Anda di halaman 1dari 27

SGOT DAN SGPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Maksud Praktikum

Untuk melakukan pemeriksaan SGOT dan SGPT dalam serum serta

menginterpretasikan kemungkinan penyakit yang diderita.

B. Tujuan Praktikum

Untuk menentukan nilai kadar SGOT dan SGPT dalam serum darah

dengan metode spektrofotometri .

C. Prinsip Praktikum

 SGPT

L-alanin + 2-oksoglutarat ALT L-glutamat + piruvat

Piruvat + NADH + H+ LDH L-laktat + NAD+

 SGOT

L-aspartat + 2-oksoglutarat AST L-gultarat + oksaloasetat

Oksaloasetat + NADH + H+ MDH D-malat + NAD +

Arif Rahman Nurul Ilmi Ainun Nisa S.Farm,Apt


150 2010 384
SGOT DAN SGPT

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Diskripsi data klinis

AST/SGOT adalah enzim yang sebagian besar terdapat dalam otot

jantung dan hati, sebagiannya lagi ditemukan dalam otot rangka, ginjal dan

pancreas. Nilai AST serum yang tinggi ditemukan pada infark miokard akut

(IMA) dan kerusakan hepar. Pemeriksaan enzim jantung lainnya juga

digunakan dalam mendiagnosa IMA (mis, CPK, LDH). ALT/SGPT, suatu

enzim yang ditemukan terutama pada sel-sel hepar, efektif dalam

mendiagnosa kerusakan hepatoselular. Kadar ALT serum dapat tinggi

sebelum ikterik terjadi. Pada ikterik dan ALT serum >300 unit, penyebab yang

paling mungkin karena gangguan hepar dan tidak gangguan hemolitik. (Panil,

2007).

Enzim transaminase adalah enzim intrasel yang berfungsi

mengkatalisis reaksi pemindahan (transfer) gugusan amino (NH 2) dari suatu

asam amino ke asam keto sehingga terbentuk turunan asam keto yang baru

dan di samping itu terbentuk pula asam amino baru (Panil, 2007).

Aminotransferase adalah semacam enzim yang paling sering

dihubungkan dengan kerusakan sel hati yang termasuk dalam golongan

aminotransferase, yakni enzim-enzim yang mengkatalisis pemindahan

Arif Rahman Nurul Ilmi Ainun Nisa S.Farm,Apt


150 2010 384
SGOT DAN SGPT

gugusan amino secara reversible antara asam amino dan alfa keto. Aspartat

aminotransferase (AST) yang dulu bernama glutamate oksaloasetat

transaminase (GOT) mengerjakan reaksi antara asam aspartat dan asam alfa

ketoglutamat. Alanin aminotransferase (AST) dulu dinamai glutamate piruvat

transaminase (GPT) menyelenggarakan reaksi serupa antara alanin dan

asam alfa ketoglutamat. Aktifitas enzim sebaiknya disebut dengan satuan

internasional yaitu liter pada 37oC. Terminologi dulu memakai satuan Karmen

yang didasarkan pada volume milliliter sedangkan satuan itu ditentukan pula

oleh suhu. Secara kasar nilai satuan Karmen dibagi dua sama dengan satuan

internasional (Widmann, 1995).

AST/SGOT adalah enzim yang sebagian besar terdapat dalam otot

jantung dan hati, sebagiannya lagi ditemukan dalam otot rangka, ginjal dan

pancreas. Nilai AST serum yang tinggi ditemukan pada infark miokard akut

(IMA) dan kerusakan hepar. Setelah nyeri dada hebat yang disebabkan oleh

IMA, AST serum meningkat dalam 6 sampai 10 jam dan memuncak dalam

24-48 jam. Jika tidak terjadi perluasan infark, nilai AST serum akan kembali

normal dalam 4 sampai 6 hari. Pemeriksaan enzim jantung lainnya juga

digunakan dalam mendiagnosa IMA (mis, CPK, LDH). Pada penyakit hepar,

nilai serum meningkat sampai sepuluh kali atau lebih dan menetap untuk

beberapa waktu. Nilai AST serum dan ALT sering dipakai sebagai

pembanding (Kee, 1997).

Arif Rahman Nurul Ilmi Ainun Nisa S.Farm,Apt


150 2010 384
SGOT DAN SGPT

ALT/SGPT, suatu enzim yang ditemukan terutama pada sel-sel hepar,

efektif dalam mendiagnosa kerusakan hepatoselular. Kadar ALT serum

dapat tinggi sebelum ikterik terjadi. Pada ikterik dan ALT serum >300 unit,

penyebab yang paling mungkin karena gangguan hepar dan tidak gangguan

hemolitik (Kee, 1997).

B. Nilai rujukan data klinis

1. SGOT

Laki-laki sampai dengan 37 U/L

Wanita sampai dengan 31 U/L

Anak – anak : Bayi baru lahir : empat kali dari nilai normal.

