Anda di halaman 1dari 17

JURNAL TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

“INJEKSI GLUKOSA”

DISUSUN OLEH :
Kelompok V (Reguler II B)

1. PUJA BILI YOYON ( PO.71.39.1.18.063)


2. RIDHO PUTRAMA ( PO.71.39.1.18.067)
3. ROSALINA ( PO.71.39.1.18.068)
4. SHAFA NATHASYA AKINA ( PO.71.39.1.18.069)
5. SITI QURROTA AKYUNI ( PO.71.39.1.18.071)
6. SRI ISMAWATI ( PO.71.39.1.18.072)
7. THARISSA RIZKA RAMADHANI ( PO.71.39.1.18.074)

LABORATORIUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Sadakata Sinulingga, Apt., M.Kes.
Nilai Paraf

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN FARMASI
2019
I. Formula Tugas

R/ Injeksi Ringer Glukosa 500 ml

II. Tujuan
a. Mahasiswa mampu membuat sediaan steril yang berupa injeksi
dengan glukosa sebagai zat berkhasiat serta melakukan teknik
pembuatannya.
b. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi sediaan injeksi glukosa

III. Teori
A. Pengertian Infus
Infus adalah larutan dalam jumlah besar terhitung mulai dari 10 ml
yang diberikan melalui intravena tetes demi tetes dengan bantuan
peralatan yang cocok. Asupan air dan elektrolit dapat terjadi melalui
makanan dan minuman dan dikeluarkan dalm jumlah yang relative sama.
Rasionya dalam tubuh adalah air 57% ; lemak 20.8%; protein 17.0% ;
serta mineral dengan glikogen 6%. ketika terjadi gangguan homeostasis
(keseimbangan cairan tubuh), maka tubuh harus segera mendaptkan terapi
untuk mengembalikan keseimbangan air dan elektrolit.

B. Persyaratan Sediaan Infus


Kerja optimal larutan obat yang diberikan secara parenteral hanya
diperoleh jika persyaratan berikut terpenuhi :
1. Sesuai antara kandungan bahan obat yang ada di dalam sediaan dengan
persyaratan tertulis pada etiket dan tidak terjadi pengurangan kualitas
selama penyimpanan
2. Penggunaan wadah yang cocok, sehingga tidak hanya memungkinkan
sediaan tetap steril, tetapi juga mencegah terjadinya interaksi antara bahan
obat dan material dinding wadah.
3. Tersatukan tanpa terjadi reaksi.
4. Bebas pirogen.
5. Isotonis.
6. Isohidris.
7. Bebas partikel melayang.

C. Penggolongan Infus
Penggolongan sediaan infus berdasarkan komposisi dan
kegunaanya, antara lain :
1. Larutan Elektrolit
a. Cairan Fisiologis Tubuh Manusia
Tubuh manusia mengandung 60% air terdiri atas cairan intraseluler
(didalam sel) 40% yang mengandung ion-ion K+, Mg ++ , sulfat, fosfat,
protein, serta senyawa organic asam fosfat seperti ATP, heksosa
monofosfat, dan lain-lain. Air pun mengandung cairan ekstraselular (di
luar sel) 20% yang kurang lebih mengandung 3 liter air dan terbagi atas
cairan interstisial (diantara kapiler dan sel) 15% dan plasma darah 5%
dalam sistem peredaran darah serta mengandung beberapa ion seperti Na+,
klorida, dan bikarbonat.
b. Fungsi Larutan Elekrolit
Secara klinis, larutan digunakan untuk mengatasi perbedaan ion
atau penyimpangan jumlah normal elektrolit dalam darah, ada 2 jenis
kondisi plasma darah yang menyimpang, yaitu :
- Asidosis : Kondisi plasma darah terlampau asam akibat adanya ion
klorida dalam jumlah berlebih.
- Alkalosis : Kondisi plasma darah yang terlampau basa akibat adanya ion
klorida dalam jumlah berlebih.
Sistem dapar darah adalah keseimbangan asam basa mengikuti sistem
dapar, yaitu : - Hidrogen karbonat – Karbonat
- Hidrogen fosfat – dihidrogen fosfat
- Serum – protein.
Penyebab berkurangnya elektrolit plasma adalah kecelakaan, kebakaran,
operasi, atau perubahan patologis organ, gastroenteritis, demam tinggi,
atau penyakit lain yang memnyebabkan output dan input tidak seimbang.

