Anda di halaman 1dari 3

PERCOBAAN 3 : Penetapan Parameter Farmakokinetika obat setelah pemberian dosis tunggal

menggunakan data ekskresi urin kumulatif

Pendahuluan :

Tujuan : : agar mahasiswa mampu menghitung parameter farmakokinetik obat setelah pemberian
dosis tunggal melalui intravena, berdasarkan data ekskresi urin kumulatif.

Untuk mengetahui atau melihat berapa banyak obat yang berada di dalam urin dan mengambil
kesimpulan apakah obatnya dimetabolisme baik dalam tubuh maupun tidak.

Prinsip percobaan:
Analisis secara kuantitatif menggunakan metode spektroskopi UV-Vis dengan panjang
gelombang 242 nm.

 Panjang gelombang maksimum serapan PCT berada pada daerah UV karena masuk rentang panjang
gelombang 200-400nm. Secara teoritis serapan maksimum untuk PCT  adalah  244 nm (Tulandi,
2015). namun, panjang gelombang maksimum yang diperoleh yaitu 242 nm. Ketidaksesuaian ini
dikarenakan adanya pergeseran pita penyerapan pada paracetamol, faktor pengadukan, serta dapat dis
ebabkan oleh penambahan HCl..

 Pergeseran pita penyerapan tersebut karena struktur molekul paracetamol memiliki gugus auksokrom
yang terikat pada gugus kromofor. Kromofor merupakan gugus tak jenuh kovalen yang dapat
menyerap radiasi pada daerah UV-vis,  ex: karbonil, karbon, nitro, sulfur. Auksokrom merupakan
gugus jenuh yang terikat pada kromofor, ex: alhokol, amina, aldehid.

 Ketidalsesuain panjang gelombang yang didapat dengan teori juga dapat disebabkan oleh faktor
pengocokan sebelum larutan sampel diukur , sebab larutan harus benar benar homogen agar didapat
haisl yang maksimal.

 Penggunaan HCl yang memecahkan protein menjadi asam amino, yang mana asam amino memiliki
ikatan rangkap terkonjugasi akan memberikan serapan pada UV-Vis sehingga mengganggu
pembacaan absorbansi.

Prosedur kerja:
1. Disiapkan seekor mencit yang telah dipuasakan selama 10 jam
2. Ditimbang berat badan mencit untuk perhitungan dosis
3. Disuntikkan paracetamol injeksi sebanyak 0,208 mL pada ekor mencit secara intravena
4. Ditampung urin dalam interval waktu tertentu
5. Diberikan aquadest secara oral selama jangka waktu tertentu
6. Dilakukan pengenceran urin sebanyak 6 kali pengenceran
7. Dianalisis menggunakan spektrometer UV-Vis dengan panjang gelombang 242 nm
Profil farmakokinetik paracetamol (katzung 2011) dan (Darsono 2002)
• Parasetamol diabsorpsi dengan cepat dan sempura melalui saluran cerna.
• Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu 0,5 jam dan waktu paruh plasma
antara 1-3 jam.
• Sebesar 25% paracetamol terikat protein plasma, dan dimetabolisme oleh enzim
mikrosom hati.
• Parasetamol diekskresikan melalui ginjal, sebagian kecil dalam bentuk parasetamol utuh
(3%) dan lainnya dalam bentuk parasetamol terkonjugasi. Sebagaian parasetamol (80%)
dikonjugasi oleh asam glukorunat dan sebagian kecil lainnya dengan asam sulfat.
• Sebagian dihidroksilasi menjadi N asetil benzokuinon.

Keterbatasan memakai sampel urin (karena data Cuma 1 maka untuk mencari
parameter farmakokin tidak dapat dilakukan, jadi memakai data shift D)

Keunggulan penggunaan data urin dalam penentuan parameter farmakokinetik antara lain :
(Ritschell, 2004)
1. Data urin dapat mengukur langsung jumlah obat yang berada di dalam tubuh
2. Pengambilan sampel melalui urin tidak memerlukan alat khusus
3. Bersifat tidak menyakitkan (non-infasive)
4. Kadar obat dalam urin lebih besar daripada dalam darah
5. Volume yang tersedia lebih besar

Keterbatasan penggunaan sampel urin dalam analisis: (Shargel et al., 2005).


1. Perbedaan pH urin dan volume dapat menyebabkan perbedaan laju ekskresi urin yang
bermakna.
2. Sulit diperoleh pengosongan kandung kemih yang sempurna
3. Ada kemungkinan terjadinya dekomposisi obat selama penyimpanan
4. Diperlukan pengambilan sampel yang sering untuk mendapatkan gambaran kurva yang
baik.
5. Sampel hendaknya dikumpulkan secara berkala sampai hampir semua obat diekskresi.
Suatu grafik dari kumulatif obat yang diekskresi vs waktu akan menghasilkan kurva yang
mendekati “asimtot” pada waktu yang tak berhingga. Dalam praktek diperlukan kurang
lebih 7 t1/2 eliminasi untuk mengeliminasi 99% obat.

NOTE :
 Prinsip penetapan parameter farmakokinetik pemberian obat melalui IV bolus.

Penentuan parameter farmakokinetik urin meliputi tetapan eliminasi, dan waktu


paruh, pada hewan uji setelah pemberian obat Paracetamol dosis tunggal melalui rute
oral dan diambil urin denganinterval 30 menit, 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam, 5 jam, 6 jam dan
7 jam. Kemudian hasil pengambilan urine diukur parameter farmakokinetiknya dengan
spektrofotometer

 Cara pengukuran parameter farmakokinetik pemberian obat IV bolus dengan menggunakan data
urin
Penetapan dari pengukuran farmakokinetik obat dengan menggunakan data urin dapat dilakukan
dengan :
1. Metode ekskresi renal
2. Metode ARE (amount Remaining of drug to be excreted)
Pada praktikum ini, untuk memperoleh harga tetapan k

Keterbatasan praktikum yanh dilaksananakan untuk dapat menetapkan parameter farmakokinetika


pemberian obat melalui IV bolus dengan menggunakan data urin

PEMBAHASAN :

Anda mungkin juga menyukai