A. Latar Belakang
Jenjang karir merupakan suatu sistem untuk meningkatkan kinerja dan profesionalisme perawat sesuai
bidang pekerjaannya melalui peningkatan kompetensi. Perawat profesional yang saat ini diakui di
Indonesia dimulaui dari lulusan D-3 Keperawatan dan akan terus meningkat. Sehingga pada tahun 2010
diharapkan yang dikategorikan sebagai perawat profesional adalah lulusan S-1 keperawatan dan jenjang
lebih tinggi.
Dasar pemikiran penyusunan jenjang karir profesi keperawatan RS beranjak dari kepentingan profesi
untuk bertanggung jawab dan bertanggung gugat dalam memberikan asuhan keperawatan. Pada tiap
jenjang karir, perawat mempunyai kompetensi tertentu dalam memberikan asuhan keperawatan
sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
Jenjang karir diperlukan untuk terwujudnya asuhan keperawatan yang bemutu mengingat perawat
mempunyai tenaga terbanyak dan terlama mendampingi pasien. Dengan dijaminnya kualitas asuhan
keperawatan yang diberikan oleh perawat sesuai dengan kompetensi yang dimiliki, maka akan
berkontribusi terhadap kualitas pelayanan rumah sakit. Dengan ditetapkannya kompetensi perawat pada
tiap jenjang, akan memudahkan dalam rekruitmen, seleksi, orientasi, pembinaan dan pengembangan
SDM keperawatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
b. Menumbuh kembangkan motivasi para profesional keperawatan untuk selalu menempuh dan
menambah pengetahuan serta kompetensi dengan laju pertumbuhan IPTEK;
c. Sebagai alat pembinaan dan pengembangan jangka panjang bagi para profesional keperawatan, guna
memanfaatkan kompetensi penyelenggaraan asuhan keperawatan;
2. Tujuan Khusus
C. Sasaran
Seluruh praktisi keperawatan meliputi; perawat klinik, perawat manajer, perawat pendidik dan perawat
peneliti
D. Dasar Hukum
Dasar hukum yang mendasari penyusunan jenjang karir profesi keperawatan di RS adalah :
1. UU No. 8b Tahun 1974, tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, sebagaimana dirubah dengan UU No. 49
tahun 1999;
4. Kep. Men. Kes. No 1239 tahun 2001, tentang Registrasi dan Praktik Perawat
6. Kep. Men. PAN No 94 tahun 2001, tentang Jabatan Fungsional Perawat Dan Angka Kreditnya
Dengan ditetapkannya dan dilaksanakannya jenjang karir perawat, maka tiap perawat dapat fokus
memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan kompetensinya, hubungan kerja disesuaikan dengan
jenjang karirnya, pengembangan dan peningkatan karir serta sistem penghargaan sesuai kinerja
berdasakan jenjang karir.
Ketentuan jenjang karir Profesional keperawatan yang diajukan ke RS mengacu pada ketentuan
Direktorat Keperawatan Depkes RI dan Program Pengembangan Profesi oleh Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (PPNI). RS selaku RS yang digunakan sebagai tempat pendidikan perawat dipandang perlu
memiliki keterkaitan kompetensi praktisi perawat dalam lingkup manajerial, pendidikan dan penelitian.
Bagan I.
L. V
PK. V
PM. IV
PP. III
PR. II
L. IV
PK. IV
PM. III
PP. II
PR. I
L. III
PK. III
PM. II
PP. I
L. II
PK. II
PM. I
L. I
PK I
Keterangan ;
PM = Perawat Manajerial
Untuk Level I masih termasuk perawat generalis dengan kompetensi perawatan dasar. Sedangkan Level II
termasuk perawatan dasar dengan kompetensi lanjutan yang merupakan dasar spesialistik sesuai lingkup
area. Mulai Level III termasuk perawat spesialistik dengan kompetensi meliputi :
1. Perawat Medikal
2. Perawat Bedah
3. Perawat Anak
4. Perawat Maternitas
5. Perawat ICU/CCU
7. Perawat Gerontik
8. Perawat Kesehatan
1. Saat ini kualifikasi tenaga keperawatan dimulai dari D.III Keperawatan sampai dengan tahun 2010.
Tahun 2010 kualifikasi tenaga perawat profesional dimulai dari S 1 Keperawatan;
2. Jenjang mempunyai makna kompetensi untuk melakukan asuhan keperawatan sesuai lingkup dan
bertingkat sesuai dengan kompleksitas masalah klien dalam uapaya pemenuhan kebutuhan dasar;
3. Fungsi utama yang menjadi pegangan adalah fungsi pemberian asuhan keperawatan
4. Setiap perawat pelaksana mempunyai kesempatan yang sama untuk meningkatkan karirnya sampai
jenjang yang paling atas;
5. Jenjang karir mempunyai dampak terhadap tanggung jawab dan akontabel terhadap tugas serta
terkait dengan sistem penghargaan;
6. Pimpinan tertinggi RS Bhakti Yudha harus mempunyai komitmen yang tinggi terhadap sistem
pengembangan karir tenaga perawat pelaksana sehingga dapat dijamin kepuasan klien terhadap
pelayanan keperawatan;
7. Bidang pengembangan karir mencakup spesialisasi : Keperawatan Medikal, Bedah, Maternitas, Anak,
ICU/CCU, Gawat Darurat, Gerontik dan Jiwa.
