Ds/BB 40 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 0,1 0,2 0,3 0,4
45
50 0.4 0.8 1.1 1.5 1.9 2.3 2.6 3 3.4 3.8 7,5
55 0,4 0.8 1.2 1.6 2.1 2.5 2.9 3.3 3.7 4.1 8,3
60 0.5 0.9 1.4 1.8 2.2 2.7 3.2 3.6 4.1 4.9 9
70 0.5 1.1 1.6 2.1 2.6 3.2 3.7 4.2 4.7 5.3
75 0.6 1.1 1.7 2.2 2.8 3.4 3.9 4.5 6.1 5.6
0.3 0.3 0.6 0.7 0.9 1.0 1.2 1.3 1.5 1.7 1.8 2.0 2.1 2.4 2.4 2.7 2.7 3.0 3 6 9 12 3.4 6,8
10,5 11,3 12
10,1 11,3 12,4 13,5 14,6 15,8 16,9 18 13,5 15 16,5 18 19,5 21 22,5 24
0,5 0,6 ..
15 18
16,9 18,6 20,6 22,5 24,4 26,3 28,1 30 20,3 22,5 24,7 27 29,3 31,5 33,8 36
7 8 9 .
5.3 6 6.8
7.9 9 10.2
UNIT CATH LAB SHKJ DOBUTAMIN/ DOBUJECT 250/50 CC NAMA TGL/ JAM : :
Ds/BB 40 1 mcg 2 3 4 5 6 7 8 0,48 0.96 1.4 1.9 2.4 2.9 3.4 3.8
9 .
4.3
4.8
5.5
5.9
6.5
7.0
7.6
8.1
8.6
1. DOPAMIN Misalnya : Doperba dan Dopamain Guilini Sediaan 1 Ampul = 5 atau 10 cc = 200 mg INDIKASI Shock yang berhubungan dengan CRF, INFARK MIOCARD, RENAL FAILURE DOSIS I. RINGAN : 3-5 g/kgBB/menit
Fungsinya : Mengsktifksn reseptor dopamine dan vasodilator ginjal. II. SEDANG : 5-10 g/kgBB/menit
Fungsinya : Meningkatkan Blood Presure, mengaktifkan reseptor, meningkatkan kontraktilitas dan meningkatkan Cardiac Output. III. BERAT : 10-20 g/kgBB/menit Fungsinya : Vasokonstriksi vena dan arteri dan mengaktifkan reseptor EFEK SAMPING Mual, muntah, Aritmia dan Diare Observasi vital sign dan intake output RUMUS PEMBERIAN
CONTOH : Berikan 1 g/kgBB/menit dengan BB : 50 kg dan dosis sediaan Dopamin 200 mg dalam 50cc Nacl ? 1 mg = 1000 g Cara : Jumlah Pengenceran = 200 mg = 4 mg/cc 50 cc Nacl = 4000 g/cc Jadi : 1 g x 50 kg x 60 = 0,75 cc/jam 4000 g/cc
2. DOBUTAMIN Misalnya : Dobutrec, Dobujeck dan Dobutel INDIKASI CHF DAN SHOCK FUNGSI Bekerja pada 1 dan meningkatkan kontraktilitas DOSIS 2-20 G/kgBB/menit
RUMUS PEMBERIAN
CONTOH : Berikan 1 g/kgBB/menit dengan BB : 50 kg dengan dosis sediaan 250 mg dalam 50 cc Nacl ? 1 mg = 1000 g Cara : Jumlah Pengenceran = 250 mg = 5 mg/cc 50 cc Nacl = 5000 g/cc Jadi : 1 g x 50 kg x 60 = 0,6 cc 5000 g/cc
CONTOH : Berikan 5 g/menit dengan sediaan NTG 10 mg dalam 50 cc Nacl ? 1 mg = 1000 g Cara : Jumlah Pengenceran = 10 mg = 0,2 mg/cc 50 cc = 200 g/cc Jadi : 5 g x 60 = 1,5 cc/ jam 200 g/cc
4. HEPARIN
CONTOH : Berikan 500 unit/jam heparin dengan sediaan heparin 20000 unit dalam 50 cc Nacl ? Cara : Jumlah Pengenceran = 20000 unit = 400 ui/cc 50 cc Jadi : 500 unit/jam = 1,25 cc/jam 400 unit/cc
5. ADRENALIN Misalnya : Epineprin SEDIAAN : 1 Ampul = 1 mg INDIKASI CARDIAC ARREST, VF halus dan VT tanpa nadi. FUNGSI Sebagai Stimulus Reseptor Adrenergic. DOSIS 0,05 g/kgBB/menit (4-8 Ampul dalam 50 cc Nacl) RUMUS PEMBERIAN
JUMLAH PENGENCERAN
CONTOH : Berikan 0,1 g/kgBB/menit dengan BB 50 kg dan sediaan Adrenalin 1 mg dalam 50 cc Nacl ? Cara : Jumlah pengenceran = 1 mg = 0,02 mg/cc 50 cc = 20 g/cc Jadi : 0,1 g x 50 kgx 60 = 15 cc/jam 20 g/cc
6. NORADRENALIN Misalnya : Levoped, Levosol dan Vascon SEDIAAN 1 cc = 1 mg INDIKASI Hipotensi berat dengan tahanan perifer total yang menurunkan dosis. FUNGSI Vasokonstriktor yang meningkatkan BP dan Inotropik yang kuat (Stimulator reseptor ) DOSIS 0,05 g/kgBB/menit RUMUS PEMBERIAN