Lansia: Sedikit lebih tinggi dari orang dewasa

2. SGPT

Laki-laki sampai dengan 42 U/L

Wanita sampai dengan 32 U/L

Anak : bayi, dapat dua kali tinggi orang dewasa; Anak-anak : sama

dengan dewasa

Lansia: Sedikit lebih tinggi dari orang dewasa

C. Interprestasi data klinis

1. Interpretasi Data Ast/Sgot

Peningkatan kadar :Infarkmiokardakut (IMA) esefalitis, nekrosis hepar

penyakit dan trauma muskulokeletal, pankreastitis akut, eklamsia, gagal

jantung kongesif (GJK)


Arif Rahman Nurul Ilmi Ainun Nisa S.Farm,Apt
150 2010 384
SGOT DAN SGPT

Penurunan kadar : diabetik, ketoasidosis, beri-beri.

2. Interpretasi Data Alt/Sgpt

Peningkatan Kadar : Peningkatan paling tinggi : Hepatitis (virus) akut,

hepatoksisitas yang menyebabkan nekrosis hepar (toksisitas obat atau

kimia); agak atau

Meningkat sedang: sirosis, kankerhepar, gagal jantung kongestif,

intoksisitas alcohol akut;

peningkatan marginal : infrakmiokard akut (IMA).

D. Obat-obat dan makanan yang dipengaruhi

Banyak obat yanng bereaksi dengan protein plasma, jaringan atau

makromolekul lain seperti melanin dan DNA membentuk suatu kompleks

obat-makromolekul. Pembentukan kompleks ini sering disebut ikatan obat

protein. Ikatan obat protein dapat merupakan proses reversibel atau

irreversibel. Ikatan obat protein yang irreversible umummnya merupakan hasil

aktivasi kimia obat yang kemudian berikatan kuat dengan protein atau

makromolekul dengan ikatan kimia kovalen. Sebagai contoh hepatotoksisitas

dari asetaminofen dosis tinggi disebabkan oleh pembentukan metabolit

antara yang reaktif yang berinteraksi dengan protein hati (Shargel,2005).

Sebagian besar obat berikatan atau membentuk kompleks dengan

protein dengan proses reversibel. Ikatan obat yang reversibel ini

Arif Rahman Nurul Ilmi Ainun Nisa S.Farm,Apt


150 2010 384
SGOT DAN SGPT

menunjukkan bahwa obat mengikat protein dengan ikatan kimia yang lebih

lemah, seperti ikatan hidrogen atau gaya Van Der Waals. Asam-asam amino

yang menyusun rantai protein mempunyai gugus hidroksi, karbokisl, atau

gugus lain yang tersdia untuk berinteraksi dengan obat secara reversibel

(Shargel,2005)..

Komponen utama protein plasma yang bertanggung jawab terhadap

ikatan obat adalah albumin. Protein lain seperti globulin yang dapat berikatan

dengan obat-obat hanya merupakan bagian terkecil dari keseluruhan ikatan

protein plasma. Albumin adalah protein dengan berat molekul 69.000 dan

disintsis oleh hati. Dalam tubuh albumin didistribusikan secara vaskular

dalam kulit, otot dan beberapa jaringan lain. Obat-obat asam lemah seperti

salisilat, fenilbutazon, dan penisilin terikat kuat dengan albumin. Kekuatan

ikatan obat dengan albumin berbeda untuk masing-masing obat. Obat-obat

basa lemah seperti propanolol dan lidokain juga berikatan, khususnya α 1-

asam glikoprotein dan lipoprotein (Shargel,2005).

E. Fisiologi

Hati merupakan organ padat yang terbesar yang letaknya di rongga

perut bagian kanan atas. Organ ini mempunyai peran yang penting karena

merupakan regulator dari semua metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.

Tempat sintesa dari berbagai komponen protein, pembekuan darah,

kolesterol, ureum dan zat-zat lain yang sangat vital. Selain itu, juga

merupakan tempat pembentukan dan penyaluran asam empedu serta pusat


Arif Rahman Nurul Ilmi Ainun Nisa S.Farm,Apt
150 2010 384
SGOT DAN SGPT

pendetoksifikasi racun dan penghancuran (degradasi) hormon-hormon

steroid seperti estrogen. Pada jaringan hati, terdapat sel-sel Kupfer, yang

sangat penting dalam eliminasi organisme asing baik bakteri maupun virus.

Karena itu untuk memperlihatkan adanya gangguan faal hati, terdapat satu

deretan tes yang biasanya dibuat untuk menilai faal hati tersebut. Perlu

diingat bahwa semua tes kesehatan mempunyai sensitivitas dan spesifisitas

yang berlainan, maka interpretasi dari hasil tes sangat dipengaruhi oleh hal-

hal tersebut (Suwandi, 2011).

Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, terdapat di rongga

perut sebelah kanan atas, berwarna kecoklatan. Hati mendapat suplai darah

dari pembuluh nadi (arteri hepatica) dan pembuluh gerbang (vena porta) dari

usus. Hati dibungkus oleh selaput hati (capsula hepatica). Hati terdapat

pembuluh darah dan empedu yang dipersatukan selaput jaringan ikat

(capsula glison). Hati juga terdapat sel-sel perombak sel darah merah yan

gtelah tua disebut histiosit. Sebagai alat eksresi hati menghasilkan empedu

yang merupakan cairan jernih kehijauan, di dalamnya mengandung zat warna

empedu (bilirubin), garam empedu, kolesterol dan juga bacteri serta obat-

obatan. Zatr warna empedu terbentuk dari rombakan eritrosit yang telah tua

atau rusak akan ditangkap histiosit selanjutnya dirombak dan haeglobinnya

dilepas. Fungsi hati yaitu : Menyimpan kelebihan gula dalam bentuk glikogen

(gula otot), Merombak kelebihan asam amino (deaminasi), Menawarkan

racun, Membentuk protombin dan fibrinogen, Membentuk albumin dan


Arif Rahman Nurul Ilmi Ainun Nisa S.Farm,Apt
150 2010 384
SGOT DAN SGPT

globulin, Mengubah provitamin a menjadi vitamin a, Tempat pembentukan

urea, Menghasilkan empedu dan Tempat pembentukan dan penghancuran

eritrosit yang telah tua (Pearce, 2008).

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. bahan

interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan didalamnya terdapat

unsur-unsur padat yaitu sel darah. Volume darah secara keseluruhan kira-

kira merupakan satu perdua belas berat badan atau kira-kira 5 liter. Sekitar

55 persennya adalah cairan, sedangkan 45 persen sisanya terdiri atas sel

darah. Angka ini dinyatakan dalam nilai hematokrit atau volume sel darah

yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Di waktu sehat volume

darah adalah konstan dan sampai batas tertentu diatur oleh tekanan osmotic

dalam pembuluh darah dan dalam jaringan (Pearce, 2008).

Karakteristik darah adalah (Sloane, 2003) :

1. Darah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya (elemen pembentuk)

tertahan dan dibawa dalam matriks cairan (plasma).

2. Darah lebih berat dibandingkan air dan lebih kental. Cairan ini memiliki

rasa dan bau yang khas, serta pH 7,4 (7,35-7,45).

3. Warna darah bervariasi dari merah terang sampai merah tua kebiruan,

bergantung pada kadar oksigen yang dibawa sel darah merah.

4. Volume darah total sekitar 5 liter pada laki-laki dewasa berukuran rata-

rata, dan kurang sedikit pada perempuan dewasa. Volume ini bervariasi

sesuai ukuran tubuh dan berbanding terbalik dengan jumlah jaringan


Arif Rahman Nurul Ilmi Ainun Nisa S.Farm,Apt
150 2010 384
SGOT DAN SGPT

adipose dalam tubuh. Volume ini juga bervariasi sesuai perubahan cairan

darah dan konsentrasi elektrolitnya.

Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsur pokoknya

sama dengan sitoplasma. Plasma terdiri dari 92% air dan mengandung

campuran kompleks zat organik dan anorganik. Protein plasma mencapai 7%

plasma dan merupakan satu-satunya unsur pokok plasma yang tidak dapat

menembus membran kapilar untuk mencapai sel. Ada tiga jenis protein

plasma yang utama, yaitu (Sloane, 2003) :

1. Albumin adalah protein plasma yang terbanyak, sekitar 55 sampai 60%,

tetapi ukurannya paling kecil. Albumin disintesis dalam hati dan

bertanggung jawab untuk tekanan osmotik koloid darah.

a. Koloid adalah zat yang berdiameter 1 nm sampai 100 nm, sedangkan

kristaloid adalah zat yang berdiameter kurang dari 1 nm. Plasma

mengandung koloid dan kristaloid.

b. Tekanan osmotik koloid (atau tekanan onkotik) dintentukan

berdasarkan jumlah partikel koloid dalam larutan. Tekanan ini

merupakan suatu ukuran “daya tarik” plasma terhadap difusi air dari

cairan ekstraselular yang melewati membran kapilar.

2. Globulin, membentuk sekitar 30% protein plasma.

a. Alfa dan beta globulin disintesis dihati, dengan fungsi utama sebagai

molekul pembawa lipid, beberapa hormon, berbagai substrat dan zat

penting tubuh lainnya.


Arif Rahman Nurul Ilmi Ainun Nisa S.Farm,Apt
150 2010 384
SGOT DAN SGPT

b. Gamma globulin (imunoglobulin) adalah antibodi. Ada lima jenis

imunoglobulin yang diproduksi jaringan limfoid dan berfungsi dalam

imunitas.

