Anda di halaman 1dari 14

Sumber : https://medlab.

id/media-macconkey-agar/

Yg sumber ini gabisa dicopyy, liat aja soalnya dari medlab.id takutnya
lengkap gituu

Wikipedia :
https://id.wikipedia.org/wiki/Mac_Conkey_Agar
Mac Conkey Agar adalah salah satu jenis media yang digunakan
untuk identifikasi mikroorganisme. Mac Conkey agar termasuk
dalam media selektif dan diferensial bagi mikrob. Jenis mikrob
tertentu akan membentuk koloni dengan ciri tertentu yang khas
apabila ditumbuhkan pada media ini.
Persenyawaan utama dalam media ini adalah laktosa, garam
empedu, dan merah netral sebagai indikator warna. Media ini akan
menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dengan adanya garam
empedu yang akan membentuk kristal violet. Bakteri gram
negatif yang tumbuh dapat dibedakan dalam kemampuannya
memfermentasikan laktosa. Koloni bakteri yang memfermentasikan
laktosa berwarna merah bata dan dapat dikelilingi oleh endapan
garam empedu. Endapan ini disebabkan oleh penguraian laktosa
menjadi asam yang akan bereaksi dengan garam empedu.[1]
Bakteri yang tidak memfermentasikan laktosa biasanya
bersifat patogen. Golongan bakteri ini tidak memperlihatkan
perubahan pada media. Ini berarti warna koloninya sama dengan
warna media. Warna koloni dapat dilihat pada bagian koloni yang
terpisah.[1]
Beberapa contoh pertumbuhan koloni pada Mac Conkey Agar[1]:

 Salmonella dan Shigella: serupa media


 Escherichia coli: merah dikelilingin zona keruh
 Enterobacter dan Klebsiella: merah muda dan mukoid
 Enterococcus dan Staphylococcus: kecil dan tidak
terang tembus

https://teknologilaboratoriummedik.blogspot.com/2016/08/media-
mac-conkey-agar-mca.html

Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat


makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam
pembuatan media antara lain :
 Media harus mengandung semua nutrisi yang mudah
digunakan oleh mikroba.
 Media harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan
permukaan dan pH yang sesuai dengan pertumbuhannya.
 Media tidak mengandung zat penghambat kecuali yang
sengaja ditambahkan pada media selektif atau one purpose
media.
 Media harus steril
 Temperatur/ suhunya sesuai 
Media juga dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok
diantaranya :
Media berdasarkan konsistensi
 Media padat: Media yang mengandung agar 15% sehingga
setelah dingin media menjadi padat. Contohnya : Urea,
KIA,Citrat,TSIA
 Media setengah padat: Media yang mengandung agar 0,3-
0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tetapi
tidak begitu cair. Media semisolid dibuat dengan tujuan
supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh
media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika
tergoyang. Contohnya : SIM dan Carry and Blair
 Media cair: Media yang tidak mengandung agar, contohnya
adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth), dan TSB
(Trypticase Soy Broth)

Mac Conkey Agar


Mac Conkey Agar (MCA) adalah suatu jenis media yang digunakan
untuk identifikasi mikroorganisme, yang merupakan medium kultur
yang dirancang untuk tumbuhnya bakteri gram negative dan noda
mereka untuk fermentasi laktosa, serta menghambat pertumbuhan
mikroorganisme gram positif. Mac Conkey Agar termasuk dalam
media selektif diferensial bagi mikroba. Jenis mikroba tertentu akan
membentuk koloni dengan ciri tertentu yang khas apabila
ditumbuhkan pada media ini. Persenyawaan utama dalam media ini
adalah laktosa, garam empedu, dan neutral red sebagai indicator
warna. Media ini akan menghambat pertumbuhan bakteri gram positif
dengan adanya garam empedu yang akan membentuk kristal violet.
Bakteri gram negatf yang tumbuh dapat dibedakan dalam
kemampuannya memfermentasikan laktosa. Koloni bakteri yang
memfermentasikan laktosa berwarna merah bata dan dapat dikelilingi
oleh endapan garam empedu. Endapan ini disebabkan oleh
penguraian laktosa menjadi asam yang akan bereaksi dengan garam
empedu.
Bakteri yang tidak memfermentasikan laktosa biasanya bersifat
patogen. Golongan bakteri ini tidak memperlihatkan perubahan pada
media. Hal ini menyebabkan warna koloninya sama dengan warna
media. Dimana warna koloni dapat dilihat pada bagian koloni yang
terpisah. Beberapa contoh pertumbuhan koloni pada MCA, adalah
sebagai berikut :
Salmonella dan Shigella                   : serupa media
Escherichia coli                             : merah dikelilingi zona keruh
Enterobacter dan Klebsiella             : merah muda dan mukoid
Enterococcus dan Staphylococcus    : kecil dan tidak terang tembus