CONTOH : Berikan 0,01 g/kgBB/menit dengan sediaan vascon 4 ml (4 mg) dalam 50 cc Nacl dengan BB 40 kg ? Cara : Jumlah Pengenceran = 4 mg = 0,08 mg 50 cc = 80 g/cc Jadi : 0,01 g x 40 kg x60 = 0,3 cc/jam 80 g/cc
7. CORDARONE Misalnya : Amiodarone INDIKASI Antiaritmia SEDIAAN 1 Ampul = 3 cc = 150 mg RUMUS PEMBERIAN
CONTOH : 1. Jika dosis sediaan Cordarone 600 mg dalam 50 cc Nacl dan dosis permintaan 300 mg/20 jam ? Cara : Jumlah Pengenceran = 600 mg = 12 mg/cc 50 cc
Jadi :
300 mg
= 1,25 cc/jam
12 mg/cc x 20 jam 2. Jika sediaan Cordarone 300 mg dalam 50 cc Nacl dan dosis permintaan 300 mg/20 jam ? Cara : Jumlah Pengenceran = 300 mg = 6 mg/cc 50 cc Jadi : 300 mg = 2,5 cc/jam 12 mg/cc x 20 jam
8. LASIK Misalnya : Furosemide dan Farsix SEDIAAN 1 Ampul Lasix =20 mg = 2 cc 1 cc = 10 mg 12 Ampul = 240 mg dioplos dengan 50 cc Nacl RUMUS PEMBERIAN
CONTOH : Berapa jumlah dosis Lasix 30 mg/jam jika sediaan lasix 12 Ampul (240 mg) dalam 50 cc Nacl ? Cara : Jumlah Pengenceran : 240 mg = 4,8/cc atau 5 mg/cc Jadi : 30 mg = 6cc/jam 5 mg/cc 50cc
A.
KOREKSI ALBUMIN
Albumin yang normal dalam tubuh 3,2-4,5 dalam 100 cc darah, ambil rata-rata 3,2
Contoh : Albumin pasien 2,5 gr dengan BB 50 kg Jawab: 3,2 2,5 x ( 50 x 75 ) = 26 gr 100 Fungsinya : untuk menarik cairan yang ada di extravascular ke intravascular Komposisi : Dalam 100 cc albumin 25 % mengandung 25 gr albumin Dalam 100 cc albumin 20 % mengandung 26,5 gr albumin
B.
KOREKSI HEMAGLOBIN
Contoh : Hb yang diinginkan 10 dan Hb hasil lab 7 jadi Hb = 10 7 = 3 dan BB 60 kg. Untuk WB Untuk PRC : 3 x 60 x 6 = 1040 cc : 3 x 60 x 3 = 540 cc
C. INDIKASI
KOREKSI BICNAT/MEYLON
Asidosis Metabolic Acid Intoksikasi Mostion Sickness Vomiting Inpregnancy DOSIS 1. Secara Blind tanpa ada hasil ASTRUP/AGD 1 Meq/kgBB, dimulai 50 Meg lalu 25 Meq tiap 10 menit. 2. Ditentukan dengan hasil BE pada hasil lab Analisa Gas Darah
RUMUS A) BE X kgBB
D.
( Sesuai hasil gula darah ) RUMUS 3-2-1 NILAI GDS MAX 126 mg/dl I VIAL DEX 40% SETELAH - 1 JAM PERIKSA GDS ULANG II VIAL DEX 40 %
E.
KOREKSI HIPOKALEMI
RUMUS : NILAI KALIUM NORMAL NILAI KALIUM PASIEN X kgBB 3 CONTOH : Nilai Kalium pasien = 2,5 Meq/dl bb pasien 50 kg
Jawab : 4,5 2,5 x 50 = 33,3 Meq KCL 3 Artinya : pasien diber Kalium ( Pottasium ) sebanyak 33,3 Meq diberikan dengan drip selama 2-4 jam dalam 100-250 Nacl 0,9 % atau D5%W. periksa ulang Elektrolit setelah 1-2 jam pemberian.
F.
KOREKSI HIPERKALEMIA A. DEX 5 % + ACTRAPID 20 UNIT DIBERIKAN SELAMA 6 JAM PERIKSA ULANG GDS. B. BICNAT 1 Meq/kgBB/JAM C. THERAPI LASIX 1 ATAU 2 AMPUL DAN LIHAT KONDISI PASIEN
G.
KOREKSI HIPONATREMIA
Koreksi dilakukan bila hasil Natrium pasien < 120 Meq/dl Natrium normal : 135 145 ( 140 ) Kenaikan natrium max 12 16 Meq/24 jam KOREKSI DENGAN Nacl 3% pro IVFD diberikan dalam 24 Jam Periksa Elektrolit 24 jam kemudian.
H.
KOREKSI HIPERNATREMIA Cairan yang dibutuhkan tubuh = kgBB x 0,6 = Liter Natrium yang normal x cairan yang dibutuhkan = Liter
Natrium pasien Hasil I Hasil II = .. Liter Diberikan setengahnya habis dalam 10 jam Bisa memakai cairan NS, Dex 5 % atau RL
Bila memakai Dex 5 % cek gula darah tiap 4 jam Elektrolit di cek tiap 4 jam Contoh : BB pasien 60 kg, Natrium 170 Jawab : I. Cairan yang dibutuhkan tubuh = 60 x 0,6 = 36 Liter II. 140 x 36 Liter = 29,6 Liter 170 III. 36 Liter 29,6 Liter = 6,4 Liter Diberikan setengahnya.