2. Infus Karbohidrat
Infus karbohidrat adalah sediaan infuse berisi larutan glukosa atau
dekstrosa yang cocok untuk donor kalori. kita menggunakannya untuk
memenuhi kebutuhan glikogen otot kerangka, hipoglikemia, dan lain-lain.
Kegunaan: 5% isotonis, 20% untuk diuretika, dan 30-50% terapi oedema
di otak.
contoh: Larutan Manitol 15-20% digunakan untuk menguji fungsi ginjal.

3. Larutan Kombinasi Elektrolit Dan Karbohidrat


Contohnya: Infus KA-EN 4 B (Otsuka)
Formulanya sebagai berikut:
Na+ 30 mEq
K+ 8 mEq
Cl- 28 mEq
Laktat 10 mEq
Glukosa 37.5 g
Aqua p.i. 1000 ml

4. Larutan Irigasi
Larutan irigasi adalah sediaan larutan steril dalam jumlah besar (3
liter). larutan tidak disuntikkan ke dalam vena, tetapi digunakan di luar
system peredaran dan umumnya menggunakan jenis tutup yang diputar
atau plastic yang dipatahkan, sehingga memungkinkan pengisian larutan
denagn cepat. kita menggunakn larutan untuk merendam atau mencucui
luka-luka sayatan bedah atau jaringan tubuh dan dapat pula mengurangi
perdarahan. kikta biasa menggunakannya dalam kegiatan laparatomy,
Arthroscopy, Hysterectomy, dan Turs (urologi).
Persyaratan larutan irigasi sebagai berikut :
a. Isotonik.
b. Steril.
c. Tidak diabsorbsi.
d. Bukan larutan elektrolit.
e. Tidak mengalami metabolisme.
f. Cepat dieksresi.
g. Mempunyai tekanan osmotic diuretic.
Contohnya : Larutan Glycine 1.5% dalam 3 liter
Larutan asam asetat 0.25% dalam 1-3 liter

5. Larutan Dialisis Peritoneal


Larutan dialisis peritoneal merupakan suatu sediaan larutan steril
dalam jumlah besar (2liter). Larutan tidak disuntikan kedalam vena, tetapi
dibiarkan mengalir ke dalam ruangan peritoneal dan umumnya
menggunakan tutup plastic yang dipatahkan, sehingga memungkinkan
larutan dengan cepat turun ke bawah. penggunaan cairan demikian
bertujuan menghilangkan senyawa-senyawa toksik yang secara
normaldikeluarkan atau dieksresikan ginjal.
Persyaratan larutan dialysis peritoneal adalah :
a. Hipertonis.
b. Steril.
c. Dapat menarik toksin dalam ruang peritoneal.
Contohnya : Larutan Dianeal 1.5% dan 2.5%. 2 liter.

