Anda di halaman 1dari 5

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Kegiatan pembuatan kapsul sambiloto ini dilaksanakan di CV. Herba Nirmala yang
beralamat di Desa Kalangan, Kelurahan Genengsari, Kecamatan Polokarto, Kabupaten
Sukoharjo.

3.2. Rancangan Formula


Tabel. 3.2.1 Formula kapsul sambiloto
No. Bahan Persentase
1. Ekstrak Sambiloto 80%
2. Ekstrak Pegagan 10%
3. Ekstrak Kelor 10%

3.3. Prosedur Kerja


3.3.1. Sortasi
Sortasi berfungsi untuk memperoleh simplisia seperti yang dikehendaki baik kemurnian
maupun kebersihannya. Sortasi ini dilakukan dengan cara memisahkan kotoran dan sambiloto.
Cara sortasi yang dilakukan yaitu sambiloto diayak dengan menggunakan ayakan dari bambu
seperti tampah tetapi dengan lubang lebih besar, agar pasir atau tanah yang masih tercampur bisa
terjatuh.

3.3.2. Pencucian
Pencucian yang dilakukan oleh CV. Herba Nirmala dengan air bersih dilakukan sebanyak
tiga sampai berulang kali. Daun sambiloto yang akan dicuci ditempatkan dalam keranjang
plastik, lalu dicelupkan pada bak pertama yang telah berisi air dan dibersihkan dengan tangan.
Setelah mengalami pencucian awal, simplisia dalam keranjang plastik diangkat dan dicuci pada
bak kedua serta bak ketiga dengan cara yang sama. Pencucian ini dilakukan untuk menekan
jumlah kuman - kuman, untuk menghilangkan tanah dan cemaran lainnya yang melekat pada
bahan simplisia. Cemaran-cemaran yang ada pada bahan baku bisa berupa cemaran fisik (misal :
tanah, kerikil), cemaran kimia (misal: pestisida), dan cemaran biologi (misal: jamur, ulat). Dalam
pencucian ini kadar air diperkirakan masih tinggi, sekitar 85 – 90%.
3.3.3. Pengecilan Ukuran
Pengecilan ukuran yang dilakukan oleh CV. Herba Nirmala dengan cara manual yaitu
dengan merajang daun sambiloto dengan menggunakan pisau. Pengecilan ukuran ini tujuannya
agar pengeringan yang dilakukan pada tahap selanjutnya bisa lebih merata. Selain itu supaya
mudah dalam proses pengemasannya.

3.3.4. Pengeringan
Pengeringan yang dilakukan oleh CV. Herba Nirmala yaitu dengan cara menjemur daun
sambiloto segar di bawah sinar matahari. Penjemuran ini dilakukan di tempat terbuka sehingga
daun sambiloto dapat terkena sinar matahari secara langsung. Pengeringan ini dilakukan untuk
pengurangan kadar air sampai batas yang terbaik sekitar 8 – 10 % karena pada tingkat kadar air
tersebut, kemungkinan bahan cukup aman terhadap pencemaran, baik yang disebabkan oleh
jamur ataupun insektisida. Selain itu Kadar air yang terkandung ini mempengaruhi kemurnian
kandungan senyawa berkhasiat obat pada simplisia sambiloto. Pada waktu penjemuran, dijaga
agar bahan jangan sampai menumpuk. Maka dari itu, dilakukan penjemuran dengan memberikan
celah\atau ruang kosong dan posisi daun renggang sehingga sirkulasi udara dapat berjalan lancar.
Apabila bagian atas sudah kering, posisi daun dibalik supaya bisa kering secara merata. Kendala
penjemuran di bawah sinar matahari ini adanya cuaca yang tidak menentu. Jika cuaca mendung
atau hujan, pengeringan dilakukan di oven dengan suhu 50 0C supaya kandungan yang ada di
dalamnya tidak rusak.

Gambar 1. Proses Pengeringan Bahan Baku Sambiloto


3.3.5. Sortasi Kering
Sortasi yang dilakukan di CV. Herba Nirmala secara manual dan mekanis. Sortasi manual
dilakukan untuk menghilangkan cemaran - cemaran fisik (benda asing) pada bahan seperti
kotoran, dan tanah yang ikut tercampur dengan bahan baku khususnya pada simplisia sambiloto.
Selain itu pada sortasi secara manual ini juga dilakukan pemisahan bahan baku yang tercemar
oleh mikroba atau bahan yang tidak lolos untuk proses berikutnya.

3.3.6. Penggilingan
Proses penggilingan bertujuan untuk memperoleh halusan bahan yang akan
mempermudah proses pengolahan selanjutnya. Dalam proses penggilingan ini dilakukan 3 kali
yaitu giling kasar, giling agak halus, dan giling halus.

