c. Petugas kesehatan mewawancarai pihak-pihak terkait a. Orang yang mengetahui adanya penderita atau
yang patut diduga mengetahui adanya perubahan kondisi rentan tersangka penderita penyakit berpotensi KLB, yaitu orang tua
KLB. penderita atau tersangka penderita, orang dewasa yang tinggal
serumah dengan penderita atau tersangka penderita' Ketua
d. Mengunjungi daerah yang dicurigai terdapat Rukun Tetangga, Ketua Rukun Warga, Ketua Rukun Kampung atau
perubahan kondisi rentan KLB. Kepala Dukuh yang mengetahui adanya penderita atau tersangka
penderita tersebut.
Deteksi Dini KLB
b. Petugas kesehatan yang memeriksa penderita' atau
('l). ldentifikasi Kasus Berpotensi KLB
memeriks-a ' baha;-bahan pemeriksaan penderita penyakit
Setiap kasus berpotensi KLB yang datang ke Unit Pelayanan berpotensi KLB' yaitu dokter atau petugas kesehatan, dokter
Kesehatan, diwawancarai kemungkinan adanya penderita lain di hewan yang memeriksa hewan sumber penyakit menular
berpotensi KLB dan petugas laboratorium yang memeriksa
(2).Sekitar tempat tinggal, lingkungan sekolah, lingkungan spesirllen penderita atau tersangka penderita penyakit berpotensi
perusanaan atau asrama yang kemudian dapat dlsimpulkan KLB.
dugaan adanya KLB.
c. Kepata stasiun kereta api, kepala pelabuhan laut,
Setiap Unit Pelayanan Kesehatan melakukan anajisis terus kepala bandar udara, kepala terminal kendaraan bermotor' kepala
menerus dan sistematis terhadap perkembangan penyakit yang asrama. kepala sekolah, pimpinan perusahaan, kepala kantor
berpotensi KLB di daerahnya untuk mengitahui iecara'din'i adanya pemerintah dan swasla, kepala Unit Pelayanan Kesehatan.
KLB.
d. Nakhoda kapal, pilot pesawat terbang, dan pengemudi
Adanya dugaan peningkatan penyakit dan faktor resiko yang angkutan darat.
berpotensi KLB diikuti dengan penyelidikan.
Kesiapsiagaan Menghadapi KLB
Penyelidikan Dugaan KLB
Kesiapsiagaan menghadapi KLB dilakukan terhadap sumber daya
Penyelidikan dugaan KLB dilakukan dengan cara : manusia, sislem konsultasi dan referensi, sarana penunJang'
laboratorium dan anggaran biaya, strategi dan tim
a. Di Unit Pelayanan Kesehatan, petugas kesehatan penanggulangan KLB serta jejaring kerja tim penanggulangan KLB
menanyakan setlap pengunjung Unit pelayanan Kesehatan Kabupalen/Kota, Prooinsidan Pusat.
tentang kemungkinan adanya peningkatan sejumlah penderita
penyakit yang diduga KLB pada lokasitertentu.
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota; Dinas Kesehatan Propinsi dan - Memberikan informasi perkembangan penyakit
Departemen Kesehatan melalui Ditjen PPM&PL serta unit terkait berpotensi KLB dan adanya ancaman KLB kepada program/sektor
membangun jejaring ke|jasama penanggulangan KLB. ditingkat nasional, Dinas Kesehatan Propinsi, dan kabupaten/kota
secara periodik.
Tindakan Penanggulangan KLB Yang Cepat Dan Tepat.
- Apabila teridentiflkasi adanya ancaman KLB yang
Setiap daerah menetapkan mekanisme agar setiap kejadian KLB sangat penting dan mendesak, maka dalam waktu secepat-
dapat terdeteksi dini dan dilakukan tindakan penanggulangan cepatnya memberikan peringatan kewaspadaan dini KLB kepada
dengan cepat dan tepat. program terkait di lingkungan Departemen Kesehatan, Dinas
Kesehatan Propinsi, dan sektor terkait nasional.