3. Fibrinogen membentuk 4% protein plasma, disintesis di hati dan

merupakan komponen esensial dalam mekanisme pembekuan darah.

F. Patofisiologi

Secara umum ada 2 macam gangguan faal hati yaitu

1. Peradangan umum atau peradangan khusus di hati yang menimbulkan

kerusakan jaringan atau sel hati.

2. Adanya sumbatan saluran empedu.

Tes faal hati yang terjadi pada infeksi bakterial maupun virus yang

sistemik yang bukan virus hepatitis. Penderita semacam ini, biasanya

ditandai dengan demam tinggi, myalgia, nausea, asthenia dan sebagainya.

Disini faal hati terlihat akan terjadinya peningkatan SGOT, SGPT serta ∂-GT

antara 3-5X nilai normal. Albumin dapat sedikit menurun bila infeksi sudah

terjadi lama dan bilirubin dapat meningkat sedikit terutama bila infeksi cukup

berat. (lihat table 1). Tes faal hati pada hepatitis virus akut maupun drug

induce hepatitis. Faal hati seperti Bilirubin direct/indirect dapat meningkat

biasanya kurang dari 10 mg%, kecuali pada hepatitis kolestatik, bilirubin

dapat lebih dari 10 mg%. SGOT, SGPT meningkat lebih dari 5 sampai 20 kali

nilai normal. ∂-GT dan alkalifosfatase meningkat 2 sampai 4 kali nilai normal,

Arif Rahman Nurul Ilmi Ainun Nisa S.Farm,Apt


150 2010 384
SGOT DAN SGPT

kecuali pada hepatitis kolestatik dapat lebih tinggi. Albumin/globulin biasanya

masih normal kecuali bila terjadi hepatitis fulminan maka rasio albumin

globulin dapat terbalik dan masa protrombin dapat memanjang (Alwi, 2004).

Tes faal hati pada sumbatan saluran empedu. Bilirubin direct/indirect

dapat tinggi sekali (>20 mg%), terutama bila sumbatan sudah cukup lama.

Peningkatan SGOT dan SGPT biasanya tidak terlalu tinggi, sekitar kurang

dari 4 kali nilai normal. ∂-GT dan alkalifosfatase meningkat sekali dapat lebih

dari 5 kali nilai normal. Kolesterol juga meningkat (Widjaja, 2011).

Tes faal hati pada perlemakan hati (fatty liver). Albumin/globulin dan

Bilirubin biasanya masih normal. SGOT dan SGPT meningkat sekitar 2

sampai 3 kali nilai normal demikian juga ∂-GT dan alkalifosfatase meningkat

sekitar ½ sampai 1 kali dari nilai normal . Kadar triglyserida dan kolesterol

juga terlihat meninggi. Kelainan ini sering pada wanita dengan usia

muda/pertengahan, gemuk dan biasanya tidak ada keluhan atau mengeluh

adanya perasaan tak nyaman pada perut bagian kanan atas. Pada kasus

perlemakan hati yang primer maka semua pertanda hepatitis C harus negatif.

Penderita hepatitis A akut atau baru sembuh dari hepatitis A, ditandai dengan

IgM anti HAV yang positif. Sedang IgG anti HAV positif sering ditemukan

pada anak atau orang dewasa dari negara berkembang dengan sanitasi

lingkungan yang jelek. Ini menandakan penderita pernah terinfeksi virus

hepatitis A dimasa lalu. Karena itu prevalensi IgG HAV dapat dipakai sebagai

indeks sanitasi lingkungan suatu negara.Sembuh dari infeksi Hepatitis B,


Arif Rahman Nurul Ilmi Ainun Nisa S.Farm,Apt
150 2010 384
SGOT DAN SGPT

ditandai dengan menghilangnya HBsAg dan timbulnya anti HBs. Sedang IgM

Anti HBc pos, berarti baru (recent) terinfeksi dengan hepatitis B (Pearce,

2006).

Hepatitis B yang menahun.

1. Hepatitis kronis fase replikatip/toleran. Ditandai dengan HBsAg+, HbeAg+,

HBVDNA+ ( kuantitatif dapat >105 copy/ml). Tapi Faal hatinya normal.

2. Hepatitis kronis reaktif aktif (necro-inflamatory stage). Ditandai dengan

HBsAg+, HBeAg+, HBVDNA+ (kuantitatif dapat >105 copy/ml). Tapi Faal

hati nya Abnormal, terutama SGOT/PT tinggi (>3X nilai normal),

albumin/globulin biasanya masih normal, bilirubin dapat menigkat sedikit

(< dari 3 mg%)

3. Hepatitis khronis B mutant. Disini HBsAg+, HBeAg negatif, tetapi anti

HBe+, dan HBV DNA+. Liver fungsinya terganggu. Biasanya penderita

ini, mempunyai penyakit hati yang lebih berat.