I.
SEDASI-RELAXAN 1. Sedasi
Midazolam : Hipnos, Miloz, Dormicum, Anasfar. Golongan Benzodiazepam yang larut dalam air dan mempunyai masa kerja yang pendek yang menjadi senyawa lipolitik didalam darah dan dapat menembus susunan syaraf pusat. Untuk pemakaian jangka pendek. Sediaan : 1 amp = 3cc = 5 mg/cc 1 amp = 5cc = 1 mg/cc Indikasi : Anastesi Fungsi : Melemaskan otot-otot pernafasan Dosis : 1-5 mg/jam Saat pemberian / drip sediaan tidak diencerkan 2. Relaxan Notrixum : Atracurium besylate Sediaan : 1 amp = 5cc = 10 mg/cc
Indikasi : Biasanya diberikan pada pasien yang menggunakan ventilator ( knock down ) diberikan saat fighting Fungsi : Untuk melumpuhkan otot Pernafasan Dosis : Bolus = 25 mg/2,5 cc bila pasien fighting Drip : 10-20 mg/1-2 cc/jam sesuai kebutuhan
J.
HYPERTENSI 1. Catapres
Sediaan : 1 amp = 150 mcg = 1cc Indikasi : Semua bentuk hipertensi kecuali Peokromositomatik Dosis : 1 g/kgBB/jam 2. Nitrogliserin Sediaan : 1 amp = 10 mg = 10 cc Indikasi Dosis : 5-200 g/kgBB/mnt Rumus : DOSIS X 60
PENGENCERAN
3. Lidocain : Lidocain, Xylocard Sediaan : Lidocain : 1 amp = 2cc = 40 mg Xylocard : 1 amp = 5cc = 100 mg 1 amp = 5 cc = 500 mg Indikasi : Dosis : Bolus 1 mg/kg BB Rumus : Maintenance 1 X 60
PENGENCERAN 4. Amiodaron : Cordaron Sediaan : 1 amp = 3 cc = 150 mg Indikasi : Anti aritma Dosis : Rumus : Keb/24 jam
OBAT-OBAT EMERGENSI
Tujuan : Untuk mengembalikan fungsi sirkulasi dan mengatasi keadaan gawat darurat lainnya dengan menggunakan obat-obatan.
Perhatian !
Pemberian obat-obatan adalah orang yang kompeten di bidangnya (dokter atau tenaga terlatih di bidang gawat darurat) Mengingat banyaknya jenis-jenis kegawatdaruratan, maka pemberian obat yang disebutkan di bawah ini untuk mengatasi kegawatdaruratan secara umum sedangkan dalam menghadapi pasien, kita harus melihat kasus per kasus.
Obat
Indikasi
Sediaan
Dosis dan cara pemberian a. Dosis awal : 6,3 mg/kg b. Anak 1-9 tahun 1 mg/kg/jam c. Anak 9-16 tahun dan perokok dewasa 0,8 mg/kg/jam d. Dewasa bukan perokok 0,5 mg/kg/jam e. Lansia dan pasien dengan gangguan paru-paru 0,3 mg/kg/jam f. Pasien gagal jantung kongestif
Perhatian
Aminofil in
Menghilangkan & mencegah gejalagejala asma & bronkhospasme yang bersifat reversibel yang berhubungan dengan bronkhitis kronis & emfisema
Ampul 10 ml = 24mg/m l.
a. Perhatian Pasien dengan penyakit jantung berat, hipoksemia (keadaan kadar oksigen darah yang menurun) parah, gagal jantung kongestif, penyakit hati, usia lanjut, hipertensi, atau hipertiroidisme. b. Interaksi obat Klirens teofilin dikurangi oleh eritromisin dan makrolida lainnya, dan simetidin. c. Efek samping Gangguan saluran pencernaan, takhikardia, berdebar, & gemetar.
0,1-0,2 mg/kg/jam
Amiodar one
a. Henti jantung tak respon (refrakter) terhadap RJP, shock, dan vasopresor b. Aritmia ventrikel berulang mengancam nyawa (VF atau
Ampul 3 ml = 150 mg
a. Henti jantung 300 mg (dalam 20 ml 30 ml D5%) IV/IO bolus, diikuti satu kali 150 mg IV bolus dalam 3 sampai 5 menit b. Aritmia ventrikel 150 mg IV dalam 10
a. Waktu paruh sangat panjang (sampai 40 hari) b. Interaksi obat yang kompleks dan multipel c. Efek CV : hipotensi d. Efek CNS : gaya berjalan yang abnormal/ataksia, kepeningan, kelelahan, pusing, tidak enak badan,
menit (15 mg/menit) c. Maintenance : 1 mg/menit IV dalam 6 jam, kemudian 0,5 mg/menit IV dalam 18 jam Dosis maksimal : 2,2 g/hari
gangguan ingatan, gerakan yang tidak disengaja, insomnia, lemah koordinasi, peripheral neuropathy, gangguan tidur, gemetar e. Efek Dermatologis : fotosensitivitas f. Efek GI N/V : anoreksia, konstipasi
