oleh:
Kelompok V
Kadek Dwi Antari
(P07131013011)
Darmayanti
(P07131013012)
Intan Dery
(P07131013013)
Rendra Prastia
(P07131013014)
(P07131013015)
(P07131013016)
(P07131013017)
(P07131013018)
Gede Aristana
(P07131013019)
(P07131013020)
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
DENPASAR
2014
A. Judul Praktikum
Pemeriksaan Kualitas Pangan, Isolasi (Biakan) Aerob dan Anaerob dari
Sampel Makanan.
B. Hari, Tanggal Praktikum
Senin, 13 Oktober 2014
C. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengetahui ada atau tidaknya bakteri E.Coli dalam
makanan atau bahan pangan.
2. Mahasiswa mengetahui cara isolasi atau pembiakan aerob dan anaerob.
D. Dasar Teori
Isolasi mikroorganisme mengandung arti proses pengambilan mikroorganisme
dari lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu medium di
laboratorium. Isolasi mikroba juga merupakan upaya pembiakkan suatu jenis
mikroba tertentu yang diperoleh dari suatu sampel di dalam suatu media yang
spesifik, sehingga selanjutnya dapat dilakukan identifikasi dan konfirmasi. Setiap
mikroba memiliki kebutuhan akan zat pertumbuhan yang spesifik sehingga hal ini
dapat dijadikan acuan dalam pemilihan media untuk isolasi, identifikasi dan
konfirmasi.
Media spesifik yaitu media yang digunakan unutk mendiagnosis atau
menganalisis
metabolisme
suatu
mikroba.
Contohnya
adalah
Kosers
Proses isolasi ini menjadi penting dalam mempelajari identifikasi mikrobia, uji
morfologi, fisiologi, dan serologi. Sedangkan pengujian sifat-sifat tersebut di alam
terbuka sangat mustahil untuk dilakukan. Prinsip kerja isolasi bakteri cukup
sederhana yakni dengan menginokulasikan sejumlah kecil bakteri pada suatu
medium tertentu yang dapat menyusung kehidupan bakteria. Sejumlah kecil
bakteri ini didapat dari bermacam-macam tempat tergantung dari tujuan inokulasi.
Dalam kajian mikrobiologi yang berhubungan dengan sumber bakteri adalah
mikrobia tanah, air, makanan dan udara. Pemahaman mengenai bakteri yang
diinokulasikan merupakan hal yang wajib. Inokulasi bakteri termasuk pula di
dalamnya adalah prinsip untuk membuat lingkungan medium menjadi semirip
mungkin dengan medium aslinya. Pemahaman ini meliputi:
(surface
plate).
Pemilihan
teknik
ini
didasarkan
pada
tujuan
penelitian/percobaan.
Apabila ingin mendapatkan kultur murni suatu mikrobia yang digunakan
adalah metode streak plate, karena hasil akhir metode ini adalah berupa kumpulan
sel-sel yang semakin jarang pada ujung streak sehingga dapat diambil bakteri pada
jumlah seluler (satu sel). Selain itu bakteri yang didapat seharusnya merupakan
bakteri yang memang ingin dibiakkan di kultur tersebut dengan kata lain bukan
bakteri kontaminan, sebab yang diambil/dicuplik adalah koloni bakteri yang
berada di atass treak yang dibuat dan bukan di luars treak. Kelebihan metode ini
adalah dapat segera diketahui adanya kontaminasi. Sedangkan kekurangannya
metode ini sulit dilakukan dan hanya dapat digunakan untuk menumbuhkan
bakteri aerob saja.
Metode
kedua
adalah
pour
plate.
Metode
ini
dilakukan
dengan
mudah
dilakukan
dan
mudah
menghitung
kerapatan
mikrobia.
Bakteri aerob adalah bakteri yang membutuhkan oksigen untuk hidupnya. Bila
tidak ada oksigen, maka bakteri akan mati. Bakteri aerob menggunakan glukosa
atau zat organik lainnya (misalnya etanol) untuk dioksidasi menjadi CO 2 (karbon
dioksida), H2O (air), dan sejumlah energi. Yang termasuk bakteri aerob antara lain
Nitrosomonas, Nitrosococcus, Nitrobacter, Methanomonas (pengoksidasi metan),
Hydrogenomonas, Thiobacillus thiooxidans, Acetobacter, dan Nocardia asteroides
(penyebab penyakit paru-paru).
E. Cara Kerja
1. Uji Perkiraan (Presumtive Test)
Media yang digunakan adalah media Lactosa broth, didalamnya diisi
dengan tabung durham. Diinkubasi selama 2x24 jam. Tabung durham
berfungsi sebagai penunjuk jika dalam sampel terdapat bakteri maka akan
menimbulkan gas. Jika pada praktikum ditemukan adanya gas maka
diduga adanya coliform.
2. Uji Penegasan (Confirmation Test)
Tabung LB yang positif dilanjutkan dengan penanaman ke media Brilian
Green Lactose Bile Broth (BGLB). Inkubasi pada suhu 350 C, 2 x 24 jam
3. Uji Pelengkap (Complete Test)
Dilanjutkan dengan penanaman ke media Eosin Methylen Blue Agar
(EMBA). Diinkubasi pada suhu 370
F. Hasil Pengamatan
Gambar
Keterangan
Sampel
makanan
yang
Sampel
makanan
yang
Anaerobic
jars.
menempatkan
Untuk
banyak
sampel.
