Halaman
Halaman Judul...............................................................................................................i
Halaman Pengesahan....................................................................................................ii
Kata Pengantar.............................................................................................................vi
Daftar Isi....................................................................................................................viii
Daftar Tabel..................................................................................................................x
Daftar Gambar.............................................................................................................xi
Daftar Lampiran..........................................................................................................xii
BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................4
DAFTAR KEPUSTAKAAN...................................................................................73
LAMPIRAN………………………………………………………………………..59
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1. Apotek
2.1.1 Definisi Apotek
Apotek menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian, yang dimaksud dengan apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh apoteker (Menkes, 2009). Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia yang terbaru
Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Apotek juga menyebutkan bahwa apotek merupakan sarana pelayanan
kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker dan tenaga kefarmasian lainnya (Menkes,
2017). Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang
berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien (Menkes, 2016).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 Tahun 2017 tentang tujuan didirikannya
apotek adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di apotek
2. Memberikan perlindungan pasien dan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kefarmasian di
apotek
3. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian dalam memberikan pelayanan kefarmasian di
apotek (Menkes, 2017).
2.1.2 Tugas pokok dan Fungsi Apotek
Tugas dan fungsi Apotek Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009, tugas dan fungsi apotek
adalah :
a. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker
b. Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian
c. Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan mendistribusikan sediaan farmasi, antara lain obat,
bahan baku obat, obat tradisional, dan kosmetik.
d. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan
dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,
pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional (Bogadenta A,
2013).
Argatroban -
C. Direct Thrombin Bivalirudin -
Inhibitors Dabigatran etexilate -
Lepirudin -
Alteplase -
D. Trombolitik Reteplase -
Tenecteplase -
Eptifibatide -
E. Inhibitor Abciximab -
Glikoprotein IIB/IIIA Tirofiban -
LARUTAN
KARDIOPLEG
AGEN
KEMOTERAPI
(PARENTERAL
DEKSTROSA Dextrose 40% Otsu D40%® 25 mL
HIPERTONIK ( ≥
20%)
LARUTAN -
DIALYSIS
(PERITONEAL
DAN
OBAT-OBATAN Bupivacain Inj Bunascan®
EPIDURAL ATAU Spinal Inj
INTRATEKAL Buvanest® spinal
Inj
Acarbose Eclid®, Acrios®
Glimepirid Metrix®
Gliquidon Glidiab®,
Gliclazid Glurenorm®
Glidabet®
OBAT Metformin Gludepatic®,
HIPOGLIKEMIK
Gliformin®,
(ORAL)
Pioglitazon Nevox®,
Pionix®
Glibenclamid Glibenclamid Tab
Digoksin Fargoxin® Inj
OBAT
Milrinone -
INOTROPIK
IV Short acting insulin Novorapid flexpen®
Apidra®
Humulin R® catridge
INSULIN (SC Intermediate acting insulin Novomix flexpen®
DAN IV) Humalog mix®
catridge
Long acting insulin Levemir
flexpen®
Lantus®
Humulin N® catridge
OBAT-OBATAN
DENGAN BENTUK Amfoterisin B liposomal
LIPOSOMAL
Dexmedetomidine -
AGEN SEDASI Midazolam Fortanest®,
MODERAT / SEDANG Sedacum®,
IV
Hipnoz®
AGEN SEDASI
MODERAT / SEDANG Chloralhydrate
ORAL, UNTUK ANAK
OPIOID / NARKOSE:
Morphin Morphin Inj
A. Intravena Pethidin Pethidin Inj
Fentanyl Fentanyl Inj
B. Transdermal Fentanyl Durogesic
patch® 12 mcg
Durogesic
patch® 25 mcg
*Institute for Safe Medication Practices (ISMP). ISMP’s list of high-alert medications. ISMP; 2012
2.4. Penyimpanan Obat
2.4.1 Definisi Penyimpanan Obat
Penyimpanan obat adalah suatu kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut
persyaratan yang telah ditetapkan dan disertai dengan sistem informasi yang selalu menjamin
ketersediaan perbekalan farmasi sesuai dengan kebutuhan. Barang yang sudah ada di dalam
persediaan juga harus dijaga agar tetap baik mutunya maupun kecukupan jumlahnya serta
keamanan penyimpanannya. Untuk itu diperlukan suatu perencanaan dan pengaturan yang
baik untuk memberikan tempat yang sesuai bagi setiap barang atau bahan yang disimpan,
baik dari segi penyimpanan pengamanan maupun dari segi pemeliharaannya ( Aditama,
2015 ). Sebelum didistribusikan perlu dilakukan penyimpanan yang dapat memastikan
kualitas dan keamaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai agar
sesuai dengan persyaratan kefarmasian seperti stabilitas dan keamanan, kelembaban, sanitasi,
ventilasi, cahaya, dan penggolongan jenis pada sediaan farmasi, alat kesehatan ataupun bahan
medis habis pakai (Rusly, 2016).
Pemberian label khusus obat yang sering menyebabkan terjadinya kesalahan, obat
beresiko tinggi yang dapat menyebabkan dampak yang tidak diinginkan. Pelabelan obat high
alert dilakukan digudang farmasi dengan cara sebagai berikut (SK.Direktur,2018) :
1. Obat high alert diberi tanda/ label selotip merah pada keliling penyimpanan obat
high alert
2. Penyimpanan obat high alert, injeksi konsentrat pekat dilakukan penandaan/
diberikan label obat high alert
Untuk obat – obat yang termasuk kelompok LASA / NORUM. Obat kategori Look
Alike Sound Alike (LASA) diberikan penanda dengan stiker berwarna kuning dengan tulisan
LASA berwarna merah pada tempat penyimpanan. Adapun Standar Operasional
Penyimpanan obat kategori LASA yaitu :
a. LASA (Look A Like Sound A Like) merupakan sebuah peringatan (warning)
untuk keselamatan pasien (patien safety) : obat-obatan yang bentuk / rupanya
mirip dan pengucapannya / namanya mirip “TIDAK BOLEH” diletakkan
berdekatan.
b. Walaupun terletak pada kelompok abjad yang sama harus diselingi dengan
minimal 1-2 obat dengan kategori LASA diantara atau ditengahnya.
c. Untuk sediaan injeksi , tempelkan label LASA hingga kemasan primer /
terkecil.
d. Penamaan kotak obat kategori Sound A Like, dengan penulisan menggunakan
“Tallman Lettering” yaitu huruf capital pada bagian ucapan yang berbeda.
Contoh : osteoCAL dan osteoCARE.
2. Mengingatkan merek dan nama obat generik yang biasa terlihat mirip tetapi
berbeda baik dalam pengucapannya.
4. Mengingatkan menempatkan dalam sistem komputer dan di atas label pada tempat
pengobatan untuk tanda dokter, perawat, dan farmasi pada masalah yang potensial.
5. Melakukan check tempat, label pengobatan serta label pasien sebelum memberikan
dosis obat kepada pasien.