4. Hepatitis inaktif/integratif. HBsAg+, Anti HBe+, HBV DNA negatif atau

dibawah < 103 copy/ml dan faal hatinya normal.

5. Sirosis hati B, rasio albumin/globulin terbalik, Bilirubin meningkat (< dari 5

mg%), SGOT> SGPT, biasanya meningkat sekitar 2 s/d 4 kali normal, tapi

pada yang sirosis berat SGOT/SGPT dapat normal. HBsAg+, HBeAg/anti

HBe dapat positif. HBV-DNA seringnya sudah negatif.

Arif Rahman Nurul Ilmi Ainun Nisa S.Farm,Apt


150 2010 384
SGOT DAN SGPT

Hepatitis C

1. Sembuh dari hepatitis C, ditandai dengan anti HCV+, HCV-RNA –

(negatif), faal hati yang normal.

2. Hepatitis C kronik, ditandai dengan Anti HCV+, HCV-RNA +, faal hati

sebagian terbesar terganggu, tapi bisa normal pada sebagian kecil

penderita.

3. Sirosis hati C, rasio albumin/globulin terbalik, Bilirubin meningkat( < dari

5mg%), SGOT > SGPT, biasanya meningkat sekitar 2 s/d 4 kali normal,

tapi pada yang sirosis berat SGOT/SGPT dapat normal. Anti HCV dan

HCV-RNA positif.

Genotype hepatitis.

Pada hepatitis B ada 8 genotipe dan diberi nama abjad A sampai

dengan H. Di Indonesia terutama genotipe B dan C. Hepatitis C ada 6

genotipe dan diberi nama angka 1 sampai 6. Dalam satu genotipe ada dibagi

lagi menjadi sub-genotipe dan tambahan huruf kecil dari a sampai c. Di

Indonesia yang terbanyak adalah genotipe 1b. (> 65%) (Suwandi, 2011).

Arif Rahman Nurul Ilmi Ainun Nisa S.Farm,Apt


150 2010 384
SGOT DAN SGPT

BAB III

KAJIAN PRAKTIKUM

A. Alat dan bahan

1. Alat yang Dipakai

kuvet, mikropipet, pipet tetes, rak tabung, spektrofotometer,

Sentrifuge, tabung reaksi, tabung sentrifuge.

2. Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu aquadest, darah,

mikropipet, dan reagent ASAT (GOT)

B. Pengambilan specimen (Kidhri, 2004)

Adapun cara pngambilan specimen darah :

 Masukkan jarum dengan sudut 15-30 derajat saat menusuk kulit dan

vena.

• Pegang lengan pasien dengan ibu jari di atas dan jari-jari yang lain

memegang di bawah.

• Dengan ibu jari, tarik dengan kencang kulit di bawah daerah yang

akan ditusuk untuk menjangkar vena agar tidak bergerak atau oleng.

• Dengan gerakan yang halus, secepatnya tusukkan jarum, lereng

menghadap ke atas.

• Hentikan gerakan maju jarum ketika dirasakan tahan, yang

Arif Rahman Nurul Ilmi Ainun Nisa S.Farm,Apt


150 2010 384
SGOT DAN SGPT

menandakan ujung jarum telah masuk ke dalam vena.

• Spesimen diambil sebanyak 5 ml dari masing-masing probandus.

C. Metode pengujian spesimen (Kidhri, 2004)

1. Pemeriksaan SGOT

1) Pengukuran absorban blanko

Disiapkan alat dan bahan, kemudian dipipet 100 μL aquadest ke

dalam kuvet, dihomogenkan. Ditambahkan 1000 μL reagen 1 SGOT,

lalu diinkubasi pada suhu 37oC selama 5 menit, lalu ditambahkan 250

µl reagen 2 SGOT, dihomogenkan. Kemudian diukur absorbansinya

pada panjang gelombang 365 nm dengan spektrofotometer.

2) Pengukuran absorbansi sampel

Disiapkan alat dan bahan, kemudian dipipet 100 μL serum ke dalam

kuvet, kemudian ditambahkan 1000 μL reagen 1 SGOT lalu diinkubasi

pada suhu 37oC selama 5 menit, lalu ditambahkan 250 µl reagen 2

SGOT, dihomogenkan. Kemudian diukur absorbansinya pada panjang

gelombang 365 nm dengan spektrofotometer. Diukur lagi

absorbansinya pada menit ke-2, ke-3 dan ke-4, lalu dicatat nilai

absorbansinya. Kemudian dihitung nilai SGOT-nya.