 
Untuk membuat Media Mac Conkey Agar, timbang bubuk MCA
menggunakan neraca analitik kemudian masukkan ke dalam
Erlenmeyer. Tambahkan aquades, diaduk hingga homogen dengan
batang pengaduk. Panaskan sampai larut sempurna di atas kompor
listrik. Cek pH hingga menunjukkan pH 7,4±0,2. Tutup mulut
Erlenmeyer dengan kapas berlemak, aluminium foil, dan diikat
dengan benang pulung. Sterilkan pada suhu 121ºC selama 15 menit
di dalam autoclave. Tuang media ke dalam plate di depan api
bunsen. Setelah memadat, media siap digunakan.

Dalam label kemasan bubuk media MCA merk OXOID tertera 53


gram bubuk media dilarutkan dengan 1L aquades. Jika kita
ingin menggunakan 150 ml aquades maka berat bubuk MCA yang
harus ditimbang dapat dihitung sebagai berikut :
Media MCA termasuk media sintetis, karena kandungan zat penyusun
dan takarannya diketahui  secara jelas dan pasti. Kandungan yang
terdapat dalam media MCA adalah:
 Peptone 20,0 gr :Sebagai sumber nutrisi yang diperlukan
untuk pertumbuhan bakteri
 Lactose 20,0 gr :Sebagai sumber energi dan sumber
karbohidrat
 Bile salt 5,0 gr  :Sebagai penghambat tumbuhnya bakteri
gram positif
 Sodium chloride 5,0 gr :Sebagai pengatur keseimbangan
tekanan osmosis pada media
 Neutral Red 0,075 gr :Sebagai indicator untuk mengetahui
terbentuk tidaknya asam karena pemecahan karbohidrat
 Agar 12,0 gr :Sebagai bahan pemadat media dan tempat
tumbuhnya mikroba
Dalam proses pembuatannya, media MCA ditimbang, dilarutkan dan
disterilisasikan. Tujuan media ditimbang adalah agar media yang kita
buat sesuai dengan takaran sehingga media tidak terlalu padat atau
terlalu cair. Setelah media ditimbang, media MCA kemudian
dilarutkan sampai homogen sampai tidak ada bulir-bulir agar/media
yang masih tertinggal. Pelarutan dilakukan agar media tercampur
homogen sehingga seluruh komponen yang terkandung dalam media
terdistribusi secara merata. Agar mempermudah proses pelarutan,
dilakukan pemanasan. Pemanasan ini bertujuan untuuk melarutkan
media sampai larut sempurna serta kandungan agar dalam media ini
mengembang sehingga media bisa menjadi padat. Ciri-ciri media
sudah larut bisa kita lihat dari tidak ada bulir/bulir media yang
terrtempel pada dinding Erlenmeyer yang kita gunakan untuk
melarutkan. Proses pemanasan ini juga jangan terlalu lama, karena
dapat merusak kandungan nutrisi pada media. Setelah dipanaskan
media MCA diukur pHnya. pH untuk media MCA adalah 7,4±0,2 pada
suhu 250C.  pH media berpengaruh pada perkembangan mikroba
yang akan kita tumbuhkan, karena setiap media memiliki pHnya
sendiri sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan ditumbuhkan.
Jika pHnya tidak sesuai maka mikroba yang ingin ditumbuhkan tidak
akan bisa tumbuh. Pada pengukuran pH media MCA, jika pH media
tidak sesua misalnya bersifat terlalu basa maka bisa ditambahkan
dengan larutan HCL 0,1 N atau jika bersifat terlalu asam maka bisa
ditambahkan NaOH 0,1 N, tujuannya agar pH yang didapat sesuai
dengan pH yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroba pada media.