Menyusun pedoman SKD-KLB dan penanggulangan KLB masing 2. Pencarian aktif suspek dan kasus tambahan
masing penyakit berpotensi KLB secara nasional.
3. Tatalaksana kasus sesuai standar yang harus dirawat
Pengembangan dan atau peningkatan SKD-KLB darurat inap diruang khusus infeksius
Untuk menghadapi ancaman serangan KLB penyakit tertentu yang 4. Evaluasi cangkupan imunisasi terhadap penyakit yang
sangat serius dapat mengembangkan SKD-KLB penyakit tertentu tergolong KLB untuk mengetahui kamunitas rentan
yang baru atau meningkatkan SKD-KLB penyakit tertentu yang
5. Peningkatan kebersihan lingkungan
sudah ada, pada wilayah tertentu dan periode waktd tertentu.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu , bahwa seorang 3. Laporan penyelidikan KLB dan rencana
lelaki yang berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam penanggulangan KLB
bahwa onta yang berpenyakit kudis ketika berada di antara onta-
Laporan ini membuktikan kebenaran adanya KLB penyakit
onta yang sehat tiba-tiba semua onta tersebut terkena kudis,
tertentu pada suatu daerah. Serta menyelidiki penjelasan
maka beliau bersabda:
diagnosis penyebab, sumber penularan, dan pencemaran yang
sudah diidentifikasi melalui laboraturium. Penyelidikan ini juga
menyelidiki waktu adanya KLB serta keadaan saat dilakukannya
“Kalau begitu siapa yang menulari (onta) yang pertama ?” (HR. penyelidikan, kelompok penduduk terserang serta adanya
Al-Bukhari dan Muslim) kesakitan
Pemastian penetapan kondisi luar biasa haruslah melalui e. Apabila kesakitan/kematian oleh keracunan yang
diagnosis yang tepat. Maka dari itu, perlu adanya pemantapan timbul di suatu kelompok masyarakat.
diagnosis sebelum penetapan KLB disebarluaskan. Pemastian
f. Apabila di daerah tersebut terdapat penyakit menular
diagnosis dapat melalui cara berikut :
yang sebelumnya tidak ada/dikenal.
a. Mencocokkan gejala penyakit yang terjadi pada individu.
4. Penetapan KLB
b. Membuat distribusi frekuensi gejala klinisnya.
Apabila salah satu dari kriteria diatas telah terpenuhi maka yang
Cara menghitung distribusi frekuensi dari tanda-tanda dan gejala- berhak menetapkan kondisi KLB adalah kepala dinas kabupaten/
gejala yang ada pada kasus adalah sebagai kota, atau kepala dinas provinsi, atau menteri kesehatan. Apabila
kepala dinas kabupaten/kota tidak menetapkan keadaan KLB,
berikut : maka kepala djnas kesehatan provinsi berhak menetapkan
keadaan KLB. Apabila kepala dinas provinsi, atau kabupaten /kota
a. Buat daftar gejala-gejala yang muncul pada kasus tersebut tidak menetapkan keadaan KLB, maka menteri kesehatan berhak
menetapkan keadaan KLB.
