Anda di halaman 1dari 6

II.

PENGENALAN ALAT LABORATORIUM BIOPROSES

A. BAHAN

1. Desinfektan: Bahan yang digunakan untuk membuat suasa aseptik (suci/bebas


hama). Biasanya digunakan lisol 5%.
2. Air steril: air yang bebas hama dan organisme.
3. Vaselin: bahan yang digunakan sebagai “segel pengaman” sehingga kultur (biakan)
mikroba yang akan diamati bebas dari kontaminan yang tidak dikendaki.
4. Medium: bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroba, isolasi mikroba, memperbanyak, pengujian sifat fisiologi,
dan perhitungan jumlah mikroba. Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam
medium, maka medium mempunya syarat-syarat sebagai berikut:
 Harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oelh mikroba
 Harus mempunyai tekanan esmosi, tegangan muka, dan pH yang sesuai
 Tidak mengandung zat-zat penghambat
 Harus steril
Medium berdasarkan susunan kimia terdiri atas medium organik, anorganik, sintettik,
dan non sintetik. Berdasarkan konsistensinya terdiri atas medium cair, padat, dan
semi padat.
Berdasarkan fungsinya, berupa medium diperkaya (enriched medium), medium selektif,
medium diferensial, medium penguji, medium untuk perhitungan jumlah mikroba,
dan medium khusus.
Bentuk umum media yang digunakan di laboratorium mikrobiologi berupa (a) kaldu, (b-
c) media agar, berupa agar miring (slant agar), (d) deep agar, dan (e) agar cawan.

https://learning.uonbi.ac.ke/courses/SBT202/scormPackages/path_2/13_culture_methods.html

5. Medium organik: medium yang disusun dari bahan-bahan organik


6. Medium anorganik: medium yang tersusun dari bahan-bahan anorganik
7. Medium sintetik: medium yang komposisi kimianya diketahui dengan pasti, dan
biasanya dibuat dari bahan-bahan kimia dengan tingkat kemurnian tinggi dan
ditentukan jumlahnya dengan tepat sehingga dapat diulangi pembutannya kapan

3
saja dan akan diperoleh hasil yang sama. Biasanya digunakan untuk mempelajari
kebutuhan makanan mikroba.
8. Medium non sintetik: medium yang komposisi kimianya tidak diketahui dengan
pasti, misalnya bahan-bahan yang terdapat dalam kaltu nutrien (nutrien broth).
Nutrien broth adalah ekstrak daging dan pepton yang mempunyai komposisi kimia
yang tidak pasti. Banyak digunakan untuk menumbuhkan dan mempelajari
taksonomi mikroba.
9. Medium cair: medium yang berbentuk cair, dapat digunakan untuk berbagai
keperluan seperti untuk pembiakan mikroorganisme dalam jumlah besar,
penelaahan fermentasi, berbagai macam uji. Contoh: nutrien broth, kaldu glukosa.
10. Medium padat: medium yang berbentuk padat. Bisa dibuat dari medium cair
dengan menambahkan bahan pemadat. Biasanya digunakan untuk mengamati
penampilan atau morfologi koloni dan mengisolasi biakan murni. Bahan pemadat
dapat berupa agar, gelatin, dan silika gel.
11. Medium semi padat: medium yang dalam keadaan panas (dipanasi) berbentuk cair
tetapi dalam keadaan dingin berbentuk padat. Sering kali mengandung gelatin atau
agar tapi dalam konsentrasi yang lebih sedikit dari pada media padat. Biasanya
digunakan untuk uji ada tidaknya motilitas (pergerakan) mikroorganisme dan
kemampuan fermentasi.
12. Medium diperkaya: Medium yang ditambahkan zat-zat tertentu, misalnya darah,
serum, ekstraksi tumbuhan, dll, sehingga dapat digunakan untuk menumbuhkan
mikroba tertentu.
13. Medium selektif: medium yang mengandung zat-zat kima tertentu yang dapat
menghambat pertumbuhan satu kelompok bakteri atau lebih tanpa menghambat
pertumbuhan mikroorganisme yang diinginkan.
14. Medium diferensial: medium yang mengandung zat-zat kimia tertentu yang
memungkinkan pengamat membedakan tipe berbagai mikroorganisme.
15. Medium penguji: Medium dengan susunan tertentu yang digunakan untuk
pengujian vitamin, asam amino, dan antibiotika.
16. Medium untuk perhitungan jumlah mikroorganisme: Medium spesifik yang
digunakan untuk menghitung jumlah mikroorganisme dalam suatu bahan, misalnya
medium untuk menghitung jumlah bakteri Actinomycetes.
17. Medium khusus: medium untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan
kemampuannya untuk mengadakan perubahan kimia tertentu.
18. Medium serbaguna (multi purpose media): medium yang paling umum
digunakan dalam bakteriologi (dapat menunjang pertumbuhan sebagian mikroba),
misalkan nutrien broth.
19. Agar-agar: bahan pemadat. Bahan utamanya adalah galaktan, yaitu suatu
kompleks karbohidrat yang di ekstraksi dari rumput laut genus Gelidium, tetapi
sebagian besar mikroorganisme tak dapat menggunakannya utnuk tumbuh sehingga
hanya dipakai sebagai pemadat. Agar dapat larut atau cair jika dipanaskan pada
suhu hampir 100 ᵒC dan tetap berbentuk cair bial didinginkan sampai sekitar 45 ᵒC.
20. Alkohol 70% dan 90%: untuk sterilisasi.

