Daftar isi...................................................................................................................1
Daftar Pustaka........................................................................................................21
1
BAB I
DASAR TEORI
Nama pada setiap alat menggambarkan mengenai kegunaan alat dan atau
menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam
penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus.
Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan
peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan
Pada laboratorium mikrobiologi ada beberapa alat yang umum digunakan dan
harus dikenal serta diketahui cara penggunaannya, yang antara lain :
2
– Hot plate – Stirer
– Labu Erlenmeyer – Colony counter
– Kaca obyek biasa – Haemasitometer
– Kaca obyek cekung – Laminar air flow (Millati, 2010)
Bakteri adalah suatu organisme yang jumlahnya paling banyak dan tersebar
luas dibandingkan dengan organisme lainnya di bumi. Bakteri umumnya
merupakan organisme uniseluler (bersel tunggal), prokariotik, tidak mengandung
klorofil, serta berukuran mikroskopik (sangat kecil). Media setengah padat yaitu
media yang mengandung agar 0,3% - 0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal,
tidak padat, tidak begitu cair. Media semipadat dibuat dengan tujuan supaya
pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh permukaan media tetapi tidak
mengalami pencampuran sempurna jika tergoyang. Inokulasi pada media setengah
padat bertujuan untuk menyebarkan koloni bakteri dan spesimen merata pada
permukaan medium sehingga mudah dipisahkan atau diisolasi bakteri satu dengan
yang lainnya. Pada media setengah padat digunakan nutrien agar. Komposisi
kandungan dari nutrien agar adalah ekstra daging 10 gram, pepton 10 gram, NaCl
5 gram, Aquades 1000 ml, dan 15 gram agar/liter. Disinfektan adalah bahan kimia
yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik
seperti bakteri dan virus juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah
mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Bahan kimia tertentu merupakan
zat aktif dalam proses disinfeksi dan sangat menentukan efektivitas dan
fungsi serta target mikroorganisme yang akan dibasmi. Sifat-sifat disinfektan yang
ideal antaralain :
7. Mudah digunakan untuk kondisi rumah tangga dan keperluan lain yang
praktis.
3
8. Hal yang utama adalah mempunyai sifat mikrobisida yang sempurna
dalam waktu beberapa mikrobiostatis yang membawa pada perasaan
(sangkaan) aman yang semu.
2. Alkohol
3. Hidrogen
5. Detergen
6. Aldehid
7. Kemosferilisator gas
8. Oksidator
9. Aerosol
11. Yodium
4
Terdapat 3 tingkat desinfeksi:
Suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, jika ditumbuhkan
di alam suatu medium tidak ada jasad renik yang dapat berkembang baik
dinamakan Sterilisasi . Sterilisasi harus dapat membunuh renik yang paling tahan
panas yaitu spora bakteri. Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan
bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses
sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang
merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikrobia akan diluluhkan.
1. Sterilisasi mekanik/Filtrasi
2. Sterilisasi Fisik
Sterilsasi fisik dapat digunakan dengan cara pemanasan atau penyinaran. Terdapat
empat macam sterilisasi dengan pemanasan :
a. Pemijaran Api
membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset,
batang L, dll.
b. Panas kering
5
Sterilisasi panas kering yaitu sterilisasi dengan menggunakan udara panas.
Karakteristik sterilisasi kering adalah menggunakan oven suhu tinggi (170-180’C)
dengan waktu yang lama (1-3 jam). Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang
terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll. Sebelum dimasukkan ke
dalam oven alat/bahan teresbut dibungkus, disumbat atau dimasukkan dalam
wadah tertutup untuk mencegah kontaminasi ketika dikeluarkan dari oven.
c. Uap panas
Konsep ini hampir sama dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih
tepat menggunakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
Alat yang digunakan adalah autoclave. Cara kerja alat ini adalah menggunakan
uap panas dengan suhu 121oC selama 15 menit pada tekanan 1 atm. Sterilisasi
uap tergantung pada:
1) alat/bahan harus dapat ditembus uap panas secara merata tanpa mengalami
kerusakan
3) Suhu yang terukur harus mencapai 121oC dan dipertahankan selama 15 menit.