b. Hitung persen kasus yang mempunyai gejala tersebut
Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, provinsi atau menteri
c. Susun ke bawah menurut urutan frekuensinya
harus mencabut keadaan KLB apabila sudah tidak memenuhi
2. Analisis data KLB kriteria KLB yang sudah dijelaskan di atas.
Setelah memastikan diagnosis, langkah berikutnya adalah sebagai 11. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan
berikut : tujuan penetapan KLB
a. Membandingkan insidensi penyakit penyakit yang Tujuan dari penetapan Kejadian Luar Biasa pada kasus penyakit
tengah yang tengah berjalan dengan insidensi penyakit dalam yang menular dan banyak menyebabkan kesakitan dan kematian
keadaan biasa (endemik), pada populasi yang dianggap berisiko, adalah agar penyakit tersebut menjadi fokus pemerintah serta
pada tempat dan waktu tertentu. masyarakat seluruh Indonesia bahwa penyakit tersebut butuh
penanganan segera sebelum menjadi wabah dan menyebabkan
b. Dengan Pola maksimum dan Minimum 5 tahunan atau banyak kematian. Selain daripada hal tersebut biaya
3 tahunan. penanggulangan penyakit tersebut akan menambah beban
masyarakat dan negara bila sudah tersebar luas. Sehingga
c. Membandingkan frekuensi penyakit pada tahun yang penetapan beberapa penyakit menular yang telah disebutkan
sama bulan berbeda atau bulan yang sama tahun berbeda . dalam tujuan pembelajaran sebelumnya menjadi hal penting dan
patut untuk diberikan perhatian lebih. Pemerintah juga telah
3. Menelaah kriteria penetapan KLB:
menetapkan program penanggulangan KLB dengan tujuan sebagai
a. Angka kesakitan/kematian suatu penyakit menular di berikut:
suatu Kecamatan menunjukkan kenaikan 3 kali atau lebih selama
tiga minggu berturut-turut atau lebih.
Tujuan Umum
b. Jumlah penderita baru dalam satu bulan dari suatu
penyakit menular di suatu Kecamatan, menunjukkan kenaikan dua Terselenggaranya kewaspadaandan kesiapsiagaan terhadap
kali lipat atau lebih, bila dibandingkan dengan angka rata-rata kemungkinan terjadinya KLB.
sebulan dalam setahun sebelumnya dari penyakit menular yang
sama di kecamatan tersebut itu. Tujuan Khusus
a. Teridentifikasi adanya ancaman KLB. d. sistem peringatan dini-KLB di rumah sakit .
b. Terselenggaranya peringatan kewaspadaan dini KLB. - Sumber data lain dalam jejaring surveilans
epidemiologi adalah :
c. Terselenggaranya kesiapsiagaan menghadapi
kemungkinan terjadinya a. data surveilans terpadu penyakit,
d. Terdeteksi secara dini adanya kondisi rentan KLB. c. data cakupan program,
e. Terdeteksi secara dini adanya KLB. d. data lingkungan pemukiman dan perilaku, pertanian,
meteorologi geofisika
f. Terselenggaranya penyelidikan dugaan KLB.
e. informasi masyarakat sebagai laporan kewaspadaan KLB,
- Pencegahan kewaspadaan dini KLB dan atau terjadinya peningkatan KLB pada
Seperti pada definisi wabah, maka upaya pencegahan yang daerah dan periode waktu tertentu.
dilakukan selama ini adalah upaya bagaimana mencegah kondisi
wabah agar tidak terjadi. Oleh karena itu upaya yang dilakukan 3. Peringatan Kewaspadaan Dini KLB
selama ini adalah bagaimana menangani terjadinya KLB (kondisi
4. Peringatan kewaspadaan dini KLB dan atau terjadinya
sebelum wabah terjadi) di Indonesia. Bahkan dalam
peningkatan KLB pada daerah tertentu dibuat untuk jangka
pelaksanaanya upaya pencegahan tersebut dilakukan jauh lebih
pendek (periode 3-6 bulan yang akan datang) dan disampaikan
awal yaitu mencegah agar KLB tidak terjadi, melalui Sistem
kepada semua unit terkait di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB).
