Anda di halaman 1dari 5

PENETAPAN PARAMETER FARMAKOKINETIK OBAT

SETELAH PEMBERIAN ORAL DOSIS TUNGGAL

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Data Kurva Baku

C (ppm) Absorban

4 0,219

6 0,342

8 0,425

10 0,524

12 0,635

t (jam) Absorban

1 0,250

2 0,325

3 0,571

4 0,660

5 0,456

6 0,260

7 0,150

8 0,121

B. Pembahasan

MUHAMMAD AZHARI. S EKA MARYAM NOVRIYANTI


15020160076
PENETAPAN PARAMETER FARMAKOKINETIK OBAT
SETELAH PEMBERIAN ORAL DOSIS TUNGGAL

Farmakokinetik adalah ilmu yang mempelajari tentang perjalanan

obat di dalam tubuh yang meliputi absorbsi, distribusi, metabolisme dan

eliminasi. Pada obat dengan pemberian rute oral akan mengalami proses

ADME tersebut.

Rute pemberian oral adalah pemberian obat yang paling umum

digunakan oleh kebanyakan pasien. Pemberian obat langsung melalui

mulut kemudian obat mengalami absorbsi, distribusi kemudian

metabolisme dan eliminasi. Pada pemberian oral, obat juga melewati

metabolisme lintas pertama.

Pada rute pemberian oral, kosentrasi obat diasumsikan sekitar 80

% sedangkan untuk rute pemberian iv, kosentrasi obat diasumsikan

sekitar 100 %. Ini dikarenakan pada rute pemberian oral obat akan

mengalami proses ADME dan juga proses metabolisme lintas pertama di

hati.

Pada praktikum oral ini, dilakukan pemeriksaan parameter data

farmakokinetik pada hewan coba tikus (Rattus norvegicus) untuk melihat

efektifitas obat ibuprofen® yang diberikan secara oral. Ibuprofen®

merupakan golongan obat anti inflamasi non steroid (OAINS) yang bekerja

mengurangi nyeri dan inflamsi dengan cara menghambat sintesis

prostaglandin dimana prostaglandin adalah mediator nyeri pada cox-2.

Ibuprofen® dilarutkan dengan menggunakan Na CMC 1%, karena

larutan ini tidak menimbulkan efek lain serta sifatnya sama dengan cairan

pada hewan coba. Setelah pemberian obat secara oral telah dilakukan,

MUHAMMAD AZHARI. S EKA MARYAM NOVRIYANTI


15020160076
PENETAPAN PARAMETER FARMAKOKINETIK OBAT
SETELAH PEMBERIAN ORAL DOSIS TUNGGAL

maka darah hewan coba diambil melalui ekor pada menit ke-15, 30, dan

50 untuk disentrifuge (memisahkan plasma dengan serum) pada

kecepatan 1000 rpm selama 10 menit lalu diambil bagian serum dan

diukur absorbansinya pada spektrofotometer UV-Vis.

Setelah nilai absorbansinya didapatkan maka data parameter yang

didapatkan adalah sebagai berikut laju eleminasi 0,439 jam -1, waktu paruh

(t1/2) adalah 1,578 jam, ka (konstanta laju absorbsi) adalah 0,910 jam -1,

waktu maximum (tmax) adalah 1,545 jam, volume distribusi (Vd) 152,097

mL, konsentrasi maximum (Cpmax) 7,438 µg/mL. % AUC ekstraporasi

adalah 9,123%, membuktikan bahwa data yang diperoleh valid karena

nilai AUC dibawah 20% yang bermakna kosentrasi obat bebas yang tidak

berikatan dengan respetor dan dieksresikan dari tubuh lebih sedikit

daripada jumlah obat yang berikatan dengan reseptor, menunjukan obat

tersebut efektif.

Pada percobaan ini hewan dipuasakan sebelum perlakuan agar

tidak terdapat zat lain dalam tubuh hewan coba yang dapat menganggu

efektifitas obat yang akan diujikan.

MUHAMMAD AZHARI. S EKA MARYAM NOVRIYANTI


15020160076
PENETAPAN PARAMETER FARMAKOKINETIK OBAT
SETELAH PEMBERIAN ORAL DOSIS TUNGGAL

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa data

parameter yang didapatkan adalah valid karena nilai % AUC ekstraporasi

yang didapatkan dibawah 20%, yakni 9,123% yang menunjukkan bahwa

obat ibuprofen efektif dalam meberikan efek terapi pada hewan coba tikus

(Rattus norvegicus), karena kosentrasi obat bebas yang tidak berikatan

dengan reseptor dan diekskresikan dari tubuh lebih sedikit daripada

jumlah obat yang berikatan dengan reseptor. Parameter data

farmakokinetik lainnya yang didapatkan yaitu nilai ke (konstanta laju

eliminasi) adalah 0,439 jam-1, waktu paruh (t1/2) 1,578 jam, ka (konstanta

laju absorbsi) 0,910 jam-1, waktu maximum (tmax) 1,545 jam, volume

distribusi (Vd) 152,097 mL, konsentrasi maximum (Cpmax) 7,438 µg/mL.

B. Saran

Diharapkan pada setiap praktikan untuk berani atau tidak takut

menyentuh hewan coba.

MUHAMMAD AZHARI. S EKA MARYAM NOVRIYANTI


15020160076
PENETAPAN PARAMETER FARMAKOKINETIK OBAT
SETELAH PEMBERIAN ORAL DOSIS TUNGGAL

DAFTAR PUSTAKA

Ditjen POM, 1979, “Farmakope Indonesia Edisi Ketiga”, Departemen


Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Harvey, Richard A, dan Champe Pamela C, 2013, Farmakologi Ulasan


Bergambar Edisi 4, EGC : Jakarta.

Malole, MBM., dan Pramono, CS., 1989, “Penggunaan Hewan – hewan


Percobaan Laboratorium”, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Olson James. 2004. Belajar Mudah  Farmakologi. Penerbit Buku


Kedokteran EGC. Jakarta. Hal 5

PIO Depkes, 2013.

Shargel, Leon. 2012. Biofarmasetika Dan Farmakokinetika Terapan. Air


Langga University. Jakarta.

Tan., H., Tjay dan Kirana Rahardja. 2002. Obat – Obat


Penting. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Zulkarnain, A.K., Arundita, K., dan Triani, K., 2008, Pengaruh


Penambahan Tween 80 dan Poli Etilenglikol 400 terhadap
Absorbsi Piroksikam Melalui Lumen Usus Insitu, Majalah Farmasi
Indonesia, Vol 19 (1).

MUHAMMAD AZHARI. S EKA MARYAM NOVRIYANTI


15020160076

Anda mungkin juga menyukai