I. TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui prinsip pemeriksaan SGPT/ALAT pada serum.
2. Mahasiswa mengetahui prosedur pemeriksaan SGPT/ALAT pada serum.
3. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan SGPT/ALAT pada serum.
4. Mahasiswa dapat mengetahui kadar SGPT/ALAT pada serum sampel.
LDH
+
Piruvat + NADH + H Laktat + NAD+
Dibuat Reagen 1 dengan cara mencampurkan 140 mmol/L Tris pH 7,15; 700
mmol/L L-Alanin, dan ≥2.300 U/L LDH di dalam beaker glass
Baca hasil absorbansi dan catat hasilnya, kemudian hitung kadar SGPT
sampel dalam U/L dan µkat/L.
(Joyce, 2007).
VII. KESIMPULAN
1. Prinsip pemeriksaan SGPT dalam serum yaitu, alanin mengkatalisis reaksi
pemindahan gugus NH2 dari asam amino alanin ke asam alfa ketoglutarat.
Hasilnya terbentuklah asam piruvat dan asam glutamate. GPT mengkatalisis
pemindahan gugus amino dari alanin kepada ketoglutarat untuk membentuk
piruvat dan glutamat. Kemudian dengan adanya NADH dan laktat
dehidrogenase maka piruvat akan direduksi menjadi laktat dan NAD. Reaksi
diamati dengan mengikuti penurunan absorbansi atau penurunan konsentrasi
NADH pada panjang gelombang 340 nm. Penurunan absorbansi ini
proporsional dengan aktivitas katalitik GPT.
2. Prosedur pemeriksaan kadar SGPT dilakukan dengan penyiapan monoreagen
dengan mencampurkan 4 bagian reagen 1 dan 1 bagian reagen 2 terlebih
dahulu. 100 µL sampel serum dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
tambahkan 1 mL monoreagen. Pengukuran absorbansi dilakukan pada
panjang gelombang 340 nm dengan spektrofotometer pada suhu 37°C tepat
setelah menit ke 1, 2, dan 3.
3. Pemeriksaan kadar SGPT dalam sampel serum dilakukan dengan membuat
monoreagen terlebih dahulu, kemudian sampel serum ditambahkan dengan
reagen. Pengukuran absorbansi dilakukan dengan alat spektrofotometri.
Prinsip kerja dari spekrofotometri UV-Vis berdasarkan penyerapan cahaya
atau energi radiasi oleh suatu larutan. Jumlah cahaya atau energi radiasi yang
diserap memungkinkan pengukuran jumlah zat penyerap dalam larutan secara
3 kuantitatif (Gandjar dan Rohman, 2012). Absorpsi sinar UV-Vis terbatas
pada gugus fungsi tertentu yang disebut dengan kromofor yang mengandung
elektron valensi berenergi eksitasi relatif rendah (Gandjar dan Rohman, 2007).
4. Berdasarkan hasil perhitungan kadar SGPT pasien 1 yakni Bapak D usia 27
tahun, diperoleh kadar SGPT sebesar 11,95 U/L atau 0,199 µkat/L. Hal ini
menunjukkan kadar SGPT yang normal untuk laki – laki dewasa karena
masuk dalam kadar normal yakni <41 U/L atau <0,68 µkat/L. Demikian juga
pada pasien 2 yakni Bapak G usia 74 tahun. Kadar SGPT yang diperoleh
berdasarkan perhitungan yaitu sebesar 19,19 U/L atau 0,32 µkat/L.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2008. Pedoman Praktek Laboratorium yang Benar (Good Laboratory
Practice). Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Gandjar, I. G. dan A. Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Gandjar, I. G. dan A. Rohman. 2012. Analisis Obat secara Spektrofotometri dan
Kromatografi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Joyce, L. 2007. Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik. Jakarta: EGC.
Kendran, Arjana dan Pradnyantari. 2017. Aktivitas Enzim Alanine-
Aminotransferase dan Aspartate Aminotransferase pada Tikus Putih Jantan
yang diberi Ekstrak Buah Pinang. Jurnal Universitas Udayana. 9 (2): 132-
138.
Laili U. 2013. Pengaruh Pemberian Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
dalam Bentuk Kapsul terhadap Kadar SGPT (Serum Glutamat Piruvat
Transaminase) dan SGOT (Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase)
pada Orang Sehat Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Nugraha, G. 2015. Panduan Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Dasar.
Jakarta: CV. Trans Info Media.
Pondang, F., E. Mois dan B. Waleleng. 2014. Gambaran Enzim Hati pada Dewasa
Muda dengan Obesitas Sentral. Jurnal e-CliniC. 2(2): 1-4.
Zulbadar, P. 2007. Memahami Teori dan Praktikan Kimia Dasar. Jakarta: EGC.