Penetapan kompetensi perawat Indonesia mengacu pada ketentuan Standar Kompetensi Perawat
Indonesia dari PPNI dan Direktorat Keperawatan dan Keteknisan Medis.
a. Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien tanpa risiko (Klien minimal/partial care)
f. Mampu memberikan keperawatan dasar untuk memenuhi kebutuhan personal hygiene pada klien
tanpa risiko, meliputi :
1) Memandikan
2) Kebersihan mulut
3) Perawatan kuku
5) Membantu eliminasi
a. Kompetensi Keperawatan Lanjutan Umum adalah kompetensi yang harus dimulai oleh semua Perawat
Klinik II disemua area ;
17) Terampil identifikasi tanda-tanda syok hypovolemik, cardiogenik, hemoragik dan neurologik
19) Mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan teknik isolasi
b. Keperawatan Lanjutan Khusus adalah keperawatan lanjutan sesuai area atau disebut juga
Keperawatan Dasar Spesialistik ;
a. Asuhan keperawatan bayi segera setelah lahir pada persalinan normal dan aterm
b. Perawatan tali pusat
c. Perawatan mata
d. Perawatan telinga
e. Memandikan bayi
c. Mampu memberikan asuhan keperawatan masa nifas pada klien tanpa risiko, meliputi ;
1. Vulva hygiene
2. Perawatan payudara
3. Monitoring pendarahan
g. Kolaborasi dengan cepat dan tepat sesuai hasil identifikasi dan monitoring
3. Kompetensi Perawat Klinik III
4) Mahir perawatan bayi dan anak dengan combustio grade 30% – 50%
5) Mahir melakukan asuhan keperawatan pada bayi dan anak dengan kegawatdaruratan
7) Mampu memberikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga dengan total care
5) Mahir melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan total care (perawatan PEB, eklamsi)
6) Mampu ACLS
1. Tahap 1 : Pendaftaran
Setiap perawat yang mengikuti proses jenjang karir harus mendaftar pada pusat pengembangan SDM
Keperawatan RS .
Persyaratan pendaftaran :
Setelah mendaftar akan menerima kartu pengenal peserta jenjang karir dan penetapan pembimbing
klinik. Kemudian pembimbing klinik akan memberikan berkas yang berisi kegiatan yang harus diikuti dan
penilaian-penilaian yang harus dicapai
Perawat lulusan D III Keperawatan dapat ditetapkan sebagai PK I setelah lulus masa orientasi 1 tahun.
Setelah 4 tahun sebagai PK I dapat mengikuti uji kenaikan jenjang ke PK II, jika memenuhi persyaratan
lain yang ditetapkan. Setelah 4 tahun sebagai PK II, jika memenuhi persyaratan lain yang ditetapkan
dapat naik menjadi PK III. Selanjutnya untuk naik ke PK IV tidak cukup hanya memenuhi lama kerja,
tetapi juga harus memenuhi pendidikan formal Ners-Sarjana Keperawatan (Ns Skep)
Perawat lulusan Ners Sarjana Keperawatan dan Sarjana Keperawatan dapat ditetapkan sebagai PK I
setelah lulus masa orientasi selama 6 bulan. Setelah 2 tahun sebagai PK I dapat mengikuti uji kenaikan
jenjang karir ke PK II, jika memenuhi persyaratan lain yang ditetapkan. Setelah 2 tahu sebagai PK II dapat
mengikuti uji kenaikan jenjang karir ke PK III, dan demikian pula ke PK IV, jika memenuhi persyaratan
yang ditetapkan. Selanjutnya untuk naik ke PK V, tidak cukup hanya memenuhi lama kerja, tetapi juga
harus memenuhi pendidikan formal Magister/S2/Sp. Keperawatan.
Perawat lulusan magister/S2/Sp. Keperawatan yang belum memiliki pengalaman klinik maka dapat
menjadi PK I setelah lulus masa orientasi selama 3 bulan. Setelah 1 tahun menjadiPK I dapat mengikuti
uji kenaikan jenjang karir ke PK II dan seterusnya sampai ke PK V, jika memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan.