Sterilisasi adalah proses membersihkan media dari mikroba-mikroba


yang mengganggu dan tidak diinginkan untuk tumbuh pada media ini.
Media MCA di sterilisasi dengan autoclave pada suhu 121ºC selama
15 menit. Media yang di dalam Erlenmeyer ditutup dengan kapas
berlemak dan aluminium foil lalu diikat dengan benang pulung.
Tujuannya adalah agar volume media yang ada dalam wadah
Erlenmeyer tetap dan media tidak tumpah pada saat proses
sterilisasi. Penggunaan kapas berlemak disini adalah untuk
menghindari penguapan pada media, sehingga volume atau
konsentrasi media tetap. Setelah distrelisasi media kemudian
dituangkan ke dalam plate. Suhu pada saat penuangan ini adalah
sekitar 250C atau suhu kamar. Tujuannya adalah agar media di
dalam plate tidak mengalami kondensasi dan merusak media. Setiap
proses penuangan dilakukan sambil melakukan fiksasi pada mulut
erlenmeyer, tujuannya agar media yang sudah steril ini tidak
terkontaminasi kembali dengan mikroba lain yang terdapat pada
lingkungan. Media dituangkan ke dalam plate sebanyak 15-25 mL
dengan ketebalan1,5 cm. Tujuannya agar bakteri yang ditumbuhkan
mendapat nutrisi yang cukup tidak lebih dan tidak kurang. Selain itu
agar mempermudah pengamatan. Jika media terlalu tebal maka
pertumbuhan bakteri akan sulit untuk diamati, karena mikroba akan
mengalami gangguan pada proses pertumbuhannya, selain itu media
yang terlalu tebal mengakibatkan pemborosan bahan. Media yang
terlalu tipis mengakibatkan bakteri merembes ke dasar plate,
sehingga bakteri akan bertumbuh pada dasar plate dan menjadi sulit
untuk diamati.

Setelah media memadat media MCA berwarna merah muda,


kemudian media disimpan dalam posisi terbalik agar uap air yang
tersisa pada bagian tutup plate tidak jatuh ke permukaan media dan
menyebabkan kontaminasi. Media MCA kemudian disimpan dalam
lemari pendingin atau dapat langsung digunakan.
SUMBER : https://azharieazharou.wordpress.com/2013/04/08/tes-
imvic/
Tes IMViC

Posted on April 8, 2013 by azharou • Posted in LAB


ACTIVITY • Tagged BIOKIMIA • Tinggalkan komentar

Uji IMViC merupakan sebuah uji biokimia yang berguna dalam


mengidentifikasi bakteri  enterobacteriaceae. Dalam reaksi ini
metabolisme yang terjadi pada medium agar akan menjadi indikator
positif atau negatifnya suatu reaksi yang akan diintepretasikan sesuai
dengan sifat biokimia bakteri sehingga akan membantu dalam
menentukan klasifikasi dari bakteri yang diidentifikasi tersebut.
IMViC sendiri terdiri dari Indole, Methyl Red, Voges Praskauer, dan
Citrat. Keempatnya menjadi standar baku dalam menentukan sifat
biokimiawi bakteri koliform.

1. Indole
Prinsip ;  beberapa bakteri dapat memproduksi indole dari
pemecahan asam amino trypthopan dengan menggunakan
ezim tryptophanase. Produksi indole akan dideteksi dengan
menggunakan pereaksi Erlich atau reagen Kovak. Indole
akan bereaksi dengan aldehyde dalam reagen dan
memberikan warna merah. Sebuah lapisan alkohol merah
akan terbentuk sepeti cincin di bagian atas menandakan
indole positif.
Prosedur ;  koloni bakteri yang diambil akan dieramkan dalam
medium air pepton. Yang mengandung asam tryptophan dan
kemudian diinkubasi selama semalam dalam suhu 37®c.
Setalah diinkubasi tambahkan beberapa tetes reagen Kovac’s
kedalam medium air pepton. Reagen Kovac’s mengnadung
para-dimethyl aminobenzaldehyde, isoamyl alcohol dan con.
HCl. Raegen Erlich lebih sesitif dalam mendeteksi produksi
indole dalam lingkungan anaerob. Formasi cincin merah yang
terbentuk memberikan hasil positif dalam tes.
Contoh; Escherichia coli: Positive; Klebsiella pneumoniae:
Negative

