dalam reaksi ini bila
reaksinya positip adalah terbentuk endapan Cu2O yang berwarna merah bata. Warna yang terjadi
tergantung dari banyaknya endapan Cu2O yang warnanya berbaur dengan warna CuSO4 yang
warnanya biru.
Aquadest 300 ml
Larutan ll : CuSO4 17,3g
Aquadest 100 mL
Campur Iarutan I dan II dan tambahkan aquadest sampai 1000 mL, simpan dalam tempat sejuk
dan kering. Larutan Benedict telah disiapkan oleh analis, jadi mahasiswa tidak perlu membuat lagi.
Pelaksanaan :
1. Siapkan 3 tabung reaksi dan isilah masing-masing dengan 2 mL reagen Benedict (setara
40 tetes dengan pipet pasteur).
2. Tambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi tersebut:
Tabung 1 urin penderita 2 mL ( 40 tetes)
Tabung 2 urin 1,5 mL ( 30 tetes ) + Vitamin C 0,5 mL (10 tetes)
Tabung 3 urin 1,5 mL ( 30 tetes ) + fruktosa 0,5 mL (10 tetes)
3. Panaskan masing - masing tabung di diatas api bunsen sampai mendidih maksimum 1
menit , tidak lebih (jangan mengarahkan ujung tabung reaksi yang sedang dipanasi
ke wajah)
4. Amati perubahan warna yangterjadi dan catat hasilnyal
a. Bila warna yang terbentuk biru jernih,tidak ada endapan, dikatakan negatif (.)
b. Bila endapan Cu20 sedikit, warna endapan sedikit merah bata dan cairan biru sampai hijau,
dikatakan positip 1 (+).
c. Makin banyak endapan wama merah bata, wama campuran sampai kuning dikatakan
positip 2 (++)
d. Bila glukosanya banyak, endapan merah batanya makin banyak sedangkan CuSO4 hampir
habis (karena telah berubah menjadi Cu2O) sehingga yang terlihat adalah endapan merah
bata sampai coklat, dikatakan positip 3 (+++).
Sebagai catatan karena reaksi ini hanya berdasarkan reaksi oksidasi reduksi, maka tidak spesifik
untuk pemeriksaan glukosa. Reaksi akan positip bila dalam urine terdapat pereduktor baik glukosa
maupun pereduktor lain.
LEMAK
PENDAHULUAN
Lipid didefinisikan sebagai senyawa yang tak larut dalam air yang diektraksi dari
makhluk hidup dengan menggunakan pelarut yang kurang polar atau pelarut non polar. Istilah
lipid mencangkup golongan senyawa-senyawa yang memiliki keanekragaman struktur.
Berdasarkan komposisinya, lemak diklasifikasikan menjadi lemak sederhana, lemak campuran
(kompleks) dan lemak turunan. Salah satu contoh lemak sederhana yaitu triasilgliserol, sedangkan
contoh lemak campuran antara Iain fosfolipid, glikolipid, sulfolipid, aminolipid, dan Iipoprotein
yang mengandung komponen protein disamping komponen lemak. Contoh lemak turunan antara
lain yaitu gliserol, sterol, asam lemak, hormone kortisol, aldosteron, testosterone, estnol, dan benda
keton yang terdiri dari asetoasetat, beta hidroksi butirat dan aseton.
Lipid sangat penting di dalam tubuh, baik untuk struktur maupun fungsi tubuh. Simpanan
lemak memberikan cadangan energi, menyekat dan memberi beberapa perlindungan. Lipid
lain merupakan konstituen penting membran sel (fosfolipid), merupakan prekursor untuk
tromboksan dan transpor lemak seluruh tubuh (lipoprotein), serta lemak pelarut vitamin
Lipid merupakan bentuk energi tubuh yang paling pekat. Sel-sel otak hanya
menggunakan glukosa tetapi jaringan tubuh lainnya seperti otot jantung lebih memilih lipid
sebagai sumber energi. Asam lemak akan mengalami oksidasi beta di hati membentuk asetil KoA.
Asetil KoA dapat langsung memasuki siklus krebs, tidak perlu melalui jalur glikolisis. Reaksi
ini disebut sebagai reaksi oksidasi-beta karena yang dioksidasi adalah atom karbon kedua .
Lipid terkonjugasi terbentuk dari pengikatan gugus fosfat atau gula ke molekul lemak.
