Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum 2

A. Hari, Tanggal
Jumat, 30 September 2022
B. Tujuan
Untuk menentukan aktivitas enzim SGPT/ALAT dalam serum menggunakan
metode spektrofotometri
C. Prinsip

GPT
Alanin + Oxaglutarat Glutamat + Piruvat
ALAT

Piruvat + NADH Lactat + NAD+


LDH

D. Metode
Kinetik Fotometri
E. Dasar Teori
Dua macam enzim yang sering dihubungkan dengan kerusakan sel hati
termasuk dalam golongan aminotrasferase, yakni enzim yang mengkatalisis
pemindahan gugusan amino secara reversible antara asam amino dan asam
alfaketo. Aspartat aminotransferase (AST) atau glutamat oksaloasetat
transaminase (GOT) mengerjakan reaksi antara asam aspartat dan asam alfa-
ketoglutamat. Alanin aminotransferase (AST) atau glutamat piruvat
transaminase (GPT) melakukan reaksi serupa antara alanin dan asam alfa-
ketoglutamat (Hidayat, 2010).
Tingkat- tingkat yang tepat dari enzim-enzim ini tidak berkorelasi baik
dengan luasnya kerusakan hati atau prognosis. Jadi, tingkat-tingkat AST
(SGOT) dan ALT (SGPT) yang tepat tidak dapat digunakan untuk
menentukan derajat kerusakan hati atau meramalkan masa depan. Contohnya,
pasien-pasien dengan virus hepatitis A akut mungkin mengembangkan
tingkat-tingat AST dan ALT yang sangat tinggi (adakalanya dalam batasan
ribuan unit/liter). Namun kebnyakan pasien-pasien dengan virus hepatitis A
akut sembuh sepenuhnya tanpa sisa penyakit hati. Untuk suatu contoh yang
berlawanan, pasien- pasien dengan infeksi hepatitis C kronis secara khas
mempunyai hanya suatu peningkatan yang kecil dari tingkat- tingkat AST dan
ALT mereka. Beberapa dari pasien- pasien ini mungkin mempunyai penyakit
hati kronis yang berkembang secara diam- diam seperti hepatitis kronis dan
sirosis (Gunawan, 2011)
ALT dan AST adalah dua penanda paling dapat diandalkan dari cedera
atau nekrosis hepatoseluler. Tingkat mereka dapat meningkat dalam berbagai
gangguan hati. Dari dua, ALT dianggap lebih spesifik untuk kerusakan hati
karena hadir terutama dalam sitosol hati dan dalam konsentrasi rendah di
tempat lain. AST memiliki bentuk sitosol dan mitokondria dan hadir di
jaringan hati, jantung, otot rangka, ginjal, otak, pankreas, dan paru-paru, dan
sel darah putih dan merah. AST kurang umum disebut sebagai oksaloasetat
transaminase serum glutamic dan ALT piruvat transaminase sebagai serum
glutamat. Meskipun tingkat ALT dan AST bisa sangat tinggi (melebihi 2.000
U per L dalam kasus cedera dan nekrosis hepatosit yang berhubungan dengan
obat-obatan, racun, iskemia, dan hepatitis), ketinggian kurang dari lima kali
batas atas normal (yaitu, sekitar 250 U per L dan bawah) jauh lebih umum
dalam kedokteran perawatan primer. Kisaran etiologi yang mungkin pada
tingkat elevasi transaminase lebih luas dan tes kurang spesifik. Hal ini juga
penting untuk mengingat bahwa pasien dengan ALT normal dan tingkat
SGOT dapat mempunyai penyakit hati yang signifikan dalam pengaturan
cedera hepatosit kronis, misalnya, sirosis, hepatitis C (Kurniawan, 2014).
F. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Spektrofotometer UV
b. Kuvet
c. Mikropipet
d. Blue Tip
e. Yellow Tip
f. Tabung EDTA
g. Pipet tetes
h. Tissue
i. Cup Serum
2. Bahan
a. Larutan monoreagen pemeriksaan SGPT/ALAT
b. Serum pasien
c. Aquadest
G. Cara Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Larutan monoreagen dibuat dengan perbandingan 4:1 menggunakan R1:R2
3. Monoreagen dipipet sebanyak 1.000 µL menggunakan mikropipet,
masukkan ke dalam kuvet yang sudah bersih dan kering
4. Ditambahkan 100 µL serum pasien yang sudah disiapkan, timer dimulai
5. Baca absorbansi terhadap blanko udara pada panjang gelombang 340 nm
pada menit ke 1, 2 , dan 3
6. Dicatat absorbandi yang didapatkan, kemudian dihitung ΔA/menit
7. Hasil ΔA/menit kemudian dikalikan faktor 1745 untuk mendapatkan
aktivitas enzim SGPT/ALAT
H. Hasil Pengamatan dan Perhitungan
Pada praktikum pemeriksaan SGPT/ALAT yang dilakukan pada hari
jumat, 30 September 2022 menggunakan sampel serum dari probandus atas
nama Mutiara Putri yang berjenis kelamin perempuan (P) dengan usia 20
tahun, dilakukan pemeriksaan menggunakan metode kinetik fotometri dengan
bantuan alat spektrofotometer, didapatkan data pemeriksaan sebagai berikut :
1. Hasil Absorbansi