g. Efek hati : LFT tidak normal h. Efek Ophtha : mikrode Atropin a. Bradikardia simtomatis b. Blok av node selagi menunggu pemasangan pacemaker c. Obat pilihan kedua untuk asistol atau PEA (setelah epinefrin/vasopr esor) d. Intoksikasi organofosfat Ampul 1 ml = 0,25 mg a. Asistol/PEA 1 mg IV/IO bolus, diulang tiap 3 5 menit; maksimal 3 kali pemberian (3 mg) b. Bradikardia 0,5 mg IV/IO tiap 3 5 menit; maksimal 3 mg c. Endotrakeal 2 3 mg dilarutkan dalam 10 ml NS d. Dibutuhkan dosis yang sangat besar untuk intoksikasi organofosfat Ampul 10 ml = 1 mg/ml a. Cedocard 5 mg Serangan angia akut: 1 tablet Profilaksis: 3-4 a. Obat ini mengandung Isosorbide Dinitrat yang merupakan vasodilator dan bekerja dengan merelaksasi pembuluh darah ke jantung, a. Memperburuk iskemia miokard b. Menyebabkan bradikardia paradoksal pada dosis < 0,5 mg c. Tidak berguna untuk blok AV node derajat 2 tipe II dan derajat 3 d. Efek CV : arrhythmia, hipotensi, palpitasi, tachycardia e. Efek lainnya : anaphylaxis
Cedocar d
b. Cedocard 5 mg, Cedocard 10 mg, dan Cedocard Retard 20 mg Angina pektoris Profilaksis serangan angina pada penyakit jantung koroner kronis Angina setelah infark miokardium (rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat) Gagal jantung
kali sehari 1-2 tablet. Pencegahan serangan malam: 1-2 tablet sebelum tidur
sehingga suplai darah dan oksigen ke jantung meningkat. b. Obat ini merupakan tablet sublingual (dihisap dibawah lidah). c. Kontraindikasi Anemia Hipotensi Syok kardiogenik Pada penggunaan sildenafil, tadalafil, vardenafil
b. Cedocard 10 mg 1-3 tablet 4 x/hari (dewasa) c. Cedocard Retard 20 mg 1 tablet 2 x/hari d. Cedocard 20 mg Pencegahan serangan angina dimalam hari: 1 tablet Dosis umum: 30160 mg/hari, dikonsumsi 3-4 kali sehari CHF tahap awal: tablet Dosis efektif: 40160 mg sehari, pada kasus yang berat hingga 240 mg sehari.
c. Cedocard 20 mg Pengobatan & pencegahan angina pektoris Angina pectoris yang parah Refractory
CHF (Congenital Heart Failure) d. Cedocard IV infusion Unresponsive CHF, terutama pasca infark miokard mengontrol refractory angina pectoris
Diazepa m
Digunakan untuk mengatasi kejangkejang, eklamsia, gaduh gelisah dan tetanus a. Gagal jantung kongestif b. Takhikardia supraventrikular paroksismal Tablet 0,25 mg
Digoksin
a. Digitalisasi cepat (2436 jam) 4-6 tablet, diberikan satupersatu sampai didapatkan hasil yang diinginkan. b. Digitalisasi lambat (3-5 hari) 2-6 tablet sehari dalam dosis terbagi, pemeliharaan : 1-3 tab sehari. c. Digitalisasi cepat pada anak-anak 25 g/kg berat badan
a. Kontra indikasi Fibrilasi & takhikardia ventrikular Blok atrioventrikular derajat II dan komplit Henti sinus Bradikardi sinus yang berlebihan.
c. Interaksi obat Amfoterisin dan obat-obat yang mengurangi Kalium bisa mempertinggi kemungkinan toksisitas Digoksin. Penyerapan Digoksin bisa dihalangi oleh antasida, Kolestiramin, Kolestipol, Neomisin, Sulfasalazin. Meningkatkan resiko aritmia jantung dengan garam Kalsium dan antiaritmia. Kadar serum bisa ditingkatkan oleh Quinidin.
d. Efek samping Gangguan saluran pencernaan & susunan saraf pusat. Jarang : kekacauan/kebingu
ngan, disorientasi, afasia, gangguan detak, konduksi & irama jantung. Reaksi alergi kulit hebat, ginekosmatia (pembesaran payudara pria).
Antihistamin, antiemetik, anti spasmodik; parkinsonisme, reaksi ekstrapiramidal karena obat; anak dengan gangguan emosi
Ampul 10 ml = 10 mg/ml
Anak-anak 1. Oral, i.m, i.v: a. Reaksi alergi : 5 mg/kg/hari atau 150 mg/m2/hari dalam dosis terbagi tiap 6-8 jam, tidak lebih dari 300 mg/hari b. Alergi rhinitis ringan dan mabuk perjalanan : 2 sampai < 6 tahun
a. Kontra indikasi Serangan asmatis akut. Bayi prematur. b. Perhatian Glaukoma sudut sempit. Kehamilan. Retensi urin, pembesaran prostat. Pasien dengan lesi fokal pada korteks serebri. Hindari mengendarai kendaraan atau mengoperasikan mesin. Sensitifitas silang terhadap obat-obat terkait.
6,25 mg tiap 4-6 jam; maksimal 37,5 mg/hari Usia 6 sampai <12 tahun
c. Interaksi obat Alkohol, depresan susunan saraf pusat, antikolinergik, MAOI (penghambat mono
dimalam hari: Diminum 30 menit sebelum tidur Usia 2 sampai <12 tahun
amin oksidase). d. Efek samping Sedasi. Gangguan saluran pencernaan. Efek antimuskarinik. Hipotensi, lemah otot, telinga berdenging tanpa rangsang dari luar, euforia (keadaan emosi yang gembira berlebihan), sakit kepala. Perangsangan sistem saraf pusat. Reaksi alergi. Kelainan darah.