3.3.6. Pengayakan
Langkah selanjutnya yaitu pengayakan. Pengayakan dimaksudkan untuk mendapatkan
hasil yang lebih halus. Setelah proses pengayakan, maka dilanjutkan kembali dengan giling yang
lebih halus (sangat halus), caranya juga sama pada proses giling kasar dan agak halus tadi, tetapi
bedanya dalam giling sangat halus ini harus melalui proses pengayakan terlebih dahulu. Setelah
melalui proses giling sangat halus ini, bahan sambiloto sudah bisa disebut sebagai serbuk
sambiloto.

3.3.7. Formulasi
Formulasi atau peracikan atau Peramuan Bahan Baku adalah proses meracik atau
meramu jamu dengan komposisi tertentu dan berbeda sesuai dengan jenis dan macam jamu yang
akan dibuat. Peracikan bahan baku sambiloto dilakukan sesuai dengan formula jamu yang akan
dibuat. Proses peramuan / pencampuran ini dilakukan secara manual, yaitu dengan cara bahan -
bahan yang diperlukan dituang ke suatu wadah, kemudian semua bahan dicampur tangan sampai
rata. Komposisi bahan sambiloto sebanyak 80 % dari bahan lain yaitu pegagan dan kelor.
Tepung sambiloto memakai media serbuk sambiloto untuk proses penepungannya. Komposisi
bahannya yaitu 2 kilogram ekstrak sambiloto dicampur dengan 1 kilogram bahan pegagan dan 1
kilogram bahan kelor.
3.3.6. Pengayakan
Setelah menjadi tepung sambiloto ini harus dilakukan pengayakan kembali. Proses
pengayakan ini selanjutnya bertujuan untuk menyeragamkan derajat kehalusan yang memenuhi
syarat, juga digunakan untuk memisahkan bahan sambiloto dengan kotoran yang mungkin ikut
tercampur.

3.3.6. Pengeringan dan Pengovenan


Pengeringan tepung sambiloto dilakukan dibawah sinar matahari. Tujuan penjemuran ini
untuk membunuh mikroorganisme yang masih tertinggal di dalamnya. Jika belum kering dengan
optimal, dilakukan pengovenan untuk memperoleh kering yang optimum. Pengovenan dilakukan
selama 10 menit dengan suhu 500C.

3.3.7. Pengeringan dan Pengovenan


Tahap terakhir dalam pembuatan sediaan jamu klapsul sambiloto adalah proses
pengkapsulan. Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam, cangkang keras atau
lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin bisa juga dari pati atau bahan
lain yang sesuai. Kapsul yang digunakan dalam produksi jamu kapsul sambiloto adalah kapsul
transparan berbahan dasar gelatin.

Gambar 2. Proses Pengkapsulan Sambiloto & Hasil sediaan kapsul Sambiloto

3.3.7. Pengemasan
Tahap terakhir dalam pembuatan sediaan jamu klapsul sambiloto adalah proses
pengkapsulan. Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam, cangkang keras atau
lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin bisa juga dari pati atau bahan
lain yang sesuai. Kapsul yang digunakan dalam produksi jamu kapsul sambiloto adalah kapsul
transparan berbahan dasar gelatin. Proses pengemasan produk CV. Herba Nirmala dilakukan
dengan manual tenaga kerja manusia. Kapsul sambiloto dikemas dalam sebuah botol plastik
dengan tutup flip flop. Satu botol berisi 63 kapsul. Setiap botol diberikan silica gel yang
fungsinya untuk menyerap uap air yang masuk ke dalam botol sehingga keadaan botol tetap
kering dan kapsul tidak cepat rusak. Di dalam botol plastic tersebut juga dimasukkan label
dalam. Label dalam ini bertujuan untuk memberikan identitas pada produk jamu sediaan kapsul
Sambiloto tersebut. Label dalam hal ini terdiri dari nama dagang, khasiat, komposisi, indikasi,
aturan pakai, tempat produksi dan tanggal kadaluwarsa. Pengemasan dilakukan dengan tenaga
manusia yaitu dengan memasukkan kapsul satu persatu ke dalam botol.

https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3647860/sambiloto-herbal-pahit-untuk-
antivirus-covid-19

https://kesehatan.kontan.co.id/news/hadapi-covid-19-obat-herbal-penting-untuk-perkuat-
imun

https://www.kompas.com/sains/read/2021/10/15/184600523/khasiat-sambiloto-daun-
pahit-yang-bisa-meningkatkan-imun-tubuh

Anda mungkin juga menyukai