2. Methy Red (MR)


Prinsip ;  mengetahui kemampuan bakteri dalam
memproduksi dan memelihara kestabilan asam dari proses
akhir fermentasi glukosa. Methy Red merupakan indikator pH,
yang menunjukan indikator merah berarti pH asam yang
diproduksi itu sekitar 4.4.
Prosedur ; bakteri akan diinokulasi dalam medium glucose
phosphate broth, yang mengandug glukosa dan buffer
phospat yang kemudian diinkubasi dalam suhu 37®c selama
48 jam. Untuk mengetahui pH dalam medium maka
ditambahakan 5 tetes reagen MR. Jika berubah warna
menjadi merah maka hasil menunjukkan positif.
3. VOGES PROSKAUER (VP)
Prinsip ;  VP berguna dalam mendeteksi adanya butylene
glycol yang diproduksi bakteri. Acetyl-methyl carbinol
(acetoin) adalah produksi lanjutan dari butylene glycol. Dalam
tes ini reagen yang dipakai adalah KOH 40% dan alpha-
naphthol. Setelah diinkubasi maka acetoin akan terbentuk
dan akan dioxidasi oleh udara oxigen dan KOH menjadi
dacetyl. Diacetyl kemudian akan bereaksi dengan guanidine
yang merupakan kkomponen peptone saat ditambahakan
alpha-naphthol akan terbentukk warna merah.
Prosedur ;  bakteri yang hendak di tes akan di inokolasi
kedalam glucosa peptone broth, diinkubasi dalam suhu 37®c
selama 48 jam. diteteskan 0,6 ml aplha-naphthol kedalam
medium tersebut dan dikocok. 0,2 ml KOH 40% ditambahkan
selanjutnya. Warna merah yang terjadi menunjukkan hasil tes
yang positif.
4. CITRATE
Prinsip ;  tes ini mendeteksi kemampuan bakteri dalam
menggunakan sitrat sebagai sumber karbon tunggal dan
energy. Bakteri diinoklulasi kedalam medium yang
mengandung sodium sitrat dan sebuah indikator pH yaitu
bromthymol blue. Medium tersebut juga mengandung
inorganic sodium amonium salts, yang mana akan digunakan
sebagai sumber karbon utama.
Penggunaan citrat melibatkan enzym citritase, dimana akan
dipecah sitrat menjadi oxaloacetat dan acetat. Kemudian dari
oxaloacetat dipecahkan menjadi Piruvat dan CO2. Hasil
produksi dari Na2CO3 Produksi Na2CO3 serta pemanfaatan
NH3 dari natrium sitrat dan amonium garam masing-masing
menghasilkan pH basa.

Prosedur ;  koloni bakteri diinokulasi kedalam medium biakan


Simmon Citrat Agar dan inkubasi selama 24 jam pada suhu
37®c. Jika bakteri yang diuji dapat menggunakan sitrat maka
medium akan berubah warna dari hijau ke biru.
Bakteri Indole Mr Vp Sitrat

E. coli + + – –

k. – – + +
pnemoniae
Sumber : http://harmanti.blogspot.com/2014/02/analisa-kualitatif-
mikrobiologi.html

Tes IMViC
Uji IMViC merupakan sebuah uji biokimia yang berguna dalam
mengidentifikasi bakterienterobacteriaceae. Dalam reaksi ini
metabolisme yang terjadi pada medium agar akan menjadi indikator
positif atau negatifnya suatu reaksi yang akan diintepretasikan sesuai
dengan sifat biokimia bakteri sehingga akan membantu dalam
menentukan klasifikasi dari bakteri yang diidentifikasi tersebut.
IMViC adalah singkatan untuk memudahkan dalam mengingat empat
tes biokimia yang digunakan: Indole, Metil merah, Voges-Proskauer,
dan Citrate. Keempat tes tersebut membantu dalam memisahkan
anggota keluarga Enterobacteriaceae menjadi dua kelompok utama
yaitu kelompok E. coli-  dan Enterobacter, serta kelompok Klebsiella.
Keempatnya menjadi standar baku dalam menentukan sifat
biokimiawi bakteri koliform.