6. Larutan Plasma Expander atau Penambah Darah


Larutan Plasma expander adalah suatu sediaam larutan steril yang
digunakan untuk menggantikan plasma darah yang hilang akibat
perdarahan, luka baker, operasi, dan lain-lain.
a. Whole Blood
Whole blood atau darah lengkap manusia adalah darah yang telah
diambil dari donor manusia, yang dipilih dengan pencegahan pendahuluan
aseptic yang ketat. Darah ditambahkan ion sitrat atau heparin sebagai
antikoagulan.
b. Human Albumin
Human Albumin adalah sediaan steril albumin serum yang didapat
denagn melakukan fraksinasi darah dari donor manusia sehat.Tidak kurang
dari 96% protein harus albumin.Setiap 100 ml mengandung 25 g albumin
serum yang sebanding atau ekuivcalen keosmotikannya dengan 500 ml
plasma manusia normal atau 5 g sebanding denagn 100 ml plasma
manusia normal.
c. Plasma Protein
Plasma protein adalah larutan steril protein yang terpilih dari
plasma darah donor manusia dewasa. plasma mengandung  5 g protein
per 100 ml, 83-90% adalh albumin, lalu sisanya alfa dan beta globulin.
d. Larutan gelatin
Larutan gewlatin merupakan hasil hidrolisis kolagen, yakni suatu
senyawa polipeptida. Larutan sangat cocok untuk plasma ekspander
karena strukturnya terdiri atas protein, sehingga dengan protein plasma
dapat memberikan efek osmotic yang sama.
Sebagai cairan pengganti darah, kita menggunakan larutan gelatin
5% yang diisotoniskan dengan natrium klorida dan dapat disterilkan pada
suhu 121-124oC dalam autoklaf. Contohnya : infuse Haemaccel.
e. Larutan dekstran
Larutan dekstran adalah suatu senyawa polisakarida dengan satuan
glukosa sebagai komponen monomer, yang terikat secara glikosidik pada
posisi alfa 1,6. Bentuk molekulnya berupa benang panjang bergelombang.
Dekstran terbentuk didalam media yang mengandung sakarosa di bawah
pengaruh enzim dekstran-sakarase yang diproduksi berbagai spesies
leuconostoc.
Contoh : infuse Otsutra -70 (Otsuka).
f. Larutan Protein (Asam Amino)
Larutan protein diinfuskan ke dalam tubuh jika tubuh mengalami
kekurangan protein. umumnya, larutan terdiri atas 8 asam amino penting,
yaitu : L-Isoleusin, L-Leusin,L-Metionin, L-Fenilalanin, L-Triptofan, L-
Trionin, L-Lisine dan L-Valin. Kedelapan asam amino penting dan harus
selalu ada dalam jumlah dan perbandinagn yang tertemtu di dalam infuse.
Hilangnya satu komponen menyebabkan efek yang diharapkan tidak
tercapai, malah akan terjadi gangguan dalam pertukaran protein tubuh.
Kemudian, jumlah yang berlebih pun tidak ada gunanya.
Contohnya : Infus Aminofusin L (primer)

IV. Preformulasi

1. Glukosa ( FI Edisi IV hal 300 dan handbook of pharmaceutical excipients


hal 222)
Pemerian : hablur tidak berwarna serbuk hablur putih tidak berbau, rasa
manis.
Kelarutan : mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih.
Khasiat dan penggunaan : Sebagai sumber kalori dan zat pengisotonis
Sterilisasi : Autoklaf

2. Carbo Adsorbens ( FI Edisi IV hal 173)


Pemerian : Serbuk halus, bebas dari butiran, hitam tidak berbau, tidak
berasa.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Khasiat dan Penggunaan : untuk adsorpsi pirogen
3. Aqua Pro Injeksi ( FI Edisi IV hal 112)
Pemerian : caian jernih, tidak berwarna, tidak berbau
Sterilisasi : sterilisasi basah (autoklaf)
Penyimpanan : Dalam wadah dosis tunggal, dari kaca atau plastik, tidak
lebih besar dari 1 liter.
Khasiat dan Penggunaan : pembawa dan melarutkan.

V. Usul Penyempurnaan Sediaan


Formularium Nasional Edisi II 1978 (Hal 138)

Komposisi: Tiap 500 ml mengandung;


- Glukosum 25 g
- Aqua pro injectione hingga 500 ml
Penyimpanan. : Dalam wadah dosis tunggal
Catatan.

1. Tidak boleh mengandung bakterisida


2. Distrerilkan dengan Cara Sterilisasi A segera stelah dibuat
3. pH 3,5 sampai 6,5
4. Bebas pirogen
5. Sediaan berkekuatan lain : 50g, 100g, 125g, 250g.

