Anda di halaman 1dari 17

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Enzim merupakan biokatalisator yang dihasilkan organisme hidup.
Katalisator adalah substansi yang dapat merubah kecepatan reaksi kimiawi tetapi
tidak merubah hasil reaksi dan tidak ikut bereaksi. Ciri yang khas dari enzim
ditandai oleh adanya spesifikasi untuk substrat yang mirip. Aktivitas enzim padat
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pH maupum suhu. Enzim akan bekerja
optimal pada pH dan suhu yang sesuai. Banyak terdapat berbagai enzim pada
tubuh manusia seperti enzim pepsis pada saluran cerna. Enzim juga selain
terdapat pada sistem pencernaan, terdapat pada sel hati. (Koolman 2001).
Hati merupakan salah satu organ yang berperan penting dalam
mempertahankan hidup. Hati termasuk organ intestinal terbesar dengan berat
antara 1,2-1,8 kg atau kurang lebih 25% berat badan orang dewasa. Kondisi hati
yang fungsi dan peranannya terganggu dapat menimbulkan penyakit tertentu
hingga kematian. Kondisi hati atau kesehatan hati dapat dilihat dari nilai enzim
GPT/ALT dan GOT/AST. Enzim GPT dan GOT dapat mengindikasikan kondisi
fungsi hati karena letaknya pada mitokondria dan sitosol. GPT dan GOT dapat
keluar dari sel dan memasuki peredaran darah. GPT dan GOT yang tinggi pada
peredaran darah mengindikasikan adanya inflamasi sehingga enzim dapat keluar
dari sel hati (Cahyono 2009)
GPT atau Alanin Aminotransferase (ALT) merupakan enzim yang terdapat
pada hati denngan konsentrasi yang tinggi. GPT juga terdapat pada jantung, otot
dan ginjal. GPT lebih banyak terdapat dalam hati dibandingkan jaringan otot
jantung dan lebih spesifik menunjukkan fungsi hati. Peningkatan kadar GPT dapat
terjadi pada penyakit hepatoseluler, sirosis aktif, obstruksi bilier dan hepatitis
(Kemenkes 2011). GOT adalah enzim yang memiliki aktivitas metabolisme yang
tinggi, ditemukan di jantung, hati, otot rangka, ginjal, otak, limfa, pankreas dan
paru-paru. Peningkatan kadar GOT dapat terjadi karena penyakit hati, pankreatitis
akut, trauma, anemia hemolitik akut, penyakit ginjal akut, luka bakar parah dan
penggunaan berbagai obat (Kemenkes 2011)
Kadar enzim GPT dan GOT harus diperhatikan, kedua enzim tersebut
dapat mengindikasikan penyakit seperti hepatitis dan sirosis. Sirosis hati
merupakan penyebab kematian ke delapan belas di dunia, dengan prevalensi
1,3%. Prevalensi tersebut menandakan perlunya mengetahui nilai kadar enzim
ALT dan AST sebagai diagonsa awal untuk mengetahui kondisi fungsi hati
(Cahyono 2009). Oleh karena itu mahasiswa Ilmu Gizi penting untuk mengetahui
dan memahami aktivitas enzim GPT dan GOT sehingga dapat mengetahui secara
tidak langsung fungsi hati dan jantung berdasarkan kadar enzim GPT dan GOT di
darah.

Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk memperlihatkan dan memahami konsep
aktivitas spesifik, yaitu aktivitas suatu enzim per kadar protein total dari sumber
enzim tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Hati
Hati adalah organ terbesar dalam rongga abdomen yang menempati
sebagian besar kuadran kanan atas abdomen dan merupakan pusat metabolisme
tubuh dengan fungsi yang sangat kompleks. Hati sangat berpotensial mengalami
kerusakan karena merupakan organ pertama setelah saluran pencernaan yang
terpapar oleh bahan-bahan yang bersifat toksik (Sudoyo dkk 2009).
Hati memiliki enzim spesifik yang dapat digunakan untuk mengukur
kerusakan hati. Enzim-enzim tersebut diantaranya adalah ALT (alanin
aminotransferase) atau yang lebih dikenal sebagai GPT (glutamat piruvate
transaminase), fosfatase alkali, dan GGT (gamma-glutamil transpeptidase, atau
gamma GT). GPT/ALT merupakan enzim yang spesifik untuk mengukur
kerusakan hati karena dibuat dalam sel hati (hepatosit). Peningkatan ALT terjadi
apabila ada kerusakan pada selaput sel hati yang disebabkan oleh hepatitis virus,
beberapa obat, penggunaan alkohol, dan penyakit pada saluran cairan empedu
(Candra 2013).
Fosfatase alkali adalah sekumpulan enzim yang serupa, dan dibuat dalam
saluran cairan empedu dan selaput dalam hati. Peningkatan fosfatase alkali dapat
terjadi bila saluran cairan empedu dihambat. Peningkatan fosfatase alkali
disebabkan oleh sirosis dan kanker hati. GGT merupakan enzim yang meningkat
pada orang yang memakai alkohol atau zat lain yang beracun pada hati (Candra
2013).
JANTUNG
Jantung adalah salah satu organ penting didalam tubuh dan berotot dengan
empat ruang yang terletak di rongga dada dibawah perlindungan tulang iga.
Jantung memiliki enzim yang dapat bermanfaat dalam hal diagnosis, diantaranya
yaitu enzim GOT atau AST merupakan enzim yang banyak dijumpai pada organ
jantung, hati, otot rangka, pankreas, paru-paru, sel darah merah dan sel otak. Saat
sel-sel organ tersebut mengalami kerusakan, maka GOT akan dilepaskan dalam
darah. Kadar SGOT (Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase) dalam darah
akan meningkat seiring dengan kerusakan pada sel-sel organ tersebut.
Enzim LDH (Laktat Dehidrogenase) merupakan enzim yang melepas
hydrogen dari suatu zat dan menjadi katalisator proses konversi laktat menjadi
piruvat. Tersebar luas pada jaringan terutama ginjal, rangka, hati dan miokardium.
Peningkatan LDH menandakan adanya kerusakan jaringan. LDH akan meningkat
sampai puncak 24-48 jam setelah infark dan tetap abnormal 1-3 minggu
kemudian. Nilai normal : 80-240 U/L (Sood 2006).