Tabung
Lactosa
broth
yang
makanan
pada
Sampel
makanan
pada
tabung
durham
yang
memiliki
gelembung
menandakan
adanya
E.Coli
Kotak
anaerob.
menenmpatkan
Untuk
satu
G. Pembahasan
Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran
pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri
patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri coliform fekal adalah bakteri
indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fekal menjadi
indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif
dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih
murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh
bakteri coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi,
coliform adalah indikator kualitas bahan pangan. Makin sedikit kandungan
coliform artinya, kualitas bahan pangan semakin baik.
Penyakit infeksi masih merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh
penduduk di negara berkembang, termasuk Indonesia. Penyakit infeksi
disebabkan oleh mikroba patogen dan bersifat dinamis. Di negara-negara
berkembang penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama tingginya angka
kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas). Salah satu penyebab
terjadinya penyakit infeksi adalah bakteri oportunistik.
Bakteri oportunistik
yaitu menjadi kuning, ada gelembung dalam tabung durham dan gas pada
tabung reaksi, hal ini terjadi karena mikroba (bakteri Coliform) yang
tumbuh mampu memfermentasikan laktosa menjadi asam dan gas.
Gelembung gas menunjukan adanya metabolisme pada bakteri tersebut.
Tanda negatif (-) pada tabel menunjukkan tidak terdapatnya gelembung
dalam tabung durham dan gas pada tabung reaksi, hal ini menunjukkan
tidak terdapat aktivitas mikroba (bakteri Coliform) dalam tabung kultur.
Nilai MPN ditentukan dengan kombinasi jumlah tabung positif (asam dan
gas) tiap serinya setelah diinkubasi. Untuk inkubasi 24 jam.
2) Uji Penguat
Pada uji ini digunakan medium EMB yang komposisinya terdiri dari
Pepton 10 gram, 5 gram lactose, 2 gram HPOK, 13.5 gram agar, 0.4 gram eosin Y,
0.065 Methylene blue. EMB(Eosin-Methylen Blue) merupakan media selektif
untuk isolasi dan diferensial bakteri enterik, karena kandungan eosin akan
menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif, sedangkan Methylen Blue
sebagai indikator fermentasi laktosa dan sukrosa yang ditunjukkan oleh adanya
perubahan warna hasil dari isolasi pada media EMB tampak adanya koloni
berbentuk bulat, sirkuler dan halus berwarna hijau metalic sheen. Fermentasi
laktosa dan sukrosa membentuk koloni berwarna gelap. Presipitat gelap ini
mungkin MB-eosionate yang dipresipitasi sebagai akibat pH rendah yang berada
di sekitar koloni yang memfermentasi laktosa atau sukrosa. Tidak terjadi warna
hijau metalik menunjukan tidak ditemukannya E.coli. Untuk lebih meyakinkan
adanya keberadaan E.coli pada sampel tersebut maka perlulah dilakukan uji
selanjutnya yaitu uji penyempurna.
3) Uji Penyempurna
Uji ini dilakukan untuk memperkuat dugaan bahwa pada sampel terdapat
bakteri E.coli. Pada uji ini dilakukan dua pengujian yaitu dengan menggunakan
LB dan tabung durham sedangkan yang kedua dengan menanam bakteri tersebut
pada NA agar miring sehingga setelah inkubasi selama 24 jam dapat diamati di
bawah mikroskop dengan terlebih dahulu melakukan pewarnaan gram. LB
digunakan untuk menguji kembali terbentuknya gas pada tabung durham sebagai
hasil fermentasi lactose oleh E.coli dan berdasarkan hasil percobaan pada tabung
reaksi terbentuk gelembung gas.
Adapun alat-alat yang digunakan dalam pemeriksaan kualitas pangan, isolasi
(biakan) aerob dan anaerob dari sampel makanan adalah :
di
H. Kesimpulan
Jadi dari hasil pembahasan yang kami lakukan, kami dapat
menyimpulkan bahwa :
1. Coliform digunakan sebagai indikator pencemaran makanan yang terdiri
atas Fecal coli (Escherichia coli) dan non fecal coli
(Enterobacter,
Klebsiella,Citrobacter)
2. Dalam makanan dan minuman tidak boleh ditemukan adanya E.Coli
3. Tahapan dalam isolasi atau pembiakan aerob dan anaerob yaitu Presumtive
test (uji perkiraan), Confirmation Test (Uji Penegasan), Complete test (Uji
Pelengkap).
DAFTAR PUSTAKA
2013.
Isolasi
Bakteri.
http://dwierwin.blogspot.com/p/isolasi-bakteri.html.
Tersedia
Diakses
pada:
pada:
14
Oktober 2014.
Murni, Dewi. 2014. Isolasi dan Identifikasi Escherichia. Tersedia pada :
http://veterinarydewi.blogspot.com/2014/01/isolasi-dan-identifikasiescherichia.html. Diakses pada : 14 Oktober 2014.
Nugraha.
2012.
Isolasi
Bakteri
Anaerob.
Tersedia
pada:
http://gaulnugraha.wordpress.com/2012/07/23/isolasi-bakteri-anaerob/.
Diakses pada : 14 Oktober 2014.
Umhir.
2012.
Bakteri
Coliform.
Tersedia
pada:
http://jumhirmaeng.wordpress.com/2012/02/21/bakteri-coliform/. Diakses
pada : 14 Oktober 2014.