Dinas Kesehatan Propinsi, Departemen Kesehatan, sektor terkait
Penyelenggaraan SKD-KLB secara jelas telah diatur dalam
dan anggota masyarakat, sehingga mendorong peningkatan
PERMENKES No. 949/Menkes/SK/VIII/2004 Tentang Pedoman
kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap KLB di Unit Pelayanan
Penyelenggaraan Sistim
Kesehatan dan program terkait serta peningkatan kewaspadaan
- Kewaspadaan Dini KLB. Kegiatan SKD KLB secara umum masyarakat perorangan dan kelompok. Peringatan kewaspadaan
meliputi: dini KLB dapat juga dilakukan terhadap penyakit berpotensi KLB
dalam jangka panjang (periode 5 tahun yang akan datang), agar
1. Kajian Epidemiologi Ancaman KLB terjadi kesiapsiagaan yang lebih baik serta dapat menjadi acuan
perumusan perencanaan strategis program penanggulangan KLB.
2. Untuk mengetahui adanya ancaman KLB, maka
dilakukan kajian secara terus menerus dan sistematis terhadap 5. Peningkatan Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan terhadap
berbagai jenis penyakit berpotensi KLB dengan menggunakan KLB
bahan kajian :
6. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap KLB meliputi
a. data surveilans epidemiologi penyakit berpotensi KLB, peningkatan kegiatan surveilans untuk deteksi dini kondisi rentan
KLB; peningkatan kegiatan surveilans untuk deteksi dini KLB;
b. kerentanan masyarakat, antara lain status gizi dan imunisasi, penyelidikan epidemiologi adanya dugaan KLB; kesiapsiagaan
menghadapi KLB dan mendorong segera dilaksanakan tindakan
c. kerentanan lingkungan,
penanggulangan KLB.
d. kerentanan pelayanan kesehatan,
7. Langkah-Langkah Penyidikan KLB:
e. ancaman penyebaran penyakit berpotensi KLB dari daerah atau
1. Persiapan penelitian lapangan.
negara lain, serta
2. Menetapkan apakah kejadian tersebut suatu KLB.
f. sumber data lain dalam jejaring surveilans epidemiologi.
3. Memastikan Diagnosis Etiologis
- Sumber data surveilans epidemiologi penyakit
berpotensi KLB adalah : 4. Mengidentifikasikan dan menghitung kasus atau
paparan
a. laporan KLB/wabah dan hasil penyelidikan dan penanggulangan
KLB, 5. Mendeskripsikan kasus berdasarkan orang, waktu dan
tempat.
b. data epidemiologi KLB dan upaya penanggulangannya,
6. Membuat cara penanggulangan sementara dengan
c. surveilans terpadu penyakit berbasis KLB,
segera (jika diperlukan).
7. Mengidentifikasi sumber dan cara penyebaran j. Strategi penemuan kasus,
10. Menetapkan saran cara pencegahan atau a. Membicarakan rencana dan pelaksanaan penyidikan
penanggulangan. KLB.
11. Menetapkan sistim penemuan kasus baru atau kasus b. Kelengkapan sarana dan tenaga di daerah.
dengan komplikasi.
c. Memperoleh ijin dan pengamanan.
12. Melaporkan hasil penyidikan kepada instansi
kesehatan setempat dan kepada sistim pelayanan kesehatan yang - Pemastian Diagnosis Penyakit
lebih tinggi.
A. Pemastian dignosis penyakit dengan cara :
Dikerjakan secepat mungkin, dalam 24 jam pertama sesudah b. Menyusun distribusi frekuensi gejala klinisnya.
adanya informasi. Persiapan penelitian lapangan meliputi :
Cara menghitung distribusi frekuensi dari tanda-tanda dan gejala-
1. Pemantapan (Konfirmasi) Informasi gejala yang ada pada kasus adalah sebagai berikut :
a. Asal informasi adanya KLB. Dapat berasal dari : a. Buat daftar gejala yang ada pada kasus
b. - laporan Wabah (W1), b. Hitung persen kasus yang mempunyai gejala tersebut
c. - Analisis sistim kewaspadaan dini didaerah tersebut c. Susun ke bawah menurut urutan frekuensinya
(laporan W2),
f. - Gejala klinis,
c. - Menetapkan KLB