Enzim CKMB (Creatine Kinase MB), adalah enzim Creatine Kinase (CK)
yang disusun subunit M dan B. CK berperan sebagai pengatur produksi fosfat
yang memiliki energi tinggi dan pemanfatannya untuk kontraksi jaringan. Enzim
ini banyak terdapat di otot jantung. Konsentrasi CKMB meningkat ketika terjadi
luka pada miokardium. Kadar normal CKMB adalah <24 U/L (Sood 2006).
Enzim Troponin, dibedakan 3 tipe yaitu : C, I, dan T di mana I dan T lebih
spesifik untuk otot jantung. Troponin adalah protein spesifik berasal dari miokard
(otot jantung), kadarnya dalam darah naik bila terjadi kerusakan otot jantung dan
fungsinya untuk regulasi kontraksi otot jantung dan otot rangka khususnya pada
regulasi aktin dan myosin di otot (Gaze dan Collinson 2008).
GPT (Glutamat Piruvat Transaminase) dan
GOT (Glutamat Oksaloasetat Transaminase
Enzim aminotransferase adalah enzim yang mengkatalisis reaksi
transaminasi. Terdapat dua jenis enzim transaminase, yaitu glutamat oksaloasetat
transaminase (GOT) dan glutamat piruvat transaminase (GPT). Enzim-enzim ini
dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan di hati, namun enzim GPT
merupakan indikator yang lebih sensitif terhadap kerusakan hati dibanding GOT
karena sumber utama enzim GPT adalah hati, sedangkan enzim GOT banyak
terdapat pada jaringan terutama jantung, otot rangka, ginjal, dan otak (Cahyono
2009).
Enzim GOT atau disebut juga dengan aspartat aminotransferase (AST)
merupakan enzim mitokondria yang memiliki fungsi mengkatalisis pemindahan
gugus amino dari aspartat ke asam alfa-oksaloasetat untuk membentuk asam
glutamat dan oksaloasetat (Price dan Wilson 2005), sedangkan Alanin
aminotransferase enzim/GPT melakukan reaksi serupa antara alanin dan asam
alfa-ketoglutamat (Salam 2014). Adanya peningkatan enzim hati tersebut dapat
mencerminkan tingkat kerusakan sel-sel hati. Kerusakan membran sel
menyebabkan enzim GOT keluar dari sitoplasma sel yang rusak, sehingga
jumlahnya meningkat di dalam darah (Ronald 2004). Kadar enzim GOT akan
meningkat apabila terjadi kerusakan sel yang akut seperti nekrosis hepatoseluler
dan saluran empedu, penyakit jantung dan pembuluh darah, serta gangguan fungsi
ginjal dan pankreas (Price dan Wilson 2005).
Berdasarkan distribusi subselular, enzim GOT sebagian besar terikat dalam
organel dan hanya sedikit didapatkan dalam sitoplasma. Sebaliknya sebagian
besar dari enzim GPT terikat dalam sitoplasma (Richard dan Matthew 2007).
Apabila kerusakan organ sebagian besar mengenai membran maka kenaikan GPT
lebih tinggi, sedangkan jika kerusakan organ terutama mengenai organel akan
menyebabkan kenaikan GOT yang lebih menonjol (Carl dkk 2006).
Prinsip kerja enzim GOT adalah sebagai berikut: GOT L-Aspartat + 2oksoglutarat Oksaloasetat + L-Glutamat MDH Oksaloasetat + NADH + H+ Malat
+ NAD+ GOT mengkatalisis perpindahan gugus amino dari aspartat kepada 2oksoglutarat untuk membentuk oksaloasetat dan glutamat. Dengan adanya NADH
dan malat dehidrogenase maka oksaloasetat direduksi menjadi malat dan NAD.