4
21. Pewarna: dibutuhkan karena sel-sel mikroba yang tidak diwarnai umumnya
tampak hampir tembus cahaya bila diamati dengan mikroskop biasa sehingg sulit
dilihat karena sitoplasma selnya mempunyai indeks bias yang hampir dengan
indeks bias lingkungannya yang bersifat cair. Kontras antara sel dan latar
belakangnya dapat diperjelas dengan cara mewarnai sel-sel tersebut dengan zat
pewarna.
22. Pewarna sederhana: pewarna yang hanya menggunakan satu jenis zat warna
untuk mewarnai mikroorganisme. Kabanyakan mikroorganisme mudah bereaksi
dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka
basa). Zat warna yang digunakan umumnya bersifat alkalin (mempunyai komponen
kromoform bermuatan positif). Memungkinkan dibedakannya bakteri dengan
bermacam-macam tipe morfologi (kokus, basilus, vibrio, spiril, dsb.) dari bahan
lain yang ada pada olesan yang diwarnai. Juga dapat digunakan untuk mengamati
struktur tertentu seperti endospora.
23. Pewarna Gram: untuk membedakan kelompok mikroorganisme dari kelompok
mikroorganismeyang lain:
 Gram positif: dapat menahan komplek pewarna ungu kristal iodium sampai pada
akhir pada akhir prosedur (sel tampak biru gelap atau ungu)
 Gram negatif: organismenya kehilangan kompleks warna ungu kristal pada waktu
pembilasan dengan alkohol tetapi kemudian terwarnai oleh pewarna tandingan
safranin (sel tampak merah muda).
Reaksi pewarna Gram berbeda karena komposisi dinding sel mikroorganisme berbeda-
beda.
24. Pewarna tahan asam (Acid Fast Stain): bakteri dari genus Mycobacterium dan
spesies tertentu dari genus Nocardia mengandung sejumlah besar zat lipid di dalam
dinding selnya sehingga bersifat tidak permeable (relatif) terhadap zat warna yang
umum sehingga selnya tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa, untuk itu
digunakan pewarna khusus. Sitoplasma jika telah terwarnai maka sel
mikroorganisme seperti Mycobacterium akan menahan zat warna tersebut dengan
erat sehingga tidak terpucatkan oleh zat yang bersifat keras seperti asam alkohol
(yaitu 3% HCl di dalam etanol 95%).
25. Pewarna spora: untuk mengatasi sifat endospora (yang dibentuk oleh bakteri
tertentu misalkan genus Bacillus dan Clostridium, membentuk struktur di dalam sel
pada tempat yang khas).
26. Pewarna kapsul: pewarna untuk memudahkan mewarnai kapsul bakteri. Kapsul
ini dihasilkan dari beberapa jenis bakteri dan alga hijau-biru yang mengeluarkan
bahan yang amat berlendir dan lengket pada permukaan selnya, melingkari dinding
sel hingga kompak dan tampak sebagai bentuk pasti (bundar atau ovel). Kapsul ini
bersifat non ionik.
27. Pewarna negatif: untuk mewarnai latar belakang sehingga menjadi gelap, meliputi
pencampuran mikroorganisme kelihatan transparan dan tampak jelas di atara
medium yang gelap karena pewarna ini tidak menembus sel mikroorganisme.
Berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel.

5
28. Garam fisiologis: larutan isotonis yang biasa digunakan sebagai cairan pengencer,
misalnya 0.90% NaCl.
29. Kertas lensa: kertas untuk membersihkan lensa mikroskop.

B. ALAT

1. Peralatan inokulasi: alat utama yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi.


Digunakan untuk menginokulasikan mikroorganisme. (1) Lup inokulasi
digunakan untuk kultur cair, sedangkan (2) jarum inokulasi digunakan untuk
mentransfer mikroorganisme yang tumbuh pada permukaan agar. Terbuat dari
kawat platina atau stainless steel, dan dapat juga peralatan inokulasi yang
disposible terbuat dari plastik.

2. Batang penyeka steril: terbuat dari lidi dengan cara membungkus salah satu
ujungnya dengan kapas. Untuk menyeka permukaan benda-benda kerja yang
digunakan dalam praktikum (misalnya meja kerja).

