Enzim yang ditemukan di dalam plasma dapat dibagi menjadi dua, yaitu: (1) enzim plasma fungsional; (2) enzim plasma nonfungsional. Enzim plasma fungsional adalah enzim yang didapatkan di dalam plasma dalam jumlah besar dan diketahui fungsinya di dalam plasma (substratnya ada di plasma). Sebagai contoh misalnya lipoprotein lipase dan enzim- enzim yang berperan pada pembekuan darah. Enzim plasma nonfungsional adalah enzim yang terdapat di dalam plasma dengan jumlah yang jauh lebih sedikit daripada jumlahnya dijaringan dan tidak mempunyai fungsi fisiologik di dalam plasma. Sebagai contoh misalnya aminotrasferase, amilase, lipase, kreatin kinase, laktat dehidrogenase dan alkali fosfatase. Peningkatan jumlah enzim plasma nonfungsional dapat dijadikan sebagai indikator peningkatan kerusakan/kematian sel, yang dapat bersifat spesifik. Terdapat dua aminotransferase yang paling sering diukur yaitu alanine aminotransferase (ALT) atau “glutamate-piruvat transaminase” (GPT), dan aspartate aminotransferase (AST), yang disebut “glutamate-oxaloacetate transaminase” (GOT), dan keduanya memerlukan piridoksal fosfat (Vitamin B6) sebagai kofaktor. Aminotransferase tersebar luas di tubuh, tetapi banyak dijumpai di hati, karena peran penting organ ini dalam sintesis protein dan dalam menyalurkan asam-asam amino ke jalur jalur biokimiawi lain. Hepatosit pada dasarnyaa adalah satu-satunya sel dengan konsentrasi ALT yang tinggi, sedangkan ginjal, jantung, dan otot rangka mengandung kadar sedang. ALT dalam jumlah yang lebih sedikit dijumpai di pancreas, paru, lima, dan eritrosit. Dengan demikian, ALT serum memiliki spesifitas yang relative tinggi untuk kerusakan hati. Sejumlah besar AST terdapat di hati, miokardium, dan otot rangka; eritrosit juga memiliki AST dalam jumlah sedang. Hepatosit mengandung AST tiga sampai empat kali lebih banyak daripada ALT. Aminotransferase merupakan indikator yang baik untuk kerusakan hati apabila keduanya meningkat. Pada keadaan Cedera akut pada hati, seperti karena hepatitis, dapat menyebabkan peningkatan baik AST maupun ALT menjadi ribuan IU/Liter. Nilai normal pada SGOT ialah 3-45 u/L, sedangkan nilai normal SGPT ialah 0-35 u/L. Peningkatan enzim aspartat aminotrasferase (AST) atau serum glutamat oxaloasetat transaminase (SGOT) dan laktat dehidrogenase dapat dijadikan sebagai indikator kerusakan sel-sel jantung, misalnya pada kasus infark miokard dan dapat dijadikan sebagai parameter kerusakan sel hepar. Sedangkan alanin aminoteransferase (ALT) atau serum glutamat piruvat transaminase (SGPT) dapat di jadikan indikator kerusakan sel hepar. Amilase dan lipase untuk sel pankreas, sedangkan alkalifosfatase untuk sel tulang. Pada praktikum ini di lakukan pengukuran enzim aminotransferase, yaitu SGOT dan SGPT.
Enzim transaminase merupakan enzim intra seluler yang mengkatalisis reaksi
pemindahan (transfer) gugus amino dari suatu asam amino ke asam keto. Reaksi tersebut akan menghasilkan turuna asam asam keto yang baru dan disamping itu akan terbentuk pula asam amino baru.
1.2 Tujuan Praktikum
a. Mahasiswa dapat membedakan antara enzim plasma fungsional dan nonfungsional. b. Mahasiswa dapat menjelaskan peran pengukuran enzim dalam menegakkan diagnosis atau menetapkan prognosis. c. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja enzim SGOT dan SGPT