Nilai normal SGOT = Pria < 37 U/L Wanita < 31 U/L (Kee 2007). Fungsi dari
enzim GOT adalah sebagai bahan diagnosa dan evaluasi penyakit hati dan
penyakit jantung dan memantau efek obat yang hepatotoksik dan nefrotoksik
(Sardini 2007).
GPT (Glutamat Piruvat Transaminase), Alanin mengkatalisis reaksi
pemindahan gugus NH2 dari asam amino alanin ke asam alfaketoglutarat.
Hasilnya terbentuklah asam keto yang lain, yang berasal dari alanin yaitu asam
piruvat dan asam amino yang berasal dari asam alfa-ketoglutarat yaitu asam
glutamate. Prinsip kerja enzim GPT adalah GPT L-Alanin + Ketoglutarat
Piruvat + L-Glutamat LDH Piruvat + NADH + H+ Laktat + NAD+ GPT
mengkatalisis pemindahan gugus amino dari alanin kepada ketoglutarat untuk
membentuk piruvat dan glutamat. Kemudian dengan adanya NADH dan laktat
dehidrogenase maka piruvat akan direduksi menjadi laktat dan NAD. Nilai normal
SGPT = Pria < 42 U/L Wanita < 32 U/L (Kee 2007). Makin tinggi peningkatan
kadar enzim GPT, semakin tinggi tingkat kerusakan sel-sel hati. Hal tersebut
dikarenakan hati merupakan sumber utama enzim GPT, tetapi enzim ini dalam
jumlah yang kecil terdapat pada otot jantung, ginjal, dan otot rangka (Suharjo
2009). Namun bukan berarti bahwa tingginya enzim GPT sudah pasti
mengindikasikan kelainan hati. Fungsi enzim GPT adalah sebagai indikator
kerusakan sel hati, memantau efek obat yang hepatotoksik, membedakan ikterus
hemolitik dengan ikterus karena penyakit hati (Sardini 2007).
METODE
Waktu dan Tempat
Praktikum aktivitas spesifik glutamate piruvat transaminase (GPT) dan
glutamate oksaloasetat transaminase (GOT) pada organ hati dan jantung ini
dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Maret 2016 pukul 10.00-13.00 WIB di
Laboratorium Metabolisme Zat Gizi, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas
Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan saat praktikum yaitu timbangan analitik, mortar,
tabung dan alat sentrifugasi, kuvet dan spektrofotometer, tabung reaksi, gelas
piala 25 ml, pipet tetes, piper Mohr, pipet mikro, bulb, dan waterbath. Bahan yang
digunakan adalah supernatan hati dan jantung ayam, supernatan hati dan jantung
tikus, larutan NaCl 0.9%, dapar substrat GOT, dapar substrat GPT, larutan standar
piruvat 2 mmol/L, larutan 1.5 mM 2.4-dinitrofenilhidrazin, larutan NaOH 0.4 N,
standar protein (albumin 2%), pereaksi biuret, dan akuades.
Prosedur Kerja
Praktikum aktivitas spesifik enzim GPT dan GOT terdiri dari 6 prosedur
percobaan yaitu persiapan larutan enzim GPT dan GOT hati dan jantung,
pembuatan kurva kalibrasi standar GOT, pengukuran aktivitas enzim GOT,

pembuatan kurva kalibrasi GPT, pengukuran aktivitas enzim GPT, dan penetapan
kadar protein
Persiapan larutan enzim GPT dan GOT hati dan jantung
Persiapan larutan enzim GPT dan GOT hati dan jantung dapat dilakukan
dengan metode sebagai berikut:
Masing-masing jaringan hati dan jantung ditimbang

Larutan NaCl 0.9% ditambahkan dengan rasio perbandingan jaringan dan NaCl
0.9% adalah 1:1

Masing-masing jaringan dilumatkan di tempat terpisah hingga tercampur rata dan


homogen

Dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi dan disentrifugasi pada kecepatan 3000


rpm selama 10 menit

Supernatan hati dan jantung diambil


Gambar 1 Prosedur percobaan persiapan larutan enzim GPT dan GOT hati dan
jantung
Pembuatan kurva kalibrasi standar GOT
Pembuatan kurva kalibrasi standar GOT sangatlah penting dilakukan,
karena kalibrasi standart GOT digunakan sebagai salah satu penentu dari hasil
aktivitas GOT. Pembentukan kurva kalibrasi standart dapat dilakukan dengan
metode sebagai berikut:
Enam buah tabung reaksi disiapkan

Dimasukkan pereaksi berikut ke dalam masing-masing tabung


Tabung
1
2
3
4
5
6
Aktivitas GOT (unit/L)
0
9
21
36
60
95
Larutan standar piruvat (mL)
0
0.05 0.10 0.15 0.20 0.25
Larutan dapat substrat GOT (mL)
1.00 0.95 0.90 0.85 0.80 0.75