Perawat lulusan magister/S2/Sp. Keperawatan yang telah memiliki pengalaman klinik, maka pengalaman
klinik dan kemampuan kompetensi yang dimiliki akan diperhitungkan untuk menetapkan jenjang
karirnya.
c. Rekomendasi
Untuk mengikuti uji kenaikan jenjng karir, setiap perawat harus mendapatkan rekomendasi dari :
1) atasan langsung tentang penilaian kinerja. Penilaian kinerja yang memenuhi syarat untuk uji kenaikan
jenjang karir minimal B
2) teman sejawat. Isi rekomendasi adalah hubungan kerja perawat dengan tim kerja dalam
penyelenggaraan asuhan keperawatan (sesuai dengan formulir yang ditetapkan)
3) pembimbing klinik. Pembimbing klinik memberikan rekomendasi tentang aktifitas yang harus dipenuhi
sebagai syarat uji kenaikan jenjang karir
4) klien dan keluarga (Pelanggan Eksternal). Perawat yanga akan diuji kompetensinya diharapakan tidak
ada komplain dari klien atau keluarga.
Untuk dapat mengikuti uji jenjang karir, maka tiap perawat harus memenuhi sejumlah SKP (Satuan Kredit
Partisipan) yang ditetapkan dalam PKB. PKB akan dirancang oleh Bagian Bidang Keperawatan bekerja
sama dengan Diklat RS sesuai dengan pedoman dari PPNI.
3. Tahap 3 :
Uji kompetensi dilakukan terhadap dokumen, ujian tertulis dan ujian praktik.
a. Dokumen
Bidang keperawatan dan Diklat RS menelaah dan menilai keabsahan dan kelegkapan dokumen.
Kemudian menetapkan jenjang karir yang akan diuji
b. Ujian tertulis
ujian tertulis diselenggarakan untuk semua jenjang. Materi yang akan diuji sesuai dengan kompetensi
yang harus dicapai
c. Ujian praktek
Ujian praktik diselenggarakan jika telah terpenuhi kelengkapan dokumen dan lulus ujian tertulis.
Rumah Sakit
Tahap I
Tahap II
Pemenuhan Kompetensi
1. Pendidikan Formal
2. Lama Kerja
3. Rekomendasi
4. Pendidikanberkelanjutan
Tahap IV
· Penerbitan SK
Tahap III
Uji Kompetensi
1. Uji Dokumentasi
2. Uji Tertulis
3. Uji Praktik
RUMAH SAKIT
1. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja profesi perawata RS adalah merupakan salah satu upaya untuk melaksanakan evaluasi
kompetensi klinik pada pemantapan profesionalisme perawat
2. Tujuan
b. Mendorong dan memotivasi SDM Keperawatan tepat mengikuti uji kenaikan jenjang sesuai jadwal
c. Mengidentifikasi kemampuan/kompetensi yang dimiliki oleh setiap perawat pelaksana sebagai dasar
untuk mengembangkan diri secara profesional
d. Memotivasi perawat untuk meningkatkan kompetensi profesional dan dapat berkontribusi maksimal
dalam memberikan pelayanan keperawatan di Rumah Sakit
e. Sebagai pedoman dalam melaksanakan sistem penghargaan dan hukuman/sanksi sesuai dengan
kinerja yang diperlihatkan
f. Meningkatkan kemampuan evaluasi diri dalam proses pencapaian kompetensi profesional dalam
memberikan asuhan keperawatan
3. Membangun budaya kerja kondusif saling mendukung melalui kegiatan coaching, mentoring,
preceptorship dalam memberikan pelayanan keperawatan
4. Mengembangakan potensi SDM perawat pada tingkat optimal sehingga dicapai pelayanan
keperawatan
B. Prinsip-Prinsip Kerja
1. Kinerja Umum
Pemahaman dan sistem penilaian sama yang berlaku bagi semua pegawai RS
2. Kinerja profesi adalah berbagai komponen dan item yang berhubungan langsung dengan kemampuan
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan level klinik. Penilaian kinerja profesi dilakukan secara
periodik tiap semester untuk persiapan uji klinik dan uji kenaikan jenjang
Kemampuan Kolaborasi 10 %
Kemampuan Kepemimpinan 10 %
Kemampuan Manajemen 10 %
Disiplin Profesi 10 %
Pengembangan Diri 20 %
100 %
Penilaian kinerja profesional dikenal dengan performance appraisal kualitatif. Mekanisme penilaian
kinerja profesional tersusun sebagai berikut :
1. Semua SDM keperawatan diwajibkan mengisi kelengkapan status list (terutama yang terkait dengan
dokumentasi asuhan keperawatan). Pada tahap transisi/persiapan pengisian dilakukan manual.
2. Melalui data harian pribadi akan direkapitulasi ke dalam data bulanan dan data semesteran
3. Tiap semester dilakukan penilaian sebagai bahan informasi pembuatan rekomendasi untuk mengikuti
uji klinik dan uji kompetensi