Bahan/alat yang tidak dapat disterilisasi dengan uap panas adalah serum, vitamin,
antibiotik, dan enzim, pelarut organik, seperti fenol, buffer dengan kandungan
detergen, seperti SDS. Erlenmeyer hanya boleh diisi media maksimum ¾ dari
total volumenya.
d) Tutup autoclave dan hidupkan alat. Perhatikan tahap kenaikan suhu dan
tekanan pada autoclave. Tunggu hingga alat mencapai suhu 121oC selama 15
menit. Autoclave akan otomatis membunyikan alarm, jika proses sterilisasi sudah
selesai.
6
Sterilisasi fisik dengan penyinaran dapat dengan menggunakan sinar Ultra Violet
(Riantini, 2001)
3. Sterilisasi kimiawi
Digunakan pada alat/bahan yang tidak tahan panas atau untuk kondisi aseptis
(Sterilisasi meja kerja dan tangan). Bahan kimia yang dapat digunakan adalah
Alkohol, asam parasetat, formaldehid dll.
7
BAB II
LANGKAH KERJA
1. Bagian bawah lempeng agar darah dibagi menjadi 4 sektor dengan pensil
gelas atau spidol
2. Usap kapas steril yang telah dibasahi dengan kaldu dan usapka ke jari
tangan kemudian ditanamkan pada sektor 1 agar darah, yaitu sektor tanpa
perlakuan
3. Tangan dicuci dengan seksama (7 langkah cuci tangan) menggunakan
sabun dan air kemudian dikeringkan dengan kasa steril dan dengan usap
kapas lain usap jari tangan dengan air kaldu, kemudian tanam pada sektor
2 lempeng darah, yang merupakan sektor dengan perlakuan
4. Usap dengan kapas steril yang telah dibasahi dengan air kaldu dan diusap
pada jari tangan yang lain, kemudian ditanam pada sektor 3 yang
merupakan sektor tanpa perlakuan
8
5. Tindakan serupa dilakukan menggunakan antispetik chlorhexidine-alcohol
dengan arah memutar dari dalam keluar, lalu biarkan sampai mongering.
Kemudian usap jari tangan tersebut dengan kapas steril lain yang telah
dicelupkan ke air kaldu lalu ditanam ke sektor 4 yang menggunakan
perlakuan.
6. Lempeng tersebut diinkubasi selama 18-24 jam dengan suhu 35-370C
9
BAB III
10
3 Inkubator Untuk menginkubasi Mengubah energi listrik
atau memeram menjadi energi panas. Kawat
mikroorganisme pada nikelin akan menghambat
suhu yang terkontrol aliran elektron yang mengalir
sehingga mengakibatkan
peningkatan suhu kawat
11
5 Hot Plate Untuk Pengadukan dengan bantuan
dan Stirrer menghomogenkan suatu batang magnet Hot plate dan
Bar larutan dengan magnetic stirrer seri SBS-100
pengadukan. Pelat dari SBS misalnya mampu
(plate) yang terdapat menghomogenkan sampai 10
dalam alat ini dapat L, dengan kecepatan sangat
dipanaskan sehingga lambat sampai 1600 rpm dan
mampu mempercepat dapat dipanaskan sampai
proses homogenisasi. 425oC.
12
7 Sentrifugator Memisahkan campuran Prinsip kerjanya yaitu dimana
padat/ cair atau cair/ cair objek diputar secara
yang tidak saling larut horizontal pada jarak radial
dari titik dimana dititik
tersebut dikenekan gaya. Pada
saat objek diputar, partikel-
partikel yang ada akan
berpisah dan berpencar sesuai
berat jenis masing-masing
partikel. Dengan gaya yang
paling berperan adalah gaya
sentrifugal. Dengan adanya
teknik ini, proses
pengendapan suatu bahan
akan lebih cepat dan optimum
dibandingkan dengan teknik
biasa.
8 Water Bath Alat laboratorium Digunakan untuk menyimpan
berbentuk kotak yang media agar (yang digunakan
digunakan dalam proses untuk analisa dengan teknik
inkubasi. tuang / pure plate ) supaya
media tetap dalam kondisi
leleh/cair, bisanya suhu diatur
pada kisaran 40-45oC. Untuk
menjaga air pada penangas air
tidak terkontaminasi mikro
organisme maka perlu
ditambahkan citric acid 0.3%
dan potassium sorbat 0.1%.
13
9. Neraca Alat penghitung satuan Dengan penggunaan sumber
Analitik massa suatu benda tegangan listrik yaitu stavolt
dengan teknik digital dan dilakukan peneraan
dan tingkat ketelitian terlebih dahulu sebelum
yang cukup tinggi digunakan kemudian bahan
diletakkan pada neraca lalu
dilihat angka yang tertera
pada layar, angka itu
merupakan berat dari bahan
yang ditimbang.