Dihomogenkan

Masing-masing ditambahkan pereaksi warna sebanyak 1 mL

Dihomogenkan

Didiamkan selama 20 menit

Masing-masing ditambahkan larutan NaOH 0.4 N sebanyak 10 mL

Dihomogenkan

Didiamkan selama 5 menit

Dibaca absorbansi pada panjang gelombang 555 nm

Kurva standar dibuat dengan menebarkan aktivitas enzim GOT (unit/L) sebagai
sumbu X dan absorbansi pada sumbu Y
Gambar 2 Prosedur percobaan pembuatan kurva kalibrasi standar GOT
Pengukuran aktivitas enzim GOT
Pengukuran aktivitas enzim GOT penting dilakukan, hal ini dikarenakan
pengukuran aktivitas enzim GOT dapat menjadi salah satu faktor penentu kondisi
hati dalam keadaan normal atau tidak. Pengukuran aktivitas enzim GOT dapat
dilakukan dengan menggunakan metode sebagai berikut:
Empat buah tabung reaksi disiapkan

Dimasukkan pereaksi berikut ke dalam masing-masing tabung


Blanko
Blanko 2
Uji 1
Uji 2
Tabung
1 (hati)
(jantung)
(hati)
(jantung)
Dapar substrat
0.5 mL
0.5 mL
0.5 mL
0.5 mL
(GOT)
Inkubasi pada suhu 370C selama 5 menit
Supernatan hati
0.2 mL
Supernatan jantung
0.2 mL
Inkubasi pada suhu 370C selama 30 menit
Pereaksi warna
0.5 mL
0.5 mL
0.5 mL
0.5 mL
Supernatan hati
0.2 mL
Supernatan jantung
0.2

Dihomogenkan

Didiamkan dalam suhu ruang selama tepat 20 menit

Masing-masing tabung ditambahkan larutan NaOH 0.4 N sebanyak 5.0 mL

Dihomogenkan

Didiamkan selama 5menit

Dibaca absorbansi pada panjang gelombang 555 nm


Gambar 3 Prosedur pengukuran aktivitas enzim GOT

Pembuatan kurva kalibrasi standar GPT


Pembuatan kurva kalibrasi standar GPT sangatlah penting dilakukan,
karena kalibrasi standart GOT digunakan sebagai salah satu penentu dari hasil
aktivitas GOT. Pembentukan kurva kalibrasi standart GPT dapat dilakukan dengan
menggunakan metode sebagai berikut:
6 tabung reaksi disiapkan

Dimasukkan pereaksi berikut ke dalam masing-masing tabung


Tabung
1
2
3
4
5
6
Aktivitas GOT (unit/L)
0
14
32
51
69
92
Larutan standar piruvat (mL)
0
0.10 0.20 0.30 0.40 0.50
Larutan dapat substrat GOT (mL)
1.00 0.90 0.80 0.70 0.60 0.50

Dihomogenkan

Masing-masing tabung ditambahkan larutan pereaksi warna sebanyak 1.0 mL

Dihomogenkan

Didiamkan selama 20 menit

Masing-masing tabung ditambahkan larutan NaOH 0.4 N sebanyak 10 mL

Dihomogenkan

Didiamkan selama 5 menit

Dibaca absorbansi pada panjang gelombang 555 nm

Kurva standar dibuat dengan menebarkan aktivitas enzim GPT (unit/L) sebagai
sumbu X dan absorbansi pada sumbu Y
Gambar 4 Prosedur percobaan pembuatan kurva kalibrasi standar GPT
Pengukuran aktivitas enzim GPT
Pengukuran aktivitas enzim GPT dapat digunakan sebagai salah satu
penentu kondisi hati dalam keadaan normal atau tidak selain enzim GOT.
Pengukuran aktivitas enzim GPT dapat dilakukan dengan metode sebagai berikut:
4 buah tabung reaksi disiapkan

Dimasukkan pereaksi berikut ke dalam masing-masing tabung


Blanko 1
Blanko 2
Uji 1
Uji 2
Tabung
(hati)
(jantung)
(hati)
(jantung)
Dapar substrat
0.5 mL
0.5 mL
0.5 mL
0.5 mL
(GPT)
Diinkubasi pada suhu 37 selama 5 menit
Supernatan hati
0.1 mL
Supernatan jantung
0.1 mL
Diinkubasi pada suhu 37 selama 30 menit
Pereaksi warna
0.5 mL
0.5 mL
0.5 mL
0.5 mL
Supernatan hati
0.1 mL
Supernatan jantung
0.1 mL

Dihomogenkan

Didiamkan dalam suhu ruang selama tepat 20 menit

Masing-masing tabung ditambahkan larutan NaOH 0.4 N sebanyak 5.0 mL

Dihomogenkan

Didiamkan selama 5 menit

Dibaca absorbansi pada panjang gelombang 555 nm


Gambar 5 Prosedur pengukuran aktivitas enzim GPT
Penetapan kadar protein
Penetapan kadar protein digunakan sebagai salah satu penentu aktivitas
enzim dalam satuan unit/gram protein. Penetapan kadar protein dapat dilakukan
dengan metode sebagai berikut:
4 tabung reaksi disiapkan