25 mg tiap 4 jam; maksimal 150 mg/hari 3. Pemberian secara i.m dan i.v Perawatan reaksi dystonic 0,5-1 mg/kg/dosis
jam b. Alergi rhinitis ringan dan mabuk perjalanan : 25-50 mg tiap 4-6 jam; maksimal 300 mg/hari c. Membantu tidur dimalam hari : 50 mg sebelum tidur 2. Pemberian secara i.m dan i.v a. 10-50 mg dosis tunggal tiap 2-4 jam, tidak lebih dari 400 mg/hari b. Reaksi dystonic : 50 mg dosis tunggal, ulang setelah 20-30 menit jika perlu 3. Topical tidak boleh diberikan lebih dari 7 hari Dobuta min HCl Dipertimbangkan untuk kasus pump problems (gagal jantung kongestif, sembab paru/congestive pulmonum) dengan TDS 70 100 mmHg dan tidak ada tandatanda syok Ampul 10 ml = 250 mg a. Laju pemberian yang lazim 2 20 g/kg per menit, titrasi sehingga HR tidak sampai meningkat 10 % dari baseline b. Untuk penggunaan yang optimal, disarankan memonitor hemodinamik c. Respon untuk pasien a. Cegah pemberian pada TDS < 100 mmHg dan ada tanda-tanda syok b. Menyebabkan takiaritmia c. Tidak boleh mencampur dengan natrium bikarbonat d. Kontra indikasi Resisten mekanik
usia tua menurun signifikan d. Rumus dosis dobutamin dalam syringe pump adalah : Sediaan dobutamine 1 ampul = 250 mg. Karena 1 mg = 1.000 mikrogram maka 1 ampul = 250.000 mikrogram. Syringe pump menggunakan spuit 50 cc. Kecepatan pemberian dalam satuan cc/ jam. Maka 1 cc cairan dalam syringe pump :
dari pengisian dan atau pengosongan ventrikular seperti tamponade perikardial, perikarditis konstriktif, penyumbatan kardiomiopati hipertrofik, & stenosis aorta berat. Hipovolemik berstatus parah. Penggunaan bersama dengan obat-obat penghambat mono amin oksidase.
e. Efek samping Meningkatnya detak jantung, tekanan darah. Dapat memicu aritmia ventrikular baru & peningkatan aritmia ventrikuler yang telah ada sebelumnya. Kadang-kadang terjadi kemerahan pada kulit, demam, eosinofilia, bronkhospasme, tidak bisa menahan berkemih.
250.000g 5.000g 50 cc
Atau
Contoh:
f.
Rumus untuk low cardiac output. Dosis kecil : 1 3 g/kg/min (Renal dose)
Menstimulir beta 1
receptor, menyebabkan peningkatankontraktilitas myocard, heart rate dan konduksi. Dosis besar : 10 15 g/kg/ min.
Menstimuliralpha receptors. Alpha 1: vasokonstriksi arteriole dan venulae SVR (systemic BP) meningkat, PVR (pulmonary artery pressure) meningkat. Alpha 2: vasodilatasi arteriole dan venulae sertadepresi sympathic PenurunanSVR, PVR danheart rate. g. Dosis untuk CO BP (SBP < 100 mmHg) SVR Dosis : 2 15 g/kg/min. Dopami n a. Obat pilihan kedua untuk bradikardia simtomatis (setelah atropin) b. Hipotensi (TDS 70 100 mmHg) Ampul 5 ml = 200 mg
a. 5 20 g/kg/menit,
titrasi sampai respon tercapai
Turunkan bertahap (tapering) Jangan mencampur/ melarutkan dengan natrium bikarbonat, lakukan pengenceran dengan D5%, D5 1/2 NS, D10 0,18 NS; RL Diberikan dengan syringe pump atau infusion pump, harus selalu drip, bukan IV bolus
mikrogram. Syringe pump menggunakan spuit 50 cc. Kecepatan pemberian dalam satuan cc/ jam. Maka 1 cc cairan dalam syringe pump :
atau
Contoh: Pasien dengan tekanan darah 80/50 mmHg dan BB 50 kg. Dosis dopamin dimulai dari 5 mikrogram/kgBB/menit.
Hitung tetesan : 250 ml / 200 mg) x (800 mcg/1 menit) x (60 gtt / 1 ml) (250 ml / 200000 mcg) x 800 mcg/menit x 60 gtt/ml (25 / 20) x 8 x 6 gtt/menit 5/4 x 8 x 6 gtt / menit
: Epinefri n/ adrenali n a. Henti jantung : fibrilasi ventrikel (VF), takikardi ventrikel tanpa denyut nadi (pulseless VT), asistol, PEA (Pulseless Electrical Activity) b. Bradikardia simtomatis c. Hipotensi berat d. Anafilaksis, reaksi alergi berat : kombinasi bersama sejumlah besar cairan, kortikosteroid, antihistamin Ampul 1 ml = 1 mg a. IV/IO
60 gtt/menit a. Peningkatan tekanan darah dan frekuensi nadi dapat menyebabkan iskemia miokard, angina, dan peningkatan kebutuhan oksigen miokard b. Dosis besar tidak meningkatkan perbaikan kesudahan (outcome) status neurologis, bahkan bisa menyebabkan disfungsi miokard post-resusitasi
1 mg diberikan/diulang setiap 3 5 menit b. Endotrakeal 2 2,5 mg (2 2,5 kali dosis IV/IO), dilarutkan dalam 10 ml PZ/NS c. Infus kontinyu 1 mg dilarutkan dalam 500 ml NS atau D5%, kecepatan inisial 1 g/menit dititrasi sampai mencapai efek d. Reaksi atau syok anafilaktik 0,3-0,5 mg SC dapat diulang setiap 15-20 menit. e. Bradikardi atau hipotensi Diberikan perinfus dengan dosis 1mg (1 mg = 1 : 1000) dilarutkan dalam 500 cc NaCl 0,9 %, dosis dewasa 1 g/mnt dititrasi sampai menimbulkan reaksi hemodinamik, dosis dapat mencapai 2-10 g/mnt
Furosem ide
a. Terapi ajuvan untuk edema paru akut (ALO : Acute Lung Oedem) pada pasien dengan TDS > 90 mmHg
Ampul 2 ml = 20 mg
0,5 1 mg/kg diberikan 1 2 menit, jika tidak respon : 2 mg/kg diberikan pelan 1 2 menit (pemberian lazim dengan drip/memakai syringe pump)
(tanpa gejala dan tanda syok) b. Hipertensi emergensi c. Peningkatan tekanan intrakranial Diltiaze m HCl Hipertensi esensial ringan sampai sedang, angina pektoris, angina pektoris varian. a. Dosis Intravena = 0,25 mg/kgbb diberikan dalam 2 menit.