Menit Absorbansi

1 0,386 A

2 0,376 A
3 0,371 A

2. Perhitungan ΔA/menit
Rumus :
ΔA = (A1-A2) + (A2-A3)
2
Diketahui :
Absorbansi menit ke 1 : 0,386 A
Absorbansi menit ke 2 : 0,376 A
Absorbansi menit ke 3 : 0,371 A
Perhitungan :
ΔA = (A1-A2) + (A2-A3) = (0,386A-0,376 A)+(0,376 A+0,371 A) = 0,0075A
2 2

3. Perhitungan Aktivitas Enzim SGPT/ALAT


Rumus :
Perhitungan = ΔA/menit x Faktor (1745)
Diketahui :
ΔA/menit : 0,0075 A
Faktor : 1745
Perhitungan :
ΔA/menit x Faktor (1745) = 0,0075 A x 1745 = 13 unit/L (Normal)
4. Nilai Normal
Wanita : <31 unit/L
Pria : <45 unit/L
Pemeriksaan kadar SGPT/ALAT yang telah dilakukan pada sampel
serum probandus atas nama Mutiara Putri dengan jenis kelamin perempuan
(P) usia 20 tahun didapatkan hasil aktivitas enzim adalah 13 unit/L dimana
hasil ini menunjukkan kadar normal, sehingga sampel yang diperiksa tidak
terindikasi kelainan hati.
I. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian pemeriksaan Glutamat
Piruvate Transaminase (GPT) yang bertujuan untuk memeriksa fungsi hati
dan menginterpretasikan hasil pemeriksaan yang diperoleh. Deteksi dini
dengan diagnosis lebih awal penting dilakukan untuk meminimalisir
kerusakan dan menyelamatkan fungsi hati. Seperti ukurannya yang besar, hati
juga mempunyai peranan besar dan memiliki lebih dari 500 fungsi. Fungsi-
fungsi utama hati diantaranya menampung darah, membersihkan darah untuk
melawan infeksi, memproduksi dan mengekskresikan empedu, membantu
menjaga keseimbangan glukosa darah (metabolisme karbohidrat), membantu
metabolisme lemak, membantu metabolisme protein, metabolisme vitamin
dan mineral, menetralisir zat-zat beracun dalam tubuh (detoksifikasi) dan
mempertahankan suhu tubuh.
Dua macam enzim yang sering dihubungkan dengan kerusakan sel hati
termasuk dalam golongan aminotrasferase, yakni enzim yang mengkatalisis
pemindahan gugusan amino secara reversible antara asam amino dan asam
alfa-keto. Aspartat aminotransferase (AST) atau glutamat oksaloasetat
transaminase (GOT) mengerjakan reaksi antara asam aspartat dan asam alfa-
ketoglutamat. Alanin aminotransferase (AST) atau glutamat piruvat
transaminase (GPT) melakukan reaksi serupa antara alanin dan asam alfa-
ketoglutamat.
SGPT adalah singkatan dari Serum Glutamik Piruvat Transaminase,
SGPT atau juga dinamakan ALT (Alanin Aminotransferase) merupakan
enzim yang banyak ditemukan pada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis
destruksi hepatoselular. Enzim ini dalam jumlah yang kecil dijumpai pada
otot jantung, ginjal dan otot rangka. Pada umumnya nilai tes SGPT/ALT
lebih tinggi daripada SGOT/AST pada kerusakan parenkim hati akut,
sedangkan pada proses kronis didapat sebaliknya.