1.  Indole

Prinsip ;  beberapa bakteri dapat memproduksi indole dari pemecahan


asam amino trypthopan dengan menggunakan ezim tryptophanase.
Produksi indole akan dideteksi dengan menggunakan pereaksi Erlich
atau reagen Kovak. Indole akan bereaksi dengan aldehyde dalam
reagen dan memberikan warna merah. Sebuah lapisan alkohol merah
akan terbentuk sepeti cincin di bagian atas menandakan indole positif.
Organisme yang memiliki enzim tryptophanase   dapat
menghancurkan asam amino triptofan menjadi gugusan  indol . Ketika
indole bereaksi dengan para-dimetil - aminobenzaldehye (Kovac's
reagen) akan menghasilkan  kompleks yang berwarna   merah
muda  Triptofan adalah yang paling banyak dalam
media. Pertumbuhan pada agar darah atau coklat agar dapat
menghasilkan efek terbaik.
Tes ini digunakan untuk mengetahui apakah suatu organisme dapat
menghasilkan gugus indol dari tryptophan atau peptone.     Sesudah
inkubasi mikroorganisme dalam media tryptophan atau peptone
broth,  tambahkan reagen Kovac.

1. Uninoculated medium.(steril)
2. Reaksi Positive  : Escherichia coli.
3. Reaksi Negative  : Salmonella.

Prosedur ;  koloni bakteri yang diambil akan dieramkan dalam medium


air pepton. Yang mengandung asam tryptophan dan kemudian
diinkubasi selama semalam dalam suhu 37®c. Setalah diinkubasi
tambahkan beberapa tetes reagen Kovac’s kedalam medium air
pepton. Reagen Kovac’s mengnadung para-dimethyl
aminobenzaldehyde, isoamyl alcohol dan con. HCl. Raegen Erlich
lebih sesitif dalam mendeteksi produksi indole dalam lingkungan
anaerob. Formasi cincin merah yang terbentuk memberikan hasil
positif dalam tes.
Contoh; Escherichia coli: Positive; Klebsiella pneumoniae: Negative

2. Methy Red (MR)

Prinsip ; mengetahui kemampuan bakteri dalam memproduksi dan


memelihara kestabilan asam dari proses akhir fermentasi glukosa.
Methy Red merupakan indikator pH, yang menunjukan indikator
merah berarti pH asam yang diproduksi itu sekitar 4.4.
Beberapa organisme menghasilkan asam dari metabolisme glukosa
dalam jumlah yang cukup untuk menghasilkan pH 4,4 dalam media.
Asam ini tidak dimetabolisme lebih lanjut dan dikatakan sebagai asam
stabil  . Pada pH 4,4 atau kurang pH indikator metil red
berwarna  merah ceri.
Tes ini digunakan untuk mengetahui apakah suatu organisme dapat
menghasilkan dan mempertahankan asam dalam suatu medium yang
mengandung buffer. Ini adalah sebuah uji kuantitatif untuk
mengetahui jumlah asam yang dihasilkan dari fermentasi
karbohidrat. Biakkan  dalam media   Clark and Lubb's diinkubasi pada
kondisi yang sesuai. Separoh dari biakan media ini kemudian
digunakan untuk uji Methyl red, dan separoh sisanya untuk uji  
Voges-Proskauer.
Indikator Methyl red ditambahkan ke dalam biakan :

1. Uninoculated medium.(steril)
2. Reaksi Positive  : Salmonella., E. coli
3. Reaksi Negative  : Klebsiella.

Prosedur ; bakteri akan diinokulasi dalam medium glucose phosphate


broth, yang mengandug glukosa dan buffer phospat yang kemudian
diinkubasi dalam suhu 37®c selama 48 jam. Untuk mengetahui pH
dalam medium maka ditambahakan 5 tetes reagen MR. Jika berubah
warna menjadi merah maka hasil menunjukkan positif.