Dimasukkan pereaksi berikut ke dalam masing-masing tabung


Uji 1
Uji 2
Standa Blank
Tabung
(Hati)
(Jantung)
r
o
Supernatan hati
0.1 mL
Supernatan jantung
0.1 mL
Akuades
0.1 mL
Standar protein (albumin 2%)
0.1 mL
Larutan NaCl 0.9%
4.9 mL
4.9 mL
4.9 mL 4.9 mL

Pereaksi Biuret

5.0 mL

5.0 mL

5.0 mL

5.0 mL

Diinkubasi pada suhu kamar selama 30 menit

Dibaca absorbansi pada panjang gelombang 555 nm


Gambar 6 Prosedur penetapan kadar protein
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hati adalah organ terbesar dalam rongga abdomen yang menempati
sebagian besar kuadran kanan atas abdomen dan merupakan pusat metabolisme
tubuh dengan fungsi yang sangat kompleks. Hati sangat berpotensial mengalami
kerusakan karena merupakan organ pertama setelah saluran pencernaan yang
terpapar oleh bahan-bahan yang bersifat toksik (Sudoyo dkk 2009). Kerusakan
hati dapat dideteksi dengan menggunakan beberapa enzim spesifik, yaitu ALT
(alanin aminotransferase) atau yang lebih dikenal sebagai GPT (glutamat piruvate
transaminase), fosfatase alkali, dan GGT (gamma-glutamil transpeptidase, atau
gamma GGT).
Enzim aminotransferase adalah enzim yang berfungsi dalam pemindahan
gugus amina. Enzim ini terdiri dari dua enzim, yaitu glutamat oksaloasetat
transaminase (GOT) dan glutamat piruvat transaminase (GPT). Kedua enzim ini
berfungsi untuk mendeteksi kerusakan di hati. Hasil analisis kadar enzim GPT dan
GOT pada hati ayam disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Hasil pengamatan aktivitas enzim GPT dan GOT pada hati ayam dan
tikus
Sampel
GOT Hati Tikus
GOT Hati Ayam
GPT Hati Tikus
GPT Hati Ayam

Aktivitas Enzim (Unit/L)


141.61
154.36
43.81
68.11

Berdasarkan hasil pengamatan pada hati ayam, aktivitas enzim GOT lebih
tinggi yaitu 154.36 U/L dibandingkan dengan aktivitas enzim GPT yaitu 68.11
U/L. Hasil pengamatan pada hati tikus juga didapatkan aktivitas enzim GOT yang
lebih tinggi yaitu 141.61 U/L sedangkan aktivitas enzim GPT hanya 43.81 U/L.
Kedua hasil ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Cahyono
(2009) yang menyatakan bahwa aktivitas enzim GPT lebih besar daripada enzim
GOT karena enzim GPT merupakan indikator yang lebih sensitif terhadap
kerusakan hati dibanding GOT, selain itu enzim GPT diproduksi di hati dan
sebagian besar terikat dalam sitoplasma, sedangkan enzim GOT banyak terdapat
pada jaringan jantung, otot rangka, ginjal, dan otak. Kadar normal GPT tikus 17-

10

30.2 U/L dan GOT 45.7-80.8 U/L (Girindra 1989 dalam Alawiyah 2007) namun
pada literatur tidak dicantumkan kadar normal GPT dan GOT pada sampel hati
ataukah jantung.
Hasil pengamatan aktivitas enzim GPT dan GOT pada hati ayam dan tikus,
didapatkan aktivitas enzim baik GPT dan GOT pada hati ayam lebih besar
daripada hati tikus. Hal ini disebabkan karena berat sampel hati ayam yang
digunakan lebih besar yaitu 4.095 gram dibandingkan dengan berat hati tikus
yaitu 2.720 gram. Hal ini menunjukkan bahwa berat sampel berbanding lurus
dengan jumlah GOT dan GPT yang terdapat pada sampel yang dibuktikan dengan
hasil pengamatan aktivitas enzim GOT dan GPT pada sampel hati ayam lebih
besar daripada jumlah GOT dan GPT pada hati tikus.
Ronald (2004) menyebutkan bahwa adanya peningkatan enzim hati dapat
mencerminkan tingkat kerusakan sel-sel hati. Kerusakan membran sel
menyebabkan enzim GOT keluar dari sitoplasma sel yang rusak, sehingga
jumlahnya meningkat di dalam darah. Selain itu, peningkatan enzim GOT akan
terjadi apabila terdapat kerusakan sel yang akut seperti nekrosis hepatoseluler
(Price dan Wilson 2005).
Jantung adalah salah satu organ penting didalam tubuh dan berotot dengan
empat ruang yang terletak di rongga dada dibawah perlindungan tulang iga.
Jantung mempunyai enzim yang spesifik untuk mendukung kerja dari jantung,
diantaranya adalah enzim LDH (Laktat Dehidrogenase), CKMB (Creatine Kinase
MB), Troponin dan yang paling banyak terdapat dalam organ jantung adalah
enzim GOT atau AST (Glutamat Oksaloasetat Transaminase atau alanine
Aminotransferase). Enzim Glutamate Oksaloasetat Transaminase (GOT) lebih
digunakan untuk mendeteksi adanya kerusakan jantung. Berikut adalah hasil
pengamatan aktivitas enzim GPT dan GOT pada jantung ayam dan tikus.
Tabel 2 Hasil pengamatan aktivitas enzim GPT GOT pada jantung ayam dan tikus
Sampel
Aktivitas Enzim (Unit/L)
GOT Jantung Tikus
74.496
GOT Jantung Ayam
143.950
GPT Jantung Tikus
39.853
GPT Jantung Ayam
54.833
Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas enzim menunjukkan hasil aktivitas
enzim GOT pada jantung tikus lebih tinggi sebesar 74.496 U/L dibandingkan
dengan aktivitas enzim GPT yaitu 39.853 U/L. Hasil aktivitas enzim pada jantung
ayam didapatkan aktivitas enzim GOT jauh lebih tinggi yaitu 143.950 U/L
sedangkan aktivitas enzim GPT hanya 54.833 U/L. Hal ini sesuai dengan
penelitian Suharjo (2009) yang mengatakan bahwa hasil aktivitas enzim GOT
akan lebih tinggi di jantung daripada di hati, karena GOT lebih banyak terdapat
pada mitokondria dan sitoplasma jantung sedangkan GPT lebih banyak terdapat
pada hati karena hati merupakan sumber utama penghasil enzim GPT, selain itu
Sardini (2007) menyatakan bahwa salah satu peran yang dimiliki oleh enzim GOT
sebagai indikator yang digunakan untuk pengujian kerusakan jantung.
Hasil pengamatan aktivitas enzim GPT dan GOT pada jantung ayam dan
tikus didapatkan aktivitas enzim baik GPT dan GOT pada jantung ayam lebih