Salah satu cara untuk mendeteksi adanya kerusakan fungsi hati adalah
dengan memeriksa aktivitas enzim Glutamat Piruvat Transaminase (GPT)
atau Alanin Aminotransferase (ALT) dalam serum. Enzim ini terdapat dalam
sitoplasma dan mitokondria sel hati. Bila terjadi kerusakan fungsi hati akan
terjadi peningkatan permeabilitas membran sel sehingga komponenkomponen
sitoplasma akan keluar dari sel dan apabila membran intraseluler seperti
mitokondria rusak maka enzim-enzim yang terdapat di dalamnya akan
mengalami peningkatan aktivitas dalam serum. Berdasarkan hal tersebut,
maka peningkatan aktivitas enzim GPT atau ALT dalam serum dapat diukur
dan dijadikan salah satu parameter kerusakan fungsi hati. enzim GPT atau
ALT paling banyak ditemukan di sitoplasma sel hati sehingga enzim ini lebih
sensitif untuk pemeriksaan kerusakan sel hati.
Tahap pertama dalam melakukan pemeriksaan GPT adalah memipet 100
µl serum/plasma dan 1000 µl larutan pereaksi. Larutan pereaksi yang
digunakan berisi 15 mmol/liter α- ketoglutaric acid, 0,18 mmol/liter NADH,
>5000 U/L Latcic dehydrogenase, 100 mmol/liter Tris buffer (pH 7,3) dan
500 mmol/liter L-Alanin. Tris pH buffer (pH 7,3) berfungsi sebagai dapar
yang menjaga pH serum selama reaksi pemeriksaan agar aktivitas GPT stabil
karena reaksi enzimatik dipengaruhi konsentrasi enzim, konsentrasi substrat,
pH, suhu dan inhibitor. L-Alanin berfungsi sebagai asam amino yang akan
diubah menjadi L-glutamat dengan dikatalisis oleh enzim Alanin
Aminotransferase (ALT). LDH (Laktat Dehidrogenase) juga merupakan
enzim yang akan mengkatalisis piruvat yang akan diubah menjadi laktat.
αketoglutaric acid akan bereaksi dengan L-Alanin membentuk L-glutamat
dan piruvat dengan dikatalisis oleh enzim ALT. Enzim ALT ini akan
mengkatalisis pemindahan gugus amino pada L-Alanin ke gugus keto dari
alfa-ketoglutarat membentuk glutamat dan piruvat. Selanjutnya piruvat
direduksi menjadi laktat. Reaksi tersebut dikatalisis oleh Laktat
Dehidrogenase (LDH) yang membutuhkan NADH dan H+. NADH akan
mengalami hidrolisis menjadi NAD+. Pada reaksi hidrolisis terjadi
pemutusan atom H+ dengan atom yang memiliki keelektronegatifan.
Banyaknya NADH yang dihidrolisis menjadi NAD+ sebanding dengan
banyaknya enzim ALT. Hal itulah yang akan diukur secara fotometri.
Definisi aktivitas enzim itu sendiri adalah kemampuan enzim merubah
substrat menjadi produk permenit.
Pengukuran absorbansi dilakukan setiap menit selama tiga menit
menggunakan spektrofotometer UV/Vis pada panjang gelombang 340 nm.
panjang gelombang 340 nm dimanfaatkan untuk pemeriksaan analisis
kuantitatif ezim dehidrogenase, termasuk NADH dan NAD. NADH memiliki
absorbansi yang tinggi pada panjang gelombang 340 nm, namun setelah