14
Pada area 1 (yang tidak dilakukan aseptik) digunakan jari orang pertama dan
dihasilkan pertumbuhan koloni sejumlah koloni dengan ukuran kecil. Pada area 2
(dengan perlakuan menggunakan sabun) dengan menggunakan jari yang berbeda
dari orang pertama dihasilkan pertumbuhan koloni sejumlah 2 koloni dengan
ukuran yang besar. Pada sektor ketiga (tidak dilakukan aseptik) menggunakan jari
orang kedua, dihasilkan pertumbuhan koloni sejumlah 40 koloni dengan ukuran
yang kecil. Sedangkan pada sektor keempat (dengan perlakuan diberi alcohol
70%), dihasilkan pertumbuhan koloni sejumlah 11 koloni dengan ukuran yang
kecil.
15
Pada percobaan kali ini kami memperoleh hasil yang sesuai dan yang tidak
sesuai dengan teori. Hasil pengamatan yang sesuai dengan teori terjadi pada area
ke 3 dan 4. Dimana area 3 terdapat pertumbuhan bakteri yang lebih banyak
dibandingkan dengan area 4. Hal ini dikarenakan jari yang ditempelkan pada area
4 telah diberi perlakuan berupa pengolesan dengan alkohol 70% yang merupakan
disinfektan yang baik sebelum dioleskan dengan kaldu.
Sedangkan kami juga menemukan hasil yang tidak sesuai dengan teori
yaitu pada area 1 dengan area 2, dimana area 1 yang tidak diberi perlakuan
ditumbuhi koloni yang sama daripada area 2 yang telah dilakukan cuci tangan
sebelumnya. Menurut teori seharusnya pada area 1 ditumbuhi koloni lebih banyak
daripada area 2 karena pada area 1 tidak dilakukan kegiatan aseptik untuk
membunuh bakteri-bakteri yang ada di tangan. Selain itu, pada area 2 dan 4 masih
ditumbuhi koloni. Berdasarkan teori, setelah melakukan kegiatan aseptik
seharusnya tidak ada bakteri pada jari-jari tangan sehingga koloni tidak tumbuh
pada media. Perbedaan dengan teori juga terdapat pada area 1 dan 3 dimana area
tersebut tidak diberikan perlakuan sehingga menurut teori jumlah koloni akan
sama atau berbeda tetapi hanya terpaut sedikit. Tetapi pada percobaan kami
mendapatkan perbedaan yang mencolok yaitu 2:40.
Adanya perbedaan hasil dengan teori yang ada disebabkan dari beberapa
kesalahan, antara lain :
16
3.3 Sterilisasi Alat
Batang Gelas
Tanpa Natrium Dengan Natrium
Hipoklorit 0,5% Hipoklorit 0,5%
Pertumbuhan Bakteri Keruh Tidak Keruh
Staphylococcus aureus
(kekeruhan medium)
17
tempat praktikum. Hal itu menyebabkan kontaminasi dengan lingkungan luar.
Tetapi kami melakukan pembersihan batang gelas tersebut menggunakan alkohol
dan mengulangi kembali langkah percobaannya.
d. Iritasi yaitu peradangan pada kulit atau saluran pernapasan dan juga pada
mata sebagai kontak langsung dengan bahan-bahan korosif.
e. Luka pada kulit atau mata akibat pecahan kaca, logam, kayu dll
f. Sengatan listrik.
18
e) Jaga ruang kerja bebas dari semua bahan yang tidak perlu. Ransel, dompet,
dan mantel harus ditempatkan dalam rak-rak kecil atau loker diluar
laboratorium.
f) Sterilkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
g) Mensterilkan area kerja dengan menggunakan alcohol 70%
h) Membatasi banyak bicara atau bergurau selama bekerja, tidak berlari
larian dalam laboratorium
i) Tidak menggunakan peralatan yang sudah pecah atau rusak
j) Menggunakan bulb pipet untuk memipet cairan dan tidak menggunakan
mulut
k) Buang sampah domestic ke tempat sampah non medis dan sampah
laboratorium ketempat sampah medis.
19
dilanjutkan mencuci dengan sabun antiseptik dan air mengalir; 6) bila
mengenai mata atau selaput lendir, maka segera dibilas dengan air mengalir.
Jika bahan infeksius tertelan segera lapor ke pembimbing
20
DAFTAR PUSTAKA
21