11

besar daripada hati tikus. Hal ini disebabkan karena berat sampel jantung ayam
yang digunakan lebih besar yaitu 4.148 gram sedangkan berat sampel jantung
tikus hanya 0.556 gram. Hal ini menunjukkan bahwa berat sampel berbanding
lurus dengan jumlah GOT dan GPT yang terdapat pada sampel yang dibuktikan
dengan hasil pengamatan aktivitas enzim GOT dan GPT pada sampel jantung
ayam lebih besar daripada jumlah GOT dan GPT pada jantung tikus.
Perbedaan hasil pengamatan aktivitas enzim GPT dan GOT yang diperoleh
dengan literatur dapat terjadi karena beberapa kemungkinan. Pertama pada berat
sampel (hati dan jantung) yang digunakan. Berat sampel yang digunakan akan
sangat berpengaruh pada penambahan jumlah NaCl 0,9%, karena rasio
perbandingan berat sampel dan NaCL 0,9% yaitu 1:1. Pada sampel jantung tikus
yang digunakan 0,556 gram, akan tetapi penambahan NaCl 0,9% sebanyak 1 mL
hal ini tidak sesuai dengan rasio perbandingan yang telah ditetapkan. Kedua yaitu
pada saat pelumatan sampel. Pelumatan sampel yang kurang halus akan
berpengaruh pada jumlah GOT dan GPT dari masing-masing organ karena
berdasarkan distribusi subselular, enzim GOT sebagian besar terikat dalam
organel dan hanya sedikit didapatkan dalam sitoplasma. Sebaliknya sebagian
besar dari enzim GPT terikat dalam sitoplasma (Richard dan Matthew 2007).
Apabila kerusakan organ sebagian besar mengenai membran maka kenaikan GPT
lebih tinggi, sedangkan jika kerusakan organ terutama mengenai organel akan
menyebabkan kenaikan GOT yang lebih menonjol (Carl dkk 2006).
Ketiga kesalahan pada prosedur kerja antara lain ketepatan waktu saat
proses inkubasi, ketepatan pengambilan supernatan sampel menggunakan pipet
mikro, dan ketepatan penambahan jumlah pereaksi. Pada sampel uji GOT hati
tikus, setelah penambahan dapar substrat GOT sampel tidak langsung diinkubasi
tetapi didiamkan pada suhu ruang. Hal ini menyebabkan nilai absorbansi pada
blanko lebih besar daripada nilai absorbansi pada uji, pengukuran aktivitas enzim
GPT dan GOT yang menunjukkan bahwa aktivitas enzim GOT lebih tinggi
daripada aktivitas enzim GPT pada sampel hati tikus dan hati ayam.
Protein tersusun dari berbagai asam amino yang masing masing
dihubungkan dengan ikatan peptida. Peptida adalah jenis ikatan kovalen yang
menghubungkan suatu gugus karboksil satu asam amino dengan gugus amino
asam amino lainnya sehingga terbentuk suatu polimer asam amino (Toha, 2001).
Berikut tabel yang menjelaskan kadar protein dan aktivitas enzim.
Tabel 3 Hasil pengamatan penetapan kadar protein dan aktivitas enzim
Sampel
Kadar protein
Aktivitas enzim
Aktivitas enzim
(g/L)
GPT (u/g protein)
GOT(u/g protein)
-2
Hati tikus
9.358 x 10
468.15
1513.3
Hati ayam
8.433 x 10-3
8076.6
18304.3
-2
Jantung tikus 2.452 x 10
1652.3
3038.2
Jantung ayam 6.027 x 10-3
9097.8
23884.2
Hasil pengamatan kadar protein pada hati tikus dan jantung tikus lebih
tinggi dibandingkan dengan kadar protein pada hati ayam dan jantung ayam.
Terkait dengan fungsi hati dalam mensintesis protein, jika sel-sel hati mengalami
kerusakan maka kemampuan hati dalam mensintesis protein juga akan turun