a. Kontra indikasi Gagal jantung kongestif berat, blok atrio-ventrikular (AV) derajat kedua atau ketiga atau sick sinus syndrome, kehamilan.
Pertetrasi disesuaikan dengan kebutuhan (5-10 b. Efek samping mcg/kgbb/menit). Bradikardia, pusing, sakit b. Cara pemberian kepala bila terkena cahaya, blok AV, kulit kemerahan, herbesser. perasaan tidak enak badan - 2 ampul herbesser yang tidak jelas, sakit @ 50 mg (= 100 mg kepala, peningkatan SGOT ), diencerkan dan SGPT, ruam, gataldengan PZ 0,9% 50 gatal, gangguan lambungcc. usus. Rumus :
Digunakan untuk perbaikan kontraksi otot jantung, stabilisasi membran sel otot jantung terhadap depolarisasi. Juga digunakan untuk
1 vial = 25 mEq
a. Diberikan secara
pelahan-lahan IV selama 10-20 menit atau dengan menggunakan drip
mencegah transfusi masif atau efek transfusi akibat darah donor yang disimpan lama
e. Faktor pengenceran :
Dosis yang diminta 12,5 mEq
f. Waktu ganti :
Waktu yang diminta Faktor pengenceran
48 cc Waktu ganti
Contoh: Pasien membutuhkan KCl 100 mEq dalam 24 jam. Hitung faktor pengenceran :
48 cc 16 cc/jam 3 jam
Lidokain
a. Alternatif amiodaron pada henti jantung karena VF/VT b. Obat pilihan utama untuk PVC (Paroxismal Ventrikel Contraction) berbahaya/meng ancam nyawa : Multipel Multifokal Bigemini Salvo/run R on T
Ampul 2 ml = 40 mg
a. Henti jantung karena VF/VT dosis inisial 1 1,5 mg/kg IV/IO bolus b. VF refrakter 0,5 0,75 mg/kg IV bolus, diulang tiap 5 10 menit; maksimal 3 kali pemberian (3 mg/kg) c. Endotrakeal 2 4 mg/kgBB
a. Hati-hati pada penderita : syok kardiogenik dekompensasi kordis usia > 70 tahun penyakit liver
b. Stop pemberian jika ada efek samping : somnolen gatal-gatal konvulsi bicara kabur/tak jelas
yang baik Magnesi um sulfat a. Direkomendasika n untuk pengobatan Tors ades de pointes pada ventrikel takikardi, keracunan digitalis. b. Preeklamsia Dosis untuk Torsades de pointes 1-2 gr dilarutkan dengan dektrose 5% diberikan selama 5-60 menit. Drip 0,5-1 gr/jam iv selama 24 jam a. Efek Samping Serum Mg lebih besar dari 1.2 mmol/L (3 mg/dL): Penekanan CNS; Efek GI (diare); penekanan fungsi neuromuskular. Serum Mg lebih besar dari 2.1 mmol/L (5 mg/dL): Efek CNS (somnolence/meng antuk); Efek CV (kulit kemerahmerahan). Serum Mg lebih besar dari 5.1 mmol/L (12.5 mg/dL): Efek CV (complete heart block); Efek berturut-turut (depresi).