(𝐴1−𝐴2) +(𝐴2−𝐴3)+ (𝐴3−𝐴4)


SGOT = x 2,143 (u/L)
3

Arif Rahman Nurul Ilmi Ainun Nisa S.Farm,Apt


150 2010 384
SGOT DAN SGPT

2. Pemeriksaan SGPT

1) Pengukuran absorban blanko

Disiapkan alat dan bahan, kemudian dipipet 100 μL aquadest ke

dalam kuvet, dihomogenkan. Ditambahkan 1000 μL reagen 1 SGPT,

lalu diinkubasi pada suhu 37oC selama 5 menit, lalu ditambahkan 250

µl reagen 2 SGPT, dihomogenkan. Kemudian diukur absorbansinya

pada panjang gelombang 365 nm dengan spektrofotometer.

2) Pengukuran absorbansi sampel

Disiapkan alat dan bahan, kemudian dipipet 100 μL serum ke dalam

kuvet, kemudian ditambahkan 1000 μL reagen 1 SGPT lalu diinkubasi

pada suhu 37oC selama 5 menit, lalu ditambahkan 250 µl reagen 2

SGPT, dihomogenkan. Kemudian diukur absorbansinya pada panjang

gelombang 365 nm dengan spektrofotometer. Diukur lagi

absorbansinya pada menit ke-2, ke-3 dan ke-4, lalu dicatat nilai

absorbansinya. Kemudian dihitung nilai SGPT-nya.

(𝐴1−𝐴2) +(𝐴2−𝐴3)+ (𝐴3−𝐴4)


SGPT = x 2,143 (u/L)
3

Arif Rahman Nurul Ilmi Ainun Nisa S.Farm,Apt


150 2010 384
SGOT DAN SGPT

BAB IV

TINJAUAN HASIL PRAKTIKUM

A. Perhitungan Data klinis

1. SGOT
Kelompok III
(𝐴1−𝐴2) +(𝐴2−𝐴3)+ (𝐴3−𝐴4)
SGOT = x 2,143 (u/L)
3

(0,084−0,082) +(0,082−0,082)+ (0,082−0,081)


= x 2,143 (u/L)
3

(0,002) +(0)+ (0,001)


= x 2,143 (u/L)
3

= 0,0021 u/L = 21 x 10 -3

Kelompok IV
(𝐴1−𝐴2) +(𝐴2−𝐴3)+ (𝐴3−𝐴4)
SGOT = x 2,143 (u/L)
3

(0,104−0,104) +(0,104−0,103)+ (0,103−0,103)


= x 2,143 (u/L)
3

(0) +(0,001)+ (0)


= x 2,143 (u/L)
3

= 0,00071 u/L = 7,1 x 10 -4

Arif Rahman Nurul Ilmi Ainun Nisa S.Farm,Apt


150 2010 384
SGOT DAN SGPT

2. SGPT

Kelompok IV
(𝐴1−𝐴2) +(𝐴2−𝐴3)+ (𝐴3−𝐴4)
SGPT = x 2,143 (u/L)
3

(0,246−0,241) +(0,241−0,237)+ (0,237−0,239)


= x 2,143 (u/L)
3

(0,005) +(0,004)+ (−0,002)


= x 2,143 (u/L)
3

= 0,005 u/L = 5 x 10 -3

Kelompok III
(𝐴1−𝐴2) +(𝐴2−𝐴3)+ (𝐴3−𝐴4)
SGPT = x 2,143 (u/L)
3

(0,022−0,207) +(0,207−0,204)+ (0,204−0,212)


= x 2,143 (u/L)
3

(−0,185) +(0,003)+ (−0,008)


= x 2,143 (u/L)
3

= 0,4071 u/L = 40,71 x 10 -1

Arif Rahman Nurul Ilmi Ainun Nisa S.Farm,Apt


150 2010 384
SGOT DAN SGPT

B. Pembahasan

Kimia klinik merupakan penerapan sains dimana analisis dilakukan

pada berbagai cairan tubuh atau spesimen jaringan untuk mendapatkan

informasi nilai klinis pada diagnosis dan pengobatan berbagai penyakit.

Kimia klinik dapat menjelaskan gambaran tentang metabolisme dan

pertumbuhan serta penjelasan tentang pengujian umum yang dilakukan

dalam laboratorium kimia klinik dan teknik pengujiannya.

Karakteristik darah adalah :

1. Darah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya (elemen pembentuk)

tertahan dan dibawa dalam matriks cairan (plasma).

2. Darah lebih berat dibandingkan air dan lebih kental. Cairan ini memiliki

rasa dan bau yang khas, serta pH 7,4 (7,35-7,45).

3. Warna darah bervariasi dari merah terang sampai merah tua kebiruan,

bergantung pada kadar oksigen yang dibawa sel darah merah.

4. Volume darah total sekitar 5 liter pada laki-laki dewasa berukuran rata-

rata, dan kurang sedikit pada perempuan dewasa. Volume ini bervariasi

sesuai ukuran tubuh dan berbanding terbalik dengan jumlah jaringan

adipose dalam tubuh. Volume ini juga bervariasi sesuai perubahan cairan

darah dan konsentrasi elektrolitnya.

Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsur pokoknya

sama dengan sitoplasma. Plasma terdiri dari 92% air dan mengandung

Arif Rahman Nurul Ilmi Ainun Nisa S.Farm,Apt


150 2010 384
SGOT DAN SGPT

campuran kompleks zat organik dan anorganik. Protein plasma mencapai 7%

plasma dan merupakan satu-satunya unsur pokok plasma yang tidak dapat

menembus membran kapilar untuk mencapai sel.

Enzim transaminase adalah enzim intrasel yang berfungsi

mengkatalisis reaksi pemindahan (transfer) gugusan amino (NH 2) dari suatu

asam amino ke asam keto sehingga terbentuk turunan asam keto yang baru

dan di samping itu terbentuk pula asam amino baru.

Aminotransferase adalah semacam enzim yang paling sering

dihubungkan dengan kerusakan sel hati yang termasuk dalam golongan

aminotransferase, yakni enzim-enzim yang mengkatalisis pemindahan

gugusan amino secara reversible antara asam amino dan alfa keto. Aspartat

aminotransferase (AST) yang dulu bernama glutamate oksaloasetat

transaminase (GOT) mengerjakan reaksi antara asam aspartat dan asam alfa

ketoglutamat. Alanin aminotransferase (AST) dulu dinamai glutamate piruvat

transaminase (GPT) menyelenggarakan reaksi serupa antara alanin dan

asam alfa ketoglutamat. Aktifitas enzim sebaiknya disebut dengan satuan

internasional yaitu liter pada 37oC.

AST/SGOT adalah enzim yang sebagian besar terdapat dalam otot

jantung dan hati, sebagiannya lagi ditemukan dalam otot rangka, ginjal dan

pancreas. Nilai AST serum yang tinggi ditemukan pada infark miokard akut

(IMA) dan kerusakan hepar. Setelah nyeri dada hebat yang disebabkan oleh

IMA, AST serum meningkat dalam 6 sampai 10 jam dan memuncak dalam
Arif Rahman Nurul Ilmi Ainun Nisa S.Farm,Apt
150 2010 384
SGOT DAN SGPT

24-48 jam. Jika tidak terjadi perluasan infark, nilai AST serum akan kembali

normal dalam 4 sampai 6 hari. Pemeriksaan enzim jantung lainnya juga

digunakan dalam mendiagnosa IMA (mis, CPK, LDH).

ALT/SGPT, suatu enzim yang ditemukan terutama pada sel-sel hepar,

efektif dalam mendiagnosa kerusakan hepatoselular. Kadar ALT serum

dapat tinggi sebelum ikterik terjadi. Pada ikterik dan ALT serum >300 unit,

penyebab yang paling mungkin karena gangguan hepar dan tidak gangguan

hemolitik.

Dalam praktikum ini dilakukan pemeriksaan kadar SGOT dan SGPT

dalam serum untuk menentukan diagnostic untuk penyakit hati dan selain

penyakit hati dengan parameter SGOT dan SGPT.

Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk menentukan nilai

kadar SGOT dan SGPT dalam serum darah dengan metode spektrofotometri

dengan panjang gelombang 365 nm Selain itu juga untuk mendiagnosa

penyakit hati dan selain penyakit hati dengan menggunakan parameter

SGOT dan SGPT.

Adapun cara pengambilan sampel darah yaitu bagian lengan yang

akan diambil darahnya dibersihkan dengan alkohol 70% dan dibiarkan kering

kembali, kemudian pasang ikatan pembendung/torniquit diatas fossa cubiti

setelah itu minta kepada pasien yang akan diambil darahnya untuk mengepal

dan membuka tangannya beberapa kali agar vena jelas terlihat, lalu

tegangkan kulit diatas vena dengan jari tangan kiri agar vena tidak bergerak,
Arif Rahman Nurul Ilmi Ainun Nisa S.Farm,Apt
150 2010 384
SGOT DAN SGPT

kemudian tusuk kulit diatas vena dengan jarum/nald dengan tangan kanan

sampai menembus lumen vena setelah itu lepaskan pembendung dan

ambillah darah sesuai yang dibutuhkan. Taruh kapas diatas jarum/nald dan

cabut perlahan, setelah itu minta agar pasien menekan bekas tusukan

dengan kapas tadi lalu alirkan darah dari syringe kedalam tabung melaluji

dinding tabung. Berikan label berisi tanggal pemeriksaan, nama pasien dan

jenis spesimen.

Pada percobaan ini, mula-mula darah disentrifuge untuk memisahkan

antara plasma darah dengan serum. Karena yang akan digunakan dalam

pemeriksaan SGOT dan SGPT adalah serum. Adapun mekanisme dari

sentrifuge yaitu sentrifuge memisahkan zat dalam cairan yang diduga dapat

mengendap dengan cara pemutaran menggunakan kekuatan rotasi. Dengan

pemutaran kecepatan tertentu, zat-zat yang tidak terlarut akan mengendap.