12

selain itu kerusakan sel hati akan mempengaruhi kadar enzim-enzim hati,
bilirubin, dan protein dalam serum (Panjaitan dkk 2007)
Aktivitas enzim GPT tertinggi terdapat pada sampel jantung ayam yaitu
9097.8 (u/g protein), hal ini tidak sesuai karena dalam keadaan normal enzim GPT
banyak terdapat di hati, walaupun enzim GPT juga terdapat pada otot jantung,
ginjal, dan otot rangka dengan jumlah yang kecil (Suharjo 2009). Aktivitas enzim
GOT tertinggi juga terdapat pada jantung ayam yaitu 23884.2 (u.g protein). Hal
ini sesuai dengan Sardini (2007) yang menyatakan bahwa ASAT/ AST (aspartate
aminotran - ferase) atau disebut GOT (Glutamic Oxaloacetic Transaminase)
termasuk enzim dalam tubuh manusia yang banyak terdapat di dalam jantung,
hati, otot lurik, ginjal dan eritrosit. Apabila terjadi kerusakan pada jaringan
tersebut menyebabkan meningkatnya GOT dalam serum atau plasma.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Aktivitas enzim GPT pada organ hati ayam dan tikus lebih rendah
daripada aktivitas enzim GOT. Hasil pengamamatan ini tidak sesuai dengan
literatur karena hati merupakan organ utama sumber enzim GPT sehingga enzim
GPT lebih spesifik untuk mendeteksi kerusakan hati. Aktivitas enzim GOT pada
organ jantung ayam dan tikus lebih tinggi daripada aktivitas enzim GPT. Hasil
pengamatan ini sesuai dengan literatur karena enzim GOT lebih banyak terdapat
di jantung sehingga enzim GOT lebih sensitif digunakan sebagai indikator
kerusakan jantung. Hasil pengamatan aktivitas enzim GPT dan GOT secara
keseluruhan pada organ hati dan jantung ayam dan tikus diperoleh hasil aktivitas
enzim lebih tinggi pada hati dan jantung ayam daripada tikus hal ini disebabkan
karena berat hati dan jantung ayam yang digunakan lebih besar daripada berat hati
dan jantung tikus.

Saran
Sebaiknya selama praktikum aktivitas spesifikasi glutamat piruvat
transaminasi (GPT) dan glutamat okseloasetat transaminase (GOT) pada organ
hati dan jantung pada spesimen ayam dan tikus menggunakan metode yang lebih
mudah dan singkat sehingga waktu praktikum dapat lebih efektif dan tepat. Selain
itu, sebaiknya jaringan hati dan jantung yang digunakan lebih segar dan baru
sehingga tidak mempengaruhi hasil.

DAFTAR PUSTAKA
Cahyono JB. 2009. Hepatitis A. Yogyakarta (ID): Kanisius yogyakarta.

13

Candra AA. 2013. Aktivitas hepatoprotektor temulawak pada ayam yang


diinduksi pemberian parasetamol. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan.
13(2): 137-143.
Carl A, Edward R, David E. 2006. Clinical Chemistry and Molecular Diagnostics
II. 4nd ed. USA (AS) : Saunders Elsevier.
Gaze DC, Paul O Collinson. 2008. Multiple molecular forms of circulating
cardiac troponin : analytical and clinical significance. Ann Clin Biochem.
45 (4): 349-355.
Girinda.1986. Patologi klinik Veteriner. Bogor (ID): IPB Press. Di dalam:
Awaliyah, Lusiana. 2007. Ekstrak Etanol Rumput Mutiara (Hedyotis
corymbosa (L) Lam.) Sebagai Antihepatotoksik Pada Tikus Putih yang
Diinduksi Parasetamol. [Skripsi]. Bogor (ID) : IPB
Kee JL. 2007. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik. Jakarta (ID):
EGC.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman Interpretasi Data
Klinik. [terhubung 27 Februari 2016 http://binfar.depkes.go.id/v2/wpcontent/uploads/2014/11/PEDOMAN-INTERPRETASI-DATAKLINIK.pdf].
Koolman J. 2001. Biokimia. Jakarta (ID) : Hipokrates.
Panjaitan, Ruqiah Ganda Putri dkk. 2007. Pengaruh Pemberian Karbon
Tetraklorida Terhadap Fungsi Hati dan Ginjal Tikus. Makara Kesehatan. 11(1):
11-16
Price A.S. dan Wilson M.L. 2005. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses
Penyakit. Jakarta (ID): EGC.
Richard A, Matthew R. 2007. Clinical Diagnosis and Management by Laboratory
Methods. 21th ed. USA (AS): Saunders Elsevier
Ronald A, Sacher, dan Richard A. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan
Laboratorium. Jakarta (ID): EGC.
Salam S, Sunarti D, Isroil. 2014. Pengaruh Suplementasi Jintan Hitam (Nigella
sativa) Giling Terhadap Aspartate Aminotransferase (AST), Alanine
Aminotransferase (ALT) dan Berat Organ Hati Broiler. Jurnal Peternakan
Indonesia. 16(1): 40-45.
Sardini S. 2007. Penentuan Aktivitas Enzim GOT dan GPT dalam Serum dengan
Metode Reaksi Kinetik Enzimatik sesuai IFCC. Jakarta (ID): BATAN
Sood R. 2006. Textbook of medical laboratory technology. Jaypee Brothers.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK. 2009. Ilmu Penyakit Dalam
Jilid I Edisi V Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUI.
Suharjo BJ. 2009. Hepatitis A. Yogyakarta (ID): Kanisius.
Toha AH. 2001. Metabolisme Biomolekul. Bandung (ID) : Alfabeta.