b. Instruksi Khusus Awasi BP Awasi tanda-tanda hipermagnesemia untuk menghindari kelebihan dosis. (Awasi diare, arrhythmias, hipotensi, depresi CNS ketika melakukan pemberian obat
dengan cepat dengan bolus IV) Hindari penggunaan pada pasien dengan sumbatan jantung atau gagal ginjal akut dan jangan melakukan pemberian obat dalam waktu 2 jam setelah pemberian pertama. Gunakan dengan hati-hati pada pasien penderita kerusakan ginjal akut dan pasien myasthenia gravis
Morfin
a. Chest pain dengan Acute Coronary Syndrome (ACS) yang tak respon dengan nitrat b. Edema paru akut kardiogenik (bila TD adekuat)
Ampul 1 ml = 10 mg
a. Dosis inisial : 2 4 mg IV dalam 1 5 menit, setiap 5 sampai 30 menit b. Dosis ulangan : 2 8 mg pada interval 5 sampai 15 menit c. Masukkan pelan-pelan dan titrasi sampai tercapai efek
a. Bisa menyebabkan depresi napas b. Menyebabkan hipotensi (pada pasien dengan deplesi volume cairan) c. Gunakan dengan hatihati/perhatian penuh pada kasus infark ventrikel kanan d. Antidotum : nalokson (0,4 2 mg IV)
Ampul 10 ml = 10 mg
a. Hipertensi emergensi 0,5 6 mcg/kgBB/menit (syringe pump/drip infus) b. Hipertensi akut selama
lengkap dengan perdarahan intrakranial Pasien dengan peningkatan tekanan intrakranial saat fase akut stroke serebral Pasien dengan riwayat hipersensitif terhadap produk ini
b. Perhatian Pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal Pasien dengan stenosis aorta
c. Efek samping Ileus paralitik, hipoksemia, edema paru, dyspnea, trombositopenia, gangguan fungsi hati, dan jaundis. Takikardi, hipotensi, peningkatan kreatinin dan BUN, sakit kepala, nausea, muntah, mual dan hipersensitif. Natrium bikarbo nat Diberikan untuk dugaan hiperkalemia (kelas I), setelah sirkulasi spontan yang timbul pada henti jantung lama (kelas II B), asidosis Dosis 1 meq/kg BB bolus dapat diulang dosis setengahnya. Jangan diberikan rutin pada pasien henti jantung.
metabolik karena hipoksia (kelas III) dan overdosis antidepresi trisiklik. Nitroglis e-rin a. Bedah : mengontrol dengan cepat hipertensi selama bedah jantung, menurunkan tekanan darah & menjaga hipotensi yang terkontrol selama prosedur bedah, mengkontrol iskemia miokardial selama dan setelah bedah kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah). b. Angina tak stabil yang kebal terhadap pengobatan dengan -bloker dan Nitrat sublingual (di bawah lidah). c. Gagal jantung kongestif sekunder yang tak responsif terhadap infark Ampul 10 ml = 10 mg a. Pembedahan Dosis awal 25 mcg/menit, bisa ditingkatkan dengan kenaikan 25 mcg/menit pada jarak waktu 5 menit sampai tekanan darah stabil. b. Iskemia miokardial perioperatif Dosis awal 15-20 mcg/menit kenaikan berikutnya 10-15 mcg/menit sampai efek yang dibutuhkan tercapai. a. Kontra indikasi Anemia yang jelas, perdarahan otak berat, hipovolemia tak terkoreksi atau hipotensi berat. Pasien dengan kecenderungan glaukoma sudut tertutup. b. Perhatian Hipotiroidisme, hipotermia, malnutrisi, penyakit ginjal atau hati yang parah. Dibutuhkan pengawasan ketat terhadap denyut nadi dan tekanan darah.
c. Gagal jantung kongestif unresponsif Dosis awal 20-25 mcg/menit, dapat diturunkan menjadi 10 mcg/menit atau ditingkatkan secara bertahap dengan peningkatan sebesar 20-25 mcg/menit tiap 15-30 menit sampai efek yang diinginkan tercapai. d. Angina tak stabil Dosis awal 10 mcg/menit dengan peningkatan
c. Efek samping Sakit kepala, mual, hipotensi, takhikardia, muntah-muntah, pembentukan keringat yang banyak, ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi, keresahan/kegelisa han, otot berkedut/ bergerenyet, rasa
miokardial akut.
sebesar 10 mcg/menit yang dilakukan dengan jarak waktu sekitar 30 menit tergantung pada kebutuhan pasien.
tidak enak di belakang tulang dada, berdebar, pusing, nyeri perut. Bradikardia paradoksikal.
Norepin e-frin
Hipotensi akut, septikemia (keracunan darah oleh bakteri patogenik dan atau zat-zat yang dihasilkan oleh bakteri tersebut).
1 vial = 4 mg
a. Dosis : 0,010,10 g/kg/min. b. Start : 0,05 g/kg/min. c. Dosis pemberian kelipatan 25 d. Rumus dosis dobutamin dalam syringe pump adalah : Sediaan 1 vial = 4 mg. Karena 1 mg = 1.000.000 nanogram maka 1 ampul = 4.000.000 mikrogram. Syringe pump menggunakan spuit 50 cc. Kecepatan pemberian dalam satuan cc/ jam. Maka 1 cc cairan dalam syringe pump :
a. Kontra indikasi Pasien yang hipotensi akibat kehilangan darah kecuali sebagai tindakan darurat sampai terapi volume darah selesai. Anestesi siklopropan dan halotan, trombosis pembuluh darah tepi atau mesenterik.
b. Perhatian Hipertensi, ekstravasasi (keluarnya darah dari pembuluhpembuluh darah di dalam badan). Harus diberikan melalui vena besar.
c. Efek samping
- Adakalanya terjadi 4.000.000g 80.000g bradikardia, 50 cc kecemasan, sakit kepala yang bersifat sementara.