Satuan yang digunakan pada sentrifuge adalah rpm (rotation per meter). Zat

yang akan dipisahkan dimasukkan kedalam tabung yang terdapat pada

sentrifuge, kemudian menutup lubang pada sentrifuge agar udara yang

masuk tidak mempengaruhi zat yang akan dipisahkan. Setelah itu ditentukan

waktu dan rotasi putaran yang diinginkan, dengan memutar tombol timer dan

rotation.

Digunakan serum darah pada praktikum karena pada serum terdiri dari

semua protein (yang tidak digunakan untuk pembekuan darah) termasuk

cairan elektrolit, antibody, antigen, hormone dan semua substansi.


Arif Rahman Nurul Ilmi Ainun Nisa S.Farm,Apt
150 2010 384
SGOT DAN SGPT

Sedangkan pada plasma terdapat fibrinogen yang dapat memberikan

pengaruh terhadap hasil pengukuran absorban karena mengandung zat-zat

sisa. Alasan digunakan spektrofotometri karena disini kita akan menghitung

kadar SGOT dan SGPT dalam serum dengan melihat nilai absorban dari

sampel tersebut.

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil pada

kelompok III yaitu nilai SGOT adalah 0,0021 U/L dan nilai SGPT adalah

0,004. Untuk kelompok IV diperoleh hasil yaitu nilai SGOT adalah 0,007 U/L

dan nilai SGPT adalah 0,005 U/L. Berdasarkan hasil tersebut diatas,

diperoleh bahwa kadar SGOT dan SGPT dari keempat probandus mengalami

penurunan kadar, dimana kadar normal untuk SGOT adalah 8-33 U/L pada

37oC (unit SI), pada wanita nilainya agak sedikit lebih rendah dari pria.

Adapun interpretasi data untuk penurunan kadar SGOT adalah kehamilan,

diabetic ketoasidosis, dan beri-beri. Sedangkan nilai normal untuk SGPT

adalah 4-35 U/L pada suhu 37oC (unit SI), dan berdasarkan hasil yang

percobaan diperoleh terjadi penurunan kadar SGPT.

Arif Rahman Nurul Ilmi Ainun Nisa S.Farm,Apt


150 2010 384
SGOT DAN SGPT

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melihat dan mengamati data yang diperoleh maka dapat

disimpulkan bahwa pada kelompok III dan IV, dalam keadaan normal artinya

tidak terjadi peningkatan kadar albumin yang menimbulkan penyakit

dehidrasi, muntah terus-menerus, diare berat (edema).

B. Saran

Dalam melakukan pengujian perlu adanya ketelitian dan kecermatan serta

keterampilan pada saat sentrifuge maupun pengukuran absorben pada

spekrofotometer.

Arif Rahman Nurul Ilmi Ainun Nisa S.Farm,Apt


150 2010 384
SGOT DAN SGPT

DAFTAR PUSTAKA

Kidhri Muh, 2004. “Biomedik 1”. Universitas Muslim Indonesia : Makassar


Kee, J.L. 1997. “Pemeriksaan Laboratorium Dan Diagnostik”.
Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta Setiadi, 2007Sacher, Ronal.
2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium Edis
11.Buku kedokteran EGC. Jakarta.
Kee, Joyce LeFever. 1997. Buku Saku Pemeriksaan Laboratorium dan
Diagnostik dengan Implikasi Keperawatan. EGC. Jakarta.

Panil, Zulbadar Dr. 2007. Memahami Teori dan Praktik Kimia Dasar Medis.
EGC. Jakarta.

Pearce, Evelyn, 2008. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT.


Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. EGC, Jakarta.

Widmann, Frances K. 1995. Tinjauan Klinis atas Hasil Pemeriksaan


Laboratorium. EGC. Jakarta.

Arif Rahman Nurul Ilmi Ainun Nisa S.Farm,Apt


150 2010 384
SGOT DAN SGPT

LAMPIRAN

1. Gambar pengamatan

serum I serum 2 serum 3 serum 4

SGOT (blanko 1,2 dan 3) SGPT (Blanko 1,2 , dan 3)

Arif Rahman Nurul Ilmi Ainun Nisa S.Farm,Apt


150 2010 384
SGOT DAN SGPT

2. Tabel pengamatan

Hasil Pengamatan

Kelompok Spesimen ABS 1’ ABS 2’ ABS 3’ ABS 4’ Konsentrasi


Sampel (u/L)
3 SGOT 0,084 0,082 0,082 0,081 0,0021

SGPT 0,222 0,207 0,204 0,212 0,004

4 SGOT 0,104 0,104 0,103 0,103 0,007

SGPT 0,246 0,241 0,237 0,239 0,005

Arif Rahman Nurul Ilmi Ainun Nisa S.Farm,Apt


150 2010 384

Anda mungkin juga menyukai