14

LAMPIRAN
Tabel Hasil Pengamatan
Tabel 4 Nilai absorbansi standar GPT
Absorban
Aktivitas Enzim
si
0
0.400
14
0.459
32
0.581
51
0.675
69
0.690
92
0.760

Kurva Kalibrasi Standar GPT


0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
Absorbansi
0.3
0.2
0.1
0

f(x) = 0x + 0.42
R = 0.95
Absorbansi
Linear
(Absorbansi)

20

40

60

80 100

Aktivitas Enzim

Gambar 1 Kurva kalibrasi standar GPT


Tabel 5 Nilai absorbansi standar GOT
Absorbans
Aktivitas Enzim
i
0
0.359
9
0.408

15

21
36
60
95

0.467
0.473
0.514
0.675

Kurva Kalibrasi Standar GOT


0.8
0.6
Absorbansi

f(x) = 0x + 0.37
R = 0.95

0.4

Absorbansi
Linear (Absorbansi)

0.2
0
0

20

40

60

80

100

Aktivitas Enzim

Gambar 2 Kurva kalibrasi standar GOT


Tabel 6 Hasil pengamatan aktivitas GPT
Kelompok

Sampel

Absorbansi

Aktivitas

1
2
3
4

Jantung tikus
Hati tikus
Jantung ayam
Hati ayam

0.595
0.795
0.802
0.833

74.49
141.61
143.95
154.36

Absorbansi
Blanko
0.467
0.150
0.546
0.544

Tabel 7 Hasil pengamatan aktivitas GOT


Kelompok

Sampel

Absorbansi

Aktivitas

1
2
3
4

Jantung tikus
Hati tikus
Jantung ayam
Hati ayam

0.574
0.588
0.627
0.678

39.85
41.89
54.83
68.11

Tabel 8 Kadar protein dan aktivitas enzim

Absorbansi
Blanko
0.629
0.632
0.550
0.566

16

Sampel
Tikus
Hati
Ayam
Tikus
Jantung
Ayam

Absorbansi Absorbansi
Standar
Uji
0.044
0.056
0.044
0.091
0.044
0.030
0.044
0.055

Kadar
Protein
9.358x10-2
8.433x10-3
2.452x10-2
6.027x10-3

Aktivitas
Enzim
GPT
468.15
8076.6
1652.3
9097.3

Aktivitas
Enzim
GOT
1513.3
18304.3
3038.2
23884.2

Contoh Perhitungan
Sampel hati tikus
1. Aktivitas enzim GOT (unit/L) =
( absorbansiujiabsorbansi blanko )slope
intercept
=

( 0.7950 ) 0.373
0.0298

= 141.61 unit/L

2. Aktivitas enzim GPT (unit/L) =


( absorbansiujiabsorbansi blanko )slope
intercept

3. Kadar protein (g/L)

( 0.5880 )0.438
0.358

= 41.89 unit/L

absorbansi uji
= absorbansi standar

x standar x

1
berat jaringan (g)
0.056
= 0.044

4. Aktivitas enzim (unit/g P)

x 0.02 x

aktivitas enzim
kadar enzim

141.61
0.09358

1
2.720

= 9.358 x 10-2 g/L

= 1513.3 (unit/g P)

Keterangan :
Slope
: nilai b dari persamaan kurva kalibrasi untuk standar GOT
Intercept
: nilai a dari persamaan kurva kalibrasi untuk standar GOT

17

Pembagian Tugas
Nama Anggota
Venny Tri Ananda

Tabel 9 Pembagian tugas


NIM
Tugas
I14154009 Editor dan Simpulan

Nadya Asy-Syifa R

I14140038

Pembahasan GOT/GPT Hati

Asri Ismiyani N

I14140037

Pembahasan Kadar Protein

Nanda Raisya Y

I14140043

Pembahasan GOT/GPT Jantung

Pupi Rahma Sari

I14140046

Metode dan Saran

Aknes Cornelia

I14140048

Pendahuluan dan Lampiran

Ttd

Anda mungkin juga menyukai