Fosfolid dan Glikolipid ini merupakan konstituen intgral struktur dinding sel. Sterol juga
berfungsi sebagai building block. Struktural di sel dan membran serta sebagai konstituen
hormon dan metabolit lain. Karena tidak larut dalam air, lipid memerlukan mekanisme
pengangkutan khusus agar bersirkulasi dalam darah. Asam lemak bebas hanya terdapat dalam
jumlah kecil di dalam darah dan umumnya berikatan secara longgar dengan albumin.
Komponen-komponen lipid utama yang dijumpai dalam plasma adalah trigliserida, koleterol, dan
fosfolipid. Ketiganya terdapat dan diangkut dalam darah sebagai lipoprotein, suatu kompleks
makromolekul yang sangat besar dari lipid dan protein khusus (apolipoprotein) yang membantu
TUJUAN
PERSIAPAN
TUGAS
1. Lakukan pemeriksaan kadar kolesterol total, LDL. HDL dan trigliserida pada penderita
tersebut !
2. Tuliskan hasil pemeriksaan pada lembar laporan kegiatan praktikum!
3. Berikan penjelasan/pembahasan hasil pemeriksaan yang telah anda lakukan!
PENENTUAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH
Prinsip:
Kolesterol dapat ditentukan setelah clilhgdrolisis dan dioksidasi, sebagai indikatornya adalah
dengan terbentuknya quinoneimine dari reaksi hidrogenperoksida + 4 amino antipirin dan fenol
yang dikatalisis oleh peroksidase.
CHE
Kolesterolester + H20 kolesterol + asamlemak
CHO
POD
Sampel :
Serum atau plasma diperoleh dengan memisahkan sel darah dan serum/plasma dari darah. Pasien
harus puasa selama 10-12 jam. Sampel serum dapat disimpan pada suhu 4°C dan stabil sampai 7
hari.
Pereaksi :
Phenol 5 mmol/l
Pelaksanaan :
1. Siapkan 3 buah kuvet, masing-masing beri tanda B, S dan St. Kuvet jangan dicorat-coret
dengan spidol, beri tanda dengan label.
2. Masukkan ke dalam masing-masing cuvet, sebagai berikut
3. Campur / homogenkan larutan.(pastikan larutan telah tercampur baik, ditandai dengan
tidak ada perbedaan warna pereaksi dan Sampel yang mengendap, sampel yang belum
tercampur rata dalam pereaksi di tandai dengan endapan berwarna merah didasar kuvet)
4. Diamkan pada suhu ruang (27°C) selama 20 menit atau 10 menit pada suhu 37°C (bila
menggunakan inkubator)
5. Baca dengan spektrofotoimeter pada panjang gelombang A 500 nm. Gunakan kuvet blank
(B) untuk nol alat sebelum mengukur standart atau sampel.
6. Catat nilai absorbansi dari pembacaan pada spektrofotometer:
As = absorbansi sampel
Ast = absorbansi standart
7. Masukkan nilai absorbansi di atas dalam perhitungan berikut:
Kadarkolesteroltotal = ——5§—x Kadar standard (zoo mgIdL)
AS:
8. Nilai kadar kolestrol total hasil percobaan bandingkan dengan nilai normal kadar kolesterol
total dalam darah.
Catatan:
Test ini dikatakan valid jika kadar kolesterol yang diukur sampai 750 mg/dL. Sampel dengan kadar
kolesterol yang lebih tinggi dari kadar tersebut harus diencerkan dengan 2 bagian lamtan saline.
Hasilnya dikalikan 3.
lnterpretasi :
Kadar kolesterol total (mgIdL) lnterpretasi
< 200 Diinginkan/Norrnal
200-239 Batas tinggi
> 240 Tinggi
Prinsip:
Kilomikron, VLDL dan LDL menggumpal bila bereaksi dengan asam fosfotungstat dan
magnesium klorida. Setelah dilakukan pemisahan, cairan supernatan yang mengandung fraksi
HDL dapat diperiksa kadar HDL - kolesterolnya dengan menggunakan Larutan Pereaksi
Kolesterol.
Pereaksi :
Pelaksanaan : .