VI. Formula Tugas

R/ Injeksi Ringer Glukosa 500 ml

Glukosa 5%
Carbon absorben 0,1%
Aqua pro injectione ad 500 ml
VII. Perhitungan Tonisitas Larutan
- C glukosa = 25/500 x 100% = 5 % (E=0,18)
- W NaCl = 0,9 – (∑C x E)
= 0,9 – (5 x 0,18)
= 0,9 -0,9
=0
Jadi, larutan infus glukosa sudah isotonis dan tidak perlu ditambahkan NaCl

Perhitungan bahan :
Volume yang dibuat = (20/100 x 500 ml) + 500 ml
Dilebihkan 20% = 100 ml + 500 ml
= 600 ml
Volume yang diisikan = (2/100 x 500 ml) + 500 ml
= 10 ml + 500 ml
= 510 ml
1. Glukosa = 25g x 600 ml / 500 ml = 30g
Dilebihkan 5 % = 30g + 1,5g
= 31,5 g = 31500 mg
2. Carbo adsorben = 0,1/100 x 600 ml = 0,6 g
3. Aqua pro injections ad 600 ml

Penimbangan bahan

1. Glukosa = 31500 mg

2. Carbo adsborben = 0,6 g = 600 mg

3. Aqua pro injections ad 600 ml


VIII. Data Tambahan
a. Data Zat Pembantu

Nama Zat Bahan


pH Stabilitas E NaCl Khasiat
Pembantu Pembawa
Sumber kalori
Glukosa Aqua Pro Injeksi 0,18 dan zat
pengisotonis

b. Alat dan Cara Sterilisasi


Waktu Sterilisasi
No Alat Yang
Cara Sterilisasi Paraf Paraf
. Digunakan Awal Akhir
Pengawas Pengawas
Autoclave 30
1. Gelas Ukur
menit
Autoclave 30
2. Corong gelas
menit
Autoclave 30
3. Pipet tetes
menit
Autoclave 30
4. Kertas saring
menit
Autoclave 30
5. Kapas
menit
Autoclave 30
6. Perkamen
menit
Flambeer 20
7. Pinset
detik
Flambeer 20
8. Gelas arloji
detik
9. Pengaduk kaca Flambeer 20
detik
Oven 150◦
10. Botol Infus
60 menit
Oven 150◦
11. Erlenmeyer
60 menit
12. Beaker glass Oven 60 menit
Setelah
mendidih
13. Aquadest
panaskan 30
menit
Direbus 30
14. Karet pipet
menit
Flambeer 20
15. Sendok spatula
detik

c. Tabel Sikap dan Perilaku Praktikan di Lab Steilisasi

Nama Pratikan Kelengkapan APD Ada Tidak


Jas Lab
Topi Lab
Masker wajah
Puja Bili Yoyon Sarung tangan atau
handscoon
Sepatu Lab
Jas Lab
Topi Lab
Ridho Putrama Meijandi Masker Wajah
Sarung tangan atau
handscoon
Sepatu Lab
Jas Lab
Topi Lab
Masker Wajah
Rosalina Sarung tangan atau
handscoon
Sepatu Lab
Shafa Nathasya Akina Jas Lab
Topi Lab
Masker Wajah
Sarung tangan atau
handscoon
Sepatu Lab
Jas Lab
Topi Lab
Masker Wajah
Sarung tangan atau
Siti Qurrota Akyuni handscoon
Sepatu Lab
Jas Lab
Topi Lab
Masker Wajah
Sri Ismawati Sarung tangan atau
handscoon
Sepatu Lab
Jas Lab
Topi Lab
Masker Wajah
Tharissa Rizka R Sarung tangan atau
handscoon
Sepatu Lab

IX. Uraian Langkah Pembuatan Sampel


1. Siapkan alat dan bahan dan lakukan sterilisasi.
2. Timbang bahan-bahan yang akan digunakan menggunakan kaca arloji.
3. Larutkan glukosa dengan aqua pro injeksi.
4. Tambahkan aqua pro injeksi ad 400 ml.
5. campur semua larutan, cek pH 3,5 – 6,5
6. bila pH tidak sesuai tambahkan NaOH (basa) / HCL (asam) hingga pH
sesuai dengan ketentuan.
7. Tambahkan carbo adsorben kedalam larutan, tutup gelas piala dengan
gelas arloji, sisispkan batang pengaduk.
8. Panaskan larutan pada suhu 60°C - 70°C selama 15 menit sambil
diaduk.
9. Basahi kertas saring lalu saring larutan.
10. Tambahkan aqua pro injeksi ad 600 ml.
11. Tuang larutan kedalam botol infus 500 ml sebanyak 510 ml.
12. Tutup botol dengan karet penutup, lapisi dengan kertas perkamen, ikat
campagne.
13. Lakukan sterilisasi dengan cara sterilisasi A selama 30 menit.
14. Beri etiket dan penandaan,