teroksidasi NAD absorbansinya akan menurun. Kecepatan penurunan optical
density pada 340 nm dapat menggambarkan kuantitas enzim yang dinyatakan
dalam unit aktivitas. Dilakukan pengukuran dengan menggunakan
spektrofotometer UV/Vis karena mempunyai sensitivitas yang relatif tinggi,
pengerjaanya mudah sehingga pengukuran yang dilakukan cepat, dan
mempunyai spesifisitas yang baik. Larutan blanko berfungsi agar alat
spektrofotometer UV/Vis mengenal matriks selain sampel sebagai penGPTor.
Tidak digunakan larutan standar pada pengujian ini, peran larutan standar
diganti oleh pergantian terhadap faktor dari panjang gelombang dan suhu
yang digunakan pada pengukuran. Pada prinsipnya, suatu molekul yang
dikenai suatu radiasi elektromagnetik pada frekuensi yang sesuai akan
menyerap energy dan energi molekul tersebut ditingkatkan ke level yang
lebih tinggi, sehingga terjadi peristiwa penyerapan (absorpsi) energi oleh
molekul. Banyaknya sinar yang diabsorpsi pada panjang gelombang tertentu
sebanding dengan banyaknya molekul yang menyerap radiasi, dan jumlah
cahaya yang diabsorpsi berbanding lurus dengan konsentrasinya sesuai
hukum lambert-beer.
Hasil pengukuran diperoleh data aktivitas enzim sebesar 13 unit/L.
Berdasarkan data yang diperoleh data aktivitas enzim tersebut masuk
kedalam rentang normal.
Peningkatan kadar SGPT paling tinggi : Hepatitis (virus) akut,
hepatoksisitas yang menyebabkan nekrosis hepar (toksisitas obat atau kimia);
agak atau meningkat sedang : sirosis, kanker hepar, gagal jantung kongesif,
intoksisitas alkohol akut; peningkatan marginal : infrak miokard akut (IMA).
Antibiotik, narkotik, metildopa (Aldomet), guanetidin, sediaan digitalis,
indometasin (Indocin), salisilat, rifampisin, flurazepam (Dalamane),
propanolol (Inderal), kontrasepsi oral, timah, heparin.

J. Kesimpulan
Pada praktikum yang telah dilakukan dengan materi Pemeriksaan
SGPT/ALAT pada serum menggunakan metode kinetik fotometri didapatkan
hasil pemeriksaan pada serum probandus atas nama Mutiara Putri berjenis
kelamin perempuan (P) usia 20 tahun data aktivitas enzim SGPT/ALAT
adalah 13 unit/L. Berdasarkan hasil aktivitas enzim yang diperoleh ini
termasuk normal karena masih berada direntang normal.
Daftar Pustaka

Alimul Hidayat A. A. 210. Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif.


Jakarta : Heath Books.
Gunawan. 2011. http://www.totalkesehatananda.com/darahhati2.html.com.
jakarta. Diakses tanggan 27 September 2022
Kurniawan, 2014. Penuntun Praktikum Kimia Klinik. Universitas Muslim
Indonesia : Makas
Tanda Tangan Pengesahan

Yogyakarta, 1 Oktober 2022

Koordinator Praktikum Praktikan

(Subrata Tri Widada, S.KM., M.Sc) (Mey Rena Wati)

Anda mungkin juga menyukai