Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM INFEKSIUS BAKTERIAL

MEDIA EMBA, NA, DAN PEWARNAAN GRAM

Disusun oleh :

Nama : Dira Apriansyah

Nim : 21311117

Kelas : C

RUMAH SAKIT HEWAN PENDIDIKAN

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA

2023
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

COVER...............................................................................................................................

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

Media EMB Agar (Eosin Methylene Blue Agar) adalah media selektif dan media
diferensial, media ini selektif untuk menumbuhkan bakteri gram negatif dan pada umumnya
digunakan untuk isolasi dan diferensiasi bakteri non fecal coliform dan fecal coliform. Media ini
dikembangkan oleh Holt-Harris dan Teague pada tahun 1916, mereka menggunakan EMB agar
untuk membedakan antara koloni bakteri yang dapat memfermentasi laktosa dengan yang tidak
dapat memfermentasi laktosa. Di media EMB juga ditambahkan sukrosa untuk membedakan
antara koloni bakteri coliform yang mampu memfermentasi sukrosa lebih cepat dari laktosa
dengan koloni bakteri yang tidak mampu memfermentasi sukrosa Media EMB Agar (Eosin
Methylene Blue Agar) adalah media selektif dan media diferensial, media ini selektif untuk
menumbuhkan bakteri gram negatif dan pada umumnya digunakan untuk isolasi dan diferensiasi
bakteri non fecal coliform dan fecal coliform.

NA (Nutrient Agar) merupakan suatu medium yang berbentuk padat, NA (Nutrient Agar)
dibuat dari campuran ekstrak daging dan peptone dengan menggunakan agar sebagai pemadat,
dalam hal ini media yang di gunakan di produksi oleh Oxoid.ltd., Basingstoke, Hampshire,
England, dengan merek OXOID. kode CM0003. Komposisi NA Kode CM0003 adalah pepton
5.0, sodium chlorida 5.0, agar 15.0, lab-lemco’ powder 1.0, yeast extract 2.0.(tertulis dalam
kemasan). Media NA (Nutrient Agar) berdasarkan bahan yang digunakan termasuk dalam
kelompok media semi alami, media semi alami merupakan media yang terdiri dari bahan alami
yang ditambahkan dengan senyawa kimia. Berdasarkan kegunaanya media NA (Nutrient Agar)
termasuk kedalam jenis media umum, karena media ini merupakan media yang peling umum
digunakan untuk pertumbuhan sebagian besar bakteri. Bedasarkan bentuknya media ini
berbentuk padat, karena mengandung agar sebagai bahan pemadatnya. Media padat biasanya
digunakan untuk mengamati penampilan atau morfologi koloni bakteri (Munandar, 2016:84).
Oleh karena itu peneliti bermaksud untuk membuat media NA (Nutrient Agar) modifikasi agar
guru biologi mendapatkan alternative penggunaan media pengganti pabrikan yang terlampau
mahal, dengan melimpahnya sumber daya alam yang dapat digunakan sebagai media
pertumbuhan mikroorganisme mendorong para peneliti untuk menemukan media alternatif dari
bahan-bahan yang mudah didapat dan tidak memerlukan biaya yang mahal
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 ISOLASI BAKTERI

Percobaan mikrobiologi isolasi dan pewarnaan mikroba bertujuan untuk mengenal


mempelajari, dan membuat berbagai macam medium yang digunakan dalam bidang
mikrobiologi serta tekhnik menanamkan isolasi bakteri untuk mendapatkan biakan murni ,
Perinsip yang mendasari percobaan ini adalah inokulasi bakteri dengan konsepsi biakan murni
penanaman bakteri atau biasa disebut dengan inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri
dari medium yang lama kemedium yang baru untuk ketelitian yang sangat tinggi . Untuk
mellakukan penanaman bakteri ( Inokulasi ) terlebih dahulu diusahakan agar semua alat yang ada
dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, Hal ini menghindarri terjadinya
kontaminasi . Salah satu contoh isolasi bakteri untuk kegiatan medis adalah pengisolasi e. Coli
pada pasien yang menderita ISK (Infeksi saluran Kemih ) atau biasa juga untuk penelitian
pembelajaran bersama dilaboratorium biasanya sampel yang digunakan adalah sampel yang
sudah tercampur dengan mikroorganisme yang terinfeksi .

2.2 MEDIA EMBA

2. 1 Definisi Media EMBA

Medium Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) termasuk jenis medium yang bersifat
selektif dan diferesial. Medium ini dikembangkan oleh Holt-Harris dan Teague pada tahun 1916,
untuk membedakan tipe pertumbuhan koloni bakteri yang dapat memfermentasi laktosa dengan
yang tidak dapat memfermentasi laktosa. Komponen medium EMBA juga ditambahkan gula
sukrosa untuk membedakan antara koloni bakteri koliform yang mampu memfermentasi sukrosa
lebih cepat daripada gulu laktosa, dengan koloni bakteri yang tidak mampu memfermentasi
sukrosa.

Bakteri koliform mempunyai ciri-ciri Gram negatif, tidak bisa membentuk endospora, dapat
memfermentasi laktosa dan dapat menghasilkan gas. Bakteri koliform juga dibedakan menjadi
koliform fekal dan non-fekal. Koliform fekal adalah bakteri koliform yang berasal dari saluran
pencernaan (tinja) organisme berdarah panas, sedangkan koliform non-fekal adalah bakteri
koliform yang berasal dari jasad tumbuhan atau hewan yang mati. Sebagaian besar bakteri
koliform fekal bersifat patogen karena dapat menimbulkan gangguan pada sistem pencernaan
manusia, bahkan dapat menyebabkan kanker

2. 2 SIFAT MEDIA EMBA

Medium EMBA bersifat selektif dan diferensial terhadap kelompok bakteri koliform
karena dalam medium ini mengandung komponen khusus yang dapat menghambat pertumbuhan
kelompok bakteri Gram positif dan beberapa jenis yeast. Selain itu di dalam komponen medium
juga memiliki indikator warna tertentu yang mampu membedakan pertumbuhan koloni bakteri.