I. Presipitasi:
1. Siapkan tabung polipropilen, masukkan kedalam tabung 200 uL serum dan 500 uL reagen
presipitan
2. Campur hingga rata, diamkan pada suhu ruang selama 15 menit.
3. Pisahkan campuran menngunakan sentrifus dengan kecepatan 2500g selama 20 menit.
4. Akan terbentuk 2 lapisan (endapan didasar tabung dan supematan diatasnya berupa cairan
bening). Ambil supematan untuk dipakai sebagai sampel pemeriksaan kadar kolesterol-
HDL
1. Siapkan 3 buah kuvet, masing-masing beri tanda B, S dan St. Kuvet jangan dicorat-coret
dengan spidol, beri tanda dengan label.
2. Masukkan kedalam cuvet masing-masing, sebagai berikut
As = absorbansi sampel
lnterpretasi :
Metode : GPO-PAP
Prlnsip:
Trigliserida dihidrolisis secara enzimatik oleh enzim lipase khusus menjadi gliserol dan asam
lemak. Gllserol kemudian bereaksi lebih lanjut menurut skema lni :
GK
Gliserol + ATP a-gliserol-3-fosfat + ADP
GPO
L-a-gliserol-3-fosfat + O2 Dihidroksiaseton-fosfat + H202
POD
2 H202 + 4 klorofenol + aminoantipirin 4 H20 + HCl + Chinonimine
Sampel:
Serum atau plasma dlperoleh dengan memlsahkan sel darah dan serum/plasma dari darah. Pasien
harus puasa selama 10-12 jam, karena kilomlkron terdapat pada plasma post prandrial dapat
terukur sebagai trigliserida. Sampel serum dapat disimpan pada suhu 4°C dan stabil sampai 7 hari.
Pereaksi
Campurkan 1 botol reagen 2 ( 11 mL ) dengan Iarutan bufer 11 mL. Larutan ini stabil dalam 14
hari pada suhu 2°C — 8°C atau 2 hari pada suhu 15°C - 25°C
Pelaksanaan : .
1. Siapkan 3 buah kuvet, masing-masing beri tanda B, S dan St. Kuvet jangan dicorat-coret
dengan spidol, beri tanda dengan label.
2. Masukkan ke dalam masing-masing cuvet, sebagai berikut
3. Campur / homogenkan arutan.(pastikan larutan telah tercampur baik, ditandai dengan tidak
ada perbedaan wama pereaksi dengan sampel yang mengendap, sampel yang belum
tercampur rata dalam pereaksi di tandai dengan endapan berwarna merah didasar kuvet)
4. Diamkan pada suhu ruang (27°C) selama 20 menit atau 10 menit pada Suhu 37°C (bila
menggunakan inkubator)
5. Baca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang (A) 500 nm. Gunakan kuvet blank
(B) untuk nol alat sebelum mengukur standan atau sampel.
6. Catat nilai absorbansi dari pembacaan pada spektrofotometer:
As = absorbansi sampel
Catatan:
Tes ini valid jika kadar yang terukur sampai kadar 1000 mg/dL atau 11.4 mmol/L.
Pada trigliserida yang konsentrasinya tinggi, 1 bagian sampel tersebut harus dilarutkan dengan 5
bagian larutan NaC| 0.9% dan ulangi penentuan kadarnya. Hasilnya dikalikan 6.
lnterpretasi :
lnterpretasi :
Catatan :
Apabila supematan pada presipitasi HDL tidak jemih dapat menyebabkan kadar trigliserida tinggi,
encelkan sampel 1:1 dengan Iarutan NaCl 0.9 % sebelum dilakukan presipitasi kemudian hasil
akhir dikalikan 2.
DAFT AR PUSTAKA
1. Murray R.K.; Granner D.K.; Mayes P.A.; Rodwell V.W. Harper's Biochemistry. Appleton
and Lange Medical Publication U.S.A. Edisi terbaru
2. Marks D.B.; Marks A.D.; Smith C.M. Basic Medical Biochemistry: A Clinical Approach.
Lippincott Williams & Wilkins. Edisi terbaru.
3. Fauci, Braunwald, Kasper, et al. Diabetes mellitus. Harrison's Principles of Medicines 17"‘
ed..Principles of lntemal Medicine.McGraw-Hills. 2008.
4. McPherson & Pincus. Henry's Clinical Diagnosis and Management by Laboratory
Methods, 21st ed. W.B. Saunders Company. 2006.
5. Jellinger P.S., Mehta A.E., Handelsman Y., AACE Lipid and Atherosclerosis Guidelines.
Endocr Pract. 2012; 18(Suppl '1).