3. Peralatan untuk wadah media. (1) cawan petri: alat (wadah) yang digunakan untuk
mewadahi mikroorganisme yang akan diamati (biasanya dalam keadaan padat), (2)
tabung reaksi: tempat (wadah) untuk mereaksikan bahan-bahan kimia dalam
ukuran kecil (sedikit), (3) sumbat tabung: untuk menyumbang tabung reaksi
supaya terhindar dari kontaminasi oleh mikroorganisme lain yang tidak
dikehendaki, (4) botol blanko atau tabung pengencer : tabung atau botol berisi
sejumlah tertentu cairan pengencer steril (biasanya larutan garam fisiologis) dengan
sumbat ulir atau sumbat karet yang rapat. Tabung biasanya berisi 9 atau 9.9 ml
sedangkan botol berisi 90 atau 99 ml.
4. Peralatan utnuk menentukan volume larutan dan perlengkapannya (1) gelas
ukur: untuk menentukan volume larutan secara kasar, (2) pipet serologis : untuk
menentukan volume larutan secara tepat dan teliti. Bisanya untuk berbagai
volume, (3) pipet volumetrik: untuk menentukan volume larutan secara tepat dan
teliti. Untuk satu volume tertentu, (4) bumbung pipet: wadah pipet/untuk
menyimpan pipet sewaktu tidak digunakan (dalam waktu lama, keadaan bersih)
untuk mencegah kontaminasi bakteri/mikroorganisme yang berasal dari udara
sehingga tidak mencemari pipet yang ada didalamnya. (5) penyangga pipet: untuk
menempatkan pipet akan dipakai berulangkasi sehingga tidak diletakkan langsung
diatas meja. Untuk mencegah kontaminasi pipet oleh mikroorganisme lain.

6
5. Etiket: label/kertas untuk menandai (menamai) tabung rekasi atau cawan petri,
sehingga mudah dikenali sewaktu dibutuhkan. Contoh etiket sebagai berikut.
30oC Nama saya 14/02/2019
Saccharomyces cerevisiae
Aseptis Kegiatan 19 NA

6. Batang kaca penyebar: untuk menyebarkan cairan pada cawan petri.


Aseptis Kegiatan 1 NA

7. Peralatan sterilisasi: (1) pembakar bunsen : alat pemanas, untuk memanaskan


media tumbuh mikroorganisme, untuk sterilisasi cara pemijaran, (2) kaki tiga: alat
untuk meletakkan wadah (berisi bahan) yang akan dipanaskan di atas pembakar
bunsen, (3) kassa: alat perata panas, (4) oven (hot air sterilizer): untuk
mensterilkan alat-alat dengan bantuan udara kering. Untuk mensterilkan alat-alat
gelas. Bahan-bahan seperti kapas, kain, dan kertas dapat juga disterilkan disini
tetapi dalam batas tertentu. Suhu biasanya 170-180oC, selama minimal 2 jam.
Lama sterilisasi tergantung jumlah alat yang disterilkan dan ketahanan alat
terhadap panas, (5) Otoklaf (autoclave) : alat untuk sterilisasi dengan uap panas
bertekanan. Terdiri atas suatu bejana tahan tekanan tinggi yang dilengkapi dengan
manometer, termometer dan klep bahaya. Merupakan sterilisasi terbaik jika
dibandingkan yang lain. Bahan yang disterilkan adalah bahan yang tahan tekanan
tinggi.
8. Buret: alat gelas untuk mengeluarkan cairan/larutan dengan volume sembarang
tetapi secara tepat. Pemegang buret: sandaran untuk memegang dan menjaga
tegaknya buret sewaktu berdiri sehingga mudah untuk digunakan.
9. Corong: untuk memudahkan memasukkan larutan dalam jumlah tertentu dari
wadah yang berdiameter mulut besar ke wadah lain yang berdiameter mulut
kecil/lebih kecil.
10. Papan miring : alat bantu untuk membuat agar miring
11. Alat penghitung koloni Quebec : untuk menghitung jumlah koloni yang ada pada
suatu media biakan cawan petri.
12. Hemasitometer (Levy dengan garis-garis pembagi Neubauer) untuk mengukur
secara kuantitatif populasi suatu mikroba secara langsung (metode hitungan
mikroskopis langsung).

7
13. Penghitung mekanis : alat bantu hitung.
14. Spatula/sendok: untuk mengambil bahan dalam jumlah kecil.
15. Magnetig stirrer: untuk mengaduk secara otomatis (alat pemusing magnetik yang
bekerja dengan tenaga listrik)
16. Bak Pewarna : untuk mewadahi zat pewarna yang digunakan untuk mewarnai
mikroorganisme yang akan diamati dengan bantuan mikroskop.
17. Inkubator: alat untuk memelihara pertumbuhan kiltur mikroorganisme pada suhu
tertentu.
18. Penangas air: digunakan untuk kultivasi berbagai mikroorganisme, yang
dilengkapi dengan pompa sirkulasi dan kontrol mikroprosesor yang dapat
mempertahankan suhu yang dibutuhkan.

Review praktikum
Jelaskan komposisi dan kegunaan bahan-bahan berikut.
Nama Bahan Komposisi Kegunaan
Nutrient Agar

Nutrient Broth

Plate Count Agar

Lactose Broth

Eosin Methylene Blue


Agar
Glucose Yeast Water
Broth
Skim Milk Agar

Starch Agar

Violet Red Bile Agar

Azide Dextrose Agar

Dextrose Tryptone
Bromcresol Purple Agar

Anda mungkin juga menyukai