3. VOGES PROSKAUER (VP)

Prinsip ; VP berguna dalam mendeteksi adanya butylene glycol yang


diproduksi bakteri. Acetyl-methyl carbinol (acetoin) adalah produksi
lanjutan dari butylene glycol. Dalam tes ini reagen yang dipakai
adalah KOH 40% dan alpha-naphthol. Setelah diinkubasi maka
acetoin akan terbentuk dan akan dioxidasi oleh udara oxigen dan
KOH menjadi dacetyl. Diacetyl kemudian akan bereaksi dengan
guanidine yang merupakan kkomponen peptone saat ditambahakan
alpha-naphthol akan terbentukk warna merah.
Beberapa organisme awalnya menghasilkan asam dari metabolisme
glukosa, tetapi lebih lanjut akan dimetabolisme menjadi asam netral
sebagai produk akhir, seperti acetoin, dan 2,3-butanediol. Awalnya
mungkin penurunan pH menjadi 4,4 tapi produk akhir  menyebabkan
meningkatnya pH dan uji metil red menjadi  negatif. Acetoin dan 2,3-
butanediol di bawah kondisi alkali akan bereaksi dengan alfa-naphthol
(1-naphthol) untuk menghasilkan warna merah mahoni.
Tujuan Tes ini adalah untuk mengetahui apakah organisme dapat
menghasilkan acetylmethylcarbinol (acetoin) dari fermentasi glukosa
Biakan organisme dalam media Clark and Lubb's diinkubasi pada
kondisi yang sesuai. Biakkan  dalam media  Clark and Lubb's
diinkubasi pada kondisi yang sesuai. Separoh dari biakan media ini
kemudian digunakan untuk uji Methyl red, dan separoh sisanya untuk
uji Voges-Proskauer  . Alpha-naphtol (5%) dan potassium hydroxide
(40%) ditambahkan ke dalam medium. Jika acetoin terdapat dalam
medium akan menghasilkan warna merah muda – merah. 
1. Uninoculated medium (steril)
2. Reaksi Positive   : Klebsiella.
3. Reaksi Negative  : Escherichia coli.
Prosedur ;  bakteri yang hendak di tes akan di inokolasi kedalam
glucosa peptone broth, diinkubasi dalam suhu 37®c selama 48 jam.
diteteskan 0,6 ml aplha-naphthol kedalam medium tersebut dan
dikocok. 0,2 ml KOH 40% ditambahkan selanjutnya. Warna merah
yang terjadi menunjukkan hasil tes yang positif

4. CITRATE

Prinsip ;  tes ini mendeteksi kemampuan bakteri dalam menggunakan


sitrat sebagai sumber karbon tunggal dan energy. Bakteri diinoklulasi
kedalam medium yang mengandung sodium sitrat dan sebuah
indikator pH yaitu bromthymol blue. Medium tersebut juga
mengandung inorganic sodium amonium salts, yang mana akan
digunakan sebagai sumber karbon utama.
Penggunaan citrat melibatkan enzym citritase, dimana akan dipecah
sitrat menjadi oxaloacetat dan acetat. Kemudian dari oxaloacetat
dipecahkan menjadi Piruvat dan CO2. Hasil produksi dari Na2CO3
Produksi Na2CO3 serta pemanfaatan NH3 dari natrium sitrat dan
amonium garam masing-masing menghasilkan pH basa.
Sitrat mengandung karbon. Jika suatu organisme dapat
menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon maka sitrat
dalam media akan dimetabolisme. Bromthymol biru adalah indikator
yang dimasukkan ke dalam media . Dalam kondisi basa indikator
ini  berubah dari hijau ke biru. Metabolisme media sitrat menghasilkan
basa ion bikarbonat yang menyebabkan pH media   meningkat   di
atas 7.4.
Tujuan Tes ini adalah untuk mengetahui apakah suatu organisme
dapat menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon
dengan menghasilkan suasana  . Bromthymol blue digunakan sebagai
indicator yang menunjukkan warna biru pada media bila
suasana  menjadi alkali  

1. Uninoculated medium.(steril)
2. Reaksi Positive reaction: Klebsiella.
3. Reaksi Negative reaction: Escherichia coli.

Prosedur ;  koloni bakteri diinokulasi kedalam medium biakan Simmon


Citrat Agar dan inkubasi selama 24 jam pada suhu 37®c. Jika bakteri
yang diuji dapat menggunakan sitrat maka medium akan berubah
warna dari hijau ke biru.
Bakteri Indole Mr Vp Sitrat

E. coli + + - -

k. pnemoniae - - + +

Anda mungkin juga menyukai