Anda di halaman 1dari 3

Nama : Shintia Anugrah Oktania

NIM : 151910113030

3 ENZIM PADA UJI FUNGSI HATI

GAMMA-GLUTAMIL TRANSFERASE (GGT)

Enzim Gamma-glutamyl transferase (GGT) adalah transpeptidase yang terdistribusi


luas pada berbagai jaringan tubuh (terutama di permukaan luar membran berbagai sel kecuali
eritrosit dan pada sitoplasma) dan paling tinggi konsentrasinya pada hepatosit. Enzim ini
adalah glikoprotein dalam bentuk kuartener dengan berat molekul 68.000 dalton. Enzim ini
dibentuk oleh dua protein yaitu protein dengan rantai panjang dengan berat molekul 46.000
dalton dan protein dengan rantai lebih pendek yaitu seberat 22.000 dalton. Pada manusia
enzim ini dikode oleh gen GGT yang terletak pada kromosom 22. Enzim GGT juga
merupakan glikoprotein dimerik dengan berat molekul 68 kDa yang terdiri atas subunit besar
46 kDa dan subunit kecil 22 kDa. Nilai normal aktivitas GGT plasma adalah 0–40 U/L.

Enzim ini memiliki tiga fungsi utama. Fungsi pertama enzim ini berperan dalam
sintesis protein, fungsi kedua enzim ini ikut dalam regulasi aktivitas gluthatione dalam
jaringan, dan fungsi ketiga enzim ini berperan dalam transport asam amino melalui membran
sel. Enzim GGT memiliki kepentingan diagnostik, yang sering dimanfaatkan untuk
mengetahui fungsi sistem hepatobiliaris, seperti pada penyakit perlemakan hati (fatty liver
disease), inflamasi hati, serta alkoholisme. Penyakit-penyakit tersebut telah dapat dideteksi
dengan menggunakan aktifitas biomarker gamma glutamyl transferase (GGT) melalui
mekanisme kerusakan hepatoseluler. Enzim GGT termasuk kedalam golongan transferase.

Prinsip kerja :

Mengkatalisis pemindahan asam glutamat ke akseptor seperti glisilglisin. Proses ini


melepaskan 5-amino-2-nitrobenzoate yang dapat diukur pada Panjang gelombang 405 nm.
Peningkatan absorbansi pada panjang gelombang ini menunjukkan aktivitas Gamma GT.

ALANIN AMINOTRANSFERASE (ALT) / SGPT

Enzim ALT merupakan enzim yang terdapat pada sitosol hati dan terlibat dalam
glukoginesis, meningkatnya aktivitas enzim ALT dalam darah terutama disebabkan oleh
kerusakan sel hati dan sel otot rangka. Enzim ALT merupakan indikator terbaik dalam
melihat kerusakan hati. Pada gangguan sel hati dan ringan maka enzim sitoplasma akan
merembes ke dalam serum terutama enzim ALT. Oleh karena itu, aktivitas enzim ALT
bersifat khas dan spesifik terhadap kerusakan sel hati sehingga sangat cocok sebagai tes
untuk menentukan adanya ganguan fungsi hati walaupun dalam derajat ringan. Aktivitas ALT
pada orang dewasa normal sekitar 5-35 IU/L.

ALT/SGPT juga merupakan petanda yang paling sering digunakan pada toksisitas
hepar. SGPT merupakan suatu enzim hepar yang berperan penting dalam metabolisme asam
amino dan glukoneogenesis. Enzim ini mengkatalisa pemindahan suatu gugus amino dari
alanin ke α-ketoglutarat untuk menghasilkan glutamat dan piruvat. Pengukuran kadar enzim
ini merupakan tes yang lebih spesifik untuk mendeteksi kelainan hepar karena terutama
ditemukan dalam hepar. Enzim ini juga ditemukan pada otot skelet dan jantung, namun
aktifitasnya lebih rendah. Enzim ini mendeteksi nekrosis sel hepar. Enzim ALT termasuk
kedalam golongan transferase.

Prinsip kerja :
Alanin aminotransferase (ALT) mengkatalis gugus amino dari L-alanin ke 2-Oxoglutarat
secara transaminasi reversible untuk membentuk L-glutamat dan piruvat. Kemudian piruvat
mengalami reduksi dan terjadi oksidasi Nikotinamida Adenosin Dinukleotide Hidrogen
(NADH) menjadi Nikotinamida Adenosin Dinukleotida+ (NAD+) dengan bantuan enzim
Laktat Dehidrogenase (LDH). Penurunan serapan (absorbans) pada λ 340 nm sesuai dengan
aktivitas ALT.

ASPARTAT AMINOTRANSFERASE (AST) / SGOT


Aspartat Aminotransferase (AST) adalah enzim mitokondria yang memerantarai
reaksi pemindahan gugus amino antara asam aspartat dan asam alfaketoglutamat membentuk
asam glutamat dan oksaloasetat. AST terdapat pada jaringan dengan aktivitas metabolisme
yang tinggi dan mengkatalis konversi bagian nitrogen asam amino menjadi energi berbentuk
ATP dalam siklus krebs. Sebanyak 20% AST terdapat di sitoplasma dan 80% di mitokondria.
AST terdapat di jantung, hati, otot rangka dan ginjal. Bila jaringan tersebut mengalami
kerusakan akut, maka kadar AST dalam serum akan meningkat. Hal ini disebabkan oleh
bebasnya enzim intraseluler dari sel yang rusak ke sirkulasi. Kadar yang sangat meningkat
menunjukan adanya nekrosis hepatoseluler atau infark miokard.

AST / SGOT juga merupakan enzim hepar yang membantu produksi protein. Enzim
ini mengkatalisa transfer suatu gugus amino dari aspartat ke α-ketoglutarat menghasilkan
oksaloasetat dan glutamat. Enzim ini juga membantu dalam mendeteksi nekrosis sel hepar,
tapi dianggap petanda yang kurang spesifik untuk kerusakan sel hepar sebab enzim ini juga
bisa menggambarkan kelainan pada jantung, otot rangka, otak, dan ginjal. Rasio serum AST
dengan ALT bisa digunakan untukmembedakan kerusakan hepar dari kerusakan organ lain.
Enzim AST termasuk kedalam golongan transferase.

Prinsip kerja :

AST mengkatalis transfer gugus amino L-aspartat ke 2-Oksoglutarat menjadi L-Glutamat dan
Oksaloasetat. Kemudian Oksaloasetat akan mengalami reduksi dan menyebabkan oksidasi
Nikotinamida Adenosin Dinukleotida Hidrogen (NADH) menjadi Nikotinamida Adenosin
Dinukleotida (NAD+) dengan bantuan enzim Malat Dehidrogenase, diukur secara fotometrik
dengan panjang gelombang 340 nm.

Anda mungkin juga menyukai