Atau
Noradre na-lin
Syok kardiogenik berat dan secara hemodinamik : hipotensi signifikan (TDS < 70 mmHg) dengan resistensi perifer keseluruhan rendah
Ampul 4 ml = 4 mg
a. Diberikan hanya melalui jalur IV b. Campurkan 4 mg atau 8 mg noradrenalin ke dalam 250 ml D5%, D5NS (bukan NS), jangan memasukan pada jalur yang sama dengan larutan alkalis c. Dibutuhkan dosis yang lebih besar untuk meningkatkan perfusi yang adekuat pada
a. Meningkatkan oxygen demand miocard, TD dan HR b. Bisa menginduksi aritimia. Hati-hati penggunaan pada pasien iskemia akut; monitor cardiac output c. Ekstravasasi obat menimbulkan nekrosis jaringan, jika terjadi : campur phentolamin 5 10 mg ke dalam 10
kasus drug-induced hypotension Pethidin Nyeri sedang sampai berat, sebagai suplemen sedasi sebelum pembedahan, nyeri pada infark miokardium walaupun tidak seefektif morfin sulfat, untuk menghilangkan ansietas pada pasien dgn dispnea karena acute pulmonary edema & acute left ventricular failure Ampul 2 ml = 50 mg a. Dewasa : 50150 mg setiap 3-4 jam Injeksi intravena lambat 1535 mg/jam (IM/SC)
15 ml NS, infiltrasikan ke area ekstravasasi a. Kontraindikasi Pasien yang menggunakan trisiklik antidepresan dan MAOi. 14 hari sebelumnya (menyebabkan koma, depresi pernapasan yg parah, sianosis, hipotensi, hipereksitabilitas, hipertensi, sakit kepala, kejang) Hipersensitivitas Pasien dengan gagal ginjal lanjut
Sebelum pembedahan
b. Efek Samping Depresi pernapasan, Sistem saraf : sakit kepala, gangguan penglihatan, vertigo, depresi, rasa mengantuk, koma, eforia, disforia, lemah, agitasi, ketegangan, kejang, Pencernaan : mual, muntah, konstipasi, Kardiovaskular :
aritmia, hipotensi postural, Reproduksi, ekskresi & endokrin : retensi urin, oliguria. Efek kolinergik : bradikardia, mulut kering, palpitasi, takikardia, tremor otot, pergerakan yg tidak terkoordinasi, delirium atau disorintasi, halusinasi. Lain-lain : berkeringat, muka merah, pruritus, urtikaria, ruam kulit
Propofol
Ampul 5 ml = 20 mg/ml
Efek samping : Nyeri pada tempat penyuntikan Hipotensi Berhentinya pernafasan untuk sementara waktu Gerakan epilepsi, kejang Reaksi distonik Edema paru Sakit kepala
Diawali dengan 40 mg secara bolus intravena lambat dalam jarak waktu 10 detik sampai mulai terjadi reaksi anestesi. Dosis lazim
Mual muntah Henti jantung Urin berwarna hijau atau merah kecoklatan Perubahan prilaku seksual.
4-12 mg/kg berat badan/jam secara infus yang terus-menerus (drip infusion). Penyuntikan ulang secara bolus sebesar 25-50 mg tergantung pada respon. Anak > 3 tahun
9-15 mg/kgBB/jam. c. Sedasi selama perawatan intensif 1-2 mg/kg berat badan secara injeksi bolus, dilanjutkan dengan infus yang terus-menerus (drip infusion) yang disesuaikan tergantung pada tingkat kebutuhan sedasi. Sulfas atropin a. Merupakan antikolinergik, bekerja menurunkan tonus vagal dan memperbaiki sistim konduksi AtrioVentrikuler b. Asistole atau PEA lambat (kelas II a. Dosis 1 mg IV bolus dapat diulang dalam 35 menit sampai dosis total 0,03-0,04 mg/kg BB, untuk bradikardi 0,5 mg IV bolus setiap 3-5 menit maksimal 3 mg. b. Dapat diberikan intratrakeal atau Kontra indikasi : Bradikardi dengan irama EKG AV blok derajat II tipe 2 atau derajat III.
B), bradikardi (kelas II A) selain AV blok derajat II tipe 2 atau derajat III (hatihati pemberian atropine pada bradikardi dengan iskemi atau infark miokard), keracunan organopospat (atropinisasi) Tranexa mic acid
transtrakeal dengan dosis 22,5 kali dosis intra vena diencerkan menjadi 10 cc
a. Fibrinolisis pada
menoragia, epistaksis, traumatic hyphaemia, neoplasma tertentu, komplikasi
a. Dosis oral : 1-1,5 gram (atau 15-25 mg/kg) 2 - 4 x/hari. b. Dosis injeksi IV perlahan : 0,5 -1 g (atau 10 mg/kg) 3 x/hari c. Dosis infus kontinyu : 25-50 mg/kg setiap hari. d. Dosis anak :
a. Kontraindikasi :
-
Penderita yang hipersensitif terhadap asam traneksamat. Penderita perdarahan subarakhnoid. Penderita dengan riwayat tromboembolik. Tidak diberikan pada pasien dengan pembekuan intravaskular aktif. Penderita buta warna.
b. pada persalinan
(obstetric complications) dan berbagai prosedur operasi termasuk operasi kandung kemih, prostatektomi atau konisasi serviks.
-
25 kg/mg melalui oral atau 10 mg/kg melalui intra vena setiap 2-3 x/hari e. Perdarahan setelah operasi gigi pada penderita hemofilia Sebelum operasi
c. Hemofilia pada
pencabutan gigi dan profilaksis pada angioedema herediter.
b. Efek samping :
-
Xylomid on
DOSIS PADA ANAK-ANAK Obat Epinephrin Dosis 0,01/Kg BB dapat diulang 3-5 menit dengan dosis 0,01 mg/KgBB iv (1:1000) 0,02 mg/KgBB iv (minimal 0,1 mg) dapat diulangi dengan dosis 2 kali maksimal 1mg 1 mg/KgBB iv 1 meq/KgBB iv 20-25 mg/KgBB iv pelan-pelan 60100 mg/KgBB iv pelan-pelan 0,3-0,5 mg/Kg BB iv bolus 0,5-1 mg/KgBB iv bolus
Atropin