X. Sterilisasi Akhir

Sediaan Awal Paraf Akhir Paraf


Infus Glukosa

XI. Etiket:
FORMULA UNTUK
INFUS GLUKOSA
NO REGISTRASI NAMA PRODUK
ULTIFUSA JUMLAH
Produksi PRODUKSI
NO BATCH
PT.ULTIMUS FARMA @500ml
Palembang – Indonesia
TANGGAL
TANGGAL PRODUKSI
FORMULA

JUMLAH JUMLAH
KODE NAMA
FUNGSI % PER PER
BAHAN BAHAN
INJEKSI BETS
KARAKTERISTIK INJEKSI
 Bobot
 Volume
METODE  Patogen
PEMBUATAN  Sterilitas
 Kejernihan
 Kebocoran
 Warna

XII. Hasil Evaluasi

No. Vial Kejernihan pH Keseragaman Volume

6
7

Nb : (√) memenuhi standar

(x) tidak memenuhi standar

1. Uji Kejernihan (Lachman hal 1355)

Pemeriksaan dilakukan secara visual biasanya dilakukan oleh seseorang


yang memeriksa wadah bersih dari luar di bawah penerangan cahaya yang baik,
terhalang terhadap refleksi ke dalam matanya, dan berlatar belakang hitam putih,
dengan rangkaian isi dijalankan dengan suatu aksi memutar, harus benar-benar
bebas dari partikel-partikel kecil yang dapat dilihat dengan mata.
Kejernihan sediaan ditandai dengan tidak adanya kotoran atau zahra pada
sediaan, larutan jernih/ transparan jika berwarna maka sesuai dengan warna zat
yang terdapat pada sediaan.Prosedur kejernihan adalah melihat ampul pada latar
yang gelap lalu dilihat adalah kotoran yang mengapung pada sediaan.
Alat dan Bahan senter sebagai alat untuk melihat ada atau tidak zat
pengotor dalam sediaan dan background berlatar hitam atau gelap.

2. Uji pH (FI hal 1039-1040)

Cek pH larutan dengan menggunakan pH meter atau dengan kertas


indicator univeral
 Dengan pH meter : sebelum digunakan, periksa elektroda dan
jembatan garam. Kalibrasi pH meter.
Pembakuan PH meter : bilas elektroda dan sel beberapa kali dengan larutan
uji dan isi sel dengan sedikit larutan. Baca harga pH. Gunakan air bebas
CO2 untuk pelarutan dengan pengenceran larutan uji.
XIII. Alat : Kertas pH dan pH meter
Prosedur:
a. pH meter di kalibrasi dengan larutan dapar standar yang pH sama dengan
pH yang akan diukur.
b. Batang elektrode pH meter dibersihkan dengan aquadest dan dikeringkan.
c. Batang elektrode dicelupkan dalam sediaan injeksi yang kan diukur pH
nya.
d. Menekan auto read lalu enter.
e. Tunggu angka sampai berhenti lalu catat pH.

1. Uji Keseragaman Volume (FI IV hal 1044)

Diletakkan pada permukaan yang rata secara sejajar lalu dilihat


keseragaman volume secara visual.

XIV. Evaluasi Pembahasan

XV. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.1979. Farmakope Indonesia edisi III.Jakarta : Departemen Kesehatan RI

Anonim.1995. Farmakope Indonesia ediai IV.Jakarta : Departemen Kesehatan RI


DepartemenKesehatan RI. 1978. Formularium Nasional edisi II. Jakarta

Rowe C Raymond;2009; Handbook of pharmaceutical excipients 6th edition


new;Washington; Pharmaceutical Press and American Pharmacists

Anda mungkin juga menyukai