Bakteri koliform akan memfermentasi laktosa dan menghasilkan asam dan menurunkan nilai pH
medium EMBA. pH asam pada medium EMBA akan bereaksi dengan Eosin Y dan Methylene
Blue dan menghasilkan warna kompleks berwarna ungu gelap atau warna hijau metalik. Warna
hijau metalik ini merupakan indikator bahwa sifat bakteri dapat memfermtasi laktosa dengan
kuat dan/atau bakteri yang dapat memfermentasi sukrosa. Sifat tersebut dimiliki oleh kelompok
bakteri koliform fekal.Pada bakteri yang memfermentasi laktosa secara lambat akan
menghasilkan asam dengan jumlah yang sedikit sehingga koloni akan berwarna coklat atau
merah muda. Pada bakteri yang tidak dapat memfermentasi laktosa koloni akan berwarna merah
muda atau transparan. Sifat tersebut dimiliki oleh kelompok bakteri koliform non-fekal.

2. 3 FUNGSI MEDIA EMBA

Fungsi dari masing-masing komponen medium EMBA adalah sebagai berikut:

 Pepton: untuk menyediakan nitrogen, vitamin, mineral dan asam amino esensial untuk
pertumbuhan bakteri.
 Laktosa: untuk meyediakan sumber karbohidrat untuk difermentasi bakteri sehingga
dapat membedakan koloni bakteri yang bisa memfermentasi laktosa dengan koloni
bakteri yang tidak memfermentasi laktosa.
 Sukrosa: untuk meyediakan sumber karbohidrat untuk difermentasi bakteri sehingga
dapat membedakan koloni bakteri coliform dengan koloni bakteri koliform.
 Dipotassium phosphate (K2HPO4): untuk menyediakan elektrolit dan keseimbangan
osmotik.
 Eosin Y: sebagai indikator pH serta menghambat pertumbuhan bakteri gram positif.
 Methylene blue: sebagai indikator pH serta menghambat pertumbuhan bakteri gram
positif.
 Agar: untuk memadatkan media.

2. 3 PEMBAHASAN PEWARNAAN GRAM

Pewarnaan Gram adalah pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling
banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, karena merupakan tahapan penting dalam
langkah awal identifikasi. Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya
lapisan peptidoglikan di dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran sel
bakteri. Jenis bakteri berdasarkan pewarnaan gram dibagi menjadi dua yaitu gram positif dan
gram negatif. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan membran selselapis.
Sedangkan baktri gram negatif mempunyai dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis
membran sel (Manurung, 2010)

Zat ini berfungsi untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan pewarna utama setelah
perlakuan dengan alkohol. Dengan kata lain, safranin memberikan warna pada mikroorganisme
non targetserta menghabiskan sisa-sisa cat atau pewarna. Pewarnaan safranin masuk ke dalam
seldan menyebabkan sel menjadi berwarna merah pada bakteri gram
negatif sedangkanpada bakteri gram positif dinding selnya terdehidrasi dengan perlakuan alkoho
pori – pori mengkerut, daya rembes dinding sel dan membran menurun sehingga pewarna
safranin tidak dapat masuk sehingga sel berwarna ungu.Pemberian reagen atau pewarna yang
berganti dari satu pewarna ke pewarna lain denganwaktu yang telah ditentukan disebabkan
karena zat-zat warna tersebut dapat berikatandengan komponen dinding sel bakteri dalam waktu
singkat.

2. 4 LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM


2. 4. 1 ALAT DAN BAHAN

 Aquades
 Alkohol 70%
 Gelas Objek
 Bunsen
 Jarum Ose
 Mikroskop
 Pipet tetes
 Tabung Reaksi isi Bakteri

2. 4. 2 CARA PEWARNAAN GRAM

 Memakai glove
 Sterilkan tangan dengan alkohol
 Ambil kaca Objek kemudian sterilkan dengan alkohol,Tunggu hingga kering
 Apabila kaca objek sudah kering teteskan aquades secukupnya
 Ambil jarum ose ,Sterilkan diatas bunsen yang menyala
 Apabila jarum ose memerah , Sterilkan tempat penyimpanan bakteri
 Letakkan bakteri diobjek glas dengan jarum ose( Medianya jangan sampai
keambil ), kemudian aduk pelan” sampai bakteri tercampur dengan aquades
 Kaca objek yang berisi sampel dikeringkan dengan cara dipansakan diatas api
kecil, apabila sudah kering
 Tetesi reagen 1 atau violet sampai sampel bakteri terendam tunggu sampe 30
detik, kemudian bilas dengan air yang mengalir, Kemudian tiriskan
 Apabila kaca objek sudah kering tetesi reagen 2 atau lugol diatas kaca objek,
tunggu sampe 30 detik, kemudan bilas dengan air yang mengalir
 Bilas dengan al-kohol kemudian cuci dengan air yang mengalir , Tiriskan
 Kemudian tetesi reagen 3 atau safranin diatas kaca objek tunggu 1 menit
kemudian bilas dengan Air kemudian keringkan ,
 Apabila kaca objek sudah kering amati dengan mikroskoop.

Anda mungkin juga menyukai